Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Shahram 2002 pembelajaran berdasarkan masalah memiliki ciri sebagai berikut : a. Berpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator atau pembimbing. Pada pembelajaran disajikan situasi bermasalah. Peserta didik dibimbing untuk belajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan menyelesaikan masalah. Peserta didik belajar bersama kelompok nantinya informasi mereka peroleh dapat bermakna bagi dirinya sendiri. b. Belajar melampaui target. Kemampuan memecahkan masalah dalam model ini membantu menganalisis situasi. Masalah yang diberikan merupakan wahana belajar untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.

2.2.3 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah

Tujuan yang ingin dicapai dalam model pembelajaran berbasis masalah adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah. Pembelajaran berbasis masalah melibatkan presentasi situasi-situasi autentik dan bermakna yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi oleh para peserta didik. Dengan adanya fitur yang penting dalam suatu pembelajaran berbasis masalah. Fitur pembelajaran berbasis masalah menurut Arends 2008:42 sebagai berikut : a. Permasalahan autentik. Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan masalah nyata yang penting secara social dan bermakna bagi peserta didik. Peserta didik menghadapi berbagai situasi kehidupan nyata yang tidak dapat diberi jawaban-jawaban sederhana hal ini mendorong mereka untuk berpikir lebih mendalam untuk memecahkan masalah yang dihadapi. b. Fokus interdisipliner. Pemecahan masalah menggunakan pendekatan interdisipliner, hal ini dimaksudkan agar peserta didik belajar berpikir structural dan belajar menggunakan berbagai perspektif keilmuan. c. Investigasi autentik. Peserta didik diharuskan melakukan investigasi autentik yaitu berusaha menemukan solusi riil. Peserta didik diharuskan menganalisis dan menetapkan masalahnya, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksperimen, membuat inferensi, dan menarik kesimpulan. d. Produk. Pembelajaran berbasis masalah menuntut peserta didik mengontruksikan produk sebagai hasil investigasi. Produk bias berupa paper yang dideskripsikan dan didemonstrasikan kepada orang lain. e. Kolaborasi. Kolaborasi peserta didik dalam pembelajaran berbasis masalah mendorong penyelidikan dan dialog bersama untuk mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan sosial.

2.2.4 Manfaat Model Pembelajaran Berbasis Masalah