28
2.3 Akibat Hukum Penolakan Perubahan Hak Guna Bangunan Menjadi Hak Milik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia akibat adalah sesuatu yang menjadi kesudahan atau hasil dari pekerjaan, keputusan; persyaratan
atau keadaan yang mendahuluinya Moeliono 1988: 15. Sedangkan pengertian hukum dalam kamus hukum adalah
keseluruhan dari peraturan-peraturan yang mana tiap-tiap orang yang bermasyarakat wajib menaatinya bagi pelanggar terdapat sangsi Puspa
1977: 439. Akibat hukum adalah suatu hubungan hukum yang memberikan
hak dan kewajiban yang telah ditentukan oleh undang-undang, sehingga kalau dilanggar akan berakibat, bahwa orang yang melanggar dapat
dituntut dimuka pengadilan, Dirdjosisworo 2005: 131-132 Menurut Soeroso 2002: 296, akibat hukum dapat berupa :
1. Lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu keadaan hukum. 2. Lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu hubungan hukum, antara
dua atau lebih subjek hukum. 3. Lahirnya sanksi apabila dilakukan tindakan yang melawan hukum.
2.4 Faktor-Faktor yang Mendorong Perubahan Hak Guna Bangunan Menjadi Hak Milik
Faktor-faktor yang menjadi alasan warga untuk mengubah status tanahnya dari Hak Guna Bangunan Menjadi Hak Milik atas tanah adalah
Ginting 2008 : 32-34 :
29
1. Sehubungan dengan sifat dan isi berbagai hak atas tanah menurut ketentuan Undang-Undang Pokok Agraria, untuk memenuhi ketentuan
tertentu atau untuk memenuhi kebutuhan pemegang hak seringkali memerlukan perubahan hak atas tanah yang sudah dipunyai menjadi hak
atas tanah lainnya. Yang dimaksud disini adalah perubahan hak atas tanah dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik, hal tersebut dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan dari pemegang hak, karena Hak Milik merupakan hak terkuat dibandingkan dengan hak atas tanah lainnya.
2. Adanya kecenderungan bahwa Hak Guna Bangunan hanya dapat digunakan untuk peruntukan Hak Guna Bangunan saja, yaitu untuk
membangun dan mendirikan bangunan diatas tanah yang langsung dikuasai oleh negara atau orang lain, sedangkan Hak Milik dapat
digunakan untuk membangun bangunan atau mendirikan suatu usaha dan lainya tanpa menyalahi aturan yang berlaku.
3. Jangka waktu pada Hak Guna Bangunan dibatasi dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh ketentuan Undang-Undang Pokok Agraria yaitu pada
Pasal 35 ayat 1 dan 2 yang menyatakan jangka waktu Hak Guna Bangunan paling lama 30 tahun, dan dapat diperpanjang dengan waktu
paling lama 20 tahun, sedangkan Hak Milik tidak mempunyai jangka waktu yang terbatas.
30
2.5 Syarat-Syarat Perubahan dari Hak Guna Bangunan Menjadi Hak Milik untuk Rumah Tinggal