51
hatinya’’’ ‘‘‘Lo Sirtu apa maumu?’’’ suara-suara teman-teman perempuan
bersahutan di jok belakang.’’’ ‘‘‘Aku yang memegang komandho, Mas Kembali ke Juanda’’’
Sirtu mengambil kesimpulan dengan kepergian Danang dan urusan negosiasi yang ia serahkan kepada Ugrasamsi dianggap sebagai kesempatan oleh
sang wakil direktur untuk mendekati Julaehaque, sementara Julaehaque yang terlanjur lekat dengan sosok laki-laki sebagai penyemangat hidup menerima
dengan terbuka belaian Ugra. Sikap yang diambil oleh Sirtu menegaskan ia tidak ingin berhubungan lagi dengan Ugra, menurutnya sikapnya telah menunjukan
bagaimana kepribadian Ugra yang sebenarnya. Sirtu tidak ingin lagi meneruskan langkahnya karena tidak ingin mengetahui perbuatan nista yang dilakukan oleh
orang yang pernah di cintainya. Rombongan seniwati memutuskan untuk kembali ke bandara.
Relasi yang terbangun antara Sirtu dengan Ugrasamsi digambarkan sebagai relasi yang di bumbui dengan asmara. Kuasa patriarki yang selama ini
tertanam dalam benak perempuan dan laki-laki bahwa laki-laki memunyai hak milik terhadap tubuh perempuan ketika saling mencintai, perempuan bersikap
lebih pasif tanpa harus kembali mempertanyakan posisi mereka karena perempuan diasosiakan dengan sikap pasif dan menerima.
4.1.6 Relasi Sirtu dengan Paradha Nainggolan
Paradha Nainggolan adalah ayah dari Bathara Nainggolan, perkenalan Sirtu dengan Paradha dimulai ketika dirinya berkunjung ke nite club milik
52
keluarga Nainggolan Nainggolan Amusement Club. Dari tempat itu Sirtu yang kala itu diperkenalkan oleh Bathara sebagai calon istri diperlakukan begitu baik
layaknya keluarga sendiri. “Heh, calon mantuku Ya, pantes tenan Bathara pancen milih rupa
Ora nguciwani Malah genah yen ayune murni tenan Ora pulasan Sapa jenengmu? Sirtu, iya ta? Manut lapurane wong-wongk kowe
pancen prawan kang lantip lan prasaja Tampanana restuku Kowe dakrestoni dadi keluwarga Nainggolan Nona Sekretaris:102
‘“Heh, calon mantuku Ya pantas kalau begitu. Bathara kamu pintar memilih Tidak mengecewakan Malah kecantikannya kecantikan yang
alamisiapa namamu nak, menurut Bathara kamu perempuan yang pandai dan apa adanya, terimalah restuku Saya restui kamu jadi bagian dari anggota keluarga
Nainggolan”’
Meskipun gagal membina hubungan dengan Bathara tetapi, Sirtu masih menjaga komunikasi dengan Paradha Nainggolan. Sebagaimana deskripsi dialog
berikut yang menggambarkan Sirtu masih diterima baik di NAC ketika berkunjung kedua kalinya dengan teman seniwatinya.
Paradha ngadeg mapagake Sirtu nganggo ngrangkul lan ngaras pipi kiwa-tengen Eloke Sirtu ora rumangsa ewuh lan nggragap. Malah
supekeet lan rumangsa anget, kaya-kaya Paradha pancen wis dadi bapake Nona Sekretaris:177
“Kula nyuwun dukam sowan dalu menika dipunsarengi kanca kula pun Normasari Piyambakipun ugi sripanggung, ngkang sampun nate main
wonten mriki.”
“iya, iya, iya Aku wis dikabari Bathara. Ayo, lungguha. Kuwi ta, Normasari Iya, aku kelingan Kira-kira telung taun kepungkur, rak iya
ta” Nona Sekretaris:177
‘“Paradha berdiri menjemput kedatangan Sirtu, merangkul dan mencium pipi kiri-kanan Namun Sirtu tidak merasa risih sebab Paradha memang
sudah dianggap bapak kandung oleh Sirtu.”’ ‘“Minta maaf bapak, kedatangan saya kemari disertai teman saya
Normasari seorang bintang panggung yang dahulu pernah pentas disini.”’
53
‘“iya, iya, iya Aku juga sudah mendapat kabar itu dari Bathara. Ayo silakan duduk. Itu kan Normasari Iya aku teringat kira-kira tiga tahun lalu kan”’
Relasi antara Sirtu dan Paradha Nainggolan tetap terjaga dengan baik meskipun gagal membina hubungan dengan Bathara. Sirtu tetap berusaha menjaga
baik hubungan kekeluargaan yang telah tercipta.
4.1.7 Relasi Sirtu dengan Wasistandaya