Rumusan Masalah Manfaat Malaria

Orbital, indeks polarisabilitas, dan luas permukaan molekular yang ditambah dengan parameter koefisien partisi sebagai parameter kelarutan senyawa obat. Penelitian ini menggunakan deskriptor struktur elektronik untuk menghasilkan persamaan HKSA karena interaksi antar molekul sangat dipengaruhi langsung oleh muatan atom-atom pada ujung aktifnya. Penelitian ini diharapkan mendapatkan model persamaan HKSA pada turunan senyawa quinoxalin dari hubungan antara deskriptor dan aktivitas antimalaria sehingga dapat menghasilkan usulan senyawa turunan quinoxalin dengan aktivitas melawan antimalaria yang lebih baik dari senyawa –senyawa yang sudah ada.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka didapatkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hubungan antara deskriptor molekuler dengan aktivitas antimalaria pada senyawa turunan quinoxalin ? 2. Bagaimanakah persamaan HKSA pada senyawa turunan quinoxalin yang dapat dijadikan sebagai model untuk memprediksi aktivitas antimalaria pada senyawa turunan quinoxalin ? 3. Bagaimana nilai akivitas antimalaria untuk senyawa prediksi turunan quinoxalin dengan substitusi gugus-gugus pendonor elektron ? 1.3 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui hubungan antara deskriptor molekuler dengan aktivitas antimalaria pada senyawa turunan quinoxalin 2. Mendapatkan persamaan HKSA yang dapat dijadikan model untuk memprediksi aktivitas antimalaria pada senyawa turunan quinoxalin 3. Mengetahui nilai akivitas antimalaria untuk senyawa prediksi turunan quinoxalin dengan substitusi gugus-gugus pendonor elektron

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Mendapatkan informasi deskriptor yang mempengaruhi aktivitas malaria pada senyawa turunan quinoxalin 2. Mendapatkan informasi model persamaan HKSA yang dapat digunakan untuk meprediksi aktivitas antimalaria pada senyawa turunan quinoxalin 3. Mendapatkan informasi nilai akivitas antimalaria untuk senyawa prediksi turunan quinoxalin dengan substitusi gugus-gugus pendonor elektron 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Malaria

Malaria masih merupakan masalah kesehatan di dunia baik di negara- negara berkembang maupun di negara-negara maju. Berdasarkan laporan WHO penyakit ini menjadi masalah kesehatan dunia dan endemik di 105 negara yang setiap tahunnya dijumpai 600 juta penderita baru malaria di seluruh dunia WHO, 2010. Diperkirakan sebanyak 1,5-2,7 juta orang meninggal akibat malaria setiap tahun, sekitar 70-90 diantaranya adalah anak-anak di bawah usia lima tahun. Malaria merupakan penyakit yang disebabkan karena parasit yang terdapat di daerah tropis Panggabean, 2010. Angka kesakitan dan angka kematian di Indonesia masih tinggi terutama di daerah luar Jawa dan Bali, yang terdapat campuran penduduk dari daerah endemis dan tidak endemis malaria. Kematian karena malaria terutama disebabkan oleh infeksi Plasmodium falciparum dengan berbagai komplikasinya, terutama pada anak- anak, wanita hamil, dan individu non-imun. Malaria sering disalah tafsirkan sebagai penyakit lain sehingga pengobatan yang tepat sering terlambat. Diagnosis dini sangat diperlukan untuk mengurangi angka kesakitan dan angka kematian akibat malaria. Di propinsi Sumatera Barat angka malaria masih cukup tinggi, walaupun sarana kesehatan yang ada sudah meningkat. Angka klinis malaria di Sumatera Barat menunjukkan fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 terdapat 1.357 sediaan positif malaria dari 7.207 malaria klinis yang diambil sediaan darahnya sebanyak 4.067 buah Dwithania et al., 2013 sehingga Indonesia yang merupakan salah satu negara yang memiliki endemisitas tinggi. Penyakit malaria yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan gigitan nyamuk Anopheles sp. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki endemisitas tinggi. Agen penyakit malaria adalah genus plasmodia, famili plasmodiidae, dan ordo Coccidiidae. Ada empat jenis parasit malaria, yaitu Plasmodium falciparum, P. vivax, P. malariaem, P. Ovale. G ejala klasik umum malaria biasanya terdiri atas 3 stadium berurutan yaitu, 1 Stadium dingin cold stage, mulai menggigil, kulit dingin, jering, dan pucat. stadium ini berlangsng selama 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperatur 2 Stadium panas hot stage, muka penderita merah, kulit panas dan kering, nadi cepat, dan panas dapat sampai 40°C atau lebih, terjadinya peningkatan respirasi. nyeri kepala, muntah-muntah dapat juga terjadi syok tekanan darah turun. Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih diikuti dengan berkeringat 3 Stadium berkeringat sewing stage, penderita berkeringat mulai dari temporal diikuti seluruh tubuh sampai basah, temperatur turun, penderita merasa capek dan sering tidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa Suhardiono, 2005. Penularan penyakit malaria sendiri dapat terjadi sebagai berikut : 1 Penularan secara alamiah yaitu melalui gigitan nyamuk anopheles betina 2 Penularan secara tidak alamiah yaitu, a Malaria bawaan congenital, yaitu penularan pada bayi, yang terjadi karena perpindahannya malaria dari ibu ke bayinya malaria melalui peredaran darah plasenta waktu bayi masih dalam kandungan b Penularan secara mekanik,yaitu penularan melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik yang tidak steril Suhardiono, 2005 Penyakit malaria hingga kini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia yang utama. Malaria menyebar di berbagai negara, terutama di kawasan Asia, Afrika,dan Amerika Latin. Di berbagai negara, malaria bukan hanya permasalahan kesehatan semata. Malaria telah menjadi masalah sosial- ekonomi, seperti kerugian ekonomi, kemiskinan dan keterbelakangan. Sehingga penanganan malaria harus diselesaikan secara serius.

2.2 Antimalaria