Analisis Statistik dalam HKSA

polarisabilitas merupakan kemudahan suatu molekul untuk membentuk dipol sesaat yang dipengaruhi oleh Mr bentuk molekul dan banyaknya elektron. Energi HOMO Highest Occupied Molecular Orbital dan energi LUMO Lowest Unoccupied Molecular Orbital merupakan deskriptor yang sangat populer dalam kimia kuantum. Orbital-orbital ini memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan berbagai reaksi kimia dan dalam penentuan celah pita elektronik. Energi HOMO berhubungan langsung dengan potensial ionisasi dan sifat kerentanan molekul dalam penyerangan terhadap elektrofil. Sedangkan energi LUMO berhubungan langsung dengan afinitas elektron dan sifat kerentanan molekul dalam penyerangan terhadap nukleofil. Selisih antara energi HOMO dan LUMO celah HOMO-LUMO penting dalam penentuan ukuran stabilitas molekul. Molekul dengan celah HOMO-LUMO yang besar berarti molekul tersebut memiliki stabilitas yang tinggi, sehingga memiliki reaktivitas yang rendah dalam reaksi-reaksi kimia. Celah ini juga digunakan pada perkiraan energi eksitasi terendah molekul Katritzky et al., 1996.

2.6 Analisis Statistik dalam HKSA

Analisis statistik diperlukan dalam pengolahan data-data untuk menemukan sebuah persamaan HKSA. Salah satu jenis analisis statistika adalah regresi yang bertujuan untuk menguji hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, variabel yang dipengaruhi disebut dengan variabel tergantung atau dependen sedang variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau variabel independen Nugroho, 2005. Pada analisis statistik dalam HKSA pengaruh hubungan antara struktur dan aktivitas biologi suatu zat adalah linier. Linieritas suatu fungsi dapat ditentukan dengan metode regresi linier. Bila dilihat dari jumlah variabel bebas, analisis regresi linier terdiri dari dua macam, yaitu analisis regresi linier tunggal dan analisis regresi multilinier atau Multilinear Regression MLR Fatimah, 2008. Dalam hal ini, analisis korelasi sangat penting untuk mengetahui hubungan antar variabel. Pada analisis regresi linier tunggal, dengan hanya terdapat sebuah variabel bebas X, hubungan fungsional dapat dituliskan pada persamaan 1 Y i = fX i +e i 1 dengan Y i adalah data yang diamati, X i adalah model fitting,dan e i adalah residu, yaitu data-data yang menyebar di atas atau di bawah garis linier. Untuk kasus tertentu dimana terdapat beberapa variabel bebas, digunakan analisis regresi multilinier, dengan asumsi adanya hubungan linier antara variabel-variabel bebas dengan variabel tergantung. Persamaan regresi multilinier dituliskan pada persamaan 2 Y i = β o + β 1 X 1i + β 2 X 2i +e i 2 dengan βo = intersep Y β1 = slope dari Y dengan variabel X 1 variabel X 2 konstan β2 = slope dari Y dengan variabel X 2 variabel X 1 konstan ei = tingkat kesalahan acak pada Y untuk pengamatan i Analisis korelasi antar variabel bebas sangat penting dilakukan sebelum melakukan analisis regresi multilinier. Analisis korelasi dilakukan untuk mengukur hubungan antara satu set variabel. Semakin tinggi nilai korelasi, maka semakin erat hubungan antara dua variabel. Semakin linier hubungan kedua variabel, maka akan semakin baik model persamaan HKSA yang didapat. Parameter statistik yang dapat digunakan sebagai faktor uji adalah berupa nilai R, R 2 , dan SE. Koefisien korelasi, yang dinyatakan dengan R, merupakan ukuran kekuatan hubungan antara variabel tergantung Y dengan variabel bebas X. Nilai R berjarak dari -1 hingga +1. Nilai -1 menandakan bahwa hubungan X dan Y negatif sempurna, sedangkan nilai +1 menyatakan hubungan positif sempurna. Jadi, jika R mendekati ±1, maka hubungan linier antara X dan Y semakin kuat. Jika R = 0, slope akan sama dengan nol, dan X tidak dapat digunakan untuk memprediksi Y. Untuk analisis HKSA, tingkat konfidensi yang biasa digunakan adalah 95 atau 99. Kadang-kadang dalam suatu set data, terdapat beberapa data di sekitar garis linier. Untuk mengukur data yang menyebar tersebut digunakan suatu perkiraan standard error SE Miller et al., 2010. 28 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian