PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KENCUR DALAM PAKAN TERHADAP KONVERSI dan BOBOT AKHIR PADA AYAM BROILER
i
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KENCUR DALAM PAKAN TERHADAP KONVERSI dan BOBOT AKHIR PADA AYAM BROILER
SKRIPSI
Untuk memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi S1 Peternakan Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang
Disusun Oleh:
YULIANA SULISTIAWATI NIM : 09910005
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
(2)
(3)
(4)
(5)
v
KATA PENGANTAR Assalamu’allaikum. Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan rahmatNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian berjudul “Pengaruh Penambahan Tepung Kencur Dalam Pakan Terhadap Konversi dan Bobot Akhir Pada Ayam Broiler.
Dalam proses penyelesaian penelitian ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Drh. Imbang Dwi Rahayu,M.Kes. Selaku Ketua Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Bapak Prof.Dr.Ir Wahyu Widodo Ms. Selaku pembimbing utama. 3. Bapak Ir.Tedjo Budi W,MP Selaku pembimbing pendamping.
4. Rasa hormat dan sayang kepada kedua orang tua, saudara, teman-teman angkatan 2009, dan Saudara- Saudara Sanggar Seni Jalu terima kasih atas semua dukungan dan semangatnya. Salam Jalu C.U.K
5. Buat saudara Hermawan tercinta terima kasih atas bantuan, doa, semangat dan perhatian dengan terselesainya penelitian ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan, penulis menyampaikan permohonan maaf sebesar-sebesarnya. Untuk itu saran dan kritik sangat penulis harapkan guna perbaikan selanjutnya. Atas perhatian disampaikan terima kasih.
Malang, 30 September 2013
(6)
vi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
SURAT PERNYATAAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
RINGKASAN ... x
ABSTRACT ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Ayam Broiler ... 6
2.2 Ransum Broiler ... 7
2.3 Kebutuhan Nutrisi Ayam Pedaging ... 9
2.4 Kencur ... 9
2.5 Konversi Pakan ... 13
2.6 Pertambahan Bobot Badan ... 14
2.7 Hipotesis... 15
BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN ... 16
3.1 Waktu dan Tempat ... 16
3.2 Materi dan Alat ... 16
3.2.1 Materi ... 16
3.2.2 Alat ... 17
3.3 Cara Pembuatan, Batasan Variabel dan Cara Pengamatan ... 17
3.3.1 Cara Pembuatan ... 17
3.3.2 BatasanVariabel ... 18
3.3.3 Cara Pengamatan ... 18
3.4 Metode Penelitian ... 19
3.4.1 Rancangan Percobaan ... 19
3.4.2 Perlakuan dan Ulangan... 20
3.4.3 Denah Percobaan ... 20
3.5 Metode Analisis Data... 21
3.5.1 Uji Beda Nyata... 22
3.6 Pelaksanaan Penelitian ... 22
(7)
vii
3.6.2 Tahap Pelaksanaan ... 23
3.6.3 Tahap Analisis dan Penelitian ... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 25
4.1 Kondisi Lingkungan ... 25
4.2 Pengaruh Perlakuan Terhadap Konversi Pakan ... 25
4.3 Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Akhir ... 28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 31
5.1 Kesimpulan ... 31
5.2 Saran ... 31
(8)
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707 ... 7
Tabel 2.2 Kebutuhan Nutrisi Broiler Umur 0 sampai dengan umur 6 Minggu.. 8
Tabel 3.1 Data Analisis Pakan BR1... 16
Tabel 3.2 Denah Percobaan ... 20
Tabel 3.3 Tabulasi Data ... 21
Tabel 3.4 Analisis Variansi ... 22
Tabel 4.1 Data Rataan Konversi Pengaruh Penambahan Tepung Kencur ... 26
Tabel 4.2 Data Analisis Variansi Konversi Pakan Pengaruh Penambahan Tepung Kencur ... 26
Tabel 4.3 Data Rataan Bobot Akhir Pengaruh Penambahan Tepung Kencur ... 29
Tabel 4.4 Data Analisis Variansi Bobot Akhir Pengaruh penambahan Tepung Kencur ... 29
(9)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Tabel Data Konsumsi Pakan Ayam Broiler (g) ... 36
Lampiran 2 Tabel Data Bobot Badan Ayam Broiler (g) ... 39
Lampiran 3 Tabel Data Bobot Akhir Ayam Broiler (g) ... 43
Lampiran 4 Tabel Data Konversi Ayam Broiler ... 46
(10)
x
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Syahid, 2009. Rancangan AcakLengkap (RAL) dengan ulangan tidak sama di.(http ://abdulsyahid -forum.blogspot. com/2009/11/rancangan-acak-lengkap-ral-dengan.html) (ambil pada tanggal 16 agustus 2013).
Alamsyah, R. 2005. Pengolahan Pakan Ayam dan Ikan Secara Modern.Penebar Swadaya. Jakarta. (http: //eprints.undip.ac.id/2644/1/Akbar_Adiguna.pdf) di akses pada tanggal 13 juni 2013 dalam jurnal akbar adiguna).
Amrullah IK. 2003. Nutrisi Ayam Broiler.Ed ke-1. Bogor: Lembaga Satu Gunung Budi.http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web &cd=4&cad=rja&ved=0ceqqfjad&url=http%3a%2%2f202.124.205.111 %2findex.php%2fmediapeternakan%2farticl%2fdownload%2f891%2f23 4&ei=r3aquvx1ktctraeicocq&usg=afqjcnef8u_efxtjobyozbxgfkvk6hqrq& bvm=bv.50768961,d.bmk.(di akses pada tanggal 16 agustus 2013). Cahyono, B. 2004.Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Broiler
(Broiler).PustakaNusatama.(Yogyakarta.http://repository.ipb.ac.id/bitstre am/handle/123456789/27409/Bab%20II%20Tinpus%20H10pse-5.pdf? sequence=9 ) di akses pada tanggal 13 juni 2013.
Damayanti, D. 2005. Pengaruh penambahan kunyit (Curcuma domestica, Val) atau temulawak (Curcuma xanthorhiza, Roxb) dalam ransum terhadap persentase karkas dan potongan karkas komersial broiler.Skripsi.Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Direktorat Jenderal Peternakan. 2009. Data Konsumsi ayam Broiler Di Indonesia. http://www.deptan.go.id(di akses pada tanggal 6 Oktober 2012).
Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial.Agromedia Pustaka.Jakarta. http: //eprints. undip.ac.id /2172/1/ PKL_Alfin.pdf di akses pada tanggal 12 juni 2013
Fadilah, R. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Cetakan 1.Agromedia, Jakarta. http://eprints.undip.ac.id /2172/1/ PKL_Alfin.pdf di akses pada tanggal 12 juni 2013
Giant Noman Praceka.2008. Pemberian Tepung Kencur (Kaemferia galangal linn.) dalam Ransum Ayam Broiler Rendah Energi dan Protein Terhadap Energi Metabolis dan Retensi Protein.Skripsi.Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Gordon, S. H. & D. R. Charles. 2002. Niche and Organic Chicken Product: Their
(11)
xi
Malik A. 2003. Manajemen ternak Unggas. Fakultas Peternakan Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.
Mycek M. J., R. H Harvai, and P. C. Champe. 2001. Farmatologi. 2nd Ed. East Washington Square.,Philladelpia
Nataamijaya, A. 2003.Pengaruh Penambahan kencur (Kaempteria galangal L.) Dan Lempuyang (ZingiberArimaticum Val.) Dalam Ransum Terhadap Eryhtrocyte, Leucocyte Dan BakteriFeses. Buletin Peternakan Fakultas Peternakan Universitas GadjahMada. Yogyakarta.
Nuryanto, 2007.Sexing untuk perfoma optimal.Trobos 90 maret 2007 tahun VIII, Jakarta. (dalam jurnal http://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/04/ Pengaruh-Penggunaan-Fitobiotik-SebagaiAditifPakanTerhadapPenampi lan-Produksi-Ayam-Broiler.pdf) diakses pada tanggal 13 juni 2013 Puastuti, W. 2001.Pengaruh pemberian temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)
dan minyak kelapa dalam ransum terhadap kadar lemak dan kolesterol telur. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Rasyaf, M. 2001. Manajemen Peternakan Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta.Dalam skripsi.Giant Noman Praceka.2008. Pemberian Tepung Kencur (Kaemferiagalangalinn.) dalam Ransum Ayam Broiler Rendah Energi dan Protein Terhadap Energi Metabolis dan Retensi Protein.Skripsi.Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor
Resnawati, H., A. G. Nataamijaya, U. Kusnadi, S. N. Jarmani. 2001. Tepung kencur(Kaempferia galangal L) sebagai suplemen dalam ransum ayam Pedaging. Prosiding.Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Rizal, Yose. 2006. Ilmu Nutrien Unggas. Andalas University Press. Padang. Rukmana HR. 2004. Temu-Temuan. Apotik Hidup di Pekarangan. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Rukmana, R. 2004. Kencur.Penerbit Kanisius. Yogyakarta.(Dalam Jurnal Romy Dirdja Wirapati, 2008) http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/1234 56789 /10710/ D08rdw_abstract.pdf. di akses pada tanggal 12 juni 2013. Subroto, A. 1987.Pembuatan Bubuk Konsentrat Kencur (Kaempferia Galanga L.).
Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor.
(12)
xii
Winarto, W. P. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agro Media Pustaka, Jakarta.dalam Skripsi. Giant Noman Praceka.2008. Pemberian Tepung Kencur (Kaemferia galanga linn.) dalam Ransum Ayam Broiler Rendah Energi dan Protein Terhadap Energi Metabolis dan Retensi Protein.Skripsi.Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
(13)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Ayam broiler
merupakan salah satu jenis komoditi dari subsektor
peternakan yang mampu diandalkan dalam mempercepat pembangunan
perekonomian nasional. Jenis unggas ini memerlukan waktu budidaya yang
relatif lebih singkat dibandingkan dengan jenis ternak lain. Ayam broiler
sudah
dapat dipanen dalam umur rata-rata antara 28 sampai 45 hari dengan berat badan
sekitar 1,2 sampai 1,9 kg/ekor, sehingga dapat mempercepat pengembalian modal
yang telah ditanamkan oleh para investor. Pada umumnya ternak unggas
membutuhkan asupan gizi yang baik bagi pertumbuhannya. Zat gizi atau nutrisi
tersebut bisa berupa sumber protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral
dalam pakan yang dikonsumsinya atau yang dapat disintesis dalam tubuhnya
sendiri. Pakan merupakan semua bahan yang dapat dimakan ternak, dicerna,
diserap, dan dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Pertumbuhan
yang cepat tersebut diikuti oleh menurunnya daya tahan tubuh ayam broiler.
Diperlukan
feed additif
kedalam ransum untuk meningkatkan pertumbuhan dan
daya tahan tubuh ayam broiler dengan cara penambahan, pencampuran tanpa
mengubah dan mengurangi kwalitas dan kwantitas bahan pakan yang bisa
membantu ayam tumbuh dengan sehat.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam peternakan adalah
pertambahan bobot badan ayam broiler dipasaran kurang memenuhi standart berat
badan pada umumnya, padahal ransum yang digunakan kandungan zat nutrisi nya
(14)
2
sudah terpenuhi. Ransum mengambil porsi tempat yang paling besar yaitu 70
persen sampai dengan 80 persen dari biaya pemeliharaan, sehingga pihak
produsen ransum mulai berpikir untuk beralih membuat ransum dengan
meningkatkan kandungan zat gizi yang bisa menambahkan performa ayam
broiler. Indonesia kaya akan tanaman tradisional yang memiliki fungsi positif.
Bahan-bahan herbal bisa digunakan sebagai
feed additif
dan bukan merupakan
antibiotik, sehingga tidak berbahaya bagi manusia, diharapkan dapat menurunkan
konversi dan mendapatkan bobot akhir yang optimal ayam broiler. Sebab itu
peternak perlu alternatif atau penggunaan bahan-bahan herbal yang berkwalitas
yang khasiatnya tidak kalah dengan bahan-bahan kimia lainnya. Tanaman herbal
ini disebut juga jamu-jamuan, bahan tersebut mudah dijumpai dilingkungan
sekitar pekarangan rumah, antara lain kunyit, jahe, kencur, temulawak, bawang
putih, mengkudu dan lain sebagainya.
Peternak sekarang masih belum menggunakan bahan-bahan herbal sebagai
feed aditif
untuk ternak mereka dikarenakan kurangnya pengetahuan dari para
peternak, selain itu juga memakan waktu cukup lama untuk membuat ramuan
tersebut. Dibandingkan bahan kimia selain praktis, bahanya pun mudah didapat
ditoko-toko peternakan. Para peternak jarang ada yang mau beralih ke
bahan-bahan herbal, sebab belum ada penelitian yang menunjukkan secara optimal
penggunaan tepung jamu-jamuan sebagai
feed additive
. Jamu-jamuan tidak
digunakan untuk manusia saja, tetapi jamu-jamuan ini bisa juga diberikan pada
ayam broiler pengganti obat-obatan buatan pabrik dan juga sebagai suplemen
dalam pakan. Disisi lain pengurangan bahan-bahan kimia dalam pemeliharaan
(15)
3
ayam broiler akan menimbulkan suatu masalah yang cukup serius yaitu terjadi
penurunan kesehatan atau bahkan terjadi peningkatan angka kematian. Hal ini
akan mengakibatkan terjadi penurunan produksi, sehingga tidak tercapai standart
produksi yang diinginkan. Disamping pemberian obat-obatan, antibiotik, hormon
maupun vitamin yang berlebihan pada ayam broiler dikhawatirkan akan
berpengaruh pula terhadap penurunan kualitas dagingnya. Maka dari situlah perlu
terobosan baru untuk meningkatkan pertumbuhan bobot badan juga untuk
memacu kekebalan tubuh dan merangsang organ-organ tubuh secara alami pada
unggas dengan menggunakan bahan-bahan alami dengan harga murah, mudah
diperoleh dan tidak mengandung zat antinutrisi berbahaya yang menimbulkan
resistensi, sehingga didapatkan hasil memuaskan dan waktu panen relatif singkat
serta produk daging tidak mengandung residu.
Dilihat dari permasalahan diatas, kurangnya peningkatan kesadaran
masyarakat sekarang terhadap pemikiran untuk memanfaatkan berbagai tanaman
tradisional baik sebagai suplementasi pakan dan atau obat-obatan. Peternak di
Indonesia perlu diberikan pengarahan, keterampilan dan pengetahuan lebih
tentang zat
feed additif
yang dibuktikan dengan suatu penelitian atau karya tulis
yang falid agar bisa dipercaya. Selain itu para peternak juga harus diberikan jalan
keluar dari permasalahan klasik tentang mahalnya biaya
feed additif
dan beralih
ke tanaman herbal dengan biaya murah, agar manajemen keuangan para peternak
dapat menghasilkan keuntungan lebih, terutama pengetahuan tentang bahaya
residu penggunaan zat kimia pada ayam broiler terhadap kesehatan konsumen jika
dikonsumsi terus-menerus.
(16)
4
Para peternak saat ini sudah harus dibimbing bagaimana cara beternak
yang maju, bukan hanya memikirkan keuntungan pribadi akan tetapi mereka juga
harus mempertimbangkan dari segi kesehatan konsumen saja. Penelitian tentang
penggunaan ramuan tepung jamu-jamuan yang dapat dimanfaatkan sabagai
feed
additif
untuk ayam broiler antaralain Kencur (
Kaempferia galanga linn
) dapat
mengetahui pengaruh tepung kencur terhadap konversi dan bobot akhir ayam
broiler. Semoga penelitian ini dapat menjadi acuan para peternak kedepanya
untuk beralih menggunakan bahan alami yang lebih aman.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:
a.
Apakah penambahan tepung kencur berpengaruh terhadap konversi ayam
broiler?
b.
Apakah penambahan tepung kencur berpengaruh terhadap bobot akhir
ayam broiler?
1.3
TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
A. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui penambahan tepung kencur dalam pakan terhadap konversi
pada ayam broiler.
2.
Mengetahui penambahan tepung kencur dalam pakan terhadap bobot akhir
pada ayam broiler.
(17)
5
B. Kegunaan
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi
penambahan tepung kencur dalam pakan. Apabila penelitian ini berhasil dapat
dijadikan sebagai langkah awal untuk diterapkan oleh peternak ayam broiler,
Selain itu untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang peternakan
manajemen pemberian pakan unggas.
(1)
xii
Jakarta.dalam Skripsi. Giant Noman Praceka.2008. Pemberian Tepung Kencur (Kaemferia galanga linn.) dalam Ransum Ayam Broiler Rendah Energi dan Protein Terhadap Energi Metabolis dan Retensi Protein.Skripsi.Program Studi Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak.Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
(2)
1
Ayam broiler merupakan salah satu jenis komoditi dari subsektor peternakan yang mampu diandalkan dalam mempercepat pembangunan perekonomian nasional. Jenis unggas ini memerlukan waktu budidaya yang relatif lebih singkat dibandingkan dengan jenis ternak lain. Ayam broiler sudah dapat dipanen dalam umur rata-rata antara 28 sampai 45 hari dengan berat badan sekitar 1,2 sampai 1,9 kg/ekor, sehingga dapat mempercepat pengembalian modal yang telah ditanamkan oleh para investor. Pada umumnya ternak unggas membutuhkan asupan gizi yang baik bagi pertumbuhannya. Zat gizi atau nutrisi tersebut bisa berupa sumber protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral dalam pakan yang dikonsumsinya atau yang dapat disintesis dalam tubuhnya sendiri. Pakan merupakan semua bahan yang dapat dimakan ternak, dicerna, diserap, dan dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Pertumbuhan yang cepat tersebut diikuti oleh menurunnya daya tahan tubuh ayam broiler. Diperlukan feed additif kedalam ransum untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh ayam broiler dengan cara penambahan, pencampuran tanpa mengubah dan mengurangi kwalitas dan kwantitas bahan pakan yang bisa membantu ayam tumbuh dengan sehat.
Permasalahan yang sering dihadapi dalam peternakan adalah pertambahan bobot badan ayam broiler dipasaran kurang memenuhi standart berat badan pada umumnya, padahal ransum yang digunakan kandungan zat nutrisi nya
(3)
sudah terpenuhi. Ransum mengambil porsi tempat yang paling besar yaitu 70 persen sampai dengan 80 persen dari biaya pemeliharaan, sehingga pihak produsen ransum mulai berpikir untuk beralih membuat ransum dengan meningkatkan kandungan zat gizi yang bisa menambahkan performa ayam broiler. Indonesia kaya akan tanaman tradisional yang memiliki fungsi positif. Bahan-bahan herbal bisa digunakan sebagai feed additif dan bukan merupakan antibiotik, sehingga tidak berbahaya bagi manusia, diharapkan dapat menurunkan konversi dan mendapatkan bobot akhir yang optimal ayam broiler. Sebab itu peternak perlu alternatif atau penggunaan bahan-bahan herbal yang berkwalitas yang khasiatnya tidak kalah dengan bahan-bahan kimia lainnya. Tanaman herbal ini disebut juga jamu-jamuan, bahan tersebut mudah dijumpai dilingkungan sekitar pekarangan rumah, antara lain kunyit, jahe, kencur, temulawak, bawang putih, mengkudu dan lain sebagainya.
Peternak sekarang masih belum menggunakan bahan-bahan herbal sebagai
feed aditif untuk ternak mereka dikarenakan kurangnya pengetahuan dari para
peternak, selain itu juga memakan waktu cukup lama untuk membuat ramuan tersebut. Dibandingkan bahan kimia selain praktis, bahanya pun mudah didapat ditoko-toko peternakan. Para peternak jarang ada yang mau beralih ke bahan-bahan herbal, sebab belum ada penelitian yang menunjukkan secara optimal penggunaan tepung jamu-jamuan sebagai feed additive. Jamu-jamuan tidak digunakan untuk manusia saja, tetapi jamu-jamuan ini bisa juga diberikan pada ayam broiler pengganti obat-obatan buatan pabrik dan juga sebagai suplemen dalam pakan. Disisi lain pengurangan bahan-bahan kimia dalam pemeliharaan
(4)
ayam broiler akan menimbulkan suatu masalah yang cukup serius yaitu terjadi penurunan kesehatan atau bahkan terjadi peningkatan angka kematian. Hal ini akan mengakibatkan terjadi penurunan produksi, sehingga tidak tercapai standart produksi yang diinginkan. Disamping pemberian obat-obatan, antibiotik, hormon maupun vitamin yang berlebihan pada ayam broiler dikhawatirkan akan berpengaruh pula terhadap penurunan kualitas dagingnya. Maka dari situlah perlu terobosan baru untuk meningkatkan pertumbuhan bobot badan juga untuk memacu kekebalan tubuh dan merangsang organ-organ tubuh secara alami pada unggas dengan menggunakan bahan-bahan alami dengan harga murah, mudah diperoleh dan tidak mengandung zat antinutrisi berbahaya yang menimbulkan resistensi, sehingga didapatkan hasil memuaskan dan waktu panen relatif singkat serta produk daging tidak mengandung residu.
Dilihat dari permasalahan diatas, kurangnya peningkatan kesadaran masyarakat sekarang terhadap pemikiran untuk memanfaatkan berbagai tanaman tradisional baik sebagai suplementasi pakan dan atau obat-obatan. Peternak di Indonesia perlu diberikan pengarahan, keterampilan dan pengetahuan lebih tentang zat feed additif yang dibuktikan dengan suatu penelitian atau karya tulis yang falid agar bisa dipercaya. Selain itu para peternak juga harus diberikan jalan keluar dari permasalahan klasik tentang mahalnya biaya feed additif dan beralih ke tanaman herbal dengan biaya murah, agar manajemen keuangan para peternak dapat menghasilkan keuntungan lebih, terutama pengetahuan tentang bahaya residu penggunaan zat kimia pada ayam broiler terhadap kesehatan konsumen jika dikonsumsi terus-menerus.
(5)
Para peternak saat ini sudah harus dibimbing bagaimana cara beternak yang maju, bukan hanya memikirkan keuntungan pribadi akan tetapi mereka juga harus mempertimbangkan dari segi kesehatan konsumen saja. Penelitian tentang penggunaan ramuan tepung jamu-jamuan yang dapat dimanfaatkan sabagai feed
additif untuk ayam broiler antaralain Kencur (Kaempferia galanga linn) dapat
mengetahui pengaruh tepung kencur terhadap konversi dan bobot akhir ayam broiler. Semoga penelitian ini dapat menjadi acuan para peternak kedepanya untuk beralih menggunakan bahan alami yang lebih aman.
1.2RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:
a. Apakah penambahan tepung kencur berpengaruh terhadap konversi ayam broiler?
b. Apakah penambahan tepung kencur berpengaruh terhadap bobot akhir ayam broiler?
1.3TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
A. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui penambahan tepung kencur dalam pakan terhadap konversi pada ayam broiler.
2. Mengetahui penambahan tepung kencur dalam pakan terhadap bobot akhir pada ayam broiler.
(6)
B. Kegunaan
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi penambahan tepung kencur dalam pakan. Apabila penelitian ini berhasil dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk diterapkan oleh peternak ayam broiler, Selain itu untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang peternakan manajemen pemberian pakan unggas.