PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI JAMU ORGANIK PADA PAKAN TERHADAP KONSUMSI DAN KONVERSI PAKAN AYAM PEDAGING

(1)

PADA PASAR WARINGIN BARU KECAMATAN

TUREN KABUPATEN MALANG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh

IKE NUR ELMIA NIM. 201010170311400

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

(4)

(5)

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Efektivitas Pengelolaan Retribusi Pasar di Pasar Waringin Baru Kecamatan Turen Kabupaten Malang”.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan, dukungan, bimbingan, serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam penulisan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.Dr. Muhadjir Effendy, M.Ap.,selaku rector Universitas Muhammadiyah Malang.

2.Dr. Nazaruddin Malik, M.si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. A Waluya Djati, Drs. MM. Selaku dosen pembimbing I yang telah memberi bimbingan, dorongan dan masukan yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.

4.Ach. Syaiful H Anwar, SE, M.Sc.selaku Dosen Pembimbing II dan dosen wali yang telah memberikan motivasi, membimbing, member masukan, serta berdiskusi dengan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5.Dra. Siti Zubaidah, MM. Ak.selaku Ketua Program Studi Akuntansi.

6.Kepala Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen yang telah memberikan bantuan dalam proses penelitian yaitu penyediaan data untuk penelitian.

7.Keluarga tercinta yang selama ini telah memberikan dukungan dan doa yang tidak pernah putus.


(6)

vi

Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Malang, 04 februari 2015


(7)

(8)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HAMALAM PENGESAHAN ... iii

KARTU KENDALI BIMBINGAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAKSI ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Masalah ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5


(9)

ix

A. Review Penelitian Terdahulu ... 7

B. Tinjauan Pustaka 1. Efektivitas ... 9

2. Potensi ... 13

3. Retribusi ... 14

4. Pasar dan Bentuk Pasar ... 14

5. Retribusi Pasar ... 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 22

B. Jenis Penelitian ... 22

C. Jenis dan Sumber Data ... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

E. Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian... 26

B. Penyajian Data... 32

C. Analisis Data ... 39

D. Pembahasan ... 59

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 69


(10)

x

B. Keterbatasan Penelitian... 70 C. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Target Realisasi Retribusi Pasar Tahun 2009-2013 ... 35

Tabel 4.2 Data Jumlah Pedagang dan Tarif Retribusi Tahun 2009 ... 36

Tabel 4.3 Data Jumlah Pedagang dan Tarif Retribusi Tahun 2010 ... 36

Tabel 4.4 Data Jumlah Pedagang dan Tarif Retribusi Tahun 2011 ... 37

Tabel 4.5 Data Jumlah Pedagang dan Tarif Retribusi Tahun 2012 ... 38

Tabel 4.6 Data Jumlah Pedagang dan Tarif Retribusi Tahun 2013 ... 38

Tabel 4.7 Tingkat Efektivitas Pendapatan Retribusi Pasar Tahun 2009-2013 44 Tabel 4.8 Rata-Rata Tingkat Efektivitas Penerimaan Retribusi Pasar Tahun 2009-2013 ... 45

Tabel 4.9 Prosentase Kenaikan Target Retribusi Tahun 2009-2013 ... 45

Tabel 4.10 Data Jumlah Pedagang dan Tarif Retribusi Tahun 2009-2012 ... 46

Tabel 4.11 Data Potensi Retribusi Pasar Pagi Hari Tahun 2009 ... 47

Tabel 4.12 Data Potensi Retribusi Pasar Sore Hari Tahun 2009 ... 48

Tabel 4.13 Data Potensi Retribusi Pasar Pagi Hari Tahun 2010 ... 49


(12)

xii

Tabel 4.15 Data Potensi Retribusi Pasar Pagi Hari Tahun 2011 ... 51

Tabel 4.16 Data Potensi Retribusi Pasar Sore Hari Tahun 2011 ... 52

Tabel 4.17 Data Potensi Retribusi Pasar Pagi Hari Tahun 2012 ... 53

Tabel 4.18 Data Potensi Retribusi Pasar Sore Hari Tahun 2012 ... 54

Tabel4.19 Data Jumlah Pedagang dan Tarif Retribusi Tahun 2013 ... 55

Tabel 4.20 Data Potensi Retribusi Pasar Pagi Hari Tahun 2013 ... 56

Tabel 4.21 Data Potensi Retribusi Pasar Sore Hari Tahun 2013 ... 57

Tabel 4.22 Data Potensi Retribusi Pasar Pagi dan Sore Hari Tahun 2009-2013 57 Tabel 4.23 Data Efektivitas Retribusi Pasar Berdasarkan Potensi Tahun 2009-2013 ... 58


(13)

xiii

DAFTAR GAM BAR

Gam bar 4.1 St rukt ur Organisasi Pasar Waringin Baru ... 29 Gam bar 4.2 Alur Pengelolaan Ret ribusi Pasar Waringin Baru ... 32


(14)

xiv

DAFTAR LAM PIRAN


(15)

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Erlangga. Yogyakarta. Jannah, Ismy Mahmudatul. 2013. “Efektivitas Pengelolaan Retribusi Pasar Di

Pasar Besar Kota Malang”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Makmur, Syarif. 2008.Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Dan Efektivitas Organisasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Prasetyo, Alek Afitriyatno. 2013. “Pengelolaan Retribusi Pasar Karangketug Kota Pasuruan Tahun 2011”. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Rini, Mareta Setio. 2012. “Efektivitas Pengelolaan Retribusi Pasar untuk Meningkatkan Layanan Publik dp Pasar Besar Kota Pasuruan”.Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Raga, Arjanggi Wisnu. 2011. “Analisis Kinerja Penerimaan Retribusi Pasar di Kabupaten Demak Tahun 2006-2009”. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. (Naskah Publikasi, Diakses tanggal 7 September 2014 pukul 10.00 WIB)

Siswadi, Edi. 2012.Birokrasi Masa Depan Menuju Tata Kelola Pemerintah Yang Efektif dan Prima.Mutiara Press. Bandung.

Tangkilasan, Hessel Nogi, S. 2005. Manajemen Publik. Penerbit PT. Grasindo. Jakarta.

Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Waluyo. 2008. Perpajakan Indonesia Edisi 8. Salemba Empat. Jakarta.

http://wandylee.wordpress.com/2012/04/23/pengertian-pajak-dan-retribusi/(Naskah Publikasi, Diakses tanggal 9 September 2014 pukul 20.00 WIB)


(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berlakunya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah membuktikan berlakunya proses desentralisasi di Indonesia. Proses desentralisasi pemerintahan pusat terhadap pemerintahan daerah sebagai wujud nyata dari pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini memberikan konsekuensi pemerintahan daerah harus mampu menyelenggarakan pemerintahannya sendiri. Sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan desentralisasi fiskal adalah pemberian sumber-sumber penerimaan bagi daerah yang dapat digali dan digunakan sendiri sesuai dengan potensinya masing-masing. Sumber-sumber penerimaan tersebut dapat berupa pajak atau retribusi.

Salah satu sumber penerimaan daerah yang dapat digali yaitu retribusi, yang tergolong dari retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu. Retribusi jasa umum merupakan jasa retribusi yang ditujukan untuk kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Sedangkan retribusi jasa usaha merupakan retribusi atas jasa yang disediakan dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

Retribusi jasa umum terdiri dari beberapa jenis retribusi salah satunya yaitu retribusi pasar. Retribusi pasar merupakan salah satu jenis retribusi jasa umum yang cukup dimanfaatkan oleh masyarakat karena retribusi pasar cukup


(17)

berpotensi dilihat dari semakin banyaknya pasar. Seiring dengan banyaknya jumlah pasar bersamaan dengan semakin banyaknya pedagang. Dengan semakin bertambahnya pasar dan pedagang maka diharapkan penghasilan retribusi pasar juga meningkat.

Retribusi pasar diharapkan mampu mempunyai potensi serta prospek yang cerah melihat keberadaan pasar yang cukup banyak. Realisasi penerimaan retribusi pasar yang mengalami peningkatan dan penurunan menunjukkan bahwa potensi retribusi pasar masih dapat dioptimalkan. Penerimaan retribusi pasar tidak lepas dari pemungut retribusi pasar itu sendiri. Dengan pemungutan retribusi pasar yang efektif diharapkan dapat meningkatkan penerimaan retribusi pasar, sehingga pengelolaannya juga dapat berjalan dengan efektif.

Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar sering mengalami hambatan baik dari internal maupun eksternal pasar. Hambatan ini menyebabkan tidak tercapainya realisasi penerimaan retribusi pasar sesuai target yang ditentukan. Kecenderungan tidak tercapainya realisasi penerimaan retribusi pasar sesuai target dipengaruhi berbagai faktor diantaranya menurunnya kinerja SDM, keterlibatan banyak pihak dalam menentukan tarif retribusi, keterlibatan banyak pihak dalam pelaksanaan pemungutan retribusi, kurang memadai fasilitas dan infrastruktur yang tersedia, masih lemahnya pengawasan dan rendahnya kepatuhan para pedagang terhadap aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Peningkatan pengelolaan retribusi pasar harus didukung melalui upaya perbaikan struktur dan sistem yang baik guna peningkatan efektivitas pengelolaan. Jika realisasi penerimaan retribusi pasar semakin besar maka semakin mendekati


(18)

target yang ditetapkan, maka hal tersebut menunjukkan efektivitasnya makin besar. Namun demikian perlu pengkajian lebih dalam, faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi retribusi pasar agar mampu melampaui nilai target retribusinya. Peningkatan efektivitas menyangkut semua tahap administrasi penerimaan retribusi yang meliputi penentuan wajib retribusi, penetapan nilai kena retribusi, pemungutan retribusi, penegakan sistem retribusi, dan pembukuan penerimaan.

Pedagang mempunyai pengaruh terhadap efektivitas penerimaan retribusi pasar. Sesuai dengan sifatnya, maka retribusi pasar hanya dikenakan kepada mereka yang telah memanfaatkan jasa pelayanan. Karena semakin banyak orang yang memanfaatkan jasa pelayanan maka penerimaan dari retribusi juga semakin meningkat. Hal ini dapat dlihat dari perkembangan ekonomi pasar tersebut, sehingga pedagang diduga mempunyai pengaruh positif terhadap efektivitas penerimaan retribusi pasar.

Penetapan tarif mempunyai pengaruh terhadap efektivitas penerimaan retribusi pasar. Besarnya tarif retribusi pasar yang diterapkan sangat berpengaruh terhadap penerimaan retribusi. Jika tarif retribusi pasar yang dikenakan kepada masyarakat tinggi, maka penerimaan retribusi akan semakin meningkat, sehingga penetapan tarif diduga mempunyai pengaruh yang positif terhadap efektivitas penerimaan retribusi pasar.

Petugas pemungut pasar juga mempunyai pengaruh terhadap efektivitas penerimaan retribusi pasar. Semakin tinggi kemampuan pelaksana pungutan (SDM) maka semakin tinggi pula tingkat efektivitas pungutan yang pada akhirnya


(19)

akan menaikkan jumlah penerimaan, sehingga petugas pemungut pasar diduga mempunyai pengaruh yang positif terhadap efektivitas penerimaan retribusi pasar. Pengelolaan retribusi dapat berjalan dengan baik apabila faktor-faktor yang berhubungan dengan proses pemungutan retibusi juga berjalan dengan efektif. Apabila faktor-faktor seperti pedagang, penetapan tarif, dan petugas pemungut berpengaruh positif terhadap efektivitas penerimaan retribusi pasar, maka hal ini juga akan berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan retribusi pasar.

Pasar Waringin Baru merupakan salah satu pasar desa yang ada di Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Pasar Waringin Baru merupakan salah satu pasar desa yang berpotensi di Kec. Turen. Pasar ini melakukan kegiatan operasionalnya hampir 17 jam, serta mempunyai banyak potensi. Untuk mengoptimalkan pengelolaan retribusinya maka Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang harus memperhitungkan rasio efektivitas dan potensi pasar serta memperhatikan beberapa aspek seperti aspek administrasi dan aspek pemanfaatan hasil. Dengan memperhatikan keempat aspek tersebut maka kegiatan operasional pasar akan berjalan dengan baik dan optimal.

Dilihat dari kenerja pasar yang berjalan selama 17 jam dan cukup berpotensi, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aeberapa besar potensi yang dimiliki pasar. Selain itu juga bertujuan untuk untuk menilai efektivitas pengelolaan retribusinya dan menilai seberapa optimal penggalian potensi yang dilakukan oleh pihak pengelola pasar.


(20)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk membahas lebih mendalam mengenai retribusi pasar dengan judul: “Efektivitas Pengelolaan Retribusi Pasar Pada Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat ditarik pokok permasalahan yaitu:

1. Bagaimana pengelolaan retribusi di Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang?

2. Apakah pengelolaan retribusi di Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang sudah efektif dilihat dari realisasi dan target penerimaan retribusi pasar?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian penulis membatasi permasalahan yang menjadi objek penulisan adalah Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang dengan menggunakan data target dan realisasi penerimaan retribusi pasar tahun 2009-2013. Selain itu penelitian ini terbatas pada retribusi stand pasar dan tidak mencakup semua retribusi yang dipungut oleh pihak pengelola pasar seperti retibusi kebersihan, dan keamanan, retribusi parkir dan lain-lain yang berhubungan dengan kinerja pasar.


(21)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengelolaan retribusi di Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang.

2. Menilai efektivitas pengelolaan retribusi pasar di Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang dari realisasi dan target penerimaan retribusi pasar.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

a. Untuk mengukur kinerja kantor Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang dalam hal aspek administrasi dan aspek pemanfaatan hasil.

b. Untuk mengukur efektivitas Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang dalam mencapai target penerimaan retribusi pasar yang telah ditetapkan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan atau referensi untuk peneliti selanjutnya yang akan meneliti tentang efektivitas pengelolaan retribusi pasar.


(22)

7

LANDASAN TEORI

A. Review Penelitian Terdahulu

Berkaitan dengan topik yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka perlu didukung dari penelitian-penelitian terdahulu yang membahas penelitian yang sejenis.

Rini (2012) meneliti tentang efektivitas pengelolaan retribusi pasar untuk meningkatkan layanan publik di Pasar Besar Kota Pasuruan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis efektivitas. Hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat efektivitas dari pengelolaan retribusi pasar di Pasar Besar Kota Pasuruan menunjukkan hasil yang efektif dengan rata-rata per tahun 2,34%. Sedangkan pada dampak penghasilan retribusi pasar terhadap layanan publik di Pasar Besar Kota Pasuruan terjadi peningkatan jumlah retribusi pasar dan dimanfaatkan untuk pembangunan jembatan, perbaikan jalan raya, keamanan, dan penerangan jalan. Jadi pemerintah memberikan fasilitas atau sarana dan prasarana yang baik bagi masyarakat yang menggunakan.

Jannah (2013) meneliti tentang efektivitas pengelolaan retribusi pasar di Pasar Besar Kota Malang. Teknik analisis yang digunakan yaitu menghitung rasio efektivitas dengan menggunakan perbandingan realisasi penerimaan rupiah dan target penerimaan rupiah. Hasil penelitian membuktikan bahwa tingkat efektivitas penerimaan retribusi pasar di Pasar Besar Kota Malang dapat dikatakan efektif, pengelolaan yang meliputi aspek administrasi dapat dikatan cukup efektif,


(23)

sedangkan aspek pemanfaatan hasil masih belum optimal bagi pengguna jasa di Pasar Besar Kota Malang.

Prasetyo (2013) menelititentangpengelolaan retribusi pasar Karangketug Kota Pasuruan tahun 2011. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif, sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara dan dokumentasi, sedangkan sumber data yang digunakan primer dan sekunder. Dari hasil pembahasan dalam penelitian diketahui secara garis besar mekanisme pengelolaan retribusi pasar Karangketug Kota Pasuruan diatur sesuai Perda Kota Pasuruan no. 9 tahun 2011 mengacu pada UU RI no. 28 tahun 2009.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama meneliti tentang efektivitas pengelolaan retribusi pasar dengan cara memperhitungkan rasio efektivitas, analisis aspek administrasi, serta analisis aspek pemanfaatan hasilnya. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitian dan peneliti juga menggunakan analisis potensi pasar. Peneliti mencoba melakukan penelitian pada pasar desa yaitu Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kecamatan Turen. Alasan peneliti memilih pasar desa tersebut sebagai objek penelitian karena pasar desa ini tergolong pasar potensialyang ada di Kecamatan Turen dan satu-satunya pasar di Kecamatan Turen yang melakukan kegiatan operasionalnya hampir 17 jam.

Keterkaitan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah penelitian terdahulu tidak menganalisismengenai potensi penerimaan retribusidan


(24)

hanya memperhitungkan rasio efektivitasnya. Sedangkan penelitian sekarang selain memperhitungkan rasio efektivitas juga menganalisis potensi penerimaan retribusi.

B. Tinjauan Pustaka

1. Efektivitas

a. Definisi Efektivitas

Efektivitas menurut Siagian dalam Siswadi(2012:86) memberikan defenisi sebagai berikut: „‟Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya”.

Mardiasmo (2002:105) mengatakan efektivitas berarti bahwa penggunaan anggaran harus mencapai target-target atau tujuan kepentingan publik, kata anggaran disini merupakan sumber dari dana masyarakat (public money) yang dimana diharapkan menghasilkan output yang maksimal atau berdaya guna.

Menurut Miller dalam Tangkilasan (2005:138) efektivitas dimaksud sebagai tingkat seberapa jauh suatu sistem sosial mencapai tujuannya. Efektifitas ini harus dibedakan dengan efisiensi. Efisiensi


(25)

terutama mengandung pengertian perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektifitas secara langsung dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan.

Sedangkan menurut Gitosudarmo dan Mulyono dalam Makmur (2008:126) efektivitas organisasi harus mampu menggambarkan hubungan timbal balik yang harmonis antara organisasi dengan lingkungannya yang lebih luas. Efektivitas organisasi juga adalah apakah suatu organisasi itu mampu bertahan dan hidup terus dalam lingkungannya sehingga kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan merupakan ukuran terakhir atau ukuran jangka panjang mengenai efektivitas organisasi.

Devas CN dalam Raga (2011:45) kinerja administrasi penerimaan daerah ada tiga yaitu upaya pajak, efektivitas, dan efisiensi. Definisi efektivitas adalah mengukur hubungan antara hasil pungutan retribusi dan potensi hasil retribusi, dengan anggapan semua wajib retribusi membayar retribusi masing-masing, dan membayar seluruh retribusi terhutang masing-masing.

Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana yang bersumber dari masyarakat dalam jumlah tertentu dengan penggunaan anggaran dan harus mencapai target-target atau tujuan kepentingan publik dimana mengukur hubungan antara hasil pungutan retribusi dan potensi hasil retribusi.


(26)

Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Efektivitas sangat berkaitan dengan pencapaian tujuan dan efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai. Oleh karena itu, dalam mengukur efektivitas suatu organisasi, akan dilihat sejauh mana atau seberapa besar kemampuan organisasi dalam melakukan inovasi, kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan, kemampuan organisasi dalam mengambil pelajaran, baik dari kegagalan maupun keberhasilan, dan kapasitas organisasi itu untuk mengatur perubahan-perubahan yang terjadi.

Pendapat Gibson dalam Siswadi (2012:90) untuk mengukur tingkat efektivitas yaitu:

1. Produksi adalah merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan lingkungan.

2. Efisiensi adalah merupakan perbandingan (ratio) antara output dengan input.

3. Kepuasan adalah merupakan ukuran untuk menunjukkan tingkat dimana organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

4. Keunggulan adalah tingkat dimana keorganisasian dapat dan benar-benar tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal.


(27)

5. Pengembangan adalah mengukur kemampuan organisasi untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi tuntutan masyarakat.

Efektivitas menggambarkan kemampuan untuk mencapai tujuan dalam bentuk menggali, dan merealisir pungutan sumber pendapatan daerah berdasarkan potensi yang ada melalui tiga pendekatan yaitu: (1) sisi penerimaan pemungutan, (2) sisi subjek pemungutan, (3) objek pemungutan. Sisi penerimaan pemungutan efektivitas menggambarkan prosentase kemampuan memungut terhadap potensi, sehingga efektivitas dapat diperoleh melalui perbandingan antara realisasi penerimaan dengan potensi yang dimiliki. Semakin besar angka efektivitas yang diperoleh, maka semakin tinggi tingkat efektivitas yaitu diatas 100%. Jadi angka efektivitas menunjukkan kemampuan memungut dan mengukur apakah tujuan aktivitas pemungutan dapat dicapai.

b. Rasio Efektivitas

Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pasar dalam merealisasi pendapatan yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil pasar.

Rasio efektivitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rasio efektivitas =


(28)

2. Potensi

Menurut Sunarto (2005) potensi adalah daya, kekuatan atau kesanggupan untuk menghasilkan penerimaan daerah atau kemampuan yang pantas diterima dalam keadaan seratus persen. Potensi penerimaan daerah dapat diukur dengan dua pendekatan yaitu: (1) berdasarkan fungsi penerimaan, (2) berdasarkan atas indikator sosial ekonomi.

Untuk menghitung potensi retribusi pasar perlu mengetahui komponen yang membentuk potensi daripada pasar itu sendiri. Komponen potensi pasar yaitu luas pasar (kios, los, dasaran, tenda), tarif yang dipungut, dan periode pemungutan. Permasalah yang sering terjadi dalam menggali potensi pasar adalah kurang optimalnya penanganan di dalam pengolahan data guna mendapatkan potensi yang optimal. Di dalam perhitungan akurasi nilai potensi yang sesuai dengan kondisi lapangan sangat terkait dengan kelengkapan atau terjadinya variabel-variabel untuk menghitung potensi retribusi yang optimal. Untuk mendapatkan potensi yang maksimal dan realistis perlu diadakan pendataan, pemantauan lapanan, dan pengkajian yang cermat.

Analisis potensi pasar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: [ ]

Dimana : JPT = Jumlah Pedagang Toko JPK = Jumlah Pedagang Kios

JPE = Jumlah Pedagang Emperan / Eceran JPKL = Jumlah Pedagang Kaki Lima


(29)

TR = Tarif Retribusi

3. Retribusi

Menurut Waluyo (2008:7) Retribusi adalah pungutan yang dikenakan kepada masyarakat yang menggunakan fasilitas yang disediakan oleh negara. Disini terlihat bahwa bagi mereka yang membayar retribusi akan menerima balas jasanya secara langsung berupa fasilitas negara yang digunakannya. Pungutan ini juga diatur oleh undang-undang negara yaitu Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000yang merupakan penyempurnaan dari Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Retribusi adalah pungutan yang dikenakan kepada masyarakat yang menggunakan fasilitas yang disediakan oleh negara. Di sini terlihat bahwa bagi mereka yang membayar retribusi akan menerima balas jasanya secara langsung berupa fasilitas negara yang digunakannya. (naskah publikasi diakses tanggal 9 september 2014).

4. Pasar dan Bentuk Pasar

a. Pasar

pasar adalah pertukaran yang mempertemukan para penjual dan pembeli suatu produk (product), faktor produksi (factor of production) untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli secara langsung dalam waktu dan tempat tertentu. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar mempunyai fungsi pokok : (1) sebagai


(30)

interaksi antara penjual dan pembeli, (2) sebagai pusat informasi segala sesuatu yang terjadi di pasar dan sekitarnya, (3) bahkan sebagai tempat informasi perkembangan di daerah lain.

b. Bentuk Pasar

Dilihat dari organisasi penyelenggaraannya, pasar dibedakan menjadi dua yaitu pasar sempurna dan pasar tidak sempurna. Pasar sempurna adalah pasar dimana harga ditentukan oleh mekanisme penawaran dan pemerintah. Penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi pasar. Pasar sempurna memiliki beberapa syarat, yaitu : 1. Semua penjual dan pembeli mengetahui harga penawaran dan harga

permintaan

2. Pembeli dan penjual bebas menentukan harga atau harga ditentukan mekanisme pasar

3. Barang yang dijual bersifat homogen

Pasar dikatakan tidak sempurna apabila salah satu atau lebih syarat dari pasar sempurna tidak terpenuhi.

Menurut sejarah perkembangannya pasar dapat dibagi dua yaitu : (1) pasar tradisional dan (2) pasar modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli yang ditandai adanya transaksi secara langsung. Bangunannya berupa kios-kios, los pasar, dan dasaran terbuka. Kondisi pasar ini umumnya agak kumuh dan tidak teratur. Pasar ini dikelola oleh Dinas Pasar dibawah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten / Kotamadya. Kebanyakan menjual


(31)

barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan, buah, ikan, telur, daging, sayuran-sayuran, pakaian, barang elektronik, jasa, dan sebagainya. Jenis pasar ini masih banyak ditemukan di Indonesia dan letaknya dekat kawasan perumahan dan jalur jalan protokol.

Sedangkan pasar modern, pembeli dan penjualan tidak berinteraksi secara langsung, dimana pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang, pelayanannya secara mandiri dilayani oleh pramuniaga. Produk yang dijual biasanya tahan lama, variatif jenisnya, dan berkualitas. Konsep bangunannya lebih modern, megah, dan teratur. Jenis pasar ini disebut swalayan, minimarket, dan hypermarket. Menempati lokasi yang lebih strategis yaitu di pusat-pusat kota yang berada di wilayah Kabupaten / Kotamadya.

Permasalahan yang dihadapi saat ini oleh pasar tradisional atau pasar daerah adalah dengan kehadiran pasar modern. Perkembangan pasar modern yang tumbuh dengan pesat sangat berpengaruh negatif terhadap perkembangan pasar tradisional. Dimana konsumen dan pelanggan pasar tradisional dapat beralih ke pasar modern. Untuk menghadapi persaingan kehadiran pasar modern maka suatu keharusan pasar tradisional harus membenahi diri. Kedepan konsep pembangunan pasar tradisional harus lebih modern tanpa meninggalkan bentuk-bentuk tradisional, penataan pedagang dan manajemen pengelolaan pasar harus dibenahi.


(32)

5. Retribusi pasar

a. Pengertian Retribusi Pasar

Retribusi pasar atau retribusi pelayanan pasar merupakan salah satu jenis retribusi jasa umum yang keberadaanya cukup dimanfaatkan oleh masyarakat. Retribusi pasar juga mempunyai objek yang sama demgan retribusi jasa umum lain yaitu pelayanan yang disediakan atau diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau golongan.

Menurut Sunarto (2005) retribusi pasar adalah pungutan yang dikenakan pada pedagang oleh Pemerintah Daerah sebagai pembayaran atas pemakaian tempat-tempat berupa toko / kios, counter / los, dasaran, dan halaman pasar yang disediakan di dalam pasar daerah atau pedagang lain yang berada di sekitar pasar daerah lainnya yang berada di sekitar pasar daerah sampai dengan radius 200 meter dari pasar tersebut.

Menurut Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2001 Retribusi Pasar adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan fasilitas pasar berupa pelataran dan los yang dikelola oleh pemerintah daerah dan khusus disediakan untuk pedagang.

Retribusi pasar adalah retribusi yang dipungut dari pedagang atas penggunaan fasilitas pasar dan pemberian izin penempatan oleh pemerintah kabupaten kota. Jadi retribusi pasar terdiri dari retribusi


(33)

izin penempatan, retribusi kios, retribusi los, retribusi dasaran, dan retribusi tempat parkir.

Retribusi pasar atau retribusi pelayanan pasar merupakan salah satu jenis retribusi jasa umum yang keberadaannya cukup dimanfaatkan oleh masyarakat. Menurut penjelasan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2001 yang dimaksud pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisional atau sederhana berupa pelataran, los yang dikelola pemerintah daerah, yang khusus disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah dan pihak swasta. Fasilitas-fasilitas lain yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk pedagang yaitu keamanan, penerangan umum, penyediaan air, telepon, kebersihan dan penyediaan alat-alat pemadam kebakaran.

Dalam pelaksanaannya retribusi jasa umum harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Retribusi ini bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau retribusi perizinan tertentu.

2) Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

3) Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan untuk membayar retribusi disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.


(34)

5) Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional tentang pelaksanaannya.

6) Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial. 7) Pemungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut

dengan tingkat dan kualitas layanan yang baik.

Adapun yang menjadi subyek dari retribusi pasar adalah orang pribadi dan badan yang menggunakan fasilitas pasar. Sedangkan obyek retribusi pasar meliputi:

1) Penyediaan fasilitas pasar/tempat (kios, los, front toko, dan pelataran) pada pasar yang disediakan oleh pemerintah daerah. 2) Setiap kegiatan membongkar muatan hasil bumi, laut, ternak, dan

barang dagangan lainnya pada radius 200 meter dari pasar. 3) Keramaian pasar.

4) Biaya balik nama pemakai.

b. Klasifikasi Retribusi Pasar

Klasifikasi retribusi pasar menurut Goedhart dalam Caroline (2005) adalah sebagai berikut:

a) Menurut sifat prestasi Negara

Retribusi pasar adalah retribusi untuk penggunaan berbagai bangunan. Pedagang sebagai pembayaran retribusi pasar menerima prestasi dari pemerintah daerah berupa penggunaan bangunan pasar maupun fasilitas lain yang disediakan oleh pemerintah.


(35)

b) Menurut cara menentukan jumlah pungutan

Retribusi pasar, variabel jumlah pungutan tersebut tergantung dari kelas pasar, luas kios, golongan dagang serta tempat berdagang. c) Menurut cara pembayaran

Retribusi pasar termasuk retribusi kontan. Pemakai jasa bukan kios menggunakan sistem pembayaran harian / mingguan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Retribusi Pasar

Faktor-faktor yang mempengaruhi retribusi pasar menurut Soejamto dalam Caroline (2005) adalah sebagai berikut :

1) Subyek dan obyek retribusi

Subyek dan obyek retribusi akan menentukan besarnya “tax base” yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan besar kecilnya beban retribusi yang harus dibayar oleh subyek retribusi. Subyek retribusi di sini adalah para pedagang yang berjualan di dalam pasar dan berada di sekitar pasar. Obyek retribusi yang dimaksud adalah lokasi pasar, lokasi kios, los, dan dasaran.

2) Tarif retribusi

Dalam penentuan tarif retribusi harus bersifat progresif. Dalam retribusi pasar progresifitas berdasarkan pada lokasi / tempat untuk berdagang. Pemakaian tempat berdagang, lokasi berdagang dalam kategori strategi dan nonstartegi yang ditentukan oleh letak tempat, yang berada dibangunan utama, los terbuka atau dasaran terbuka serta luas tempat yang digunakan oleh pedagang.


(36)

3) Sistem pemungutan retribusi

Pemungutan retribusi yang baik tidak terlepas dari prinsip-prinsip pemungutan. Prinsip-prinsip pemungutan pajak / retribusi yang digunakan oleh Adam Smith (Soeparmoko, 1996) atau lebih dikenal dengan smith‟s canons yaitu :

1) Prinsip keadilan (equity)

Yaitu adanya kesamaan manfaat, kesamaan riil yang diterima dan keadilan dalam kemampuan membayar retribusi.

2) Prinsip kepastian (certainty)

Yaitu persyaratan administrasi / prinsip kepastian hukum, artinya pungutan hendaknya bersifat tegas, jelas dan pasti bagi pemakai jasa yang meliputi besarnya tarif, waktu pemungutan, petugas pemungut, tempat pembayaran dan lain-lain. Hal ini akan mempermudah pembayar, petugas dan pemerintah dalam membuat laporan.

3) Prinsip kelayakan (convenience)

Yaitu pungutan yang dilakukan hendaknya pada waktu yang tepat dan menyenangkan, dan tarif yang ditetapkan hendaknya jangan terlalu menekan subjek penderita.

4) Prinsip ekonomi (economy)

Yaitu perlu diperhatikan tentang efisiensi dan efektivitas dalam penarikan retribusi.


(37)

22

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang yang merupakan salah satu pasar desa yang ada di Kecamatan Turen. Pasar Waringin Baru merupakan salah satu pasar desa yang berpotensi di Kec. Turen. Pasar ini melakukan kegiatan operasionalnya hampir 17 jam, serta mempunyai banyak potensi.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, karena penelitian ini hanya bertujuan untuk mendeskripsikan saja tanpa melihat adanya hubungan atau perbandingan. Penelitian ini mendeskripsikan bagaimana pengelolaan retribusi pasar pada Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen dan efektivitas pengelolaannya dilihat dari realisasi dan target penerimaan.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis-jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data kualitatif yaitu data yang berisi kondisi perusahaan seperti latar belakang perusahaan, struktur organisasinya, tujuan perusahaan,


(38)

rencana perusahaan, kebijakan perusahaan. Data tersebut dapat diperoleh secara lisan maupun tulisan.

b. Data kuantitatif yaitu data yang berbentuk dokumen, daftar atau angka-angka yang dapat dihitung yang berupa laporan hasil pemungutan retribusi, daftar target penerimaan retribusi dan lain-lain.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu: a. Data primer yang terdiri dari:

1) Alur dan prosedur pemungutan dan penerimaan retribusi pasar 2) Hasil pengelolaan retribusipasar

3) Keluhan-keluhan pedagang mengenai pemungutan retribusi pasar b. Data sekunder yang terdiri dari:

1) Struktur organisasi perusahaan

2) Data target penerimaan retribusi pasar yang ditetapkan berdasarkan potensi riil

3) Data realisasi penerimaan retribusi pasar

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data yaitu:

1. Wawancara digunakan untuk memperoleh data mengenai pemungutan dan penerimaan retribusi pasar, hasil dari pengelolaan retribusi pasar, dan keluhan-keluhan pedagang mengenai pemungutan retribusi pasar. Kegiatan wawancara dilakukan pada bagian pemungut retribusi, bagian administrasi, dan kepala pasar.


(39)

2. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang struktur organisasi perusahaan, target penerimaan retribusi pasar yang ditetapkan berdasarkan potensi riil dan realisasi penerimaan retribusi pasar. Data-data tersebut diperoleh dengan cara menyalin data dari bagian administrasi dan kepala pasar.

E. Teknik Analisis Data

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh yaitu:

1. Menganalisis pengelolaan retribusi di Pasar Waringin Baru dengan cara: a. Menganalisis aspek administrasi yang dilakukan dengan cara

mendeskripsi proses administrasi yang meliputi proses ijin pemakaian tempat, proses pemungutan, proses pembukuan.

b. Menganalisis aspek pemanfaatan hasil yang dilakukan dengan cara mendeskripsi mekanisme pemanfaatan hasil retribusi pasar. Dimana mekanisme pemanfaatan hasil ini dimulai dari proses pemungutan hingga hasil dari pengelolaan retribusi pasar yang diperoleh.

2. Menilai efektivitas pengelolaan retribusi Pasar Waringin Baru dengan cara:

a. Menghitung rasio efektivitas

Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan pasar dalam merealisasi pendapatan yang direncanakan dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil pasar.


(40)

Rasio efektivitas dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

Rasio Efektivitas =

Dimana: RPRP : Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar TPRP : Target Penerimaan Retribusi Pasar

Kepala Pasar Waringin Baru menyatakan bahwa hasil perhitungan rasio efektivitas dapat dikatakan efektif apabila mencapai hasil 75% dari target yang telah ditentukan.

b. Menganalisis potensi penerimaan retribusi Pasar Waringin Baru Kec. Turen. Untuk menghitung potensi retribusi pasar perlu mengetahui komponen yang membentuk potensi daripada pasar itu sendiri. Komponen potensi pasar yaitu luas pasar (kios, los, dasaran), tarif yang dipungut, dan periode pemungutan.

Potensi retribusi pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen dihitung berdasarkan potensi pasar tahun 2009-2013 dengan rumus:

Potensi pasar = [(JPT x TR) + (JPK x TR) + (JPE x TR) + (JPKL x TR)] x 360

Dimana: JPT : Jumlah Pedagang Toko JPK : Jumlah Pedagang Kios JPE : Jumlah Pedagang Eceran JPKL : Jumlah Pedagang Kaki Lima TR : Tarif Retribusi


(41)

26

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab Malang

Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang berdiri sejak jaman belanda tahun 1940an yang bertempat di jalan Roman RW 2 RT 1 Gedog Wetan dengan nama Pasar Waringin. Pemberian nama Pasar Waringin terjadi secara tidak sengaja karena adanya pohon beringin tua di area berdirinya pasar. Pada awal pembukaan pasar belum ada panitia kepengurusan pasar dan seluruh tanggung jawab pengelolaan pasar terjadi di bawah kepemimpinan Belanda.

Kemudian pada tahun 1960an lokasi pasar bergeser ke arah Utara di jalan KejenRW 6 RT 1 dengan luas tanah 200m2dengan bangunan sebanyak 2 lantai. Lokasi ini lebih dekat dengan pohon beringin tua yang dijadikan dasar pemberian nama pasar. Lokasi ini cukup strategis karena berada di tengah pemukiman warga sekitar dan bersebelahan dengan jalan raya, sehingga cukup mudah untuk dijangkau. Sejak tahun 1960 ini lah kepengurusan pasar mulai dibentuk, tanggung jawab kepala pasar diberikan kepada Mbah Joyo yang dianggap sebagai orang tertua di Desa Gedog Wetan. Masakepemimpinan Mbah Joyo terjadi pada tahun 1960-1971. Kemudian digantikan oleh Pak Suwito yang berjalan mulai tahun 1971 hingga 2009.


(42)

Pada tahun 2009 terjadi peristiwa kebakaran di Pasar Waringin Gedog Wetan, setelah peristiwa inilah terjadi perubahan nama dan kepengurusannya. Nama pasar yang semula Pasar Waringin digantikan dengan nama Pasar Waringin Baru karena segala bentuk bangunan dan kepengurusan pasar sudah diperbarui. Sejak tahun 2009 hingga saat ini tanggung jawab sebagai kepala pasar diberikan kepada Bapak Elly Sih Andreas, dengan jumlah karyawan sebanyak 26 orang dengan 1 orang sebagai staf administrasi.

Pasar Waringin Baru Kec. Turen merupakan salah satu pasar desa yang ada di Kecamatan Turen. Pasar Waringin Baru merupakan salah satu pasar desa yang berpotensi di Kec. Turen. Pasar ini melakukan kegiatan operasionalnya hampir 17 jam, serta mempunyai banyak potensi. Selain itu Pasar ini juga merupakan pasar sentral, banyak para pedagang dan pembeli yang datang tidak hanya dari area sekitar pasar saja tetapi juga dari desa-desa lain yang letaknya cukup jauh dari lokasi pasar.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang

a. Visi yang dimiliki oleh Pasar Waringin Baru Kec. Turen adalah terwujudnya pasar tradisional yang berwawasan budaya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kerakyatan.

b. Misi yang dimiliki oleh Pasar Waringin Baru Kec. Turen adalah sebagai berikut:

1) Membangun dan menyediakan fasilitas tempat berjualan yang nyaman, aman, bersih, dan representatif bagi masyarakat


(43)

2) Meningkatkan produktifitas kerja dan profesionalisme sumber daya 3) Menciptakan, menggali, dan mengefektifkan keberadaan

potensi-potensi pasar sehingga mampu memberikan peluang berusaha yang luas bagi masyarakat

4) Meningkatkan kinerja pasar melalui pengelolaan pasar yang efektif dan efisien

c. Tujuan yang dimiliki oleh Pasar Waringin Baru Gedog Wetan Kec. Turen adalah sebagai berikut:

1) Memfasilitasi pedagang baik dari dalam maupun luar desa dengan tempat berjualan yang nyaman, aman, bersih, dan representatif 2) Terwujudnya peningkatan produktifitas kerja dan taraf ekonomi

masyarakat

3) Terwujudnya pengelolaan pasar yang efektif dan efisien

3. Struktur Organisasi Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang

Salah faktor yang sangat penting dalam perusahaan adalah menentukan struktur organisasi, hal ini tidak tergantung pada perusahaan besar maupun kecil dengan menentukan struktur organisasi yang tepat dalam arti sesuai dengan perusahaan serta aktivitas usahanya, dapat menumbuhkan semangat kerja yang tinggi.

Struktur organisasi secara umum diartikan suatu kegiatan untuk menyusun pembagian kerja dari pelaksanaan kerja supaya dapat dilakukan dengan mudah sesuai dengan tujuan. Di dalam struktur organisasi ini


(44)

menunjukkan suatu garis perintah dan hubungan antar bagian sehingga dapat dilihat bagian itu mempunyai tugas masing-masing.

Dalam suatu organisasi, pastinya terdapat orang-orang yang bekerjasama untuk mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, suatu perusahaan di dalam menjalankan aktivitas usahnya agar dapat berjalan secara efektif dan efisien diperlukan suatu struktur organisasi.

Struktur organisasi selengkapnya pada Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang dapat dilihat pada Gambar 4.1:

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Waringin Baru Gedog Wetan

Kecamatan Turen

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen Pelindung

Kepala Desa

Kepala pasar

Bag

Administrasi

Bag

Retribusi

Bag

Penjaga Toilet

Bag

Keamanan

Bag

Parkir Bag


(45)

4. Job Description Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang

Di dalam sebuah organisasi pembagian kerja adalah keharusan mutlak, tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih menjadi amat besar pembagian kerja pada akhirnya akan menghasilkan Job Describtian dari masing-masing pekerjaan. Dalam pembagian kerja ditetapkan sekaligus struktur orgnisasi, tugas, dan fungsi masing-masing unit dalam organisasi, serta wewenang masing-masing organisasi.

Adapun tugas serta wewenang dari masing-masing unit yang terdapat dalam struktur organisasi Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang adalah sebagai berikut:

a. Kepala Pasar menpunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: 1) Mengadakan pengelolaan terhadap pasar, melakukan pengawasan

pelaksanaan dalam pemungutan retribusi serta melaksanakan pengamanan, ketertiban, dan keberhasilan pasar.

2) Menyusun rencana dan program pengadaan penetapan sarana dan prasarana pasar.

3) Melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pemanfaatan sarana dan prasarana pasar.

4) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengadaan dan pengelolaan sarana dan prasarana pasar.

b. Bagian Administrasi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:


(46)

2) Melaksanakan urusan umum kepegawaian dan keuangan pasar. 3) Melaksanakan dukungan administrasi semua urusan pasar. 4) Melaksanakan pelaporan.

c. Bagian Retribusi mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Memproses dan melaksanakan pungutan retribusi serta penerimaan lainnya.

2) Menyusun dan mempersiapkan administrasi retribusi. 3) Menerima dan membukukan penerimaan retribusi.

4) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan dan penyetoran hasil pungutan retribusi.

d. Penjaga Toilet mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berhubungan dengan kebersihan dan kenyamanan toilet untuk para pedagang dan pengunjung pasar.

e. Bagian Kebersihan, Keamanan, dan Ketertiban (Parkir) mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1) Melaksanakan pengamanan, ketertiban, dan kebersihan lingkungan pasar.

2) Menyusun rencana program pengamanan dan kebersihan pasar. 3) Menyusun pelaksanaan kegiatan pengamanan dan kebersihan


(47)

B. Penyajian Data

1. Alur Pengelolaan Retribusi Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab.

Malang:

Gambar 4.2

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

1. Penganggaran

Proses penganggaran dilakukan sebelum melakukan proses pemungutan retribusi, hal ini dilakukan untuk menentukan bagaimana proses pengelolaan retribusi akan dilakukan. Selain itu penganggaran juga digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan retribusi dan menentukan rencana kedepannya. Proses penganggaran di Pasar Waringin Baru Kec. Turen dilakukan oleh kepala pasar dan bagian administrasi pasar.

2. Pemungutan

Adapun cara pemungutan yang dikakukan yaitu dengan mendatangi dan menagih langsung jumlah retribusi terutang kepada para pedagang. Waktu pemungutannya adalah perhari dan proses pemungutan retribusi dilakukan langsung oleh petugas pemungut retribusi yang berjumlah 2 orang. Dimana


(48)

dalam proses pemungutannya dibagi menjadi dua bagian dan tiga waktu pemungutan. Petugas pemungut 1 bertugas memungut retribusi pada pedagang toko dan kios, sedangkan pemungut 2 bertugas memungut pada pedagang eceran dan kaki lima. Waktu pemungutan dilakukan dalam 3 waktu sebagai berikut:

1) Pemungutan dilakukan pada pukul 06.00 WIB, waktu ini diperuntukkan bagi pedagang yang berjualan hanya pada pukul 02.00 WIB – 06.00 WIB.

2) Pemungutan dilakukan pada pukul 09.00 WIB, waktu ini diperuntukkan bagi pedagang yang berjualan mulai pukul 02.00 WIB – 11.00 WIB.

3) Pemungutan dilakukan mulai pukul 19.00 WIB - selesai, waktu ini diperuntukan bagi pedagang yang berjualan mulai 16.00 WIB – 22.00 WIB.

Selama proses pemungutan setiap pedagang yang sudah membayar retribusi akan memperoleh karcis sebesar jumlah yang dibayarkan. Karcis ini digunakan sebagai bukti bahwa petugas telah melakukan pungutan dan pedagang telah membayar retribusi. Menurut bapak kepala pasar hasil pemungutan dapat dikatakan efektif apabila mencapai hasil minimal 75% dari target yang telah ditentukan.

3. Pelaporan / Pencatatan

Proses pelaporan / pencatatan dilakukan setelah proses pemungutan retribusi dan dilakukan pada hari yang sama juga. Petugas pemungut


(49)

melakukan pembukuan setelah melakukan pemungutan untuk diberikan kepada bagian administrasi untuk dilakukan pembukuan.

Pembukuan retribusi di Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang dilakukan oleh bagian administrasi pasar yang bertugas untuk:

1) Menerima atau mencatat bukti pungutan

2) Mendistribusikan kepada petugas pungut lewat kepala pasar

3) Menerima laporan realisasi pungutan dari petugas pungut kepada kepala pasar

4) Membuat laporan setiap bulan kepada kepala pasar dan laporan tahunan pendapatan retribusi kepada kepala desa. Bagian administrasi tidak membuat laporan untuk dinas pendapatan karena pasar sudah tidak melakukan setoran pada dinas pendapatan sejak tahun 2009 hingga sekarang. Sebelum tahun 2009 pengelola pasar membuat laporan tahunan untuk dinas pendapatandan membayar setoran retribusi sebesar 25% dari total pendapatan retribusi.

4. Pengelolaan

Semua hasil retribusi yang dipungut oleh petugas retribusi dilapangan didistribusikan ke bagian administrasi untuk dihitung dicatat dan dikelompokkan sesuai dengan jenis-jenis retribusinya, antara lain retribusi MCK, retribusi kebersihan, retribusi pasar dan retribusi parkir khusus.


(50)

2. Data Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar Waringin Baru

Kec. Turen Kab. Malang

Tabel 4.1

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data target dan realisasi penerimaan retribusi Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang di atas menunjukkan jumlah target dan realisasi penerimaan retribusi pasar dari jumlah stand pasar. Jumlah target penerimaan ditentukan oleh kepala pasar dan bagian administrasi, dan pada tahun 2009-2012 jumlah yang ditentukan sama yaitu sebesar Rp 219.000.000,00 dan besar realisasi penerimaannya berbeda-beda. Pada tahun 2009-2010 hasil penerimaan retrubusi masih di bawah target yang ditentukan, sedangkan untuk tahun 2011-2012 hasil pungutan sudah melebihi target yang ditentukan. Sedangkan pada tahun 2013 target penerimaan dinaikkan oleh pihak pengelola pasar sebesar Rp 273.750.000,00 hal ini bersamaan dengan kenaikan tarif retribusi untuk setiap jenis pedagang.

Tahun

Target

Realisasi

2009

Rp

219.000.000

Rp

182.534.150

2010

Rp

219.000.000

Rp

184.555.000

2011

Rp

219.000.000

Rp

281.248.270

2012

Rp

219.000.000

Rp

311.663.550

2013

Rp

273.750.000

Rp

304.858.850


(51)

3. Data Jumlah Pedagang di Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang

dan Tarif Retribusi Berdasarkan Jenis Pedagang

Tabel 4.2

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data jumlah pedagang dan tarif retribusi Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang di atas menunjukkan jumlah pedagang yang berjualan selama tahun 2009 serta besar tarif yang dikenakan untuk setiap pedagang. Jenis pedagang pada Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang dikategorikan dalam empat jenis pedagang, dan tarif retribusi untuk setiap pedagang juga dibedakan sesuai dengan jenis pedagangnya.

Tabel 4.3

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Jenis Pedagang

Jumlah Pedagang

Tarif Retribusi

Pedagang Toko

40

Rp

2.000

Pedagang Kios

70

Rp

1.500

Pedagang Eceran

20

Rp

500

Pedagang Kaki Lima

317

Rp

1.000

Data Jumlah Pedagang dan Tarif Retribusi Tahun 2009

Jenis Pedagang

Jumlah Pedagang

Tarif Retribusi

Pedagang Toko

40

Rp

2.000

Pedagang Kios

70

Rp

1.500

Pedagang Eceran

20

Rp

500

Pedagang Kaki Lima

317

Rp

1.000


(52)

Data jumlah pedagang dan tarif retribusi Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang di atas menunjukkan jumlah pedagang yang berjualan selama tahun 2010 serta besar tarif yang dikenakan untuk setiap pedagang. Jenis pedagang pada Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang dikategorikan dalam empat jenis pedagang, dan tarif retribusi untuk setiap pedagang juga dibedakan sesuai dengan jenis pedagangnya.

Tabel 4.4

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data jumlah pedagang dan tarif retribusi Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang di atas menunjukkan jumlah pedagang yang berjualan selama tahun 2011 serta besar tarif yang dikenakan untuk setiap pedagang. Jenis pedagang pada Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang dikategorikan dalam empat jenis pedagang, dan tarif retribusi untuk setiap pedagang juga dibedakan sesuai dengan jenis pedagangnya.

Jenis Pedagang

Jumlah Pedagang

Tarif Retribusi

Pedagang Toko

40

Rp

2.000

Pedagang Kios

70

Rp

1.500

Pedagang Eceran

20

Rp

500

Pedagang Kaki Lima

317

Rp

1.000


(53)

Tabel 4.5

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data jumlah pedagang dan tarif retribusi Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang di atas menunjukkan jumlah pedagang yang berjualan selama tahun 2012 serta besar tarif yang dikenakan untuk setiap pedagang. Jenis pedagang pada Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang dikategorikan dalam empat jenis pedagang, dan tarif retribusi untuk setiap pedagang juga dibedakan sesuai dengan jenis pedagangnya.

Tabel 4.6

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data jumlah pedagang dan tarif retribusi Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang di atas menunjukkan jumlah pedagang yang berjualan selama

Jenis Pedagang

Jumlah Pedagang

Tarif Retribusi

Pedagang Toko

40

Rp

2.000

Pedagang Kios

70

Rp

1.500

Pedagang Eceran

20

Rp

500

Pedagang Kaki Lima

317

Rp

1.000

Data Jumlah Pedagang dan Tarif Retribusi Tahun 2012

Jenis Pedagang

Jumlah Pedagang

Tarif Retribusi

Pedagang Toko

40

Rp

2.500

Pedagang Kios

70

Rp

2.000

Pedagang Eceran

20

Rp

1.000

Pedagang Kaki Lima

317

Rp

1.500


(54)

tahun 2013 serta besar tarif yang dikenakan untuk setiap pedagang. Jenis pedagang pada Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang dikategorikan dalam empat jenis pedagang, dan tarif retribusi untuk setiap pedagang juga dibedakan sesuai dengan jenis pedagangnya. Untuk tarif retribusi pada tahun 2013 berbeda dengan tarif retribusi pasar tahun-tahun sebelumnya yaitu mengalami kenaikan sebesar Rp. 500 untuk setiap jenis pedagang.

C. Analisis Data

1. Menganalisis pengelolaan retribusi di Pasar Waringin Baru:

a. Menganalisis Aspek Administrasi

Aspek administrasi penerimaan retribusi pasar merupakan rangkaian kegiatan dan prosedur dalam mengelola keuangan secara tertib, sah, hemat, dan berdayaguna. Retribusi pasar merupakan salah satu sumber pendapatan yang berasal dari penyediaan jasa pelayanan pasar kepada masyarakat pengguna jasa pasar yaitu para pedagang. Guna memperlancar kegiatan administrasi tersebut diperlukan pelaksanaan yang baik dalam segala hal yang mencakup kegiatan berhubungan dengan retribusi pasar.

Adapun pelaksanaan administrasi di Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen adalah sebagai berikut:

a. Pembelian stand dan Ijin pemakaian tempat dasaran atau tempat berjualan di pasar

Pembelian stand atau tempat berjualan dapat dilakukan secara langsung pada pihak pengelola pasar. Dalam proses pembelian stand, pembeli dapat


(55)

melakukan pembelian secara kredit dengan cara diangsur selama 3 tahun terhitung sejak terjadinya perjanjian jual beli antara pihak pasar dan pihak pembeli. Dalam proses jual beli pembeli hanya perlu mengisi data diri, jumlah uang muka pembelian, dan besar angsuran tiap bulan.

b. Proses pemungutan

Proses pemungutan retribusi dilakukan langsung oleh petugas pemungut retribusi yang berjumlah 2 orang. Dimana dalam proses pemungutannya dibagi menjadi dua bagian dan tiga waktu pemungutan. Petugas pemungut 1 bertugas memungut retribusi pada pedagang toko dan kios, sedangkan pemungut 2 bertugas memungut pada pedagang eceran dan kaki lima. Waktu pemungutan dilakukan dalam 3 waktu sebagai berikut:

4) Pemungutan dilakukan pada pukul 06.00 WIB, waktu ini diperuntukkan bagi pedagang yang berjualan hanya pada pukul 02.00 WIB – 06.00 WIB.

5) Pungutan dilakukan pada pukul 09.00 WIB, waktu ini diperuntukkan bagi pedagang yang berjualan mulai pukul 02.00 WIB – 11.00 WIB. 6) Pungutan dilakukan mulai pukul 19.00 WIB - selesai, waktu ini

diperuntukan bagi pedagang yang berjualan mulai 16.00 WIB – 22.00 WIB.

Selama proses pemungutan setiap pedagang yang sudah membayar retribusi akan memperoleh karcis sebesar jumlah yang dibayarkan. Karcis ini digunakan sebagai bukti bahwa petugas telah melakukan pungutan dan pedagang telah membayar retribusi.


(56)

c. Proses pembukuan

Pembukuan retribusi di Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen dilakukan oleh bagian administrasi pasar yang bertugas untuk: 5) Menerima atau mencatat bukti pungutan

6) Mendistribusikan kepada petugas pungut lewat kepala pasar

7) Menerima laporan realisasi pungutan dari petugas pungut kepada kepala pasar

8) Membuat laporan setiap bulan kepada kepala pasar dan laporan tahunan pendapatan retribusi kepada kepala desa. Bagian administrasi tidak membuat laporan untuk dinas pendapatan karena pasar sudah menjadi aset desa sepenuhnya dan hanya memberikan setoran sebesar 25% dari jumlah penerimaan retribusi. Sebelum tahun 2009 pengelola pasar membuat laporan tahunan untuk dinas pendapatan dan membayar setoran retribusi sebesar 25% dari jumlah penerimaan retribusi.

b. Menganalisis Aspek Pemanfaatan Hasil

Mengenai pemanfaatan hasil dari pemungutan retribusi dibagi menjadi 2 bagian yaitu 50% untuk pengelolaan pasar dan gaji karyawan, sedangkan 50% untuk setoran ke kantor desa untuk pengembangan dan pembangunan desa. Bagian yang diterima oleh pasar digunakan untukpengelolaan pasar seperti pemberian fasilitas untuk umum dan biaya peningkatan pelayanan pasar.


(57)

Fasilitas-fasilitas yang disediakan di Pasar Waringin Baru Kec Turen Kab. Malang untuk memenuhi kepentingan umum juga telah tersedia seperti MCK, tempat pembuangan sampah, fasilitas air, lstrik, dan telepon, musholla, dan lain-lain. Di Pasar Waringin Baru Kec Turen Kab. Malang layanan yang dapat diberikan dari hasil penerimaan retribusi digunakan untuk dua jenis layanan:

a. Layanan fisik

Layanan yang diberikan oleh pasar kepada objek retribusi berupa benda-benda yang terlihat wujudnya yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh objek retribusi. Menurut penelitian yang dilakukan, layanan fisik yang diberikan oleh pasar berupa fasilitas-fasilitas penunjang seperti MCK, tempat pembuangan sampah, alat pemadam kebakaran, musholla, pengadaan peralatan kebersihan, dan lain-lain sudah cukup baik. Namun perlu sedikit perbaikan untuk lahan parkir yang digunakan untuk penitipan kendaraan para pedagang dan pengunjung pasar.

b. Layanan non fisik

Layanan yang diberikan oleh pasar berupa layanan yang tidak berupa benda atau dengan kata lain layanan yang tidak berwujud. Layanan yang dimaksud disini adalah layanan keamanan bagi para pedagang dan pengunjung pasar. Menurut para pedagang yang berjualan di Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang layanan keamanan di pasar berangsur-angsur baik karena petugas keamanan selalu berusaha mempebaiki kinerjanya.


(58)

2. Menilai efektivitas pengelolaan retribusi Pasar Waringin Baru Kec.

Turen Kab. Malang:

a. Menghitung Rasio Efektivitas

Rasio efektivitas =

1) Rasio Efektivitas Tahun 2009

Rasio efektivitas =

=

83,35%

2) Rasio Efektivitas Tahun 2010

Rasio efektivitas =

=

84,27%

3) Rasio Efektivitas Tahun 2011

Rasio efektivitas =

=

128,42%

4) Rasio Efektivitas Tahun 2012

Rasio efektivitas =


(59)

5) Rasio Efektivitas Tahun 2013

Rasio efektivitas =

= 111,36%

1. Tingkat Efektivitas Pendapatan Retribusi Pasar Waringin Baru Kec.

Turen Kab. Malang Tahun 2009-2013

Tabel 4.7

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Dari data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk hasil perhitungan tingkat efektivitas yaitu dengan cara membandingkan antara target dan realisasi retribusi pasar sudah memperoleh hasil yang menujukkan tingkat efektivitas. Untuk hasil rasio efektivitas pada tahun 2009 dan 2010 menunjukkan hasil yang cukup efektif karena masih di bawah 100%. Sedangkan untuk tahun 2011-2013 hasil perhitungan rasio efektivitas menunjukkan hasil yang efektif dan bahkan melebihi angka 100%.

Tahun Target Realisasi Rasio Efektivitas (%)

2009 Rp 219.000.000 Rp 182.534.150 83,35 2010 Rp 219.000.000 Rp 184.555.000 84,27 2011 Rp 219.000.000 Rp 281.248.270 128,42 2012 Rp 219.000.000 Rp 311.663.550 142,31 2013 Rp 273.750.000 Rp 304.858.850 111,36


(60)

2. Rata-rata Tingkat Efektivitas Penerimaan Retribusi Pasar Waringin

Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen Tahun 2009-2013

Tabel 4.8

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data rata-rata tingkat efektivitas penerimaan retribusi Pasar Waringin Baru di atas diperoleh dari hasil perhitungan rasio efektivitas dibagi dengan periode perhitungan. Hasil rata-rata penerimaan menunjukkan bahwa tingkat efektivitas penerimaan retribusi pasar sudah efektif dan mendapatkan hasil yang melebihi angka efektivitas.

3. Prosentase Kenaikan Target Retribusi Pasar Tahun 2009-2013

Tabel 4.9

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Tahun Rasio Efektivitas (%) Rata-Rata Tingkat Efektivitas %

2009 83,35

2010 84,27

2011 128,42

2012 142,31

2013 111,36

Total 549,72

Rata-Rata Tingkat Efektivitas Penerimaan Retribusi Pasar Tahun 2009-2013

109,94

Tahun

Target

Kenaikan Target

Prosentase

2009

Rp

219.000.000

Rp

-

0%

2010

Rp

219.000.000

Rp

-

0%

2011

Rp

219.000.000

Rp

-

0%

2012

Rp

219.000.000

Rp

-

0%

2013

Rp

273.750.000

Rp

54.750.000

25%


(61)

Data prosentase kenaikan target retribusi pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang diatas menunjukkan bahwa kenaikan target penerimaan baru terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 25%. Kenaikan target disini terjadi karena target pada tahun-tahun sebelumnya sudah terpenuhi dan mendapatkan selisih lebih yang cukup besar dengan realisasinya.

b. Menganalisis Potensi Penerimaan Retribusi Pasar

1. Analisis Potensi Pasar Tahun 2009-2012

Tabel 4.10

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data jumlah pedagang dan tarif retribusi di atas menggambarkan jumlah pedagang pada tahun 2009-2012 beserta tarif yang dikenakan. Jumlah pedagang dan tarif retribusi pada tahun 2009-2012 tidak mengalami perubahan, hal ini terjadi karena pihak pengelola pasar tidak melakukan pendataan pedagang setiap tahunnya sehingga jumlah pedagang pada tahun 2009-2012 tidak mengalami perubahan. Data diatas digunakan untuk menghitung potensi penerimaan retribusi pasar yang seharusnya dicapai dalam realisasi penerimaan retribusi.

Jenis Pedagang

Jumlah Pedagang

Tarif Retribusi

Pedagang Toko

40

Rp

2.000

Pedagang Kios

70

Rp

1.500

Pedagang Eceran

20

Rp

500

Pedagang Kaki Lima

317

Rp

1.000


(62)

a. Analisis Potensi Pasar Tahun 2009

Potensi Pasar (retribusi pagi)

= [(JPT x TR) + (JPK x TR) + (JPE x TR) + (JPKL x TR)] x 360 = [(40 x 2.000) + (70 x 1.500) + (20 x 500) + (317 x 1000)] x 360 = [80.000 + 105.000 + 10.000 + 317.000] x 360

= 184.320.000

Tabel 4.11

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data potensi penerimaan retribusi pasar diatas menunjukkan jumlah penerimaan retribusi yang dapat diperoleh pihak pengelola pasar untuk pungutan retribusi pada tahun 2009 saat pagi hari. Dilihat dari hasil perhitungan potensi penerimaan retribusi pasar pada pagi hari, hasil pungutan retribusi yang paling berpotensi yaitu retribusi untuk pedagang kaki lima. Sedangkan untuk pedagang yang berpotensi kedua yaitu pedagang kios dan pedagang yang berpotensi ketiga yaitu pedagang toko.

Jenis Pedagang Jumlah Pedagang Tarif Retribusi Total Penghasilan/Hari Total Penghasilan Setahun

Pedagang Toko

40

Rp

2.000

Rp

80.000

Rp

28.800.000

Pedagang Kios

70

Rp

1.500

Rp

105.000

Rp

37.800.000

Pedagang Eceran

20

Rp

500

Rp

10.000

Rp

3.600.000

Pedagang Kaki Lima

317

Rp

1.000

Rp

317.000

Rp

114.120.000

512.000

Rp

Rp

184.320.000

Data Potensi Retribusi Pasar Pagi Hari Tahun 2009


(63)

Potensi retribusi pasar (retribusi sore)

= [(JPT x TR) + (JPK x TR) + (JPE x TR) + (JPKL x TR)] x 360 = [(20 x 2.000) + (35 x 1.500) + (10 x 500) + (150 x 1000)] x 360 = [40.000 + 52.500 + 5000 + 150.000] x 360

= 89.100.000

Tabel 4.12

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data potensi penerimaan retribusi pasar diatas menunjukkan jumlah penerimaan retribusi yang dapat diperoleh pihak pengelola pasar untuk pungutan retribusi pada tahun 2009 saat sore hari. Dilihat dari hasil perhitungan potensi penerimaan retribusi pasar pada sore hari, hasil pungutan retribusi yang paling berpotensi yaitu retribusi untuk pedagang kaki lima. Sedangkan untuk pedagang yang berpotensi kedua yaitu pedagang kios dan pedagang yang berpotensi ketiga yaitu pedagang toko.

Jenis Pedagang Jumlah Pedagang Tarif Retribusi Total Penghasilan/Hari Total Penghasilan Setahun

Pedagang Toko 20 Rp 2.000 Rp 40.000 Rp 14.400.000 Pedagang Kios 35 Rp 1.500 Rp 52.500 Rp 18.900.000 Pedagang Eceran 10 Rp 500 Rp 5.000 Rp 1.800.000 Pedagang Kaki Lima 150 Rp 1.000 Rp 150.000 Rp 54.000.000

247.500

Rp Rp 89.100.000

Data Potensi Retribusi Pasar Sore Hari Tahun 2009


(64)

b. Analisis Potensi Pasar Tahun 2010

Potensi Pasar (retribusi pagi)

= [(JPT x TR) + (JPK x TR) + (JPE x TR) + (JPKL x TR)] x 360 = [(40 x 2.000) + (70 x 1.500) + (20 x 500) + (317 x 1000)] x 360 = [80.000 + 105.000 + 10.000 + 317.000] x 360

= 184.320.000

Tabel 4.13

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data potensi penerimaan retribusi pasar diatas menunjukkan jumlah penerimaan retribusi yang dapat diperoleh pihak pengelola pasar untuk pungutan retribusi pada tahun 2010 saat pagi hari. Dilihat dari hasil perhitungan potensi penerimaan retribusi pasar pada pagi hari, hasil pungutan retribusi yang paling berpotensi yaitu retribusi untuk pedagang kaki lima. Sedangkan untuk pedagang yang berpotensi kedua yaitu pedagang kios dan pedagang yang berpotensi ketiga yaitu pedagang toko.

Jenis Pedagang Jumlah Pedagang Tarif Retribusi Total Penghasilan/Hari Total Penghasilan Setahun

Pedagang Toko 40 Rp 2.000 Rp 80.000 Rp 28.800.000 Pedagang Kios 70 Rp 1.500 Rp 105.000 Rp 37.800.000 Pedagang Eceran 20 Rp 500 Rp 10.000 Rp 3.600.000 Pedagang Kaki Lima 317 Rp 1.000 Rp 317.000 Rp 114.120.000

512.000

Rp Rp 184.320.000

Data Potensi Retribusi Pasar Pagi Hari Tahun 2010


(65)

Potensi retribusi pasar (retribusi sore)

= [(JPT x TR) + (JPK x TR) + (JPE x TR) + (JPKL x TR)] x 360 = [(20 x 2.000) + (35 x 1.500) + (10 x 500) + (150 x 1000)] x 360 = [40.000 + 52.500 + 5000 + 150.000] x 360

= 89.100.000

Tabel 4.14

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data potensi penerimaan retribusi pasar diatas menunjukkan jumlah penerimaan retribusi yang dapat diperoleh pihak pengelola pasar untuk pungutan retribusi pada tahun 2010 saat sore hari. Dilihat dari hasil perhitungan potensi penerimaan retribusi pasar pada sore hari, hasil pungutan retribusi yang paling berpotensi yaitu retribusi untuk pedagang kaki lima. Sedangkan untuk pedagang yang berpotensi kedua yaitu pedagang kios dan pedagang yang berpotensi ketiga yaitu pedagang toko.

Jenis Pedagang Jumlah Pedagang Tarif Retribusi Total Penghasilan/Hari Total Penghasilan Setahun

Pedagang Toko

20

Rp

2.000

Rp

40.000

Rp

14.400.000

Pedagang Kios

35

Rp

1.500

Rp

52.500

Rp

18.900.000

Pedagang Eceran

10

Rp

500

Rp

5.000

Rp

1.800.000

Pedagang Kaki Lima

150

Rp

1.000

Rp

150.000

Rp

54.000.000

247.500

Rp

Rp

89.100.000

Data Potensi Retribusi Pasar Sore Hari Tahun 2010


(66)

c. Analisis Potensi Pasar Tahun 2011

Potensi Pasar (retribusi pagi)

= [(JPT x TR) + (JPK x TR) + (JPE x TR) + (JPKL x TR)] x 360 = [(40 x 2.000) + (70 x 1.500) + (20 x 500) + (317 x 1000)] x 360 = [80.000 + 105.000 + 10.000 + 317.000] x 360

= 184.320.000

Tabel 4.15

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data potensi penerimaan retribusi pasar diatas menunjukkan jumlah penerimaan retribusi yang dapat diperoleh pihak pengelola pasar untuk pungutan retribusi pada tahun 2011 saat pagi hari. Dilihat dari hasil perhitungan potensi penerimaan retribusi pasar pada pagi hari, hasil pungutan retribusi yang paling berpotensi yaitu retribusi untuk pedagang kaki lima. Sedangkan untuk pedagang yang berpotensi kedua yaitu pedagang kios dan pedagang yang berpotensi ketiga yaitu pedagang toko.

Jenis Pedagang Jumlah Pedagang Tarif Retribusi Total Penghasilan/Hari Total Penghasilan Setahun

Pedagang Toko 40 Rp 2.000 Rp 80.000 Rp 28.800.000 Pedagang Kios 70 Rp 1.500 Rp 105.000 Rp 37.800.000 Pedagang Eceran 20 Rp 500 Rp 10.000 Rp 3.600.000 Pedagang Kaki Lima 317 Rp 1.000 Rp 317.000 Rp 114.120.000

512.000

Rp Rp 184.320.000 Jumlah


(67)

Potensi retribusi pasar (retribusi sore)

= [(JPT x TR) + (JPK x TR) + (JPE x TR) + (JPKL x TR)] x 360 = [(20 x 2.000) + (35 x 1.500) + (10 x 500) + (150 x 1000)] x 360 = [40.000 + 52.500 + 5000 + 150.000] x 360

= 89.100.000

Tabel 4.16

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data potensi penerimaan retribusi pasar diatas menunjukkan jumlah penerimaan retribusi yang dapat diperoleh pihak pengelola pasar untuk pungutan retribusi pada tahun 2011 saat sore hari. Dilihat dari hasil perhitungan potensi penerimaan retribusi pasar pada sore hari, hasil pungutan retribusi yang paling berpotensi yaitu retribusi untuk pedagang kaki lima. Sedangkan untuk pedagang yang berpotensi kedua yaitu pedagang kios dan pedagang yang berpotensi ketiga yaitu pedagang toko.

Jenis Pedagang Jumlah Pedagang Tarif Retribusi Total Penghasilan/Hari Total Penghasilan Setahun

Pedagang Toko

20

Rp

2.000

Rp

40.000

Rp

14.400.000

Pedagang Kios

35

Rp

1.500

Rp

52.500

Rp

18.900.000

Pedagang Eceran

10

Rp

500

Rp

5.000

Rp

1.800.000

Pedagang Kaki Lima

150

Rp

1.000

Rp

150.000

Rp

54.000.000

247.500

Rp

Rp

89.100.000

Data Potensi Retribusi Pasar Sore Hari Tahun 2011


(68)

d. Analisis Potensi Pasar Tahun 2012

Potensi Pasar (retribusi pagi)

= [(JPT x TR) + (JPK x TR) + (JPE x TR) + (JPKL x TR)] x 360 = [(40 x 2.000) + (70 x 1.500) + (20 x 500) + (317 x 1000)] x 360 = [80.000 + 105.000 + 10.000 + 317.000] x 360

= 184.320.000

Tabel 4.17

Sumber : Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen

Data potensi penerimaan retribusi pasar diatas menunjukkan jumlah penerimaan retribusi yang dapat diperoleh pihak pengelola pasar untuk pungutan retribusi pada tahun 2012 saat pagi hari. Dilihat dari hasil perhitungan potensi penerimaan retribusi pasar pada pagi hari, hasil pungutan retribusi yang paling berpotensi yaitu retribusi untuk pedagang kaki lima. Sedangkan untuk pedagang yang berpotensi kedua yaitu pedagang kios dan pedagang yang berpotensi ketiga yaitu pedagang toko.

Jenis Pedagang

Jumlah Pedagang Tarif Retribusi Total Penghasilan/Hari Total Penghasilan Setahun

Pedagang Toko

40

Rp

2.000

Rp

80.000

Rp

28.800.000

Pedagang Kios

70

Rp

1.500

Rp

105.000

Rp

37.800.000

Pedagang Eceran

20

Rp

500

Rp

10.000

Rp

3.600.000

Pedagang Kaki Lima

317

Rp

1.000

Rp

317.000

Rp

114.120.000

512.000

Rp

Rp

184.320.000

Data Potensi Retribusi Pasar Pagi Hari Tahun 2012


(1)

2.000, pedagang kios Rp 1.500, pedagang eceran Rp 500, dan pedagang kaki lima Rp 1.000. Sedangkan untuk tahun 2013 tarif retribusi mengalami kenaikan sebesar Rp 500 untuk masing-masing jenis pedagang.

Perhitungan potensi pasar dilakukan sebanyak dua kali karena proses pemungutan retribusi berjalan sebanyak dua kali dalam sehari. Pemungutan retribusi dilakukan pada saat pagi hari dan sore hari. Jika pada saat pagi hari pemungutan retribusi dilakukan secara penuh untuk semua pedagang, sedangkan sore hari hanya dilakukan untuk sebagian dari jumlah pedagang. Hal ini terjadi karena tidak semua pedagang berjualan sebanyak dua kali dalam sehari tetapi hanya sebagian saja.

Hasil perhitungan potensi penerimaan retribusi pasar yang dihitung dengan cara jumlah pedagang dikalikan dengan tarif retribusi dan jumlah hari dalam satu tahun memperoleh hasil yang cukup maksimal. Pada tahun 2009-2012 hasil perhitungan potensi penerimaan retribusi pasar sebesar Rp 273.420.000,00 yaitu Rp 184.320.000 untuk retribusi pagi dan Rp 89.100.000,00 untuk retribusi sore. Sedangkan untuk tahun 2013 memperoleh hasil sebesar Rp 392.580.00,00 yaitu Rp 264.780.00 untuk retribusi pagi dan Rp 127.800.000,00 untuk retribusi sore. Kenaikan pada tahun 2013 ini terjadi karena kenaikan tarif retribusi sebesar Rp 500 untuk setiap jenis pedagang.

Perhitungan potensi pada tahun 2009 jika dibandingkan dengan hasil realisasi retribusi yang dicapai oleh pengelola pasar belum dapat dikatakan optimal karena prosentase yang dicapai masih sebesar 66,76%. Pada tahun 2010 hasil realisasi retribusi yang dicapai oleh pengelola pasar juga masih belum


(2)

optimal karena prosentase yang dicapai masih sebesar 67,50%. Pada tahun 2011 dan 2012 hasil realisasi yang dicapai sudah optimal karena prosentase realisasi yang dicapai sudah di atas 100%. Sedangkan untuk tahun 2013 prosentase yang diperoleh sebesar 77,65% dan dikatakan masih belum optimal.

Jadi, jika dilihat dari hasil perhitungan potensi pasar dibandingkan dengan realisasi pendapatan retribusi pasar secara keseluruhan maka tingkat penggalian potensi pasar dapat dikatakan cukup optimal, karena hasil perhitungan potensi pasar belum dapat dicapai secara penuh dalam realisasi pemungutan retribusi pasar. Seharusnya dengan adanya potensi sebesar Rp 273.420.000,00 dan Rp 392.580.000,00 dalam realisasinya juga harus memperoleh hasil yang sama. Namun dalam hal ini realisasi yang dicapai belum maksimal, dengan kata lain pihak pengelola pasar belum maksimal dalam menggali potensi yang ada.

Pihak pengelola pasar seharusnya memaksimalkan pemungutan dan pengelolaan retribusi pasar agar dapat menggali potensi pasar dengan optimal. Untuk memperoleh hasil yang maksimal dan sesuai dengan potensinya pihak pengelola pasar harus mengatasi beberapa masalah internal terlebih dahulu seperti adanya pedagang yang masih menunda pembayaran retribusinya. Dengan teratasinya masalah internal yang ada maka pihak pasar dapat maksimal dalam menggali potensi pasar yang ada. Dengan memaksimalkan potensi yang ada maka hasil realisasi pemungutan retribusi akan sama dengan potensi yang ada dan pengelolaannya juga akan berjalan efektif.


(3)

69 PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

Proses pengelolaan retribusi di Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang sudah berjalan dengan baik dan sesuai prosedur yaitu penganggaran, pemungutan, pelaporan, dan pengelolaannya sudah terorganisir. Seluruh prosesnya juga sudah terkendali dengan baik sehingga terjadinya kesalahan sangat minim. Selain itu, dilihat dari sisi aspek administrasi dan pemanfaatan hasil proses pengelolaan retribusi sudah berjalan dengan baik.

Dari hasil analisis antara realisasi dan target penerimaannya pengelolaan retribusi di Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang sudah berjalan dengan efektif. Jika dilihat dari realisasi penerimaan retribusinya setiap tahun mengalami peningkatan dan jika dibandingkan dengan targetnya sudah dapat tercapai dengan baik dari tahun ke tahun dan pada tahun 2012 dan 2013 mencapai lebih dari 100%. Dari hasil perhitungan dan analisis tingkat efektivitas yang dilakukan pengelolaan retribusi di Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen sudah berjalan dengan efektif. Tingkat efektivitas untuk setiap tahunnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dan secara keseluruhan juga sudah efektif. Sedangkan berdasarkan potensinya pengelolaan retribusi di Pasar Waringin Baru Desa Gedog Wetan Kec. Turen juga sudah mencapai hasil yang


(4)

cukup optimal karena tingkat potensi sudah hampir tercapai 100% dalam realisasinya.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini, data target dan realisasi pungutan retribusi pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang yang didapatkan peneliti terbatas di tahun 2009-2013. Selain keterbatasan tahun peneliti juga berfokus pada retribusi pasar khususnya stand pasar. Sehingga pembahasan yang peneliti buat dalam penelitian ini masih kurang optimal karena retribusi pasar tidak hanya pada stand saja melainkan masih banyak lagi antara lain retribusi kebersihan, retribusi keamanan, retribusi parkir dan lain sebagainya yang berhubungan dengan kinerja pasar.

C. Saran

1. Pihak Pasar

Pasar Waringin Baru Kec. Turen Kab. Malang diharapkan dapat mempertahankan efektivitas pengelolaan hasil retribusinya dan mendata jumlah pedagang setiap saat (ketika ada perubahan jumlah pedagang). Dengan pendataan pedagang setiap saat dapat diketahui jika masih ada pedagang yang masih belum terdaftar ataupun pedagang yang baru berjualan agar target efektif yang telah ditentukan dapat terus tercapai dengan baik. Pendataan pedagang setiap saat juga dapat mempermudah dalam memperhitungkan potensi pasar. Selain itu juga diharapkan dapat mempertahankan kinerjanya yang telah berjalan secara terorganisir.


(5)

2. Pihak Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya dan mengembangkan penelitian agar tidak hanya terbatas pada perhitungan efektivitas pengelolaan retribusi pasar khususnya stand saja, melainkan juga memperhitungkan efektivitas pengelolaan retribusi yang lain seperti retribusi kebersihan dan keamanan, retribusi parkir dan lain-lain yang berhubungan dengan kinerja pasar.


(6)