Kesehatan Pertanian SLHD 2014 Bab III Tekanan Terhadap Lingkungan

Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-16 kurang memenuhi ditinjau dari aspek kesehatan lingkungan terutama di wilayah pedesaan seperti masih menggunakan jamban cemplung cubluk terbuka. Secara umum penanganan air limbah rumah tangga di Kabupaten Kulonprogo adalah mempergunakan sistem setempat onsite system berupa : jamban tuang siram pribadi yang dihubungkan dengan tangki septik; jamban tuang siram pribadi yang dihubungkan dengan cubluk tunggal cemplung tertutup; jamban cubluk pribadi cemplung terbuka. Secara umum kondisi permukiman yang meliputi sumber air minum, sarana pembuangan sampah serta sarana pembuangan kotoran buang air besar di wilayah Kabupaten Kulonprogo tahun 2014 sudah ada peningkatan ke arah yang lebih baik dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2013. Dari data capaian MDGs tahun 2014, bahwa desa yang telah melaksanakan STBM Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Kabupaten Kulonprogo mencapai 73,86 atau 65 dari 88 desakelurahan.

C. Kesehatan

Angka Harapan Hidup Kabupaten Kulonprogo untuk tahun 2014 sebesar 75,20 meningkat dibanding angka tahun 2013 sebesar 75,03 tahun Angka harapan hidup penduduk Kabupaten Kulonprogo ini juga berada di atas rata-rata angka harapan hidup provinsi tercatat sebesar 73,62 tahun. Hal ini menunjukkan keberhasilan capaian pembangunan manusia bidang peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Kulonprogo. Perhitungan Usia Harapan Hidup UHH dalam lima tahun terakhir dapat disajikan dalam gambar sebagai berikut : Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-17 Gambar 3.10. Grafik Usia Harapan Hidup di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2010 - 2014 . Angka kematian Ibu tahun 2014 tercapai 94,25100.000 KH dan secara absolut jumlah kematian Ibu tahun 2014 sudah menurun yaitu dari 7 kasus pada tahun 2013 menjadi 5 kasus pada tahun 2014, sedang untuk angka kematian bayi sudah dapat diturunkan yaitu dari 18,231.000 KH pada tahun 2013 menjadi 11,491.000 KH pada tahun 2014 . Data tersebut dapat disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.10. Indikator Pembangunan Kesehatan Kabupaten Kulonprogo Tahun 2012 - 2014 No. Uraian Tahun 2012 2013 2014 1. Angka Kematian Ibu AKI 52,67100.000 KH 132100.000 KH 94,25100.000 KH 2. Angka Kematian Bayi AKB 12,1 1000 KH 18,23 1000 KH 11,491000 KH Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Kulonprogo, 2014 Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-18 Jenis-jenis penyakit utama yang diderita penduduk Kabupaten Kulon Progo Tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2013, ada beberapa yang bergeser peringkat jumlah penderitanya. Data tersebut dapat disajikan dalam gambar berikut : Gambar 3.11. Grafik Penyakit Utama di Kab. Kulonprogo Tahun 2012-2014 Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-19

D. Pertanian

Kabupaten Kulonprogo mempunyai dua kawasan pertanian yaitu kawasan pertanian lahan basah dan kawasan pertanian lahan kering. Untuk tahun 2014, luas lahan pertaniansawah di Kabupaten Kulonprogo adalah 10.297 Ha masih tetap sama dengan tahun 2013. Kawasan pertanian lahan basah merupakan kawasan pertanian yang tersedia air terus menerus sepanjang tahun dan cocok untuk komoditas tanaman padi dengan ciri pengolahan tanah sawah. Kawasan ini digunakan tidak hanya sebagai lahan produksi tetapi juga digunakan sebagai daerah resapan air. Berdasarkan kriteria tersebut maka persebaran lahan pertanian basah meliputi sebagian wilayah Kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, Pengasih, Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh. Sedangkan untuk kawasan pertanian lahan kering adalah areal pertanian yang tidak tersedia air secara baik dan cocok untuk tanaman serta sistem pengolahan lahan kering. Tanaman yang dimaksud meliputi tanaman pangan dan holtikultura dengan tujuan pengelolaan untuk memanfaatkan potensi lahan yang sesuai untuk kegiatan pertanian lahan kering dalam meningkatkan produksi pangan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Lahan sawah merupakan lahan yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lahan tanaman pangan, mengingat kehidupan manusia tergantung bidang pertanian sehingga tidak mengherankan jika sektor pertanian mempunyai peran penting dalam pembangunan khususnya di Kabupaten Kulonprogo. Lahan sawah di Kabupaten Kulonprogo meliputi sawah irigasi teknis, sawah irigasi semi teknis, sawah irigasi sederhana, dan sawah tadah hujan. Penggunaan lahan untuk sawah di Kabupaten Kulonprogo bervariasi, ada yang dengan frekuensi penanaman 1 kalitahun, dan 2 kalitahun, dengan lama Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-20 penanaman 90 hariperiode. Perkiraan sumbangan emisi gas metan CH4 dari lahan sawah terbesar terjadi pada lahan dengan musim tanam 2 kalitahun, karena yang menggunakan frekuensi penananam ini paling banyak yaitu seluas 9.281 Ha. Penggunaan Pupuk Kenyataan di lapangan, petani sudah mengurangi pemakaian pupuk kimia, dan kembali menggunakan kompos, karena lebih ekonomis dan petani juga sudah mulai sadar dan peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup. Kompos ini diproduksi oleh kelompok-kelompok masyarakatpetani setempat. Penggunaan pupuk untuk padi dan palawija tahun 2013 dan 2014 dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3.12. Grafik Penggunaan Pupuk Tahun 2013-2014 Dari grafik dapat dilihat bahwa penggunaan pupuk kimia meningkat, dan pupuk petroganik menurun, hal tersebut disebabkan perubahan kuota pupuk bersubsidi. Sedangkan data penggunaan pupuk non subsidi tidak tersedia, sehingga tidak dapat diperbandingkan penggunaannya. Untuk tanaman perkebunan, penggunaan pupuk urea : 155 ton, SP 36 : 5 ton, ZA : 253 ton, NPK : 441 ton dan organik : 150 ton. Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-21 Peternakan Data populasi ternak tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 dapat disajikan dalam tabel berikut : Tabel 3.11. Populasi Terbesar Hewan Ternak di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013 -2014 No Jenis Ternak Populasi Tahun 2013 Tahun 2014 Perubahan I Ternak Besar 53.643 49.522 7,68 1. Sapi potong 53.433 49.370 7,60 2. Sapi perah 85 51 40,00 3. Kerbau 108 89 17,59 4. Kuda 17 12 29,41 II Ternak Kecil 135.669 133.047 1,93 1. Kambing 89.725 90.010 0,32 2. Domba 22.062 21.214 3,84 3. Babi 2.136 1.203 43,68 4. Kelinci 21.746 20.620 5,18 III Unggas 3.785.678 4.126.843 9,01 1. Ayam buras 796.593 771.638 3,13 2. Ayam petelur 819.618 882.797 7,71 3. Ayam ras pedaging 1.539.345 1.728.226 12,27 4. Itik 138.569 132.506 4,38 5. Burung puyuh 491.553 611.676 24,44 Keterangan : Kambing lokal 59.185 dan Kambing PE 30.825 Itik 112.586 dan Itik Manila 19.920 Sumber : Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulonprogo, 2014 Hewan ternak besar yang paling banyak dipelihara oleh masyarakat Kulonprogo adalah jenis kambing dengan jumlah populasi 90.010 ekor, kemudian sapi potong 49.370 ekor dan domba 21.214 ekor. Dan untuk hewan unggas adalah ayam raspedaging dengan jumlah populasi 1.728.226 ekor, ayam petelur 882.797 ekor dan kemudian ayam buraskampung 771.638 ekor. Sedangkan untuk perkiraan emisi gas metan CH4 dari pupuk kandang terbesar berasal dari hewan ternak sapi Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-22 potong kemudian baru kambing, sedangkan untuk perkiraan emisi gas metan CH4 dari fermentasi pencernaan terbesar adalah sapi potong, kemudian kambing dan domba. Untuk unggas perkiraan emisi gas metan CH4 terbesar adalah dari pupuk kandang kotoran ayam raspedaging, kemudian ayam petelur, dan ayam buraskampung. Sedangkan untuk mengetahui ternak besar, kecil maupun unggas yang mempunyai populasi besar disajikan dalam gambar sebagai berikut : Gambar 3.13. Grafik Populasi Terbesar Hewan Ternak Kab Kulonprogo Tahun 2012 – 2014 Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-23 Kebutuhan Air Kegiatan sektor pertanian yang meliputi : pertanian, perikanan dan peternakan membutuhkan air untuk keberlangsungan kegiatannya. Adapun data kebutuhan air untuk sektor tersebut adalah : Tabel 3.12 Kebutuhan Air Sektor Pertanian Kabupaten Kulon Progo No. Kecamatan Kebutuhan Air juta m 3 Peternakan Pertanian Perikanan Total 1. Samigaluh 0,0879 18,8262 0,0867 19,8115 2. Kalibawang 0,1044 23,9765 0,1112 25,0725 3. Nanggulan 0,1360 28,0953 0,1494 29,2755 4. Girimulyo 0,1077 8,0270 0,0383 8,8922 5. Sentolo 0,2844 26,5308 0,0952 28,3731 6. Pengasih 0,1788 18,4428 0,0973 20,2030 7. Kokap 0,1231 2,2373 0,0781 3,4610 8. Lendah 0,2562 19,4514 0,1021 21,0070 9. Temon 0,0702 35,7446 0,3446 36,9633 10. Wates 0,1576 21,7588 0,2684 23,6300 11. Panjatan 0,1488 21,0643 0,1206 22,4308 12. Galur 0,1115 33,2417 0,1252 34,4349 Total 1,7665 257,3968 1,6171 273,5547 Sumber : Hasil Analisis Buku Neraca Sumber Daya Alam Daerah Kabupaten Kulon Progo, 2013 Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-24

E. Industri Industri Kecil