Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-8
B. Permukiman
Pemerintah Kabupaten Kulonprogo telah melaksanaan program dan kegiatan di bidang permukiman untuk meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah. Untuk
itu dilaksanakan penanganan lingkungan sehat permukiman, pemberdayaan komunitas perumahan dan penanganan sampah.
Program pengembangan perumahan dilaksanakan pembangunan Rusunawa Rumah Susun Sewa di Desa Triharjo, Kecamatan Wates yang ditujukan pada
masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah kebawah, hal ini sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Kulonprogo dalam rangka meningkatkan pelayanan
bidang pemukiman. Program Lingkungan Sehat Permukiman telah berhasil mengurangi jumlah
rumah tidak layak huni, dari jumlah semula 19.276 menjadi 14.971 rumah. Untuk penanganan rumah tidak layak huni ini dilaksanakan program lintas sektoral yang
melibatkan juga Kementerian Perumahan Rakyat, Dinas Sosial, Badan Amal Zakat, Infaq dan Shodaqoh Kulonprogo dan Kecamatan, program corporate social
responsibility CSR perusahaan swasta dan pihak lainnya. Untuk itu perlu keperdulian lapisan masyarakat yang mempunyai strata lebih sejahtera. Kebijakan
stimulan bedah rumah dari dana non APBD dan pengembangan kegotongroyongan yang melandasi kegiatan tersebut dapat mempercepat terhadap pengurangan
jumlah rumah tidak layak huni. Selain itu dilakukan juga terobosan-terobosan mencari sumber pendanaan bagi ketersediaan prasarana umum perumahan di luar
APBD, yaitu dengan mengembangkan jaringan program di berbagai kementerian yang terkait. Data tersebut dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-9
Gambar 3.5. Grafik Peningkatan Jumlah Rumah dan Rumah Layak Huni Tahun 2013-2014
Kelayakan sebuah bangunan rumah untuk dihuni tentu tidak hanya dari sisi fisik bangunan rumah inti saja, tetapi juga kelayakan lingkungan permukiman rumah,
harus tersedia instalasi pengolahan air limbah rumah tangga, ketersediaan sarana air bersih dan juga sarana dan prasarana pengelolaan sampah;
Sumber Air Minum
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo tahun 2014 yang telah diolah oleh Tim Penyusun SLHD, bahwa rumah tangga Kabupaten Kulon
Progo yang menggunakan sumber air minum ledeng sejumlah 60.626 KK 43,62; sumber dari sumur gali yang memenuhi syarat kesehatan sejumlah
86.557 KK 62,28, untuk pengguna dua sumber air minum ini jumlahnya melebihi 100, karena pada umumnya rumah tangga yang menggunakan air ledeng
pelanggan PDAM juga mempunyai sumur gali sebagai sumber air minumnya. Sedangkan untuk pengguna air sungai, dan air kemasan tidak tersedia data dan
ada 2 rumah tangga yang menggunakan air hujan sebagai sumber air minum.
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-10
Untuk 2 rumah tangga yang masih menggunakan air hujan ini, karena pada musim kemarau panjang sumur mereka benar-benar kering dan menggunakan PAH
untuk menampung air hujan. Tahun 2014, PPEJ Kementerian Lingkungan Hidup membangun Instalasi Pemanen Air Hujan IPAH sejumlah 28 unit untuk wilayah
rawan kekeringan di Desa Banjarharjo Kalibawang dengan sasaran masyarakat miskin, agar mereka bisa mengakses air bersih disaat musim kemarau panjang.
Berikut contoh IPAH dibawah ini :
Gambar 3.6 Instalasi Pemanen Air Hujan IPAH di Kalibawang Tahun 2014
Menurut data capaian MDGs tahun 2014 dari Bappeda Kulonprogo, penduduk yang memiliki akses terhadap air minum di Kabupaten Kulonprogo sebesar 90,04
. Tetapi jika mengacu pada jumlah rumah tangga dengan sumber air minumnya dapat dikatakan bahwa seluruh penduduk di Kabupaten Kulonprogo sudah dapat
mengakses air bersih sebagai sumber air minumnya. Data tersebut dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut :
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-11
Gambar 3.7. Grafik Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
Sampah
Program Pengembangan
kinerja persampahan
dilakukan untuk
meningkatkan daya tampung tempat pembuangan sampah. Tempat pembuangan sampah sementara yang dilayani adalah di sentra-sentra permukiman di wilayah
Kota Wates dan di pasar-pasar negeri yang tersebar di dua belas kecamatan. Dengan berubahnya paradigma pengelolaan sampah dari pengangkutan sampah
ke TPA menjadi penanganan sampah pada sumbernya, maka sampah diolah dahulu, dipilah dibantu oleh Kelompok Swadaya Masyarakat KSM pada TPST
3R dan sisanya baru di angkut ke TPA, tentunya dengan semakin sedikit sampah yang diangkut ke TPA artinya semakin banyak sampah yang diolah oleh KSM
dengan demikian pemberdayaan masyarakat melalui KSM optimal. Data TPA dan TPST 3R adalah sebagai berikut :
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-12
Tabel 3.8. TPA dan TPST 3R di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
No. Jenis Prasarana
Lokasi Luasan m
2
1. TPA 3R Banyuroto
Banyuroto,Nanggulan 25.000
2. TPST 3R Sampurno Asih
Tobanan, Pengasih 1.000
3. TPST 3R Melati
Beji, Wates 1.000
4. TPST 3R Asri Mulyo
Bendungan, Wates 1.000
5. TPST 3R Asri
Sentolo Lor 1.000
Sumber data : DPU Kab Kulonprogo, 2014 Untuk TPA Tempat Pemrosesan Akhir yang berada di Desa Banyuroto
Kecamatan Nanggulan seluas ± 2,5 Ha, dengan sistem Control Landfill. TPA baru mengolah sampah yang diangkut oleh DPU sejumlah ± 70-80 m
3
hari, sedangkan perkiraan timbulan sampah per hari dihitung berdasarkan literatur jumlah sampah
yang dihasilkan untuk kategori kota kecil adalah 0,003 m3oranghari, sehingga dengan jumlah penduduk 417.473 jiwa, untuk Kabupaten Kulonprogo diperoleh
jumlah sampah 1.252,419 m
3
hari. Timbulan sampah akan semakin besar seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Perbandingan timbulan sampah tahun 2013
dan 2014 sebagai berikut :
Gambar 3.8. Grafik Jumlah Timbulan Sampah di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013-2014
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-13
Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk mengelola sampah yang dihasilkan. Ada yang sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku,
namun masih ada juga masyarakat yang membakar sampah dan membuang ke sungai. Untuk tahun 2014 di Kabupaten Kulonprogo telah tumbuh dan berkembang
dengan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat selain TPST 3R yaitu dengan Bank Sampah. Tentu sistem ini sangat membantu untuk mengurangi
perilaku membakar dan membuang sampah di sungai. Data bank sampah di Kabupaten Kulonprogo dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.9. Data Bank Sampah di Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014
No. Nama Bank Sampah
Alamat 1
2 3
1. Sadidu 29
Wonosidi Lor RW 29, Wates 2.
Melati Kembang, Margosari, Pengasih
3. Maju Sehati
Wonosidi Lor RW 30 dan 31, Wates 4.
Uwuh Harjo Ngrajun, Banjarharjo, Kalibawang
5. Uwuh Mulyo
Segajih, Hargotirto, Kokap 6.
Wijaya Kusuma Karangwuluh Kidul, Temon
7. Skansa
SMKN 1 Pengasih 8.
Bunda Mandiri Banyunganti Kidul, Kaliagung, Sentolo
9. Ngudi Resik
Mejing, Banjararum, Kalibawang 10.
Bumi Arum Lestari Sayangan, Banjararum, Kalibawang
11. Arum Berseri
Kagongan, Banjararum, Kalibawang 12.
Kuncup Asri Kepiton, Banjarasri, Kalibawang
13. Banjar Lestari
Banjaran, Banjaroya, Kalibawang 14.
Resik Manfaat Tulangan, Ngargosari, Samigaluh
15. Pulung Sari
Tegalsari, Ngargosari, Samigaluh 16.
Lestari Pucung, Ngargosari, Samigaluh
17. Rejeki
Nguntukuntuk, Ngargosari, Samigaluh 18.
Sumber Rejeki Ngaran III, Banjarsari, Samigaluh
19. Sido Asri
Pengos A, Gerbosari, Samigaluh 20.
Legowo Dukuh, Gerbosari, Samigaluh
21. Tinalah Asri
Pagutan, Purwoharjo, Samigaluh 22.
Ngudi Resik Kalirejo Lor, Pagerharjo, Samigaluh
23. Sulur Permai
Samigaluh 24.
Pulung Rejeki Pundak Lor, Kembang, Nanggulan
25. Sapu Jagad
Plugon, Donomulyo, Nanggulan 26.
Tanjung Berkah Tanjung Gunung, Tanjungharjo, Nanggulan
27. Rizki Mulia
Ngrojo, Kembang, Nanggulan 28.
Pelopor Kebersihan Cepitan, Wijimulyo, Nanggulan
29. Sekar Sekawan
Pundak Tegal, Kembang, Nanggulan 30.
Utama Jonggrangan, Jatimulyo, Girimulyo
31. Menoreh
Sukomoyo 12, Jatimulyo 32.
Mekar Asri Sukomoyo 10, Jatimulyo
33. Pemuda
Jonggrangan 95, Jatimulyo 34.
Wanita Jonggrangan 96, Jatimulyo
35. Barokah
Sidomulyo, Pengasih
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-14
1 2
3
36. Mugi Makmur
Garang, Tawangsari, Pengasih 37.
Gemah Ripah Nabin, Sidomulyo, Pengasih
38. Widodaren
Parakan, Sidomulyo, Pengasih 39.
Hijau Daun Klegen, Sendangsari, Pengasih
40. Kompak
Kutogiri, Sidomulyo, Pengasih 41.
Bakung Asri Cemetuk, Kedungsari, Pengasih
42. Obika
Karangasem, Sidomulyo, Pengasih 43.
Ngudi Resik Kopok Kulon, Tawangsari, Pengasih
44. Karya Muda
Kepek, Pengasih 45.
Tambah Rejeki Gedangan, Sentolo
46. Dadi Migunani
Gedangan, Sentolo 47.
Harapan Makmur Banyunganti Lor, Kaliagung, Sentolo
48. Berokah
Wora-wari, Sukoreno, Sentolo 49.
Rahayu Banggan, Sukoreno, Sentolo
50. Berkah
Kuncen, Bendungan, Wates 51.
Mawar Mekar Durungan, Wates
52. Flamboyan
Sebokarang, Wates 53.
Migunani Kedungdowo, Wates
54. Sehat
Sideman, Giripeni, Wates 55.
Teratai Putih Graulan, Giripeni, Wates
56. Sido Mulyo
Sambong, Hargorejo, Kokap 57.
Sarwo Guno Selo Timur, Hargorejo, Kokap
58. Ngudi Rejeki
Tegalrejo, Hargowilis, Kokap 59.
Ngudi Makmur Bibis, Hargowilis, Kokap
60. Berkah
Tirto, Hargotirto,Kokap 61.
Sekar Mandiri Plumbon, Temon
62. QT. A
Panginan, Sindutan, Temon 63.
Mestiti Nagung, Kedundang, Temon
64. Melati 2
Kledekan, Jangkaran, Temon 65.
Asri Lestari Salam 3, Plumbon, Temon
66. Migunani
Bangeran, Bumirejo, Lendah 67.
Resik Geden, Sidorejo, Lendah
68. Mapan
Bonosoro, Bumirejo, Lendah 69.
Ngugemi Kepek, Jatirejo, Lendah
70. Uwuh Berkah
Tubin, Sidorejo, Lendah 71.
Bangun Lestari Panjatan
72. Sekar Mandiri
Panjatan 73.
Bina Sejahtera Depok XI, Panjatan
74. Guyup Rukun
Panjatan
Sumber data : KLH Kabupaten Kulonprogo, 2014
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-15
Tempat Buang Air Besar
Sistem pembuangan kotoran manusia erat kaitannya dengan kondisi lingkungan dan resiko penularan penyakit, khususnya penyakit pada saluran
pencernaan. Berdasarkan data tahun 2014 Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo, sebagian besar rumah tangga 108.924 KK 78,37 telah mempunyai
tempat buang air besar sendiri jamban keluarga. Sedangkan yang menggunakan tempat buang air besar bersama yakni sejumlah 156 KK 0,1 dan pengguna
fasilitas tempat buang air besar umum atau MCK komunal sejumlah serta yang tidak ada data tempat buang air besarnya tidak tersedia data. Dibandingkan dengan
data tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Gambar 3.9. Grafik Tempat BAB di Kab Kulonprogo Tahun 2013-2014 Menurut data capaian MDGs dari Bappeda Kulonprogo, bahwa prosentase
capaian penduduk yang memiliki jamban sehat pada tahun 2014 adalah 81,8. Tempat pembuangan air besar kebanyakan menggunakan model leher angsa,
cemplungcubluk dan plengsengan. Sarana sanitasi lingkungan di Kabupaten Kulonprogo secara kuantitas dan
kualitas belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Masih banyak sarana air limbah
Laporan SLHD Kabupaten Kulonprogo Tahun 2014 Bab III-16
kurang memenuhi ditinjau dari aspek kesehatan lingkungan terutama di wilayah pedesaan seperti masih menggunakan jamban cemplung cubluk terbuka. Secara
umum penanganan air limbah rumah tangga di Kabupaten Kulonprogo adalah mempergunakan sistem setempat onsite system berupa : jamban tuang siram
pribadi yang dihubungkan dengan tangki septik; jamban tuang siram pribadi yang dihubungkan dengan cubluk tunggal cemplung tertutup; jamban cubluk pribadi
cemplung terbuka. Secara umum kondisi permukiman yang meliputi sumber air minum, sarana
pembuangan sampah serta sarana pembuangan kotoran buang air besar di wilayah Kabupaten Kulonprogo tahun 2014 sudah ada peningkatan ke arah yang
lebih baik dibandingkan dengan tahun 2012 dan 2013. Dari data capaian MDGs tahun 2014, bahwa desa yang telah melaksanakan STBM Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat di Kabupaten Kulonprogo mencapai 73,86 atau 65 dari 88 desakelurahan.
C. Kesehatan