Latar Belakang Makalah : Kurikulum Dan Pembelajaran Kimia POLA-POLA PENGORGANISASIAN KURIKULUM | Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran yang dirancangdirencanakan yang telah melalui pembimbingan serta hasil pembelajaran yang diinginkan yang telah dibentuk secara sistematik melalui pembinaan semua materi yang ada dan pengalaman disekolah, sehingga guru dapat dituntut tanggung jawabnya terhadap kurikulum yang telah ada. Penafsiran konsep kurikulum bagi peneliti dan praktisi pendidikan dapat berbeda satu sama lain. Secara umum, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu spesifik rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk disampaikan kepada siswa. Penafsiran lain, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan siswa untuk belajar. Memasuki tahun 2011 ini, sejak Indonesia merdeka, kita telah mengenal berbagai kurikulum, ada kurikulum 1947, kurikulum tahun 1950-an, kurikulum tahun 1964, kurikulum tahun 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, dan kurikulum 1994. Mengapa kurikulum yang satu diganti dengan kurikulum yang lainnya. Sampai dengan kurikulum 1984, perubahan kurikulum banyak yang dipengaruhi oleh perubahan politik. Kurikulum 1964 disusun untuk meniadakan MANIPOL-USDEK, kurikulum 1975 digunakan untuk memasukkan Pendidikan Moral Pancasila, dan kurikulum 1984 digunakan untuk memasukkan mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa PSPB. Kurikulum 1994, disamping meniadakan mata pelajaran PSPB juga diperkenalkannya system kurikulum SMU yang dimaksudkan untuk menjadikan pendidikan umum benarbenar sebagai pendidikan persiapan ke perguruan tinggi. Dari serangkaian perubahan kurikulum, yang didasarkan atas hasil 1 penilaian nasional pendidikan national assessment hanyalah kurikulum 1975 dan kurikulum PPSP Proyek Perintis Sekolah Pembangunan 1974–1981. Menurut Deci dan Ryan The Penentuan Nasib Teori SDT berfokus pada sejauh mana individu perilaku adalah motivasi diri dan self-ditentukan. Oleh karena itu, ketika siswa diberi kesempatan untuk mengukur atau dia belajar itu, belajar menjadi insentif. Karena kurikulum dapat dilihat sebagai bentuk pertumbuhan pribadi, siswa didorong untuk memanfaatkan praktek swa-regulasi untuk merenungkan karyanya. Untuk itu, belajar juga bisa konstruktif dalam arti bahwa siswa berada dalam kontrol penuh dari belajar nya. Selama beberapa dekade terakhir, pergeseran paradigma dalam kurikulum telah terjadi di mana guru bertindak sebagai fasilitator dalam ruang kelas yang berpusat pada murid. Pembinaan kurikulum adalah kegiatan yang mengacu pada usaha untuk melaksanakan, mempertahankan, dan menyempurnakan kurikulum yang telah ada, guna memperoleh hasil yang maksimal. Pelaksanaan kurikulum sendiri diwujudkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan tuntutan kurikulum yang dikembangkan sebelumnya bagi pendidikansekolah tertentu. Dengan demikian, pembinaan kurikulum di sekolah dilakukan, setelah melalui tahap pengembangan kurikulum, atau setelah terbentuknya kurikulum baru. Pengembangan kurikulum sebagai tahap lanjutan dari pembinaan, yakni kegiatan yang mengacu untuk menghasilkan suatu kurikulum baru. Dalam kegiatan tersebut meliputi penyususnan-penyusunan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan. Melalui tahap-tahap tersebut akan menghasilkan kurikulum baru. Dan dengan terbentuknya kurikulum baru, maka tugas pengembangan telah selesai. Pengembangan kurikulum adalah sebuah proses siklus yang tidak pernah ada titik awal dan akhirnya. sebab, pengembangan kurikulum ini merupakan suatu proses yang bertumpu pada unsure-unsur dalam kurikulum, yang didalamnya meliputi tujuan, metode, material, penilaian dan balikan feed back. 2 BAB II PEMBAHASAN

A. Kurikulum yang Berpusat pada Mata Pelajaran SubjectCentered