Kurikulum yang Berpusat pada Kegiatan atau Pengalaman

Kelebihan Learner Centered Design berpusat pada peranan siswa diantaranya :  Motivasi instrinsik pada siswa  Pembelajaran memperhatikan perbedaan individu  Kegiatan pemecahan masalah memberikan kemampuan dlm menghadapi kehidupan di luar sekolah Kekurangan Learner Centered Design berpusat pada peranan siswa diantaranya :  Kenyataan, siswa belum tentu tahu persis kebutuhan dan minatnya  Kurikulum tidak mempunyai pola dalam penyusunan strukturnya.  Sangat lemah dlm kontinuitas dan se kuens bahan  Menuntut guru yg ahli dalam banyak hal

C. Kurikulum yang Berpusat pada Kegiatan atau Pengalaman

Kurikulum yang Berpusat pada Kegiatan atau Pengalaman Kurikulum berpusat pada kegiatan activity curriculum dikenal juga dengan experience curriculum kurikulum berpusat pada pengalaman. Jenis kurikulum ini berupaya mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat pada subject curriculum. Pada subject curriculum kegiatan siswa lebih banyak menerima pelajaran passive. Oleh karena itu dianj urkan untuk mengikuti prinsip belajar yang menekankan pada aktivitas siswa. Disamping itu, pada subject curriculum isi atau materi pembelajaran merupakan has] l pengalaman di masa lampau. Tidak memperhatikan pengalaman yang nyata dihadapi siswa. Oleh karena itu untuk mengurangi kelemahan ini dianjurkan agar kurikulum disusun berdasarkan pengalaman siswa atau experience curriculum Rasional penggunaan bentuk kurikulum ini adalah: 19 a. Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Hanya belajar yang berhubungan dengan kegiatan dan pengalaman dapat menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Siswa dapat belajar dengan balk jika dia dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan real atau minatnya. b. Belajar merupakan transaksi aktif. Untuk belajar berfikir logis, seseorang tidak hanya menggunakan argumentasi logis, atau menguasai suatu mated pembelaJaran yang disusun secara logis. Melainkan perlu melakukan kegiatan yang bersifat aktif. c. Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya. d. Belajar terjadi melalui proses mengatasi hambatan masalah sehingga mencapai pemecahan atau tujuan. e. Hanya dengan melalui penyodoran masalah memungkinkan diaktifkannya motivasi dan upaya, sehingga siswa berpengalaman dengan kegiatan yang bertujuan Salah satu ciri essensial dari activity curriculum adalah siswa didorong untuk berani menggunakan metode pemecahan masalah, dan menyusun sendiri tugas-tugasnya. Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan. Semua mata pelajaran digunakan sesuai dengan keperluan pada penyelesaian tugas. Oleh karena itu secara teoritis kurikulum ini berpusat pada minat siswa; menerobos batas mata pelajaran¬mata pelajaran, menyediakan dinamika belajar dan mempertemukan tujuan belajar dengan penerapannya dalam kenyataan kehidupan. Pelaksanaan kurikulum dilakukan dengan menggunakan metode proyek. Dalam hal ini siswa diberi kesempatan untuk merencanakan dan melakukan atau melaksanakan proyek kegiatan, sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Seperti 20 proyek pertukangan kayu, pekerjaan tangan, memahat dan sebagainya. Killpatrick 1918 membagi proyek¬proyek yang dapat dilaksanakan sebagai berikut: a. proyek permainan seperti menari atau drama. b. proyek ekskursi seperti karya wisata ke tempat-tempat bersejarah, kebun biologi, atau sejenisnya. c. proyek cerita seperti membaca cerita, mendengarkan cerita. d. proyek pekerjaan tangan seperti membuat prakarya. Menurut Hilda Taba, kurikulum semacam ini cocok terutama untuk dilaksanakan di tingkat Sekolah Dasar. Bahkan berdasarkan kenyataan, ternyata bentuk ini tidak pernah mendapat popularitas. Dalam perkembangan kurikulum ini selanjutnyapengalaman langsung dan minat spontan lebih-lebih digunakan sebagai bantuan dalam proses belajar. Bukan sebagai pokok untuk menyusun unit. Minat siswa lebih banyak ditentukan berdasarkan studi, pengalaman atau penelitian.

D. Kurikulum Inti atau Core Curriculum