Habitat Kepiting Bakau Daur Hidup Kepiting Bakau

Gambar 3. Tubuh bagian ventral kepiting dewasa Sumber: www.portofpeninsula.org, 1997. Capit pada jantan dewasa lebih panjang dari pada Capit betina Nontji, 2002. Disamping morfologi sapit, kepiting jantan dan betina dapat dibedakan juga berdasarkan ukuran abdomen, dimana abdomen jantan lebih sempit dari pada abdomen betina Gambar 4. Gambar 4. perbedaan morfologi kepiting jantan dengan kepiting betina Sumber: www.zonaikan.wordpress.com, 2010

2.3 Habitat Kepiting Bakau

7 Kepiting banyak ditemukan di daerah hutan bakau, sehingga di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan kepiting bakau mangove crab Gufron dan H. Kordi, 2000. Kepiting mangrove seperti Scylla serrata Mud Crab merupakan hewan yang hidup di wilayah estuaria dengan didukung oleh vegetasi mangrove. Hewan ini merupakan hewan omnivora dan kanibal, memakan kepiting lainnya, kerang dan bangkai ikan. Kepiting ini dapat tumbuh sampai ukuran 25 cm atau dengan berat mencapai 2 kg, dimana kepiting betina ukurannya lebih besar dari yang jantan DPI F, 2003. Kepiting bakau dalam menjalani hidupnya beruaya dari perairan pantai ke perairan laut, kemudian induk dan anak-anaknya berusaha kembali ke perairan pantai, muara, sungai, atau daerah hutan mangrove untuk berlindung, mencari makan dan membesarkan diri Karsy, 1996. Kepiting bakau termasuk golongan hewan nocturnal, karena kepiting beraktivitas pada malam hari. Kepiting ini bergerak sepanjang malam untuk mencari pakan bahkan dalam semalam kepiting ini mampu bergerak mencapai 219 – 910 meter Mossa, et al. 1995.

2.4 Daur Hidup Kepiting Bakau

Kepiting bakau yang telah siap melakukan pekawinan akan memasuki hutan bakau dan tambak. Setelah perkawinan berlangsung kepiting betina secara perlahan- perlahan akan beruaya di perairan bakau, tambak, ke tepi pantai, dan selanjutnya ke tengah laut untuk melakukan pemijahan. Kepiting jantan yang telah melakukan perkawinan atau telah dewasa berada diperairan bakau, tambak, di sela-sela bakau, atau paling jauh di sekitar perairan pantai yaitu pada bagian-bagian yang berlumpur, dan ketersediaan pakan yang berlimpah Kasry. 1996. Menurut Boer 1993, setelah telur menetas, maka masuk pada stadia larva, dimulai pada zoea 1 satu yang terus menerus berganti kulit sebanyak 5 lima kali, sambil terbawa arus ke perairan pantai sampai pada zoea 5 lima. Kemudian kepiting tersebut berganti kulit lagi menjadi megalopa yang bentuk tubuhnya sudah mirip dengan kepiting dewasa, tetapi masih memiliki bagian ekor yang panjang. Pada tingkat megalopa ini, kepiting mulai beruaya pada dasar perairan lumpur menuju perairan 8 pantai. Kemudian pada saat dewasa kepiting beruaya ke perairan berhutan bakau untuk kembali melangsungkan perkawinan. Telur Pembuahan Larva Zoea Kepiting Dewasa Megalops Kepiting Muda Gambar 5. Siklus hidup kepiting bakau sumber: www.zonaikan.wordpress.com, 2010

2.5 Peluang Usaha