sangkak ini diharapkan tidak ada lagi keengganan dan kekecewaan masyarakat dalam mengonsumsinya.
1.3 Manfaat dan Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan karya tulis budidaya kepiting sangkak ini adalah:
1. Mempelajari dan memperkenalkan teknik budidaya kepiting sangkak kepada masyarakat.
2. Menjadi pengetahuan awal bagi petambak yang mempunyai keinginan untuk membudidayakan kepiting sangkak.
3. Mengaplikasikan cara berbudidaya yang ramah lingkungan sehingga budidaya yang dilakukan terhindar dari ancaman penyakit yang dapat merugikan petambak
kepiting.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Kepiting Bakau
Menurut Kanna 2002 kepiting bakau mempunyai beberapa spesies antara lain
4
Scylla serrata, Scylla tranquebarica, dan Scylla oceanic dengan klasifikasi sebagai berikut :
Phyllum : Arthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Decapoda
Family : Portunidae
Genus : Scylla
Spesies : Scylla sp.
Gambar 1: Kepiting Bakau Afrianto dan Liviawaty,1992
2.2 Morfologi Kepiting Bakau
Kepiting bakau Scylla sp. memiliki ukuran lebar karapas lebih besar daripada ukuran panjang tubuhnya dan permukaanya agak licin. Pada dahi antara sepasang
matanya terdapat enam buah duri dan disamping kanan dan kirinya masing-masing terdapat sembilan buah duri. Kepiting bakau jantan memiliki sepasang capit yang dapat
mencapai panjang hampir dua kali lipat daripada panjang karapasnya, sedangkan kepiting bakau betina relatif lebih pendek. Selain itu, kepiting bakau juga mempunyai 3
pasang kaki jalan dan sepasang kaki renang. Kepiting bakau berjenis kelamin jantan ditandai dengan abdomen bagian bawah berbentuk segitiga meruncing, sedangkan pada
kepiting bakau betina melebar Kanna, 2006.
5
Menurut Prianto 2007, walaupun kepiting mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam tetapi seluruhnya mempunyai kesamaan pada bentuk tubuh. Seluruh kepiting
mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan Gambar 1 dan 2. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit, chelipeds terletak di depan kaki
pertama dan setiap jenis kepiting memiliki struktur chelipeds yang berbeda-beda. Di samping itu, tubuh kepiting juga ditutupi dengan Carapace. Carapace merupakan kulit
yang keras atau dengan istilah lain exoskeleton kulit luar berfungsi untuk melindungi organ dalam bagian kepala, badan dan insang.
Morfologi kepiting bakau dapat dilihat pada gambar 2 dan 3 di bawah ini:
Gambar 2. Tubuh bagian dorsal kepiting dewasa Sumber: Quinitio Parado, 2003.
6
Gambar 3. Tubuh bagian ventral kepiting dewasa Sumber: www.portofpeninsula.org, 1997.
Capit pada jantan dewasa lebih panjang dari pada Capit betina Nontji, 2002. Disamping morfologi sapit, kepiting jantan dan betina dapat dibedakan juga berdasarkan
ukuran abdomen, dimana abdomen jantan lebih sempit dari pada abdomen betina Gambar 4.
Gambar 4. perbedaan morfologi kepiting jantan dengan kepiting betina Sumber: www.zonaikan.wordpress.com, 2010
2.3 Habitat Kepiting Bakau