Henny Rosmawati, Hal; 99 – 116
112
Berdasarkan hasil wawancara dengan petani contoh pada umumnya petani tidak berani untuk menjual seluruh hasil panen kemudian untuk konsumsi mereka membeli beras yang
baru. Karena menurut mereka harga beras sangat fluktuatif dimana sewaktu-waktu dapat berubah naik sehingga uang hasil panen tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup. Selain
itu dalam berusahatani para petani biasanya meminjam modal kepada para tengkulak untuk membeli sarana usahatani dengan perjanjian mereka akan menjual hasil panennya
kepada para tengkulak tersebut. KUD yang merupakan sarana bagi masyarakat desa terutama petani untuk membeli bahan-bahan pertanian tidak dapat memenuhi kebutuhan
tersebut. Hal ini dikarenakan masyarakat belum memahami kegiatan organisasi koperasi sehingga
masyarakat tidak merasakan perlunya KUD tersebut. Padahal peranan KUD cukup besar dalam membantu petani untuk mendapatkan harga gabah dan beras sesuai dengan harga
dasar, khususnya pada saat musim panen raya. Sehingga dengan adanya KUD masyarakat dapat terbebas dari jeratan tengkulak dan pendapatan petani juga akan meningkat.
Demikian pula halnya dengan Perum Bulog Divre Sumsel, sebagai lembaga pemerintah yang mempunyai tugas menjamin harga yang layak bagi konsumen petani masih belum
dapat dirasakan keberadaannya oleh masyarakat tani, hal ini disebabkan Perum Bulog Divre Sumsel belum memberikan kontribusi yang maksimal terhadap masyarakat tani.
Seharusnya Perum Bulog Divre Sumsel dapat memberikan sedikit penyuluhan kepada masyarakat tani bagaimana perlakuan terhadap hasil panen petani agar dapat sesuai
dengan persyaratan mutu yang berlaku dalam pembelian gabah dan beras yang dilakukan oleh Perum Bulog.
2. Margin Pemasaran
Analis marjin pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetisi dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasarandistribusi pangan Marjin pemasaran merupakan
selisih antara harga yang diterima produsen dengan harga yang dibayar oleh konsumen Tomeck and Robinson, 1990. Berdasarkan hasil penelitian nilai marjin pemasaran tiap
lembaga pemasaran maka nilai marjin pemasaran pedagang besar kecamatan adalah yang tertinggi yaitu Rp 290, marjin pemasaran pedagang pengumpul desa Rp 116 dan yang
terendah marjin pemasaran pedagang pengecer dan RMU yaitu Rp 50. Adapun besarnya marjin pemasaran tiap lembaga pemasaran dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Marjin Pemasaran Ditingkat Lembaga Pemasaran di Kecamatan Buay Madang, 2005
No. Lembaga
pemasaran Harga Beli
Rpkg Harga jual
Rpkg Marjin Rp
Pemasaran
1. 2.
3 4.
PP desa RMU
PB Kecamatan P Pengecer
Total Marjin 2.517
2.600 2.500
2.683 2.633
2.650 2.790
2.733 58
50 290
50 448
12,94 11,16
64,74 11,16
100,00
Keterangan : PP = Pedagang Pengumpul
RMU = Rice Miling Unit penggilingan padi PB = Pedagang Besar
P = Pedagang
Henny Rosmawati, Hal; 99 – 116
113
Tabel 12 terlihat bahwa marjin pemasaran ditingkat pedagang besar kecamatan lebih besar dibandingkan lembaga pemasaran yang lain yaitu Rp 290 atau 64,74 persen.
3. Keuntungan Pemasaran
Keuntungan pemasaran atau yang dikenal dengan istilah profit margin merupakan selisih antara harga yang dibayarkan ke produsen dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen
setelah dikurangi biaya pemasaran Kotler, 1995. Dari hasil perhitungan berdasarkan margin pemasaran didapat biaya pemasaran yang berkisar antara Rp 25 hingga Rp 215 per
kg berupa biaya kuli angkut, packing, ongkos angkut, susut, dan karplas. Rincian biaya pemasaran beras per kilogram dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rincian Biaya Pemasaran Beras Per Kilogram di Kecamatan Buay Madang,2005
No Desa
Biaya Rpkg
Kuli Packing
Naik Angkut
Susut Karplas
Total
1. Kurungan Nyawa
a. PP Desa b. RMU
c.PBKecamatan d. Pengecer
5 5
5 5
- -
15 -
5 5
5 5
15 25
25 5
- -
100 -
- -
65 -
25 35
215 15
2. Sumber Mulyo
a. PP Desa b. RMU
c. Pengecer 5
5 5
- -
- 5
5 5
15 25
15 -
- -
- -
- 25
35 25
3. Sumber Harjo
a. PP Desa b. RMU
c. Pengecer 5
5 5
- -
- 5
5 5
15 15
25 -
- -
- -
- 25
25 35
Untuk perhitungan keuntungan diketahui bahwa keuntungan pemasaran pada pedagang besar adalah yang terbesar yaitu Rp 75 per kg Lampiran 16. Akan tetapi untuk resiko
pemasaran maka resiko pemasaran pada pedagang pengecer relatif lebih berat bila dibandingkan dengan lembaga pemasaran lain sebab pedagang pengecer berhubungan
langsung dengan konsumen akhir sebagai akibat faktor yang mempengaruhi daya beli konsumen.
4. Efisiensi Pemasaran