153
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
kalangan keluarga yang mempunyai pengaruh di dalam masyarakat waktu itu. Di Yudea, Imam Agung berperan secara politis sebagai raja
selain sebagai pemimpin agama. Di Galilea, kekuasaan dipegang oleh raja Herodes Antipas, yang juga “boneka” Roma.
Selain itu ada pejabat-pejabat yang menjadi perantara yang ditunjuk langsung oleh penguasa Romawi dan pada umumnva diambil dari
kalangan sesepuh Sanhedrin MajelisMahkamah Agama serta majelis rendah yang diambil dari kelas bawah.
4. Dari Segi Sosial Budaya
Masyarakat Palestina terbagi dalam kelas-kelas. Di daerah pedesaan terdapat tiga kelas, yaitu: tuan tanah; pemilik tanah kecil dan perajin;
kaum buruh dan budak. Di daerah perkotaan terdapat tiga lapisan juga: lapisan yang tertinggi yaitu kaum aristokrat yang terdiri atas para imam,
pedagang-pedagang besar, dan pejabat-pejabat tinggi; lapisan menengah bawah yang terdiri atas para perajin, pejabat-pejabat rendah, awam atau
imam, dan kaum Lewi; dan lapisan yang paling bawah, terdapat kaum buruh.
Selain itu masih terdapat kaum proletar marjinal yang tidak terintegrasi dalam kegiatan ekonomi, yang terdiri atas orang-orang yang
dikucilkan oleh masyarakat karena suatu sebab yang bukan ekonomis. Mereka itu misalnya: para pendosa publik seperti: pelacur dan pemungut
cukai, penderita kusta yang menurut keyakinan orang Yahudi disebabkan oleh dosa si penderita atau dosa orang tuanya. Menurut pandangan
orang Yahudi, dosa juga dapat berjangkit seperti kuman penyakit. Oleh sebab itu, orang “baik-baik” sebaiknya tidak bergaul dengan orang-orang
berdosa, supaya tidak tertulari dosanya.
Selain kelas-kelas sosial di atas, pada masyarakat Palestina terdapat pula berbagai diskriminasi, antara lain: diskriminasi rasial, diskriminasi
seksual perendahan martabat perempuan, diskriminasi dalam pekerjaan, diskriminasi terhadap anak-anak, dan diskriminasi terhadap
orang yang menderita.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebanyakan rakyat Palestina pada zaman Yesus sangat tertindas baik secara politis, sosial,
ekonomi, maupun religius keagamaannya. Oleh karena itu kita perlu menyadari, mengapa orang Yahudi kebanyakan sangat mendambakan
kedatangan sang Pembebas, yang mereka beri gelar Mesias.
5. Dari Segi Religius Keagamaan
Hukum Taurat sangat mewarnai hidup religius orang-orang Yahudi. Kaum Farisi dan para imam, misalnya, berusaha menjaga warisan dan
jati diri Yahudi. Mereka menyoroti ketaatan pada setiap pasal hukum. Bagi mereka, menjadi umat Allah berarti ketaatan yang ketat pada setiap
detail hukum. Mereka berusaha menerapkan hukum pada setiap keadaan hidupnya.