Hubungan antara Tradisi dan Kitab Suci

140 Buku Guru Kelas X SMASMK diwahyukan bukan hanya melalui Kitab Suci. Maka dari itu keduanya baik Tradisi maupun Kitab Suci harus diterima dan dihormati dengan cita-rasa kesalehan dan hormat yang sama.

21. Gereja menghormati Kitab-Kitab Suci

Kitab-kitab ilahi seperti juga Tubuh Tuhan sendiri selalu dihormati oleh Gereja, yang – terutama dalam Liturgi Suci – tiada hentinya menyambut roti kehidupan dari meja sabda Allah maupun Tubuh Kristus, dan menyajikannya kepada Umat beriman. Kitab-kitab itu bersama dengan Tradisi Suci selalu dipandang dan tetap dipandang sebagai norma imannya yang tinggi. Sebab kitab-kitab itu diilhami oleh Allah dan sekali untuk selamanya telah dituliskan, serta tanpa perubahan manapun menyampaikan sabda Allah sendiri, lagi pula mendengarkan suara Roh Kudus dalam sabda para Nabi dan para Rasul. Jadi semua pewartaan dalam Gereja seperti juga agama kristiani sendiri harus dipupuk dan diatur oleh Kitab Suci. Sebab dalam Kitab-Kitab Suci Bapa yang ada di Surga penuh cinta kasih menjumpai para putera-Nya dan berwawancara dengan mereka. Adapun demikian besarlah daya dan kekuatan sabda Allah, sehingga bagi Gereja merupakan tumpuan serta kekuatan, dan bagi putera- puteri Gereja menjadi kekuatan iman, santapan jiwa, sumber jernih dan kekal hidup rohani. Oleh karena itu bagi Kitab Suci berlakulah secara istimewa kata-kata: “Memang sabda Allah penuh kehidupan dan kekuatan” Ibr 4:12, “yang berkuasa membangun dan mengurniakan warisan di antara semua para kudus” Kis 20:32; lih. 1Tes 2:13. c. Peserta merumuskan gagasan pokok yang terdapat pada masing-masing artikel di atas d. Bila diperlukan, guru dapat menyampaikan gagasan berikut: Pengertian Tradisi Gereja • Menurut Kamus Bahasa Indonesia, tradisi diartikan sebagai adat kebiasaan turun-temurun berupa upacara, peralatan, kesenian, adat, kepercayaan, kebiasaan, ajaran yang masih dijalankan oleh masyarakat. Tradisi dapat mengalami perubahan dan penyesuaian dengan situasi dan kondisi masyarakat bersangkutan. Bilamana tradisi dianggap tidak lagi relevan dengan tata nilai masyarakat atau tidak mampu menjawab tantangan zaman maka tradisi semacam ini biasanya ditinggalkan dan punah dengan sendirinya. Jadi sesungguhnya tradisi dapat dipandang sebagai pencerminan dari penghayatan masyarakat tentang nilai atau ajaran tertentu, yang kemudian diungkapkan dalam peralatan, kesenian, upacara, norma atau ajaran. • Menurut Kamus Teologi, tradisi berasal dari bahasa Latin traditio yang berarti penerusan. Tradisi adalah proses penerusan tradisi sebagai tindakan atau warisan yang diteruskan tradisi sebagai isi. Kata tradisi dalam bahasa Yunani yaitu paradosis yang secara haraiah berarti sesuatu 141 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti yang telah “diserahkan”, “diteruskan”, “diwariskan”. Gereja Katolik mewarisi kekayaan tradisi yang luar biasa, walaupun ada juga tradisi yang berubah atau tidak lagi hidup di kalangan umat. • Di masa lalu Gereja Katolik pernah mempunyai tradisi-tradisi seperti puasa selama masa puasa, puasa sebelum menerima Komuni, pantang daging pada hari Jumat, mengangkat topi pada waktu melewati depan gedung gereja karena Sakramen Mahakudus ada di dalamnya, wanita menutup kepala di gereja, dan lain-lain. Tradisi-tradisi itu pernah menjadi bagian budaya Katolik yang cukup populer dan tradisi semacam itu ternyata cukup membantu memperkuat identitas Katolik. Akan tetapi, beberapa diantaranya sudah tidak dipraktikkan oleh Umat. • Dalam arti yang paling dasar, ”tradisi” merupakan pengalaman iman bersama jemaat Kristiani, dalam menghayati hidup dan imannya dalam Kristus berkat persatuannya di dalam Roh Kudus. Pemeliharaan tradisi dalam Gereja bertujuan agar pewahyuan Allah dipertahankan dan diungkapkan dalam hidup jemaat. Dan oleh karena Gereja tidak terikat dengan masyarakat, budaya atau bangsa tertentu, maka penetapan tradisi- tradisi suci selalu menekankan prinsip universalitas berlaku untuk segenap Gereja berkesinambungan dari para saksimurid Kristus dan para penggantinya, didasari konsesus dalam upaya menjaga kesatuan Tubuh Kristus. • Tradisi jauh lebih banyak daripada hormat terhadap hal-hal yang kuno. Tradisi merupakan kenyataan yang hidup yang menyimpan pengalaman iman jemaat yang diterima, diwartakan, dirayakan, dan diwariskan kepada angkatan-angkatan selanjutnya. Konsili Vatikan II memandang penting peran tradisi ini dalam kehidupan iman Gereja, sebagaimana ditegaskan dalam Konstitusi tentang Wahyu Ilahi: ”Demikianlah Gereja dalam ajaran, hidup serta ibadatnya melestarikan serta meneruskan kepada semua keturunan, dirinya seluruhnya, iman-nya seutuhnya”. Tradisi ”berkat bantuan Roh Kudus” berkembang dalam Gereja, ”sebab berkembanglah pengertian tentang kenyataan-kenyataan maupun kata- kata yang ditanamkan,” dan ”Gereja tiada hentinya berkembang menuju kepenuhan kebenaran Ilahi” Dei Verbum 8. Macam-macam Tradisi dalam Gereja Katolik • Sudah kita ketahui bersama, bahwa Tradisi Gereja merupakan pengalaman iman jemaat Kristiani, atas hidup Kristus, dan persatuannya di dalam Roh Kudus yang telah diwariskan hingga kini. Pengalaman iman itu diungkapkan dalam tradisi yang resmi maupun tidak resmi. Tradisi yang resmi adalah Tradisi Gereja diungkapkan dalam Kitab Suci, dalam syahadat, dalam liturgi, dan dalam sakramen-sakramen Gereja, serta dalam rumusan doktrinal dari kuasa mengajar Gereja tertinggi.