258
Buku Guru Kelas X SMASMK
dilakukannya setiap hari dan mengangkat ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu sebagai jalan kekudusan. Ini berarti semua profesi harus
dilakukan dengan jujur dapat menjadi cara untuk bertumbuh dalam kekudusan. Semua hal di dunia ini dapat dilihat dengan kaca mata
Allah, dan dihargai sebagaimana Allah menghargai masing-masing ciptaan-Nya.
f. Karunia pengertian understanding
Karunia pengertian adalah karunia yang memungkinkan kita mengerti kedalaman misteri iman, mengerti apa yang sebenarnya
diajarkan oleh Kristus dan misteri iman seperti apakah yang harus kita percayai. Raja Daud memahami karunia ini, sehingga dengan
penuh pengharapan dia menuliskan, “Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan
segenap hati.” Mzm 119:34. Karunia ini memberikan kedalaman pengertian akan Kitab Suci, kehidupan rahmat, pertumbuhan dalam
sakramen-sakramen, dan juga kejelasan akan tujuan akhir kita, yaitu Surga. Karunia ini mendorong agar apapun yang kita lakukan
mengarah pada tujuan akhir hidup ini.
g. Karunia kebijaksanaan wisdom
Karunia kebijaksanaan ini memungkinkan seseorang mampu melihat segala sesuatu dari kacamata ilahi. Orang yang memiliki
karunia ini dapat menimbang segala sesuatu dengan tepat, mempunyai sudut pandang yang jelas akan kehidupan, melihat
segala yang terjadi dalam kehidupan sebagai rahmat Tuhan yang perlu disyukuri, sehingga ia tetap mampu bersukacita sekalipun di
dalam penderitaan. Karunia ini memungkinkan seseorang menjalani kehidupan sehari-hari dengan pandangan terarah kepada Tuhan.
Karunia ini membuat seseorang menjadi cermin akan Kristus, seperti yang dituliskan oleh rasul Paulus “Dan kita semua mencerminkan
kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita
diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” 1Kor 3:8
4. Karunia karismatik untuk membangun jemaat
Tujuh karunia yang disebutkan di atas pada dasarnya merupakan karunia yang diberikan secara khusus pada masing-masing pribadi,
dan ditujukan untuk menguduskan diri orang yang menerimanya. Tentu setiap orang tidak memiliki ketujuh karunia tersebut secara
bersamaan. Selain karunia yang sifatnya pribadi perorangan, Gereja juga menjelaskan tentang karunia-karunia karisma Roh Kudus, yang
bertujuan untuk menguduskan jemaatGereja
, sebagaimana dijelaskan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus 1 Kor 12:8-
10. 28 dan 1 Kor 14:12. Karunia-karunia karisma itu adalah: berkata-
259
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
kata dengan hikmat, berkata-kata dengan pengetahuan, iman, karunia untuk menyembuhkan, karunia untuk mengadakan mukjizat, karunia
nubuat, membeda-bedakan roh, berkata-kata dengan bahasa roh dan menafsirkan bahasa roh .1 Kor 12:8-10. Di dalam 1 Kor 12:28, mungkin
lebih jelas menurut urutannya, yaitu, yang tertinggipertama adalah karunia sebagai rasul, sebagai nabi, sebagai pengajar, karunia melakukan
mukjizat, menyembuhkan, melayani, memimpin, dan untuk berkata- kata dalam bahasa roh. Di dalam 1 Kor 14 kembali Rasul Paulus menyebutkan
adanya karunia berkata-kata dalam bahasa roh, namun ia mengajarkan bahwa yang lebih penting adalah karunia untuk menafsirkannya lih. 1
Kor 14:5,13 dan karunia nubuat untuk membangun, menasihati, dan menghibur jemaat lih. 1 Kor 14:3.
Rasul Paulus mengajarkan kepada kita bahwa di atas semua karunia itu, yang terutama dan terpenting adalah Kasih, Kasih adalah
yang terutama 1 Kor 12:31, 1 Kor 13:13, dan 1 Kor 14:1. Kasih inilah yang mengingatkan kita untuk tidak menjadi tinggi hati dan sombong,
atau menganggap diri lebih hebat dari yang lain atas karunia yang kita miliki. Sebab, “Kasih itu sabar, murah hati, tidak memegahkan diri
dan tidak sombong” 1Kor 13:4. Kasih yang rendah hati ini membuat seseorang yang menerima karunia Roh Kudus semakin menginginkan
persatuan dan kesatuan di dalam Gereja, dan tunduk kepada pengarahan dari Magisterium Gereja yang dipercaya oleh Kristus untuk mengatur
penggunaan karisma untuk membangun Tubuh Kristus.
5. Roh Kudus Memelihara dan membimbing Gereja Katolik
Pada saat Yesus masih hidup, memang sudah terbentuk kelompok para pengikut Yesus yang lama kelamaan mempunyai ciri yang khas
dengan kelompok orang-orang agama Yahudi pada umumnya. Tetapi dalam arti tertentu Gereja baru mendapat bentuknya mulai dengan
peristiwa Pentakosta Kis 2:1-13, walaupun sudah dipersiapkan jauh sebelumnya. Maka Pentakosta sering disebut awal lahirNya Gereja. Dan
semuanya itu berkat kehadiran dan karya Roh yang sangat luar biasa.
Sama seperti manusia mempunyai tubuh dan jiwa, maka jiwa dari Gereja adalah Roh Kudus. Seperti aktivitas jiwa nyata dalam kehidupan
manusia walaupun sulit dideteksi, maka aktivitas Roh Kudus juga sebenarnya sangat nyata dalam kehidupan Gereja. Roh Kudus adalah
seumpama arsitek dari Gereja. Melalui-Nya, terjadi Inkarnasi lih. Luk 1:35; Dia menunjukkan kuasa-Nya dalam diri Kristus lih. Luk 4:18; Kis
10:38; Dan akhirnya Roh Kudus sendiri yang menyempurnakan Gereja yang didirikan oleh Kristus lih. Ef 2:20-22.
Pada saat Kristus mendirikan Gereja di atas Petrus, Ia mengetahui bahwa dibutuhkan Roh Kudus untuk menjadi jiwa Gereja, supaya alam
maut tidak akan menguasai Gereja lih. Mat 16:18 dan Penolong ini akan terus menyertai Gereja dan melindungi Gereja sampai selama-