PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DI SMP NEGERI I TANJUNG RAYA MESUJI TAHUN PELAJARAN 20142015

(1)

Oleh

NENGAH SEKARINI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PERNYATAAN SKRIPSI ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Teori pembelajaran ... 7

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 8

2.3 Media Pembelajaran ... 8

2.3.1 Kedudukan Media Dalam Pembelajran ... 11

2.3.2 Prinsip – prinsip Penggunaan Media ... 12

2.4 Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar ... 13

2.5 Pemilihan Media Untuk Pembelajaran ... 14

2.6 Media ... 15

2.7 Media Audio Visual ... 17

2.8 Tari ... 19

2.9 Tari Sigeh penguten ... 20


(3)

3.1 Pendekatan Penelitian ... 51

3.2 Sumber Data ... 52

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.3.1 Penelitian Kepustakaan ... 52

3.3.2 Wawancara ... 53

3.3.3 Observasi ... 53

3.3.4 Dokumentasi ... 53

3.3.5 Tes Praktik ... 54

3.4 Nontes ... 58

3.5 Instrumen Penelitian ... 62

3.6 Teknik Analisis Data ... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1 Sejarah singkat SMP Negeri 1 Tanjung Raya... 66

4.2 Keadaan Guru ... 67

4.3 Keadaan Siswa ... 67

4.4 Visi dan Misi SMP Negari 1 Tanjung Raya ... 68

4.5 Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Tanjung Raya ... 68

4.6 Situasi dan Kondisi SMP Negeri 1 Tanjung Raya ... 69

4.7 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ... 70

4.7.1 Pertemuan Pertama ... 71

4.7.2 Pertemuan Kedua ... 78

4.7.3 Pertemuan Ketiga ... 91

4.7.4 Pertemuan Keempat ... 102

4.7.5 Pertemuan Kelima ... 112

4.7.6 Pertemuan Keenam ... 121

4.7.7 Pertemuan Ketujuh ... 128

4.7.8 Pertemuan Kedelapan ... 134

4.8 Temuan ... 145

4.9 Hasil Pengumpulan Data Wawancara ... 147

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 149

5.1 Kesimpulan ... 149

5.2 Saran ... 151

DAFTAR PUSTAKA ... 152


(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan persoalan yang penting untuk mengembangkan manusia yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Perubahan dalam arti perbaikan mutu pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada umumnya tujuan pendidikan dapat dimasukan ke dalam salah satu dari tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan prilaku yaitu perubahan dalam tiga ranah tersebut.

Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan mempengaruhi proses pembelajaran. Komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru karena guru merupakan ujung tombak yang berhubungan


(5)

langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Idealnya kurikulum pendidikan serta lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna (Sanjaya, 2011 : 13).

Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan gambar. Praktiknya media audio visual yang digunakan yakni berupa video tari sigeh

penguten. Penggunaan media audio visual ini dianggap penting dalam

pembelajaran tari khususnya tari sigeh penguten, karena dengan video siswa tidak hanya bisa melihat gerakannya saja akan tetapi siswa juga bisa sekaligus melihat ekspresi penari dan mendengarkan iringan tari tersebut. Penggunaan video diharapkan akan bisa membantu siswa agar lebih tertarik dengan pembelajaran tari sigeh penguten(Nana Sudjana : 2013)

Seni budaya memberikan sumbangan kepada peserta didik, agar berani dan bangga akan budaya bangsa sendiri. Pembelajaran seni budaya khususnya seni tari disekolah mengarahkan peserta didik agar lebih mengenal kebudayaan mereka dalam bidang seni tari. Salah satu tarian yang dimiliki daerah Lampung yaitu tari sigeh penguten merupakan tari selamat datang atau sekapur sirih yang menggambarkan kegembiraan, tari sigeh penguten salah satu aset budaya Lampung yang selalu dimunculkan dari setiap acara baik lokal, nasional atau pun internasional (I Wayan Mustika, 2013).

Untuk bisa mengenalkan dan melestarikan tari sigeh penguten maka tarian ini diajarkan kepada siswa di sekolah. Selain itu, tari sigeh penguten ini masuk ke dalam pembelajaran seni budaya yang tertuang pada standar kompetensi. Dimana


(6)

siswa lebih di tuntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini ditandai dengan sikap aprisiatif siswa dalam mempelajari seni tari yang dimiliki masyarakat setempat khususnya tari sigeh penguten, itu lah sebabnya tari sigeh penguten dijadikan sebagai tarian yang diteliti. Salah satu sekolah yang mengajarkan tari sigeh penguten dalam pembelajaran seni budaya yaitu SMP Negeri I Tanjung Raya.

SMP Negeri I Tanjung Raya merupakan sekolah yang berada di Kabupaten Mesuji. Sekolah yang didirikan pada tahun 1983 ini memiliki 18 kelas atau kelompok belajar. Terdiri dari kelas VII sebanyak 6 kelas, kelas VIII sebanyak 6 kelas, kelas IX sebanyak 6 kelas. Selain ruangan kelas SMP Negeri I Tanjung Raya memiliki ruangan lain, diantaranya ruang kantor, laboratorium IPA, laboratorium komputer, aula latihan tari, perpustakaan, dan mushola. Selain itu fasilitas yang dimiliki sekolah ini sudah cukup baik seperti sarana dan prasarana yang sudah cukup lengkap, serta dapat memudahkan dalam pengambilan data. Guru yang mengajarakan pembelajaran seni budaya bukan guru yang memiliki latar belakang pendidikan seni tari melainkan guru mata pelajaran lain, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian disekolah SMP Negeri I Tanjung Raya.

Penelitian ini akan meneliti mengenai seni tarinya dengan KD

3.1 Mengidentifikasi keunikan gerak tari tradisional dan tari kreasi tradisional 4.1 Merangkai gerak tari tradisional berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari

4.2 Memperagakan gerak tari tradisioanal berdasarkan pola lantai dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan


(7)

Siswa tidak hanya dituntut dalam penguasaan teori mengenai sejarah dan asal mula tarian tersebut, melainkan harus bisa juga memperagakan gerak tari dan bentuk tari dengan tepat dan benar. Tari sigeh penguten termasuk dalam pembelajaran yang wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri I Tanjung Raya baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan karena tari sigeh penguten termasuk dalam pembelajaran seni budaya. Proses pembelajaran tari sigeh penguten di SMP Negeri I Tanjung Raya sudah menggunakan alat bantu berupa media audio visual.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas VIII.A di SMP Negeri 1 Tanjung Raya Mesuji Lampung ?”.

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu :

1. Mendiskripsikan pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan media audio visual pada pembelajaran di SMP Negeri 1 Tanjung Raya Mesuji Lampung.

2. Mendiskripsikan penggunaan media audio visual pada pemebelajaran tari sigeh penguten di SMP Negeri 1 Tanjung Raya Mesuji Lampung.


(8)

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berharap dapat memberikan manfaat yang akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu strategi pembelajaran yang efektif dalam kegiatan belajar di dalam kelas .

2. Sebagai referensi dalam bidang seni budaya, yaitu memberikan referensi penelitian dalam bidang seni tari dan bagi guru dalam menggunakan metode pembelajaran seni tari.

3. Menambah dan memberi pengetahuan kepada peneliti mengenai penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten di SMP Negeri I Tanjung Raya Mesuji.

4. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan dan membantu memfasilitasi media belajar dan alat belajar secara berkualitas maupun berkuantitas.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dipaparkan, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian yaitu :

1. Objek penelitian ini adalah pembelajaran tari menggunakan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten pada kelas VIII.A di SMP Negeri I Tanjung Raya Mesuji Lampung.

2. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.A SMP Negeri I Tanjung Raya. 3. Tempat penelitian adalah SMP Negeri 1 Tanjung Raya Mesuji Lampung 4. Waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2014/2015


(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka mempunyai arti peninjauan kembali pustaka-pustaka yang terkait. Sesuai dengan arti tersebut, suatu tinjauan pustaka berfungsi sebagai peninjauan kembali pustaka ( laporan penelitian dan sebagainya) tentang masalah yang berkaitan tidak harus tepat identik dengan bidang permasalahan yang dihadapi, tetapi termasuk pula yang seiring dan berkaitan.

Pustaka yang mendukung penelitian ini dan relevan diantaranya :

1. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung, ditulis oleh I Wayan Mustika, menyatakan tari Lampung memiliki dasar-dasar gerak tarian yang berbeda-beda dari setiap daerahnya. Keunikan dalam tarian Lampung adalah bentuk dan teknik gerak tarinya. Pada buku Teknik Dasar Gerak Tari Lampung ini ada beberapa tarian yang di muat diantaranya tari sigeh penguten, tari bedana, tari halibambang, dan tari piring dua belas.

2. Sigeh Penguten (1990), buku Dinas P dan K Propinsi Daerah Tingkat 1 Lampung, menyatakan tari sigeh penguten adalah tari tradisional klasik dan fungsinya sebagai penyambut tamu. Yang dimuat diantaranya


(10)

cakupan-cakupan tentang unsur dan ragam gerak tari, waktu dan musik pengiring, busana tari, serta peralatan dan pendukung tari.

3. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D (Sugiyono, 2003:2) menyatakan penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.

Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut diatas yang berjudul Penggunaan Media Audio Visual pada Pembelajaran tari sigeh pengunten di SMP Negeri 1 Tanjung Raya belum ada yang meneliti sebelumnya sehingga penelitian ini dianggap masih orisinil.

2.1 Teori Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur–unsur manusiawi material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Sistem pembelajaran dapat digunakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau sekolah, media pembelajaran, karena diwarnai oleh organiasasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik (Hamalik 2011:57)

Pengajaran meliputi tiga langkah yaitu langkah perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasai program pengajaran. Dalam pengajaran sebagai suatu sistem langkah


(11)

perencanaan program pengajaran memegang peranan yang sangat penting, sebab menentukan langkah perencanaan dan evaluasi. Keterpaduaan pengajaran sebagi sistem bukan hanya antara komponen-komponen proses belajar mengajar tetapi juga antara langkah yang satu dengan langkah berikutnya ( Ibrahim, 2010: 55 ).

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Model Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem ini, siswa belajar bekerja sama dengan anggota lain. Terdapat empat hal dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu adanya peserta didik dalam kelompok, adanya aturan dalam kelompok, adanya upaya belajar dalam kelompok dan adanya kompetensi yang dicapai dalam kelompok (Rusman, 2013:201). Dipilihnya model pembelajaran kooperatif dalam penelitian ini sangat tepat karena dalam tari sigeh penguten penari posisi dalam berkelompok yang mempunyai kesamaan gerak dan adanya upaya belajar melalui media audio visual yang di fasilitasi oleh guru.

2.3Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun non fisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahai materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.


(12)

Materi pembelajaran lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk belajar lebih lanjut. Media juga merupakan alat bantu yang digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Musfiqon, 2011 : 28).

Peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak akan lebih menjadi kongkret. Media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan:

1. Menangkap suatu objek atau peristiwa tertentu peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio. Contohnya guru dapat menjelaskan video pertunjukan tari dalam suatu acara di daerah Lampung.

2. Memanifulasi keadaan, peristiwa-peristiwa atau obyek tertentu melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga menjadi mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme contohnya, guru dapat menjelaskan tentang makna tarian melalui video.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa hingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat contohnya, sebelum guru menjelaskan tentang pelajaran, maka guru memutar film tentang pertunjukan tari atau sebagainya.


(13)

Selain memiliki fungsi, media pembelajaran memiliki nilai praktis:

1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. 2. Media dapat mengatasi batas ruang kelas.

3. Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan.

4. Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat.

6. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik.

7. Media dapat membangkitan keinginan dan minat baru. 8. Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.

Secara menyeluruh, keuntungan dan kelemahan dari media audio visual ini dikemukakan sebagai berikut:

1. Keuntungan

Keuntungan dari media audio visual ini pada umumnya ialah dapat memberikan suasana yang lebih “hidup” penampilannya lebih menarik, dan disamping itu dapat pula digunakan untuk memperlihatkan suatu proses tertentu secara lebih nyata.

2. Kelemahan

Kelemahan media audio visual, terutama terletak dalam segi teknis dan juga biaya. Penggunaan media ini memerlukan dukungan sarana dan prasarana tertentu seperti listrik serta peralatan/bahan-bahan khusus yang tidak selamnya mudah diperoleh di tempat-tempat tertentu. Di samping


(14)

itu, pengadaan maupun pemeliharaannya cenderung menutut biaya yang mahal (Ibrahim, 2010 : 118)

Media pembelajaran juga dapat membantu siwa meningkatkan pemahaman, menyajiakan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan mendapatkan informasi.

Dari berbagai fungsi media tersebut tujuan akhir dari media pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran ini dibangun melalui komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif hanya terjadi jika menggunakan alat bantu sebagai perantara interaksi antara guru dengan siswa. Oleh Karena itu, fungsi media adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator semua materi tuntas disampaikan dan peserta didik memahami secara lebih mudah dan tuntas.

2.3.1 Kedudukan Media dalam Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sistem yang terdiri dari berbagai komponen dalam pembelajaran terdapat komponen tujuan, komponen materi atau bahan, komponen strategi, komponen alat dan media, serta komponen evaluasi. Media merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran, sehingga kedudukannya tidak hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi sebagai integral dalam proses pembelajaran. Kedudukan media pembelajaran sangat penting sebab sebagai media penunjang keberhasilan pembelajaran. Bahkan jika dikaji lebih jauh, media tidak hanya sebagai penyalur pesan yang harus dikendalikan sepenuhnya oleh sumber berupa orang, tetapi juga dapat menggantikan sebagai tugas guru dalam penyajian materi pelajaran.


(15)

Bagan 2.1 Kedudukan Media dalam Pembelajaran

(Musfiqon, 2011 : 37)

Pada proses pembelajaran antara materi, guru, strategi dan media, dan siswa menjadi rangkaian mutual yang saling mempengaruhi sesuai kedudukan masing– masing. Guru berkedudukan sebagai penyalur pesan dan siswa berkedudukan sebagai perantra dalam pemebelajaran. Media yang digunakan tanpa didukung metode yang tepat dan guru yang terampil menggunakan media pastilah media tersebut menjadi tidak efektif. Keberhasilan dalam penggunaan media juga di pengaruhi faktor lain yang merupakan komponen pembelajaran.

2.3.2 Prinsip-Prinsip Penggunaan Media

Prinsip pokok yang harus diperhatiakan dalam penggunaan media setiap belajar-mengajar adalah bahwa media digunakan akan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami pelajaran.

1. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran serta sesuai dengan materi pembelajaran.

Materi Pelajaran

Guru Strategi dan

Media Siswa

Proses Pembelajara


(16)

2. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa serta memperhatiakan efektivitas dan efisien.

3. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoprasikannya.

Penggunaan media pembelajaran guru harus menyadari bahwa pengguaan media tersebut untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran dan memotivasi belajar siswa. Bukan untuk menutupi kekurangan guru yang kurang menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, contohnya dalam pembelajaran tari guru dapat memutarkan video tarian yang akan diajarkan agar siswa dapat tertarik dan untuk memiliki kenginginan untuk mempelajarinya.

Media visual dan audio visual pada proses pembelajara akan memudahkan siswa untuk mengerti dan memahami materi yang diajarkan, selain itu siswa tidak akan merasa bosan dan jenuh karena media audio visual dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong dalam proses pemebelajaran. Dalam proses pembelajaran tari penggunaan media audio visual dapat membantu siswa dalam memahami gerak, dengan adanya musik yang didengar siswa akan memudahkan siswa untuk menghafal gerakan yang telah di perhatikannya.

2.4Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan implementasi srategi pembelajaran melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan sebagai media sesui dengan


(17)

kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam sustu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerimaan pesan (siswa) dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.

1. Konsep dasar media

Media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti perantara atau pengantar. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan atau media pembelajaran.

2. Pentingnya media pembelajaran

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas itu sendiri pada situasi yang sebenarnya. Contohnya, agar siswa belajar bagaimana menari yang benar, maka guru memberikan teknik dan gerak tari pada siswa tersebut. Dengan begitu proses pembelajaran akan lebih bermanfaat karena dengan mengalami atau melakukan secara langsung kemungkinan kesalahan persepsi akan dapat dihindari.

2.5Pemilihan Media Untuk Pembelajaran

Media pada dasarnya adalah “bahasa guru’’ yang artinya dalam proses penyampaian pesan pembelajaran, guru harus pandai memilih bahasa yang paling mudah dimengerti dan dipahami siswa. Apakah pesan akan disampaikan dalam


(18)

bahasa verbal, bahasa visual atau bahasa non verbal lainnya, apakah pesan itu disalurkan melalui peralatan atau melalui pengalaman langsung.

2.6Media

Pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotogarafis atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Hamdani, 2011: 243).

2.6.1 Jenis Media

Jenis media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Media grafis seperti gambar, foto, grafis, bagan, diagram, poster, kartun, dan komik. Media grafis sering juga disebut media dua demensi, yaitu media yang mempunyai ukuruan dan lebar.

2. Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja dan model diorama.

3. Media proyeksi seperti slide, film strips, film, dan OHP. 4. Lingkungan sebagai media pembelajaran


(19)

Menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran perlu diketahui terlebih dahulu jenis-jenis media yanga ada. Ada juga yang memisahkan jenis media sebagai berikut:

1. Media grafis

Termasuk didalamnya media visual, yakni pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual ( menyakut indera pengelihatan). Media grafis ini meliputi gambar/foto, seketsa, diagram, bagam, grafik, kartun, foster, peta atau globe, papan panel dan papam buletin.

2. Media audio

Media ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan kedalam lambing-lambang auditif, baik verbal maupun nonverbal. Media audio meliputi radio, alat perkan pita magnetik, piringan hitam dan laborataorium bahasa.

3. Media proyeksi diam

Media jenis ini mempunyai persamaan dengan media garafis dalam arti menyajikan rangsangan - rangsangan visual. Perbedaannya, media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi diam, pesan tersebuat harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Media proyeksi diam antara lain film bingkai, film rangkai, overhead proyektor, tranfisi dan proyektor tak tembus cahaya.


(20)

(Smaldino, 2011:7) Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi belajar yang memiliki enam kategori dasar media yaitu teks, audio, visual, video, perekayasa, orang.

a) Teks

Teks merupakan karakter yang mungkin ditampilkan dalam format apapun seperti buku, poster, papan tulis, layar komputer dan sebagainya.

b) Audio

Mencakup apa saja yang bias didengar seperti suara manusia, musik, suara mekanis, suara berisik, dan sebagainya.

c) Visual

Visual meliputi diagaram pada sebuah foter, gambar pada sebuah papan tulis, foto, gambar pada sebuah buku, kartun dan sebagainya

d) Video

Merupakan media yang menampilkan gerakan termasuk DVD, rekaman video, animasi komputer dan sebagainya.

e) Perekayasa

Bersifat tiga dimensi dan bisa disentuh serta dipegang oleh para siswa f) Orang – orang

Media ini berupa guru, siswa, atau ahli bidang studi.

2.7Media Audio Visual

Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar. Audio visual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu media ini dalam


(21)

batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Sebab penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar (Hamdani, 2011: 249).

Media audio visual ini dapat dibagi menjadi dua jenis:

a. Media audio visual yang dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit atau disebut media audio visual murni. Contohnya: film gerak bersuara, televisi dan video tari.

b. Media audio visual tidak murni seperti slide, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi suara dari kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses pembelajaran.

Langkah-langkah penggunaan audio visual yaitu :

1. Menjelaskan kepada siswa bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan media audio visual

2. Guru menerangkan pelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran dibantu seperangkat media audio visual tersebut

3. Menjelaskan kepada siswa tentang manfaat menggunakan media audio visual dalam pembelajaran sehingga menimbulkan semangat siswa untuk mengikuti selama pelajaran berlangsung

4. Guru memperkenalkan media yang akan di pakai yaitu komputer yang berfungsi untuk mengoperasikan materi pelajaran dan LCD proyektor untuk menampilkan materi pelajaran yang berupa gambar bersuara agar seluruh siswa dapat menyimak gambar tersebut


(22)

5. Memutar video dan menyuruh siswa untuk menyaksikannya dengan seksama

6. Meminta siswa untuk menyimpulkan tentang video yang disaksikannya.

Media audio visual dapat dikatakan seperangkat alat yang melibatakan indera dan organ tubuh seperti telinga (audio), mata (visual) dan tangan (kinetik) yang memberikan informasi atau pesan yang mudah dimenger ti berupa gambar dalam bentuk video dan musik. Video bersifat interaktif tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi.Siswa dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuaidengan yang diajarkan dalam video.

Guru juga harus mengenal program video yang tersedia, adakalanya saat program video diputar guru memperhatikan siswa secara detail untuk memperhatikan aspek–aspek tertentu. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan, sebelumnya guru harus menugaskan siswa untuk memperhatikan bagian– bagian tertentu pada gerak tari sigeh penguten. Setelah itu perlu dillakuakan tes berapa banyak yang dapat mereka tanggap dari program video itu.

2.8 Tari

Tari merupakan seni yang tertua dalam masalah pembuatan dokumentasinya tari mengalami perjalanan sejarah yang paling pendek. Sistem notasi tari yang mestinya secara handal berkenaan dengan tiga elemen seperti gerak dalam ruang, gerak dalam waktu serta ragam gaya dan ciri khasnya yang disebut pertunjukan. Di samping itu makna tari merupakan komunikasi dari prilaku tari dengan media ekspresi yang lain, seperti menyampaikan pesan yang sama dalam kata-kata yang


(23)

terucap atau tertulis. Kapasitas ekspresi tari yang terkadang-kadang membuatnya menjadi paling efektif sebagai pembawa makna (Widaryanto,2007:42).

Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna. Penjelasan yang bagaimanapun adanya tentang keberadaan “seni tari”, baik tari yang berasal dari perkembangan budaya primitif, perkembangan tari tradisional yang berkembang dilingkungan istana yang disebut tari klasik. Perkembangan dilingkungan pedesaan yang disebut tarian rakyat, maupun tarian berkembang dimasyarakat perkotaan yang sering mendapat predikat tarian “pop”, serta tari “modern” atau kreasi baru (Hadi, 2007:13).

Saat ini dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga formal, seni tari sangat diminati oleh para guru dalam mata pelajaran seni budaya dan Keterampilan (SBK). Guru mencoba memperkenalkan tarian-tarian yang ada dinusantara khususnya tarian Lampung. Namun karena belum terdapat guru yang terlatar belakang seni tari, banyak guru mencoba cara alternantif dengan menggunakan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang dapat menunjang kemampuan siswa.

2.9 Tari Sigeh Penguten 2.9.1 Sejarah

Sikap masyarakat Lampung bahwa tamu adalah orang yang patut dihormati dan disungguhi sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup mereka yaitu nemui nyimah yang artinya suka memberi dan menerima dalam suasana suka dan duka.


(24)

Prinsip ini didukung dengan prinsip hidup yang lain yaitu nengah nyapur yang artinya adalah suka bergaul. Kedua prinsip ini yang mendasari hadirnya tari sigeh

pengunten diacara-acara penyambutan tamu pada upacara adat masyarakat

Lampung. Mesuji wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak disebelah utara Propinsi Lampung. Wilayah ini sebagaian besar penduduknya berasal dari darerah Sumatra selatan, perpindahan penduduk tersebut terjadi pada tahun 1886.

Saat itu daerah ini dipimpin oleh seorang pesirah yang bernama pangeran Muhamad Ali. Di wilayah ini terdapat tarian penyambutan yang disebut tari tepak. Tari tepak inilah yang mengilhami lahirnya tari sembah kemudian dikenal sebagai tari sigeh pengunten. dari dahulu yang menarikan hanya keluaraga pangeran Muhamad Ali. Tari ini dihadirkan pada saaat perkawinan upacara perkawinan adat, pengangkatan seorang pesirah dan penyambutan tamu agung. Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945 tari ini dibenahi kembali disesuaikan dengan situasi dan kondisi adat budaya daerah Lampung (Habsary, 2003: 27).

2.9.2 Jenis dan Fungsi

Tari merupakan ekspresi jiwa indivindu yang pada akhirnaya akan menjadi ekspresi dari suatu kelompok budaya yang akan menjadi ciri budaya tersebut yang akan membedakannya dengan budaya lain. Tari sigeh penguten termasuk jenis tari klasik, dan berfungsi mempersembahkan sekapur sirih seulas pinang kepada kedua mempelai, pesiarah dan tamu agung.


(25)

2.9.3 Ragam Gerak

Tabel 2.1 Hitungan Ragam Gerak Tari sigeh penguten No. Ragam

Gerak Gambar Gerak

1. Lapah

tebeng

1 – 8

Posisi badan tegap, tangan kanan berada diatas tangan kiri didepan dada dengan bentuk tangan ukel. Pada saat melangkah diawali kaki kanan setinggi lutut kaki kiri. Gerak jalan kedepan diiringi dengan bentuk iringan gupek, yaitu iringan yang memiliki tempo yang cepat.

2. Seluang

mudik

1-2

Kedua tangan diukel disebelah tangan lalu tangan kiri berada diatas kanan dengan posisi badan mendhak

3-4

Selanjutnya kedua tangan diukel disebelah kiri, lalu tangan kanan diukel diatas kanan kiri dengan posisi badan jongkok


(26)

5-6

Selanjutnya mengalir tangan kanan diukel dibawah tangan kiri dengan posisi badan level sedang

7-8

Tangan kanan diukel kembali didepan dada dengan kanan kiri berada dibawah tangan kanan dengan posisi badan duduk simpuh dengan sikap sikut diangkat

3. Merunduk

1-2

Sikap badan duduk tegak denagn

bersimpuh didua kaki, lalu kedua tangan diukel didepan dada dengan tangan kanan berada diatas tangan kiri

3-4

Sikap badan mulai merunduk


(27)

5-6

Posisi simpuh dan merundukan badan dengan posisi tangan diletakan kebawah tempat didepan kaki serta kepala

merunduk kebawah

7-8

Badan kembali duduk tegap dengan arah pandang kedepan

4. Jong ippek

1

Diawali sikap badan duduk tegap, lalu tangan kiri diletakan disamping kiri dan kanan kanan berada di atas paha


(28)

2

Kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan tubuhnya disebelah kiri

3

Kaki kanan diangkat kearah depan

4

Lanjutakan proses hitungan ketiga kaki kiri sedikit diangkat ke depan

membelakangi kaki kanan sehingga badan terlihat tegap


(29)

5

Kedua tangan berdiri kearah depan sejajar dengan dada

6

Kedua tangan melakukan proses ukel diputar kearah bawah

7

Kedua jari tangan ditekuk kedalam


(30)

8

Kedua tanagn diputar dan diletakan diatas lutut

5. Sembah

1 – 2

Diawali dengan posisi badan duduk tegap jong silo ratu, lalu kedua tangan diangkat dengan bentuk tangan sembah

3 – 4

Tangan melakuakan proses gerak kearah kanan dengan

pandangan mengikuti arah gerak tangan


(31)

5 – 6

Tangan melakukan proses bergerak ke arah kiri dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan

7

Kedua tangan ditekuk kedalam

8

Kedua tangan diputar dan diletakan di atas lutut


(32)

6. Kilat mundur

1-2

Posisi penari berdiri medehak menghadap kedepan dengan kaki kanan ditarik

kebelakang, lalu kedua tangan diayunkan kearah kanan

3-4

Selanjutnya kedua tangan diayunkan ke arah kiri

5-6

Kedua tangan diukel kedalam di samping kiri badan


(33)

7-8

Kedua tangan diayun keatas dengan kedua tangan menengadah, tangan kiri berada diatas sejajar dengan kepala dan tangan kanan sejajar dengan dada

7. Samber

melayang

1

Kedua tangan disilangkan di depan perut dengan posisi jari kearah bawah

2

Kedua tangan diukel keatas


(34)

3-4

Kedua tangan melakukan proses ayun kekanan dan kekiri

5-6

Kedua tangan membuka selembar dada dan posisi jari ditekuk

7-8

Kedua tangan berada disamping kanan dan kiri diangkat setingi bahu dengan posisi jari berdiri

8. Gubuh

Gakhang

1-2

Posisi penari

menghadap kesudut kanan dengan kaki kiri melangkah kedepan dan kedua tangan kedepan posisi jari menghadap bawah


(35)

3-4

Kaki kanan melangkah, kedua tangan menyesuaikan ditarik kebelakang dengan posisi badan kearah sudut kiri

5-6

Kaki kiri kembali melangkah kedepan dan kedua tangan kedepan posisi jari menghadap bawah

7-8

Kaki kanan melangkah, kedua tangan menyesuaikan ditarik kebelakang dengan posisi badan kearah sudut kiri

9. Ngiyam

bias

1-4

Posisi badan penari menghadap

kesamping kanan dengan posisi badan mendahak dengan kedua telapak kaki dihadapkan kerah kanan, lalu kedua tangan diletakan di atas paha dan melakukan proses ukel tangan kembali diletakan diatas paha


(36)

5-8

Arah badan berpindah kerah kiri dengan sikap badan

mendahak dan kedua telapak kaki

menghadap kearah kiri, lalu kedua tangan diletakan diatas paha dan melakukan proses ukel. setelah diukel tangan kembali diletakan di atas paha

10. Kenui

melayang

1-2

Posisi badan berdiri mendahak dan kedua tangan ditarik dari samping pinggang dengan kedua jari tangan ditekuk kearah dalam

3-4

Kaki sedikit dijinjit dan kedua tangan melakukan proses mengayun kearah samping


(37)

5-6

Kedua kaki dijinjit dan kedua tangan diayun setinggi bahu dengan kedua jari tangan ditekuk kedalam

7-8

Setelah diukel kedua tangan kembali diangkat setinggi bahu

11. Ngerunjung

level tinggi

1-2

Posisi badan penari berdiri mendahak dengan arah badan menghadap kesudut kanan, kaki kiri membelakangi kaki kanan, lalu kedua tangan direntangkan dengan tangan kanan berada didepan dahi dan tangan kiri


(38)

3-4

Kedua tangan

melakukan gerak ukel keluar

5-6

Kedua tangan

melakukan gerak ukel keluar kembali namun diikuti dengan gerak kepala kesamping kiri bawah

7-8

Kedua tangan sedikit ditarik saat saat melakukan ukel atau sedikit ditekuk dengan di ikuti gerakan kepala dengan menghadap tangan kanan (gerakakan ini dilakukan dengan arah kanan dan kiri)


(39)

12. Sabung melayang

1-2

Posisi menari

mengahadap kedepan dengan sikap badan mendhak, lalu kedua jari tangan saling bertemu didepan dada

3-4

Kedua tangan dibentangkan kesamping dengan kaki kiri membuka

5-6

Kaki kanan

melangkah dengan posisi silang lalu kedua jari tangan bertemu didepan dada

7-8

Kaki kanan berada didepan dengan kedua tangan dibentangkan kesamping, gerakan dilakukan untuk perpindahan tempat


(40)

13. Mempan bias

1-2

Sikap badan mendhak menghadap sudut kanan dengan kedua tangan dengan mengadah di atas bahu dan kedua siku dibuka, lalu kaki kanan

membelakangni kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

3-4

Kedua tangan masih menengadah diatas bahu namun sikap badan menghadap kesamping kanan dengan kaki kanan membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

5-6

Kaki kiri melangkah kedepan

membelakangi kaki kanan dengan sikap badan menghadap kesudut

7-8

Sikap badan kembali menghadap depan dengan kaki kiri sedikit jinjit ( gerakan ini dilakukan penari sebelah kanan dan kiri)


(41)

14. Tolak tebeng

1-2

Sikap badan penari mendhak, kedua tumit kaki saling bertemu dan kedua tangan ditekuk disamping kanan dengan ditekuk kedalam

3-4

Kedua ibu jari kaki saling ketemu dan kedua tangan mengayun kebawah dengan gerak kepala mengikuti gerak tangan

5-6

Penari melakukan gerakan menggeser kaki untuk berpindah posisi dimana ibu jari dan tumit kaki saling bertemu

7-8

Kedua ibu jari kaki saling bertemu sambil bergeser dengan gerak kepala menghadap tangan kanan yang direntangkan


(42)

15. Belah hui

1-2

Penari berada pada posisi saling berhadapan, lalu menarik kaki kanan kedepan dan kedua tangan disilangkan kedepan

3-4

Badan kembali ditarik tegak,dan kedua tangan direntangkan kesamping

5-6

Sikap badan kembali menjorok kedepan dengan kedua tangan kembali disilangkan

7-8

Kaki kanan ditarik dengan posisi jinjit, dan kedua tangan mengadah diatas bahu


(43)

16. Ngerujung level rendah

1-2

Sikap badan duduk dengan kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan

badannya disebelah kiri. Tangan kiri berada disebelah kiri dengan posisi jari merapat menghadap depan, lalu tangan kanan direntangngkan menghadap sudut kanan setinggi dahi dan kepala

menghadap kegerakan tangan kanan

3-4

Tangan kanan diukel dengan telapak tangan menengadah

5-6

Tangan kanan

kembali diukel namun kepala digerakan kesamping bawah kiri


(44)

7-8

Tangan kanan kemabali diukel dengan telapak tangan menengadah dan kepala digerakan menghadap kegerakan tangan

17. Ngerunjung levelsedang

1-2

Sikap badan setengah berdiri dengan lutut kaki menempel dilantai. Tangan kanan berada diatas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada didepan dada

3-4

Kedua tangan

dilakukan gerak ukel dengan posisi telapak tangan menengadah


(45)

5-6

Saat tangan

melakukan gerak ukel kepala menghadap kesamping bawah

7-8

Tangan melakukan gerak ukel kepala menghadap kegerakan tangan

18. Lipeto 1 Sikap badan mendhak

menghadap sudut kanan dengan posisi kanan membelakangi kaki kiri dan kaki dijinjit. Tangan kanan berada diatas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada didepan dada, kedua tangan ditekuk kedalam


(46)

2

Sikap badan bergerak kearah sudut kanan dengan kedua kanan diukel keluar

3

Sikap badan mengahadap kesamping kanan dengan kaki kiri membelakangi kaki kanan dan kedua tangan menengadah melakukan proses ukel

4

Kedua tangan diukel kedalam dan kaki kanan melangkah kebelakang dengan jinjit


(47)

5

Kedua tangan

berpindah kesamping kanan dengan sikap badan menghadap kesudut kanan belakang dengan kedua tangan ditekuk kedalam dan berputar keluar, lalu kaki kanan melangkah membelakangi kaki kiri

6

Kedua tangan diukel kedalam dan kaki kanan melangkah membelakangi kaki kiri

7

Kedua tangan berpindah dikiri dengan kanan kiri diangkat setinggi dahi dan tangan kanan didepan dada tepatnya di samping siku tangan kanan dengan kaki kiri melangkah kedepan

membelakangi kaki kanan


(48)

8

Kedua tangan diukel ditekuk kedalam dan berputar keluar (gerakan ini diulang dengan arah berputar 180 derajat)

2.9.4 Busana Pada Tari Sigeh Penguten 1. Kepala/Aksesoris:

a. Siger/mahkota oleh penari b. Gaharu/gembang goyang c. Sanggul belatung tebak d. Kembang melati e. Anting

2. Badan

a. Tapis pucuk rebung/bintang perak/sinjang betupal/tapis cucuk pinggir

b. Baju kurung brokat c. Bebe usus ayam d. Selendang tapis

e. Bulu sertei/pending/bebadang f. Kalung buah jakum


(49)

g. Kalung papan jajar h. Kalung kembang melati i. Gelang burung

j. Gelang kano k. Gelang duri l. Gelang pipih m. Tanggai

2.9.5 Pendukung Tari 1. Penari

Jumlah penari dalm tarian ini berjumlah 5 orang 2. Durasi

Tari sigeh pengunten ini membuntuhkan waktu 5-7 menit. 3. Peralatan tari

Tarian ini menggunakan properti tepak 4. Iringan tari

Musik pengiring tari ini adalah talo balak irama dalam tarian menjadi dua bentuk yaitu, gupek (iringan yang temponya cepat) dan tarei (yang temponya lambat).


(50)

2.9.6 Penggunaan Media Audio Visual Pada Pembelajaran Tari Sigeh Penguten

Peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar-mengajar. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak akan lebih menjadi konkret, dengan digunakannya bahan-bahan visual dan audio visual pada proses pembelajaran akan memudahkan siswa untuk mengerti dan memahami materi yang diajarkan, selain itu siswa tidak akan merasa bosan dan jenuh karena media audio visual dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siwa sehingga dapat terdorong dalam proses pembelajaran.

Media audio visual dapat dikatakan seperangkat alat yang melibatkan indera dan organ tubuh dan memberikan informasi atau pesan yang mudah dimengerti berupa gambar dalam bentuk video dan musik. Video bersifat interaktif tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi seperti, pengamatan terhadap gerak tari yang ditarikan oleh penari dan mengajarkan makna yang terkandung dalam sebuah tarian.

Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlibatkan contoh kerterampilan gerak seperti, gerak pada tari sigeh pengunten saat gerak lapah tebeng duduk simpuh sebagai penghormatan kepada tamu agung. Melalui media ini siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka menyangkut gerakan tadi dengan menggunakan berbagai


(51)

teknik dan efek, video dapat menjadi media yang tepat untuk mempengaruhi siskap dan emosi.

2.10 Penelitian Yang Relevan

1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang ditulis oleh Septi Hidayati dengan judul skripsinya yaitu“ Penggunaan Media Audio Visual dan Kemampuan Mendemonstrasikan Tari Piring

Dua Belas Siswa SMA Negeri I Kalirejo Lampung Tengah”. Persamaan

penelitian ini dengan yang ditulis oleh Septi Hidayati adalah media dan teori pembelajaran yang dipakai yaitu media audio visual dan teori pembelajaran. Namun terdapat perbedaan pada subjek dan objek penelitiannya, yaitu subjek penelitian ini adalah siswa SMP sedangkan pada penelitian Septi Hidayati adalah siswa SMA. Pada penelitian ini objeknya adalah pembelajaran tari sigeh penguten sedangkan pada penelitian Septi Hidayati objek penelitiannya adalah tari Piring dua belas. 2. Penelitian yang ditulis oleh Marlina Zulkarnain dengan judul skripsinya yaitu “Penggunaan Media Audio Visual Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tari Bedana”. Persamaan penelitian ini dengan yang ditulis oleh Septi Hidayati adalah media dan teori pembelajaran yang dipakai yaitu media audio visual dan teori pembelajaran, namun terdapat perbedaan pada subjek dan objek penelitiannya, yaitu subjek penelitian ini adalah siswa SMP, sedangkan pada penelitian Marlina Zulkarnain adalah siswa SMA. Pada penelitian ini objeknya adalah pembelajaran tari sigeh penguten, sedangkan pada penelitian Marlina Zulkarnain objek


(52)

penelitiannya adalah tari bedana. Pada penelitian Marlina penelitiannya sampai hasil belajar, sedangkan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengamati prosesnya dan peran media audio visual.


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian

Jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara utuh dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Maleong, 2010: 6).

Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat diteliti secara statistik atau cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan dan prilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian kualitatif didasarkan upaya membangun pandangan mereka yang teliti secara terperinci dan dibentuk dengan kata-kata, gambaran, dimana penelitian kualitatif ini memandang suatu upaya membangun pandangan subyek penelitian yang rinci (Ghony, 2012: 13).


(54)

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis (Genzuk, 2003:7). Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi yang bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media audio visual dan hasil belajar siswa pada pembelajaran siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas VIII.A SMP Negeri 1 Tanjung Raya Mesuji.

3.1Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif. Dipilihnya pendekatan penelitian diskriptif kualitatif karena gejala-gejala informasi atau keterangan dari hasil pengamatan selama proses penelitian berlangsung mencirikan naturalistik yang menunjukan bahwa pelaksanaan penelitian ini terjadi secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal yang tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya. Kemudian dikumpulkan data berdasarkan observasi situasi yang wajar, sebagaimana adanya, tanpa dipengaruhi dengan sengaja (Nasution,1992:18).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan tari sigeh penguten menggunakan media audio visual pada kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 1 Tanjung Raya.


(55)

3.2Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah sumber subjek dimana data diperoleh. (Arikunto, 2002). Sumber data dalam penelitian ini adalah pembelajaran ragam gerak tari sigeh penguten yang berjumlah 18 ragam gerak. Subjek yang menjadi sumber data adalah guru tari dan siswa kelas VIII.A SMP Negeri 1 Tanjung Raya yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten yang berjumlah 30 siswa.

3.3Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik kondisi yang dialami, sumber data primer dan lebih banyak pada teknik observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui.

3.3.1 Penelitian Kepustakaan

Kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis yamg mendukung keabsahan penelitian. Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian. Kepustakaan berarti materi penunjang, disini kepustakaan yang digunakan “Teknik Dasar Gerak Tari Lampung” yang ditulis oleh I Wayan Mustika dan “Tari Sembah (Sigeh Penguten)” yang diterbitkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan TK. I Lampung.


(56)

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2010:186). Dalam penelitian ini dilakukan wawancara mengenai penggunaan media audio visual pada proses pembelajaran tari sigeh penguten kepada guru seni budaya dan siswa kelas VIII.A di SMP Negeri I Tanjung Raya Mesuji.

3.3.3 Observasi

Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah titik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun kelapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipan, yaitu pengamatan ikut serta dalam kegitan yang sedang berlangsung (Ghony, 2012: 165).

3.3.4 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, prasasti, dan sebagainya. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Arikunto, 2010:274 ). Dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi berupa catatan lapangan, foto dan vedio. Contoh catatan lapangan akan mendukung hasil penelitian penelitian observasi dan


(57)

wawancara mengenai penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten di SMP Negeri I Tanjung Raya Mesuji.

3.3.5 Tes Praktik (perbuatan)

Jenis tes yang digunakan yaitu tes kemampuan mempraktikan tari sigeh penguten dari hasil penggunaan media audio visual berupa pengamatan yang dilakukan oleh siswa selama mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten. Perolehan data tentang hasil belajar tari sigeh penguten menggunakan data kemampuan tes praktik siswa menggunakan media audio visual dengan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes Praktik, seperti di bawah ini.

Tabel 3.1. Lembar Pengamatan Tes Praktik

No Aspek Indikator Skor Skor

Maksimum 1. 1. Bentuk

gerak kepala 2. sikap kepala menunduk 3. sikap kepala menoleh ke suduat atas 4. sikap kepala menoleh kebawah 5. sikap kepala menoleh kesamping 6. sikap

kepala pandangan kedepan

a) Siswa mampu

memeragakan 5 gerak kepala dengan tepat sesui dengan video tari sigeh penguten

5

5 b) Siswa memperagakan

gerak kepala namun masih mengalami kesalahan 1 dari 5 bentuk gerak kepala

4

c) Siswa memperagakan gerak kepala namun masih mengalami kesalahan 2 dari 5 bentuk gerak kepala

3

d) Siswa memperagakan gerak kepala namun masih mengalami kesalahan 3-4 dari 5 bentuk gerak kepala

2

e) Siswa tidak

mampumemperagakan 5 bentuk gerak kepala


(58)

sesuai dengan video tari sigeh penguten

Bentuk gerak tangan

1. sikap tangan mengangkat siku 2. ukel

3. ayun 4.jari tangan ditekuk kedalam

a) Siswa memperagakan 4 bentuk gerak tangan dengan tepat sesuai dengan video tari sigeh penguten

5

5 b) Siswa memeragakan

4bentuk gerak tangan namun masih

mengalami kesalahan 1 dari 4 bentuk gerak tangan

4

c) Siswa memperagakan gerak tangan namun masih mengalami kesalahan 2 dari 4 bentuk gerak tangan

3

d) Siswa memperagakan gerak tangan

namunmsih mengalami kesalahan dari 4 bentuk gerak tangan

2

e) Siswa tidak mampu memperagakan 5 bentuk gerak tangan sesuai dengan video tari sigeh penguten

1

Bentuk gerak kaki 1. kaki kebelakang 2. kaki jinjit 3. kaki menghadap kesamping

4. kaki menyilang

a) Siswa memeragakan 4 gerak kaki dengan tepat sesui dengan video tari sigeh penguten

5

5

b) Siswa memperagaakan gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 1 dari 4 bentuk gerak kaki

4

c) siswa memperagakan gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 2 dari 4 bentuk gerak kaki

3 d) siswa memperagakan

gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 3 dari 4 bentuk gerak kaki

2

e) siswa tidak mampu memperagakan4 gerak kaki sesua dengan video tari sigeh


(59)

penguten 2. Hafalan urutan

gerak

a) siswa mampu

memperagakan ragam gerak tari dari ragam gerak pertama hingga akhir sesuai dengan video tari sigeh penguten

5

5 b) siswa memperagakan

delapan belas ragam gerak tari akan tetapi masih mengalami kesalahan 1-2 kali

4

c) Siswa memperagakan delapan belas ragam gerak tari akan tetapi tingkat kesalahan3-4 kali

3 d)siswa memperagakan

delapan belas ragam gerak tari akan tetapi tingakat kesalahan 5-6 kali

2

e) siswa tidak hafal urutan gerak tari sesui dengan video tari sigeh penguten sehingga siswa terlihat tidak tertib dan tidak

1

3.. Ketepatan gerak dengan musik

a) siswa mampu

memperagakan gerakan tari mengikuti irama dan tempo video dan tempo sehingga sesuai dengan iringan musik yang ada dalam vidiotari sigeh penguten

5

5 b) siswa memperagakan

gerak tari 1- 2 kali terlambat atau mendahuli musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

4

c) siswa memperagakan gerak tari 3- 4 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

3

d)siswa memperagakan gerak tari 5-6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak


(60)

sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

e) siswa melakukan gerak tari lebih dari 6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

1

Total skor maksimum 25

Hasil belajar gerak tari sigeh penguten siswa dapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik dengan total skor 25 hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan persentase untuk skla lima.

Tabel 3.2. Penentuan Patokan Perhitungan Nilai untuk Skala Lima Interval Presentase Tingkat

Penguasaan

Keterangan 85% - 100%

75% - 84% 60% - 74% 40% - 59% 0% - 39%

Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal

Setelah nilai dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan empat aspek yang akan dijadikan indikator penilaian yaitu teknik gerak kepala, teknik gerak tangan, teknik gerak kaki, hafalan urutan gerak, dan ketepatan gerak dengan musik dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada table lembar pengamatan tes praktik yang memiliki skor maksimal 25.


(61)

Nilai Siswa = Skor Siswa x 100 % ……….rumus (1). Skor maksimum

3.4 Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data tentang penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten yang berupa aktivitas siswa dan guru dalam mempraktikannya tari sigeh penguten menggunakan media audio visual.

Tabel 3.3. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

No. Aspek Deskriptor Penilaian Skor Kriteria

1 Visual activities a) Seluruh siswa

memperhatikan video tari sigeh penguten pada saat guru menayangkan video

5 Baik

sekali b) Siswa memperhatikan

video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, akan tetapi terdapat 3 siswa tidak

memperhatikan

4 Baik

c) Siswa memperhatikan video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, akan tetapi terdapat 5 siswa tidak

memperhatikan

3 Cukup

d) Siswa memperhatikan video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, akan tetapi terdapat lebih dari 7 jumlah siswa tidak memperhatikan

2 Kurang baik

e) Seluruh siswa tidak memperhatikan video tari sigeh penguten pada saat guru menyangkan video sehingga siswa tidak dapat memperagakan gerak dengan baik atau


(62)

tidak sesuai dengan video tari sigeh pengunten

2 Listening activities a) Seluruh siwa

mendengarkan urutan gerak sesuai dengan ketepatan hitungan gerak tari sigeh penguten

5

Baik sekali

b) Siswa mendengarkan urutan gerak akan tetapi terdapat 3 siswa kurang memahami pelafalan urutan gerak

4 Baik

c) Siswa mendengarkan urutan gerak akan tetapi terdapat 5 dari siswa kurang memahami pelafalan urutan gerak

3 Cukup

d) Siswa mendengarkan urutan gerak akan tetapi terdapat lebih dari 7 siswa kurang memahami

pelafalan urutan gerak

2 Kurang baik e) Seluruh siwa tidak

mendengarkan urutan gerak yang ada dalam video tari sigeh penguten

1 Gagal

3 Motor activities a) Seluruh siswa melakukan

percobaan gerak tari sigeh pengunten sesuai dengan gerakan yang ada dalam video tari sigeh penguten

5 Baik

sekali

b) Siswa melakukan

percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat 3 siswa yang tidak

melakukan percobaan gerak

4 Baik

c) Siswa melakukan

percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat 10 dari siswa yang tidak melakukan percobaan gerak

3 Cukup


(63)

percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat lebih 7 siswa yang tidak melakukan percobaan gerak

baik

e) Seluruh siswa tidak

melakukan percobaan 1 Gagal

Total Skor maksimum 15

Setelah skor aktivitas siswa didapat, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai aktivitas berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator penilaian aktivitas siswa yaitu visual activities, listening activities, dan motor activities pada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian aktivitas siswa yang memiliki skor maksimum 15. Selanjutnya, setelah skor aktivitas siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus (1).

Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengecek dan melihat kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru berperan aktif dalam penggunaan audio visual pada pelajaran tari sigeh penguten.

Tabel 3.4. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Instrument Kegiatan Guru P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 1. Memberi apersepsi dan

motiasi

2. Memberitahukan KD dalam pembelajaran hari ini 3. Memberitahukan indikator/

tujuan pembelajaran 4. Menjelaskan kegiatan tugas

yang harus dilakukan peserta didik


(64)

5. Menggunakan metode demonstrasi

6. Memberikan klarifikasi bentuk gerak yang benar 7. Melibatkan peserta didik

secara aktif dalam pembelajaran

8. Memfasilitasi peserta didik untuk berfikir kritis,

menganalisis, memecahkan masalah dan bertindak tanpa rasa takut

9. Memfasilitasi peserta didik berkopetensi untuk

meningkatkan prestasi siswa 10. Member kompermasi

melalui berbagai sumber terhadap hasil pembelajaran menggunakan media audio visual

11. Berperan sebagai nara sumberdan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang mengalami kesulitan, dengan bahasa yang baik dan santun

12. Member motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif

13. Guru mengajukan

pertanyaan untuk mengecek ketercapaian tujuan

pendidikan

14. Menyimpulkan hasil belajar 15. Memberikan tugas untuk

pertemuan berikutnya

(Sumber: Instrumen Supervisi Akademik Sertifikasi Guru) Ketarangan

P.1 = Peretemuan pertama P.5 = Pertemuan kelima P.2 = Pertemuaan kedua P.6= pertemuan keenam P.3 = Pertemunan ketiga P.7=pertemuan ketujuh


(65)

P.4 = Pertemuan keempat P.8=pertemuan kedelapan

Instrumen tersebut digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila guru telah melakukan instrumen tersebut maka kolom akan diberi tanda check list sebagai penanda.

Tabel 3.5. Instrumen Penggunaan Media Audio Visual Tari Sigeh Penguten

No. Instrumen Penggunaan P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 P.6 P.7 P.8 1 Siswa mengamati vidio tari

sigeh penguten

2

Penggunaan media audio visual dapat membantu siswa untuk melihat ragam gerak tari sigeh penguten

3

Guru perlu menugaskan siswa untuk memperhatikan ragam grak yang terdapat dalam vidio tari sigeh penguten

4

Dilakukan tes beberapa banyak ragam gerak yang dapat siswa tangkap dari penayangan vidio 5

Guru melakukan evaluasi terhadap gerakan tari sigeh penguten

3.5 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada observasi, dokumentasi, tes praktik dan nontes dilakukan oleh peneliti itu sendiri.

1. Panduan Observasi

Lembar pengamatan (observasi) dugunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang apa saja yang di lihat dan diamati secara langsung.


(66)

2. Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto – foto dan video yang menggunakan alat bantu kamera foto ataupun handphone.

3. Tes Praktik

Tes praktik digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil belajar tari Sigeh Penguten dengan menggunakan media audio visual. Lembar tes praktik yang digunakan instrumen yang berupa aspek – aspek penilaian yang sudah ditentukan.

4. Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penilaian tentang aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran tari sigeh penguten melalui penggunaan media audio visual.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau interprestasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau katagori. Data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penelitian. Dalam penelitian ini, data–data yang terkumpul selanjutnya dianalitis secara deskriptif kualitatif. Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan pembelajaran dan hasil pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan media audio visual pada kegiatan pembelajaran di SMP Negeri I Tanjung Raya Mesuji.

Langkah–langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1) Mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran tari sigeh penguten dengan menggunakan media audio visual.


(67)

2) Menganalisis hasil gerak tari sigeh penguten dengan menggunakan media audio visual yang di analisis dengan menggunakan lembar pengamatan tes praktik.

3) Memberi nilai hasil tes praktik siswa, dengan menggunakan rumus presentasi sebagai berikut :

Nilai Siswa = Skor Siswa x 100 % Skor maksimum

4) Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil belajarsiswa dalam pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan tolak ukur sebagai berikut.

Tabel 3.6. Penentuan Patokan dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala Lima

Interval Presentase Tingkat Penguasaan

Keterangan

85% - 100% Baik Sekali

75% - 84% Baik

60% - 74% Cukup

40% - 59% Kurang

0% - 39% Gagal

Sumber : (Nurgiyantoro, 1988:363)

5) Mengumpulkan, merangkum semua data dari hasil penelitian untuk di pilih hal-hal paling pokok yang sesuai untuk dianalisis.

6) Memproses penyajian data dengan sekumpulan infornasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.


(68)

7) Membuat kesimpulan dengan menganalisis data yang cukup valid dan konsisten pada saat observasi, wawancara, dan hasil dokumentasi.


(69)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Pada bagian akhir dibuat sebuah kesimpulan berdasarkan analisis data bagian bab IV penelitian pada penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten siswa kelas VIII.A SMP N 1 Tanjung Raya. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran diawali dengan memberikan materi tari sigeh penguten kemudian penggunaan media audio visual dijadikan sebagai media belajar berupa laptop, LCD, dan speaker yang menampilkan video tari sigeh penguten sebagai sumber belajar siswa. Pada pertemuan pertama pembelajaran tari sigeh penguten belum menggunakan media, pada pertemuan ini guru hanya menyampaikan materi pengenalan tari sigeh penguten. Media audio visual mulai digunakan pada pertemuan kedua sampai ketujuh.

2. Berdasarkan hasil wawancara baik guru maupun siswa, penggunaan media audio visual dianggap sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Pada saat praktiknya tidak semua ragam gerak dicontohkan oleh guru,


(70)

hanya beberapa ragam gerak sebatas mana pengetahuan yang dimiliki oleh guru, pada saat penayangan video guru mengulang 3-4x video per ragam gerak, dari penayangan video beberapa kali, siswa terlihat paham dan dapat mempraktikan ragam gerak, siswa juga dapat mengulang kembali video bila masih ada kesulitan pada ragam gerak tari sigeh penguten.

3. Kelebihan dalam penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten adalah pembelajaran lebih menarik karena siswa dapat melihat penuh semua ragam gerak, ekspresi, kostum yang ditampilkan. Kekurangan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran tari sigeh penguten adalah siswa lebih terpaku pada video sehingga gerak tari yang siswa peragakan hanya sebatas hafalan urutan ragam gerak, namun tidak dengan teknik yang benar. Teknik benar yang dimaksud dalam hal ini adalah penguasaan ekspresi dan ketepatan gerak dengan musik.

4. Penggunaan media audio visual sebagai media pembelajaran belum maksimal hal ini ditandai dengan tidak adanya sound, guru hanya menggunakan speaker sebagai alat pengeras suara sehingga suara yang dihasilkan tidak terdengar jelas oleh siswa pada saat pembelajaran.

5. Hasil evaluasi pada pertemuan kedelapan, guru melakukan penilaian secara individu walaupun pada saat pratiknya dilakukan bersama kelompok. Berdasarkan hasil penilaian penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas VIII.A di SMP N 1 Tanjung Raya adalah baik, namun bila dilihat dari ketepatan teknik gerak siswa belum sesuai dengan teknik yang benar hal ini disebabkan oleh kemampuan guru yang tidak berlatar belakang guru seni tari.


(71)

5.2Saran

Dengan melihat kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian pegunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten di SMPN 1 Tanjung Raya, maka saran dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Guru seni budaya khususnya bidang seni tari dalam penggunaan media audio visual dalam pembelajaran tari sigeh penguten sebaiknya setiap pertemuan guru mengacu kepada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sehingga pembelajaran lebih efektif.

2. Pada saat pembelajaran tari siswa hendaknya memakai baju praktik sehingga dapat bergerak lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam sekolah.

3. Demi kelancaran pembelajaran tari dengan menggunakan media audio visual sebaiknya menggunakan sound sehingga suara yang dihasilkan terdengar jelas.

4. Untuk peneliti selanjutnya semoga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penelitian yang dilakukan dan bisa lebih baik lagi.


(72)

DAFTAR PUSTAKA

Amari, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam kurikulum 2013. Jakarta, Prestasi Pustakaraya

Dinas P dan K TK.I Lampung. 1990. Tari Sembah (Sigeh Penguten). Lampung: Dinas P dan K TK.I Lampung

Djamarah, Syaiful Bahari & Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Rineka Cipta

Genzuk, Michel. 2003 . A Synthesis of Ethnographic Research.

Ghony, Djunaidi. 2012 .Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta, Ar-Ruzz Media

Habsary, Dwiyana. 2003. Fungsi Dan Peran Tari Sembah Di Daerah Lampung. Yogyakarta: UPT Perpustakaan Yogyakarta

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar . Bandung, Pustaka Setia

Huda, Miftahul, 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang, Pustaka Pelajar

Kurniasih, Imas & Sani Berlin. 2014. Sukses Mengimplementasikan kurikulum 2013. Kata Pena

Maryaeni. 2008 . Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta, Bumi Aksara

Moleong, Lexy. 2010 . Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset

Mustika, I Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung, AURA

Nasution. 1992 . Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Tarsito: Bandung Rusman. 2013. Model-model pembelajaran. Jakarta, Rajawali Pers


(73)

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta, Kencana

Smaldino, Sharen E. 2011 . Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sugioyono, 2003. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta, Rineka Cipta Tim Penyusun. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung,


(1)

65

7) Membuat kesimpulan dengan menganalisis data yang cukup valid dan konsisten pada saat observasi, wawancara, dan hasil dokumentasi.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Pada bagian akhir dibuat sebuah kesimpulan berdasarkan analisis data bagian bab IV penelitian pada penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten siswa kelas VIII.A SMP N 1 Tanjung Raya. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran diawali dengan memberikan materi tari sigeh penguten kemudian penggunaan media audio visual dijadikan sebagai media belajar berupa laptop, LCD, dan speaker yang menampilkan video tari sigeh penguten sebagai sumber belajar siswa. Pada pertemuan pertama pembelajaran tari sigeh penguten belum menggunakan media, pada pertemuan ini guru hanya menyampaikan materi pengenalan tari sigeh penguten. Media audio visual mulai digunakan pada pertemuan kedua sampai ketujuh.

2. Berdasarkan hasil wawancara baik guru maupun siswa, penggunaan media audio visual dianggap sangat membantu dalam proses belajar mengajar. Pada saat praktiknya tidak semua ragam gerak dicontohkan oleh guru,


(3)

150

hanya beberapa ragam gerak sebatas mana pengetahuan yang dimiliki oleh guru, pada saat penayangan video guru mengulang 3-4x video per ragam gerak, dari penayangan video beberapa kali, siswa terlihat paham dan dapat mempraktikan ragam gerak, siswa juga dapat mengulang kembali video bila masih ada kesulitan pada ragam gerak tari sigeh penguten.

3. Kelebihan dalam penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten adalah pembelajaran lebih menarik karena siswa dapat melihat penuh semua ragam gerak, ekspresi, kostum yang ditampilkan. Kekurangan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran tari sigeh penguten adalah siswa lebih terpaku pada video sehingga gerak tari yang siswa peragakan hanya sebatas hafalan urutan ragam gerak, namun tidak dengan teknik yang benar. Teknik benar yang dimaksud dalam hal ini adalah penguasaan ekspresi dan ketepatan gerak dengan musik.

4. Penggunaan media audio visual sebagai media pembelajaran belum maksimal hal ini ditandai dengan tidak adanya sound, guru hanya menggunakan speaker sebagai alat pengeras suara sehingga suara yang dihasilkan tidak terdengar jelas oleh siswa pada saat pembelajaran.

5. Hasil evaluasi pada pertemuan kedelapan, guru melakukan penilaian secara individu walaupun pada saat pratiknya dilakukan bersama kelompok. Berdasarkan hasil penilaian penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas VIII.A di SMP N 1 Tanjung Raya adalah baik, namun bila dilihat dari ketepatan teknik gerak siswa belum sesuai dengan teknik yang benar hal ini disebabkan oleh kemampuan guru yang tidak berlatar belakang guru seni tari.


(4)

151

5.2Saran

Dengan melihat kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian pegunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten di SMPN 1 Tanjung Raya, maka saran dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Guru seni budaya khususnya bidang seni tari dalam penggunaan media audio visual dalam pembelajaran tari sigeh penguten sebaiknya setiap pertemuan guru mengacu kepada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sehingga pembelajaran lebih efektif.

2. Pada saat pembelajaran tari siswa hendaknya memakai baju praktik sehingga dapat bergerak lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam sekolah.

3. Demi kelancaran pembelajaran tari dengan menggunakan media audio visual sebaiknya menggunakan sound sehingga suara yang dihasilkan terdengar jelas.

4. Untuk peneliti selanjutnya semoga hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam penelitian yang dilakukan dan bisa lebih baik lagi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Amari, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam kurikulum 2013. Jakarta, Prestasi Pustakaraya

Dinas P dan K TK.I Lampung. 1990. Tari Sembah (Sigeh Penguten). Lampung: Dinas P dan K TK.I Lampung

Djamarah, Syaiful Bahari & Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta, Rineka Cipta

Genzuk, Michel. 2003 . A Synthesis of Ethnographic Research.

Ghony, Djunaidi. 2012 .Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta, Ar-Ruzz Media

Habsary, Dwiyana. 2003. Fungsi Dan Peran Tari Sembah Di Daerah Lampung. Yogyakarta: UPT Perpustakaan Yogyakarta

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar . Bandung, Pustaka Setia

Huda, Miftahul, 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang, Pustaka Pelajar

Kurniasih, Imas & Sani Berlin. 2014. Sukses Mengimplementasikan kurikulum 2013. Kata Pena

Maryaeni. 2008 . Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta, Bumi Aksara

Moleong, Lexy. 2010 . Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset

Mustika, I Wayan. 2012. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Bandar Lampung, AURA

Nasution. 1992 . Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Tarsito: Bandung Rusman. 2013. Model-model pembelajaran. Jakarta, Rajawali Pers


(6)

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desaind sistem pembelajaran. Bandung, Kencana

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta, Kencana

Smaldino, Sharen E. 2011 . Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Sugioyono, 2003. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta, Rineka Cipta Tim Penyusun. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung,