PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN KELAS IV B DI SD NEGERI I BANDAR AGUNG

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN

KELAS IV B DI SD NEGERI I BANDAR AGUNG OLEH

NOVITA HENDRA TRISNAWATI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media audio visual dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B SD Negeri 1 Bandar Agung.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan

menggunakan teori yaitu pembelajaran, media pembelajaran, dan media audio visual. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru seni budaya dan siswa kelas IV B yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten yang berjumlah 15 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, dokumentasi yang berupa foto dan video, wawancara dilakukan pada guru seni budaya dan siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes praktik dan pengamatan aktivitas siswa serta pengamatan aktivitas guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pelaksanaan pembelajaran tari sigeh

penguten menggunakan media belajar dimulai dari guru menyiapkan laptop, LCD, dan sound sistem. Selanjutnya, guru menayangkan video tari sigeh penguten yang terdiri dari tiga sajian yakni video teknik gerak dasar, video rangkaian gerak dasar, dan video sajian tari lengkap dengan musik, tata rias, dan busana.

Kemudian guru menayangkan video teknik gerak terlebih dahulu, setelah siswa mampu mengikuti dan memperagakannya, guru kembali menayangkan video rangkaian gerak dasar dari gerak pertama hingga akhir. Setelah siswa mampu menghafal rangkaian gerak guru menayangkan video sajian tari lengkap dengan musik, tata rias, dan busana agar siswa mampu menghafal gerak menyesuaikan dengan musik iringan tari. Penayangan video tari sigeh penguten dilakukan secara berulang-ulang sampai siswa benar-benar hafal. Dalam pembelajaran siswa lebih terpaku pada video tari sigeh penguten sehingga gerak tari siswa hanya sebatas hafalan urutan ragam gerak saja dan tidak mengikuti teknik yang baik.


(2)

gerak kepala siswa memperagakan gerak kepala dengan tepat sesuai dengan video tari sigeh penguten akan tetapi tingkat kesalahan 3-4 kali, pada bentuk gerak tangan siswa memperagakan gerak tangan dengan tepat sesuai dengan video tari sigeh penguten akan tetapi tingkat kesalahan 5-6 kali, pada bentuk gerak kaki siswa memperagakan gerak kaki dengan tepat sesuai dengan video tari sigeh penguten akan tetapi tingkat kesalahan 5-6 kali. Hafalan urutan gerak tergolong dalam kategori baik yakni siswa memperagakan ragam gerak tari dari ragam gerak pertama hingga akhir akan tetapi tingkat kesalahan 1-2 kali. Ketepatan gerak dengan musik tergolong dalam kategori kurang baik yakni siswa memperagakan gerak tari 5-6 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak.


(3)

ABSTRACT

THE USE OF AUDIO VISUAL MEDIA ON LEARNING SIGEH PENGUTEN DANCE AT IV B CLASS OF SD NEGERI 1 BANDAR AGUNG

BY

NOVITA HENDRA TRISNA WATI

The objective of this research is to describe the use of audio visual median and students’ achievement on the learning of sigeh penguten dance at IV B class of SD Negeri 1 Bandar Agung.

The research method which is used was descriptive qualitative through the theory that is used was the learning, media of learning and audio visual media. The source of the data in this research were the teacher of arts and culture and the students at IV B class who are following the learning of sigeh penguten dance which consist of 15 students. The data collecting techniques which are used were observation, documentary in form of field note, photo and video, interviewing the arts and culture teacher and students, research instrument in form of test and practice and monitoring students’ activities and monitoring teacher’s activities. The result of this research shows that the implementation of the learning of sigeh pengunten dance through learning media begin with teacher prepare the laptop, LCD, and sound system. Then, teacher shows the video of sigeh penguten dance which consists of three views that is, the video of basic movement technique, the video of basic movement series, and the video view of the complete dance with the music, make up, and costume. After that the teacher shows the video of movements technique first, after the students are able to remember the movement series of the teacher, teacher shows the video views of the complete dance with music, make up, and costume to make the students are able to remember the movement in accordance with the music along the dance. The views of video sigeh penguten dance have done repeatedly until the students really remember it. In learning, the students were more head for the video of sigeh peguten dance therefore the students’ dance movements only limited on the remembering the steps of movement series and were not following the true technique.

Consequently, the result the students learning achievement in sigeh penguten dance at SD Negeri 1 Bandar Agung in the category of less good. Seeing from the


(4)

able to modeling the head movement with the exact technique’ appropriate with the video of sigeh penguten dance but the level of false 3-4 times, on the

technique of students’ hand movement exactly appropriate with the video of sigeh penguten dance but with the level of false 5-6 times. The memorization of the movement steps included on the category good that is the students are able to modeling the series of movement dance from the first of movement series until the end but in level of false 1-2 times. The accuracy movement with the music included in category less good that is the students are modeling movement dance 5-6 times late or before the music and were not appropriate with the tempo, rhythm and the calculation in each movement steps.


(5)

PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN KELAS IV DI SD NEGERI 1 BANDAR AGUNG

Oleh

NOVITA HENDRA TRISNAWATI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(6)

PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN KELAS IV B SD NEGERI I BANDAR AGUNG

Nama Mahasiswa :

Novita Hendra Trisnawati

Nomor Pokok Mahasiswa : 0913043004

Program Studi : Pendidikan Seni Tari

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. NIP 19840421 200812 2 001 NIP 19590722 198603 1 003

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Seni, Pendidikan Seni Tari,

Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. NIP 19590722 198603 1 003 NIP 19801001 2005001 2 002


(7)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua : Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. ...

Sekertaris : Dr. Muhammad Fuad, M.Hum ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. ...

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 196003151985031003


(8)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Novita Hendra Trisnawati

nomor pokok mahasiswa : 0913043004

program studi : Pendidikan Seni Tari

jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar hasil pekerjaan sendiri.

Sepengetahuan saya, tulisan di dalam laporan penelitian ini belum pernah ditulis atau dipergunakan oleh orang lain dan tidak berisi materi yang ditulis dari orang lain, kecuali bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan cara mengikuti tata cara penulisan skripsi yang lazim.

Bandar Lampung, Maret 2013 Yang menyatakan

Novita Hendra Trisnawati NPM 0913043004


(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada 06 November 1991, sebagai anak pertama dari Bapak Hendro Suyatno dan Ibu Endang Puji Wati, Ama.Pd.SD.

Penulis menyelesaikan studi tingkat taman kanak-kanak di TK Al-Hasanah Tangerang pada tahun 1997, sekolah tingkat dasar di SD Negeri 1 Srimenanti pada tahun 2003, sekolah tingkat SLTP di SMP Negeri I Bandar Sribhawono pada tahun 2006, sekolah tingkat SLTA di SMA Negeri I Bandar Sribhawono pada tahun 2009. Penulis diterima di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Seni Tari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB), atau sekarang disebut dengan Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK).


(10)

MOTO

Rasa takut dan bimbang merupakan hal yang dapat mematahkan segalanya dan hanya keberanian serta keyakinan teguh yang dapat mencapai tujuan hidup yang baik.

(Andrew Jackson)

Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang, tahun depan kita akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan kita tak akan mengetahui masa depan jika kita menunggu-nunggu.


(11)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan ridhoNya dalam kehidupanku juga keluargaku. Kupersembahkan karya kecilku ini kepada orang-orang yang ku sayangi.

 Orang tuaku tercinta Bapak Hendro Suyatno dan Ibu Endang Puji Wati, Ama.Pd.SD., yang selalu memberikan motivasi, do’a dan menanamkan harapan dalam keberhasilanku.

 Bapak angkatku tersayang Kasino, S.Pd., yang selalu mendukungku dalam keadaan suka dan duka serta selalu memberikan semangat dalam

kehidupanku.

 Adik-adikku terkasih, Dian Hendra Rachma Wati, Febby Hutama Putra Endnando dan Mizwar Annas Fauzi yang selalu memberi semangat dan menghiburku dalam keadaan suka dan duka.

 Guru-guruku yang telah memberikan ilmu yang sangat berharga untukku.

 Almamater tercinta Universitas Lampung, tempatku menimba ilmu yang membuatku membuka mata untuk lebih belajar memaknai hidup dengan baik dalam perjalanan masa depanku.


(12)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan hidayah dan ridhoNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul “Penggunaan Media Audio Visual Pada Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Kelas IV B di SD Negeri I Bandar Agung Lampung Timur” sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis terbatas. Bimbingan, bantuan dan nasihat dari berbagai pihak sangat membangun dalam menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada.

1. Susi Wendhaningsih, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing I. Terima kasih atas kesediannya untuk memberi bimbingan, masukan dan motivasi di sela-sela kesibukan.

2. Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku pembimbing II dan Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. Terima kasih atas kesediannya untuk memberi motivasi, bimbingan, saran dan kritik di sela-sela kesibukan.

3. Fitri Daryanti, S.Sn., M.Sn. selaku Penguji dan Ketua Program Studi Pendidikan Seni Tari. Terima kasih atas masukan yang diberikan untuk memperbaiki skripsi ini agar lebih baik.

4. Dwiyana Habsary, S.Sn., M.Hum., yang telah memberikan semangat dan nasihat selama menjalani kuliah di Program Studi Pendidikan Seni Tari. 5. Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Unila.

6. Seluruh staff dan dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni.

7. Kasino, S.Pd. selaku kepala SD Negeri I Bandar Agung dan Bapak angkatku tersayang yang selalu memberi dukungan, do’a dan limpahan kasih

sayangnya.

8. Andi Supriyono, A.Ma.Pd. selaku guru bidang seni budaya SD Negeri I Bandar Agung, yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam melakukan penelitian.

9. Siswa SD Negeri I Bandar Agung khususnya siswa kelas IV B yang selalu memberikan semangat dalam melakukan penelitian.

10. Orang tuaku teristimewa, Bapak Hendro Suyatno dan Ibu Endang Puji Wati, Ama.Pd.SD. yang selalu mendo’akan dan memperjuangkan semua demi anak-anaknya.

11. Adik-adikku terkasih, Dian Hendra Rachma Wati, Febby Hutama Putra Endnando dan Mizwar Annas Fauzi, kalian adalah semangat dan motivasi mba dalam menyongsong masa depan mba.

12. Sahabat-sahabatku tersayang, Febrilyan Sakuntala Devi, Freny Oktaviana, Devi Nurmala Sari, Nurul Oktavia Ningrum Js, Cindi Kartika dan Irma


(13)

dan do’a dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Seni Tari angkatan 2009, yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

15. Teman-teman KKN dan PPL di SD Negeri I Taman Bogo Purbolinggo, Kadek Feni Aryati, Fitri Wulandari Fauzi, Fertika Dwi Yoswita, Yoan Renate Wibowo, Putri Mandasari, Meditama Situmorang, Silvya Farantika, Metri Setyaning, Ida Bagus Ambara Putra, M. Otavian Kristiana.

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Bandar Lampung, Maret 2013 Penulis,

Novita Hendra Trisnawati NPM 0913043004


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

PENYATAAN SKRIPSI ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR DIAGRAM ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ... 6

2.2 Media Pembelajaran ... 7

2.2.1 Kedudukan Media dalam Pembelajaran ... 9

2.2.2 Prinsip-Prinsip Penggunaan Media ... 10

2.3 Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar ... 12

2.4 Pemilihan Media untuk Pembelajaran ... 13

2.5 Media ... 13

2.3.1 Jenis Media ... 14

2.6 Media Audio ... 16

2.6.1 Karakteristik Media Audio... 18

2.7 Media Audio Visual ... 19


(15)

2.7.3 Ragam Gerak... 23

2.7.4 Busana ... 56

2.7.5 Pendukung Tari ... 57

2.10 Penggunaan Media Audio Visual Pada Pembelajaran Tari Sigeh Penguten ... 57

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 62

3.2 Sumber Data ... 63

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 63

3.3.1 Observasi ... 63

3.3.2 Wawancara ... 64

3.3.3 Dokumentasi ... 65

3.3.4 Tes Praktik (Perbuatan) ... 65

3.3.5 Non Tes ... 70

3.4 Instrumen Penelitian... 75

3.5 Teknik Analisis Data ... 76

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat SD Negeri I Bandar Agung ... 78

4.2 Visi dan Misi Sekolah ... 79

4.3 Data Siswa ... 80

4.4 Data Guru ... 80

4.5 Sarana dan Prasarana... 80

4.6 Hasil Penelitian ... 81

4.7 Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ... 81

4.7.1 Pertemuan Pertama ... 82

4.7.2 Pertemuan Kedua ... 85

4.7.3 Pertemuan Ketiga... 87

4.7.4 Pertemuan Keempat ... 88

4.7.5 Pertemuan Kelima ... 89

4.8 Penggunaan Media Audio Visual Pada Tari Sigeh Penguten ... 90

4.8.1 Pengamatan Tes Praktik ... 91

4.8.2 Pengamatan Aktivitas Siswa ... 98


(16)

DAFTAR PUSTAKA ... 116 LAMPIRAN ... 117


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.3 Kedudukan Media Pembelajaran ... 10

2.1 Hitungan Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten ... 23

2.2 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten... 44

3.1 Lembar Pengamatan Tes Praktik I (Individu) ... 66

3.2 Penentuan Patokan dengan Persentase untuk Skala Lima ... 70

3.3 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa ... 71

3.4 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ... 74

4.1 Data Siswa SD Negeri I Bandar Agung...80

4.2 Urutan Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten...83

4.3 Pengamatan Tes Praktik Berdasarkan Teknik Gerak Kepala...92

4.4 Pengamatan Tes Praktik Berdasarkan Teknik Gerak Tangan ... 93

4.5 Pengamatan Tes Praktik Berdasarkan Teknik Gerak Kaki...94

4.6 Pengamatan Tes Praktik Berdasarkan Hafalan Urutan Gerak...95

4.7 Pengamatan Tes Praktik Berdasarkan Ketepatan Gerak dengan Musik .... 97

4.8 Pengamatan Aktivitas Siswa Berdasarkan Aspek Visual Activities ... 98

4.9 Pengamatan Aktivitas Siswa Berdasarkan Aspek Listening Activities... 99

4.10 Pengamatan Aktivitas Siswa Berdasarkan Aspek Motor Activities ... 101

4.11 Pengamatan Aktivitas Guru...102

4.12 Kemampuan Rata-rata Setiap Aspek Teknik Gerak Kepala, Teknik Gerak Tangan, Teknik Gerak Kaki, Hafalan Urutan Gerak, dan Ketepatan Gerak dengan Musik Menggunakan Media Audio Visual Berdasarkan Indikator Penilaiannya...105

4.13 Rata-rata Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Menggunakan Media Audio Visual...107


(18)

(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gerak lapah tebeng...42

2.2 Gerak seluang mudik...43

2.3 Gerak jong ippek...44

2.4 Gerak sembah...45

2.5 Gerak kilat mundur...46

2.6 Gerak gubuh gakhang...47

2.7 Gerak ngiyau bias...47

2.8 Gerak tolak tebeng...48

2.9 Gerak ngerujung level rendah...49

2.10 Gerak ngerujung level sedang...49

2.11 Gerak ngerujung level tinggi...50

2.12 Gerak lipetto...51

2.13 Gerak mempan bias...52

2.14 Gerak kenui melayang...52

2.15 Gerak belah hui...53

2.16 Gerak sabung melayang...54

2.17 Gerak merunduk...55

2.18 Gerak samber melayang...55

4.1 Pembelajaran di kelas guru menayangkan dasar gerak tari sigeh penguten dan siswa mengamati video tari...82

4.2 Siswa sedang memperagakan gerak tari yang ada dalam video tari sigeh penguten...86

4.3 Peneliti memberikan contoh gerak tari yang benar...88

4.4 Pembelajaran di kelas siswa memperagakan tari sigeh penguten dengan musik iringan tari...89


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Pencapaian standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan memengaruhi proses pembelajaran. Komponen yang selama ini dianggap sangat memengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru karena guru merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Idealnya kurikulum pendidikan serta lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka semuanya akan kurang bermakna (Sanjaya, 2011: 13).

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, maka indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh pendidik dengan

memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik, keluasan dan kedalaman kompetensi dasar dan daya dukung sekolah misalnya, kemampuan guru dan sarana atau prasarana penunjang.


(21)

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa siswa dituntut untuk dapat menguasai salah satu tarian daerah setempat atau daerah Lampung sehingga pada pembelajaran seni tari siswa dapat menguasai tari daerah Lampung. Selain itu, tari sigeh penguten termasuk ke dalam KTSP pembelajaran seni budaya yang tertuang pada standar kompetensi (SK) mengekspresikan diri melalui karya seni tari dengan kompetensi dasar (KD) memeragakan tari Nusantara daerah setempat sesuai dengan iringan. Hal ini ditandai dengan sikap siswa dalam mengekspresikan diri melalui tari daerah setempat khususnya tari sigeh penguten karena tarian tersebut termasuk tari yang memiliki ragam gerak dasar. Dipilihnya tari sigeh penguten karena tarian tersebut merupakan tarian khas masyarakat Lampung yang harus dipelajari kepada anak-anak SD Negeri 1 Bandar Agung.

SD Negeri 1 Bandar Agung merupakan sekolah yang berada di Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur. Saat ini disekitar Kecamatan Bandar Sribhawono hanya SD Negeri I Bandar Agung yang sudah menerapkan pembelajaran seni tari. Sekolah yang didirikan pada tahun 1970 ini memiliki 13 ruangan kelas, ruang kantor, koperasi, perpustakaan, mushola dan aula untuk latihan tari. Fasilitas yang dimiliki sekolah ini sudah cukup lengkap dan dapat memudahkan dalam pengambilan data, itulah sebabnya SD ini dijadikan objek dalam penelitian.

Pembelajaran tari sigeh penguten di SD Negeri 1 Bandar Agung sudah

menggunakan media pembelajaran berupa media audio visual sejak tahun 2005. Media belajar yang digunakan berupa laptop, LCD, dan sound sistem.


(22)

Penggunaan media belajar ini sangat membantu siswa dalam pembelajaran tari sigeh penguten karena guru belum memiliki kemampuan dalam bidang tari. Video tari sigeh penguten yang ditayangkan dari media belajar dijadikan guru sebagai sumber belajar siswa.

Teknologi dan media dapat berperan banyak untuk belajar. Jika pengajarannya berpusat pada guru, teknologi dan media digunakan untuk mendukung penyajian pengajarannya. Apabila pengajaran berpusat pada siswa, maka siswa merupakan pengguna utama teknologi dan media. Siswa dapat memanfaatkan teknologi dan media dalam serangkaian cara untuk meningkatkan belajar. Pemanfaatan kegiatan yang berpusat pada siswa memungkinkan para guru menggunakan waktu mereka untuk memeriksa dan memperbaiki masalah siswa dan berkonsultasi dengan para siswa secara individual. Namun, hal ini bukan berarti bahwa teknologi pengajaran dapat atau sebaiknya menggantikan guru, tetapi lebih kepada teknologi dan media dapat membantu para guru menjadi pengelola kreatif dari pengalaman belajar daripada sekedar sebagai pembagi informasi (Smaldino dkk, 2011: 14-16).

Media pembelajaran merupakan suatu cara, alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar - mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru dan membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar. Pembelajaran bermedia dapat membantu siswa


(23)

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran, serta memadatkan informasi (Angkowo dkk, 2007: 14). Alat dan sumber belajar walaupun fungsinya sebagai alat bantu, akan tetapi memiliki peran yang tidak kalah pentingnya. Dalam kemajuan teknologi seperti sekarang ini memungkinkan siswa dapat belajar dari mana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan hasil teknologi. Oleh karena itu, peran dan tugas guru bergeser dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai pengelola sumber belajar. Melalui penggunaan berbagai sumber itu diharapkan kualitas pembelajaran akan semakin meningkat (Sanjaya, 2006: 58-59).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B di SD Negeri 1 Bandar Agung”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B di SD Negeri 1 Bandar Agung.

2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan media audio visual kelas IV B di SD Negeri 1 Bandar Agung.


(24)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Guru mata pelajaran seni budaya khususnya dalam pembelajaran seni tari untuk dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat, agar tujuan dalam proses pembelajaran tercapai dengan maksimal.

2. Pihak sekolah lebih memperhatikan sarana dan prasarana terutama dalam ruang lingkup pendidik

3. Menambah dan memberi pengetahuan kepada peneliti mengenai penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B di SD Negeri 1 Bandar Agung.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah siswa perempuan kelas IV B yang berjumlah 15 siswa.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian adalah penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten.

3. Tempat penelitian

Tempat penelitian adalah SD Negeri I Bandar Agung. 4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah pada pertengahan bulan Oktober sampai minggu awal bulan Desember.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta atau murid. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Implikasi dari pengertian ini adalah tujuan pembelajaran untuk mempersiapkan siswa hidup dalam

masyarakatnya, kegiatan pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat, siswa belajar secara aktif, guru juga bertugas sebagai komunikator (Hamalik, 2009: 58-65).

Dalam istilah pembelajaran yang lebih dipengaruhi oleh perkembangan hasil-hasil teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan belajar, siswa-siswa

diposisikan sebagai subjek yang memegang peranan utama, sehingga dalam proses belajar mengajar siswa dituntut beraktivitas secara penuh, bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran.


(26)

Mengajar (pengajaran) atau teaching menempatkan guru sebagai pemeran utama memberikan informasi, maka dalam pembelajaran atau instruction guru lebih banyak berperan sebagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa (Sanjaya, 2006: 100-101).

2.2 Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat didefinisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.

Materi pembelajaran lebih cepat diterima siswa dengan utuh serta menarik minat siswa untuk belajar lebih lanjut. Media juga merupakan alat bantu yang digunakan guru dengan desain yang disesuaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Musfiqon, 2011: 28).

Peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak akan lebih menjadi konkret. Media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan: 1. Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu

Peristiwa-peristiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio. Contohnya, guru dapat menjelaskan video pertunjukkan tari dalam suatu acara di daerah Lampung. 2. Memanipulasi keadaan, peristiwa atau objek tertentu

Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pembelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat


(27)

menghilangkan verbalisme contohnya, guru dapat menjelaskan tentang makna tarian melalui video.

3. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa

Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa hingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat contohnya, sebelum guru menjelaskan tentang materi pelajaran, maka guru memutar film tentang pertunjukkan tari atau sebagainya.

Selain memiliki fungsi, media pembelajaran memiliki nilai praktis: 1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa. 2. Media dapat mengatasi batas ruang kelas.

3. Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara peserta dengan lingkungan.

4. Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.

5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan tepat.

6. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik.

7. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. 8. Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.

Media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.


(28)

Dari berbagai fungsi media tersebut tujuan akhir dari media pembelajaran adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran ini dibangun melalui komunikasi yang efektif. Komunikasi efektif hanya terjadi jika

menggunakan alat bantu sebagai perantara interaksi antara guru dengan siswa. Oleh karena itu, fungsi media adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator semua materi tuntas disampaikan dan peserta didik memahami secara lebih mudah dan tuntas.

2.2.1 Kedudukan Media dalam Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sistem yang terdiri dari berbagai komponen. Dalam pembelajaran terdapat komponen tujuan, komponen materi atau bahan, komponen strategi, komponen alat dan media, serta komponen evaluasi. Media merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran. Sehingga kedudukannya tidak hanya sekedar sebagai alat bantu mengajar, tetapi sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting sebab media dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Bahkan jika dikaji lebih jauh, media tidak hanya sebagai penyalur pesan yang harus dikendalikan sepenuhnya oleh sumber berupa orang, tetapi dapat juga menggantikan sebagian tugas guru dalam penyajian materi pelajaran.


(29)

Bagan 1.3 Kedudukan Media dalam Pembelajaran

(Musfiqon, 2011: 37)

Dalam proses pembelajaran antara materi, guru, strategi dan media, dan siswa menjadi rangkaian mutual yang saliang mempengaruhi sesuai kedudukan masing masing. Guru berkedudukan sebagai penyalur pesan dan siswa berkedudukan sebagai perantara dalam pembelajaran.Media yang digunakan tanpa didukung metode yang tepat dan guru yang terampil menggunakan media pastilah media tersebut menjadi tidak efektif. Keberhasilan dalam penggunaan media juga dipengaruhi faktor lain yang merupakan komponen pembelajaran.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Penggunaan Media

Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar - mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami pelajaran. Agar media

Materi Pelajaran

Guru Strategi dan Media

Siswa

Proses Pembelajaran


(30)

pembelajaran benar-benar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka terdapat beberapa prinsip penggunaan media pembelajaran yaitu:

1. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran serta sesuai dengan materi pembelajaran. 2. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa

serta memerhatikan efektivitas dan efesien.

3. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya.

Dalam penggunaan media pembelajaran guru harus menyadari bahwa

penggunaan media tersebut untuk memudahkan siswa dalam memahami pelajaran dan memotivasi belajar siswa. Bukan untuk menutupi kekurangan guru yang kurang menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, contohnya dalam pembelajaran tari guru dapat memutarkan video tarian yang akan diajarkan agar siswa dapat tertarik dan memiliki keinginan untuk mempelajarinya.

Media visual dan audio visual pada proses pembelajaran akan memudahkan siswa untuk mengerti dan memahami materi yang diajarkan, selain itu siswa tidak akan merasa bosan dan jenuh karena media audio visual dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tari penggunaan media audio visual dapat membantu siswa dalam memahami gerak, dengan adanya musik yang didengar siswa akan memudahkan siswa untuk menghafal gerakan yang telah diperhatikannya.


(31)

2.3 Pemanfaatan Media dan Sumber Belajar

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen penerima pesan (siswa) dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran.

1. Konsep dasar media

Media merupakan kata jamak dari “medium” yang berarti perantara atau pengantar. Istilah media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.

2. Pentingnya media pembelajaran

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas itu sendiri pada situasi yang sebenarnya. Contohnya, agar siswa belajar bagaimana menari yang benar, maka guru memberikan teknik dan gerak tari pada siswa tersebut. Dengan begitu proses pembelajaran akan lebih bermanfaat karena dengan mengalami atau melakukan secara langsung kemungkinan kesalahan persepsi akan dapat dihindari.


(32)

2.4 Pemilihan Media untuk Pembelajaran

Media pada dasarnya adalah ‘bahasa guru’, yang artinya dalam proses

penyampaian pesan pembelajaran, guru harus pandai memilih bahasa yang paling mudah dimengerti dan dipahami siswa. Apakah pesan akan disampaikan melalui bahasa verbal, bahasa visual atau bahasa nonverbal lainnya, apakah pesan itu disalurkan melalui peralatan atau melalui pengalaman langsung.

Media pembelajaran lebih condong didominasi oleh apa yang disebut ‘teori realisme’. Pendekatan ini berasumsi bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika digunakan bahan-bahan visual dan audio visual yang mendekati realitas. Dengan kata lain, dalam memilih media, objek-objek sebenarnya lebih disukari dari gambar lukisan, dan lukisan lebih disukai dari gambar garis dan sketsa. Lebih banyak sifat bahan program media yang menyerupai realitas, makin mudah terjadi belajar (Dwyer, 2008: 185)

2.5 Media

Pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dpat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong dalam proses pembelajaran.


(33)

Dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa (Angkowo dkk, 2007: 10-11).

2.5.1 Jenis Media

Jenis media dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, poster, kartun, dan komik. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yaitu media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.

2. Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, model kerja dan diorama.

3. Media proyeksi seperti slide, film strips, film, dan OHP. 4. Lingkungan sebagai media pembelajaran.

Menggunakan media yang sesuai dengan materi pelajaran perlu diketahui terlebih dahulu jenis-jenis media yang ada. Ada juga yang memisahkan jenis media sebagai berikut:

1. Media grafis

Termasuk didalamnya media visual, yakni pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual (menyangkut indera penglihatan). Media grafis ini meliputi gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta/globe, papan panel, dan papan buletin.


(34)

2. Media audio

Media ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan

dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa lisan) maupun nonverbal. Media audio meliputi radio, alat perekam pita magnetik (tape recorder), piringan hitam, dan laboratorium bahasa.

3. Media proyeksi diam

Media jenis ini mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya, media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan. Pada media proyeksi diam, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran. Media proyeksi diam antara lain film bingkai, film rangkai, overhead proyektor (transparansi), transvisi dan proyektor tak tembus cahaya.

Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi belajar yang memiliki enam kategori dasar media yaitu teks, audio, visual, video, perekayasa, orang (Smaldino, 2011: 7).

a) Teks

Teks merupakan karakter yang mungkin ditampilkan dalam format apapun seperti buku, poster, papan tulis, layar komputer, dan sebagainya.

b) Audio

Mencakup apa saja yang bisa didengar seperti suara manusia, musik, suara mekanis, suara berisik, dan sebagainya.


(35)

c) Visual

Visual meliputi diagaram pada sebuah poster, gambar pada sebuah papan tulis, foto, gambar pada sebuah buku, kartun dan sebagainya.

d) Video

Merupakan media yang menampilkan gerakan, termasuk DVD, rekaman video, animasi komputer dan sebagainya.

e) Perekayasa

Bersifat tiga dimensi dan bisa disentuh serta dipegang oleh para siswa. f) Orang-orang

Media ini berupa guru, siswa, atau ahli bidang studi.

2.6 Media Audio

Proses komunikasi pembelajaran dengan menggunakan media audio tidak lepas dari aspek pendengaran. Pendengaran itu sendiri merupakan alat untuk

mendengarkan. Mendengar sesungguhnya suatu proses rumit yang melibatkan empat unsur, yaitu (1) mendengar, (2) memperhatikan, (3) memahami, dan (4) mengingat. Definisi mendengarkan adalah proses selektif untuk memperhatikan, mendengar, memahami, dan mengingat simbol-simbol pendengaran (Munadi, 2008: 58-59).

Unsur pertama dalam proses mendengarkan adalah mendengar. Mendengar merupakan proses fisiologis otomatik penerimaan rangsangan pendengaran. Mendengar adalah sebuah proses di mana gelombang suara masuk melalui saluran telinga bagian luar terhubung dengan gendang telinga di bagian tengah telinga dan


(36)

menimbulkan getaran-getaran yang kemudian merangsang implus-implus saraf sampai ke otak. Unsur kedua dalam proses mendengarkan adalah perhatian. Memperhatikan rangsangan di lingkungan berarti memusatkan kesadaran pada rangsangan khusus tertentu. Indera penerima secara konstan dihujani sekian banyak rangsangan sehingga tidak mungkin menanggapi semuanya sekaligus pada saat yang sama. Ketika memperhatikan rangsangan tertentu sambil membuang rangsangan yang lainnya disebut perhatian selektif.

Unsur ketiga dalam proses mendengar adalah memahami. Memahami dapat diartikan sebagai proses pemberian makna pada kata yang didengar, yang sesuai dengan makna yang dimaksudkan oleh pengirim pesan atau yang menyampaikan pesan. Kendala utama besar bagi komunikasi antarpesona adalah kecenderungan alamiah kita untuk menghakimi, menilai, menyetujui atau menyanggah

pernyataan orang lain ataupun pernyataan kelompok.

Unsur keempat dalam proses mendengar adalah mengingat. Mengingat adalah menyimpan informasi untuk diperoleh kembali. Apabila sesorang menunjukkan kepada kita arah ke suatu tempat tertentu dan memahaminya tetapi melupakan arah itu sebelum sempat mencatatnya, maka kita mendengarkan tidak


(37)

2.6.1 Karakteristik Media Audio

Memanfaatkan media audio dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan bagaimana kita melakukan proses mendengarkan pesan sehingga pesan tersebut dapat diterima, dipahami dan diingat. Ciri utama dari media ini adalah pesan yang disalurkan melalui media audio dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (bahasalisan/kata-kata) maupun nonverbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain - lain). Adapun, kelebihan media audio sebagai berikut:

1. Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu serta memungkinkan menjangkau sasaran yang luas.

2. Mampu mengembangkan daya imajinasi pendengar.

3. Mampu memusatkan perhatian siswa pada pengguaan kata-kata, bunyi, dan arti dari kata/bunyi itu sendiri.

4. Dapat menyajikan program pendalaman materi yang dibawakan oleh guru atau orang yang memiliki keahlian dibidang tertentu sehingga tema yang dibahas memiliki mutu yang baik dilihat dari segi ilmiah karena selalu dilengkapi hasil observasi dan penelitian.

5. Dapat mengerjakan hal tertentu yang sulit dikerjakan oleh guru, yakni menyajikan pengalaman dunia luar ke dalam kelas sehingga media audio memungkinkan untuk menghadirkan hal yang aktual dan dengan demikian dapat memberikan suasana kesegaran pada sebagian topik yang dibahas.


(38)

Media audio pun memiliki keterbatasan atau kekurangan. Kekurangan media audio adalah sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication). Di samping itu, penyajian dengan suara hanya mengandalkan salah satu dari kelima indera mempunyai kekurangan ditinjau dari sudut pandang belajar. Mutu penyajian yang hanya menggunakan pendengaran lebih rendah dari mutu

penyajian yang menggunakan audio visual dan bahkan cara visual (penglihatan) mempunyai efek transfer yang lebih kuat dibandingkan pendengaran (Munadi, 2008: 64-65).

2.7 Media Audio Visual

Media audio visual merupakan jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua (Sanjaya, 2006: 170).

Media audio visual ini dapat dibagi menjadi dua jenis:

a. media audio visual yang dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit atau disebut dengan media audio visual murni. Contohnya: film gerak (movie) bersuara, televisi dan video tari.

b. media audio visual tidak murni seperti slide, opaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi suara dari kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau satu proses pembelajaran.


(39)

Media audio visual dapat dikatakan seperangkat alat yang melibatkan indera dan organ tubuh seperti telinga (audio), mata (visual) dan tangan (kinetik) yang memberikan informasi atau pesan yang mudah dimengerti berupa gambar dalam bentuk video dan musik. Video bersifat interaktif tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video.

Guru juga harus mengenal program video yang tersedia, adakalanya saat program video diputar guru memperhatikan siswa secara detail untuk memperhatikan aspek-aspek tertentu. Agar siswa tidak memandang program video sebagai media hiburan, sebelumnya guru perlu menugaskan siswa untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu pada gerak pada tari sigeh penguten. Setelah itu perlu dilakukan test berapa banyaklah yang dapat mereka tangkap dari program video itu.

2.8 Tari

Tari merupakan seni yang tertua, dalam masalah pembuatan dokumentasiannya tari mengalami perjalanan sejarah yang paling pendek. Sistem notasi tari yang mestinya secara handal berkenaan dengan tiga elemen seperti gerak dalam ruang, gerak dalam waktu serta ragam gaya dan ciri khasnya yang disebut pertunjukan. Di samping itu makna tari merupakan komunikasi dari perilaku tari dengan media ekspresi yang lain, seperti menyampaikan pesan yang sama dalam kata-kata yang terucap atau tertulis. Kapasitas ekspresi tari yang terkadang-kadang membuatnya menjadi paling efektif sebagai pembawa makna (Widaryanto, 2007: 42).


(40)

Tari merupakan aplikasi budaya suatu masyarakat yang sarat akan simbol- simbol bermakna tertentu bagi masyarakat pendukung budayanya (Habsary, 2003: viii). Untuk memahami dan memaknai nilai seni tari, yang pertama harus ada wujud dan bentuk dari tarian itu sendiri. Tubuh manusia sangat bisa membuat pola gerak pada waktu dan ruang tertentu, namun membuat tarian yang unik menggambarkan tarian yang bernilai, secara tradisional maupun modern (Mustika, 2009: 44). Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna. Penjelasan yang bagaimanapun adanya tentang keberadaan “seni tari”, baik tari yang berasal dari pelembagaan budaya primitif, pelembagaan tari tradisional yang berkembang di lingkungan istana yang disebut tari klasik, pelembagaan di

lingkungan pedesaan yang disebut tarian rakyat, maupun tari yang berkembang di masyarakat perkotaan yang sering mendapat predikat tarian “pop” serta tari “modern” atau kreasi baru (Hadi, 2007: 13).

Saat ini dalam dunia pendidikan khususnya di lembaga formal, seni tari sangat diminati oleh para guru dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK). Guru mencoba memperkenalkan tarian-tarian yang ada di nusantara khususnya tarian Lampung. Namun karena belum terdapat guru yang berlatar belakang seni tari, banyak guru yang mencoba cara alternatif dengan

menggunakan media pembelajaran dan metode pembelajaran yang dapat menunjang kemampuan siswa.


(41)

2.9 Tari Sigeh Penguten 2.9.1 Sejarah

Sikap masyarakat Lampung bahwa tamu adalah orang yang patut dihormati dan disuguhi sesuatu. Hal ini sesuai dengan prinsip hidup mereka yaitu nemui nyimah yang artinya suka memberi dan menerima dalam suasana suka dan duka. Prinsip ini didukung dengan prinsip hidup yang lain yaitu nengah nyappur yang artinya adalah suka bergaul. Kedua prinsip ini yang mendasari hadirnya tari Sigeh Pengunten di acara-acara penyambutan tamu pada upacara adat masyarakat Lampung. Mesuji Wiralaga adalah suatu wilayah yang terletak di sebelah utara proponsi Lampung. Wilayah ini sebagian besar penduduknya berasal dari daerah Sumatera Selatan, perpindahan penduduk tersebuit terjadi pada tahun 1886. Saat itu daerah ini dipimpin oleh seorang pesirah yang bernama Pangeran Muhammad Ali. Di wilayah ini terdapat tarian penyambutan yang disebut tari tepak. Tari tepak inilah yang mengilhami lahirnya tari sembah kemudian dikenal dengan tari sigeh penguten. Tarian dahulu yang menarikan hanya keluarga

Pangeran Muhammad Ali. Tari ini dihadirkan pada saat upacara perkawinan adat, pengangkatan seorang Pesirah dan Penyambutan Tamu Agung. Setelah

kemerdekan Indonesia tahun 1945 tari ini dibenahi kembali disesuaikan dengan situasi dan kondisi Adat Budaya Daerah Lampung (Habsary, 2003: 27).


(42)

2.9.2 Jenis dan Fungsi

Tari merupakan ekspresi jiwa individu yang pada akhirnya akan menjadi ekspresi dari suatu kelompok budaya yang akan menjadi ciri budaya tersebut yang akan membedakannya dengan budaya lain. Tari sigeh penguten termasuk jenis tari klasik, dan berfungsi mempersembahkan sekapur sirih seulas pinang kepada kedua mempelai, Pesirah dan Tamu Agung.

2.9.3 Ragam Gerak

Tabel 2.1 Hitungan Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten No. Urutan

Gerak

Hitungan Uraian Gerak

1. Lapah Tebeng

1-8

Posisi badan tegap, tangan kanan berada di atas tangan kiri di depan dada dengan bentuk tangan ukel. Pada saat melangkah diawali kaki kanan setinggi lutut kaki kiri. Gerak jalan ke depan diiringi dengan bentuk iringan gupek, yaitu iringan yang memiliki tempo yang cepat.

2. Seluang Mudik

1-2

Kedua tangan diukel di sebelah kanan lalu tangan kiri berada di atas tangan kanan dengan posisi badan mendhak

Selanjutnya kedua tangan diukel di sebelah kiri, lalu tangan kanan diukel diatas tangan kiri dengan posisi badan jongkok


(43)

3-4

5-6

Selanjutnya mengalir tangan kanan diukel di bawah tangan kiri dengan posisi badan level sedang

7-8

Tangan kanan diukel kembali di depan dada dengan tangan kiri berada di bawah tangan kanan dengan posisi badan duduk simpuh dengan sikap sikut diangkat

3. Merunduk

1-2

Sikap badan duduk tegak dengan bersimpuh di dua kaki, lalu kedua tangan diukel di depan dada dengan tangan kanan berada di atas tangan kiri

Sikap badan mulai merunduk


(44)

3-4

5-6

Posisi simpuh dan merundukkan badan dengan posisi tangan diletakkan ke bawah tepat di depan kaki serta kepala menunduk ke bawah

7-8

badan kembali duduk tegap dengan arah pandang ke depan

4. Jong ippek

1

Diawali dengan sikap badan duduk tegap, lalu tangan kiri diletakkan di samping kiri dan tangan kanan berada di atas paha

Kaki kiri menjadi

tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan tubuhnya di sebelah kiri


(45)

2

3

Kaki kanan diangkat kearah depan

4

Lanjutan proses hitungan ketiga kaki kiri sedikit diangkat ke depan membelakangi kaki kanan sehingga badan terlihat tegap

5

Kedua tangan berdiri ke arah depan sejajar dengan dada

Kedua tangan melakukan proses ukel diputar ke arah bawah


(46)

6

7

Kedua jari tangan ditekuk ke dalam

8

Kedua tangan diputar dan diletakkan di atas lutut

5. Sembah

1-2

Diawali dengan posisi badan duduk tegap Jong silo ratu, lalu kedua tangan diangkat dengan bentuk tangan sembah

Tangan melakukan proses gerak ke arah kanan dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan


(47)

3-4

5-6

Tangan melakukan proses bergerak ke arah kiri dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan

7

Kedua jari tangan ditekuk ke dalam

8

Kedua tangan diputar dan diletakkan di atas lutut

6. Kilat Mundur

Posisi penari berdiri mendhak menghadap ke depan dengan kaki kanan ditarik ke belakang, lalu kedua tangan diayunkan ke arah kanan


(48)

1-2

3-4

Selanjutnya kedua tangan diayunkan ke arah kiri

5-6

Kedua tangan diukel ke dalam di samping kiri badan

7-8

Kedua tangan diayun ke atas dengan kedua tangan menengadah, tangan kiri berada di atas sejajar dengan kepala dan tangan kanan sejajar dengan dada

7. Samber melayang

Kedua tangan disilangkan di depan perut dengan posisi jari ke arah bawah


(49)

1

2

Kedua tangan diukel ke- arah atas

3-4

Kedua tangan melakukan proses ayun ke kanan dan kiri

5-6

Kedua tangan membuka selebar dada dengan posisi jari ditekuk

7-8

Kedua tangan berada di samping kanan dan kiri diangkat setinggi bahu dengan posisi jari berdiri


(50)

8. Gubuh Gakhang

1-2

Posisi penari menghadap ke sudut kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan dan kedua tangan ke depan posisi jari menghadap bawah

3-4

Kaki kanan melangkah, kedua tangan

menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi badan ke arah sudut kiri

5-6

Kaki kiri kembali

melangkah ke depan dan kedua tangan ke depan posisi jari menghadap bawah

7-8

Kaki kanan melangkah, kedua tangan

menyesuaikan ditarik ke belakang dengan posisi badan ke arah sudut kiri


(51)

9. Ngiyau bias

1-4

Posisi badan penari menghadap ke samping kanan dengan posisi badan mendhak dengan kedua telapak kaki dihadapkan ke arah kanan, lalu kedua tangan diletakkan di atas paha dan melakukan proses ukel. Setelah diukel tangan kembali

diletakkan di atas paha

5-8

Arah badan berpindah ke arah kiri dengan sikap badan mendhak dan kedua telapak kaki menghadap ke arah kiri, lalu kedua tangan diletakkan diatas paha dan melakukan proses ukel . Setelah diukel tangan kembali

diletakkan di atas paha 10. Kenui

melayang

1-2

Posisi badan berdiri mendhak dan kedua tangan ditarik dari samping pinggang dengan kedua jari tangan ditekuk ke arah dalam

3-4

Kaki sedikit dijinjit dan Kedua tangan melakukan proses mengayun ke arah samping

Kedua kaki dijinjit dan kedua tangan diayun setinggi bahu dengan kedua jari tangan ditekuk ke dalam


(52)

5-6

7-8

Setelah diukel kedua tangan kembali diangkat setinggi bahu

11. Ngerujung level tinggi

1-2

Posisi badan penari berdiri mendhak dengan arah badan menghadap ke sudut kanan, kaki kiri membelakangi kaki kanan. Lalu kedua tangan direntangkan dengan tangan kanan berada di depan dahi dan tangan kiri ditekuk di depan dada

3-4

Kedua tangan melakukan gerak ukel keluar

Kedua tangan melakukan gerak ukel keluar

kembali namun diikuti dengan gerak kepala kesamping kiri bawah


(53)

5 – 6

7-8

Kedua tangan sedikit ditarik saat melakukan ukel atau sedikit ditekuk dengan diikuti gerakan kepala dengan

mengahadap tangan kanan (gerakan ini dilakukan dengan arah kanan dan kiri)

12. Sabung melayang

1-2

Posisi penari menghadap ke depan dengan sikap badan mendhak, lalu kedua jari tangan saling bertemu di depan dada

3-4

Kedua tangan

dibentangkan ke samping dengan kaki kiri

membuka

Kaki kanan melangkah dengan posisi silang lalu kedua jari tangan


(54)

5-6

7-8

Kaki kanan berada di depan dengan kedua tangan dibentangkan ke samping, gerakan dilakukan untuk perpindahan tempat

13. Mempan bias

1-2

Sikap badan mendhak menghadap sudut kanan dengan kedua tangan menengadah diatas bahu dan kedua siku dibuka, lalu kaki kanan

membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

3-4

Kedua tangan masih menengadah diatas bahu namun sikap badan menghadap ke samping kanan dengan kaki kanan membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

Kaki kiri melangkah ke depan membelakangi kaki kanan dengan sikap badan mengahadap ke sudut


(55)

5-6

7-8

Sikap badan kembali menghadap depan dengan kaki kiri sedikit dijinjit (gerakan ini dilakukan penari sebelah kanan dan kiri)

14. Tolak tebeng

1-2

Sikap badan penari mendhak , kedua tumit kaki saling bertemu dan kedua tangan ditekuk di samping kanan dengan ditekuk ke dalam

3-4

Kedua ibu jari kaki saling bertemu dan kedua tangan mengayun ke bawah dengan gerak kepala mengikuti gerak tangan

Penari melakukan gerakan menggeser kaki untuk berpindah posisi di mana ibu jari dan tumit kaki saling bertemu


(56)

5-6

7-8

Kedua ibu jari kaki saling bertemu sambil bergeser dengan gerak kepala menghadap tangan kanan yang direntangkan

15. Belah hui

1-2

Penari berada pada posisi saling berhadapan, lalu menarik kaki kanan ke depan dan kedua tangan disilangkan ke depan

3-4

Badan kembali ditarik tegak, dan kedua tangan direntangkan ke samping

Sikap badan kembali menjorok ke depan dengan kedua tangan kembali disilangkan


(57)

5-6

7-8

Kaki kanan ditarik dengan posisi jinjit, dan kedua tangan

menengadah di atas bahu

16. Ngerujung level rendah

1-2

Sikap badan duduk dengan kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan badannya di sebelah kiri. Tangan kiri berada di sebelah kiri dengan posisi jari merapat mengahadap depan, lalu tangan kanan

direntangkan menghadap sudut kanan setinggi dahi dan kepala menghadap ke gerakan tangan kanan

3-4

Tangan kanan diukel dengan telapak tangan menengadah

Tangan kanan kembali diukel namun kepala digerakkan ke samping bawah kiri


(58)

5-6

7-8

Tangan kanan kembali diukel dengan telapak tangan menengadah dan kepala digerakkan mengahadap ke gerakan tangan

17. Ngerujung level sedang

1-2

Sikap badan setengah berdiri dengan lutut kaki menempel di lantai. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada

3-4

Kedua tangan melakukan gerak ukel dengan posisi telapak tangan

menengadah

5-6

Saat tangan melakukan gerak ukel kepala menghadap ke samping bawah


(59)

7-8

Tangan melakukan gerak ukel kepala menghadap ke gerakan tangan

18. Lipetto

1

Sikap badan mendhak menghadap ke sudut kanan dengan posisi kanan membelakangi kaki kiri dan kaki kiri dijinjit. Tangan kanan berada di atas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada di depan dada, kedua tangan ditekuk ke dalam

2

Sikap badan bergerak ke arah sudut kanan dengan kedua tangan diukel ke luar

3

Sikap badan menghadap ke samping kanan dengan kaki kiri membelakangi kaki kanan dan kedua tangan menengadah melakukan proses ukel

Kedua tangan diukel ke dalam dan kaki kanan melangkah ke belakang dengan dijinjit


(60)

4

5

Kedua tangan berpindah ke samping kanan dengan sikap badan menghadap ke sudut kanan belakang dengan kedua tangan ditekuk ke dalam dan berputar keluar, lalu kaki kanan melangkah

membelakangi kaki kiri

6

Kedua tangan diukel ke dalam dan kaki kanan melangkah

membelakangi kaki kiri

7

Kedua tangan berpindah di kiri dengan tangan kiri diangkat setinggi dahi dan tangan kanan di depan dada tepatnya di samping siku tangan kanan dengan kaki kiri melangkah ke depan membelakangi kaki kanan

Kedua tangan diukel ditekuk ke dalam dan berputar keluar (gerakan ini diulang dengan arah berputar 180 derajat)


(61)

8

Gambar 2.1 Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten

Gambar 2.1 Gerak Lapah tebeng (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerak berjalan ke depan dengan lebih dulu kaki kanan dilangkahkan. Gerak ini diiringi dengan bentuk iringan Gupek yaitu iringan yang memiliki tempo yang cepat. Gerakan ini juga dipakai untuk mengatur posisi dimana penari itu berada sehingga pola lantai dengan latter V dapat terlihat.


(62)

Gambar 2.2 Gerak Seluang Mudik (Foto, Trisnawati: 2012)

Motif gerak ini untuk transisi dari posisi berdiri menuju posisi level rendah dengan posisi badan mendhak lalu tangan diukel sebelah kanan dengan posisi tangan kiri ada diatas tangan kanan. Badan jongkok dengan perpindahan posisi tangan.Posisi badan setengah berdiri dengan

perpindahan tangan.Duduk tegak dengan tangan diukel didepan dada dan sikap sikut diangkat.

Gambar 2.3 Gerak Jong Ippek (Foto, Trisnawati: 2012)

Sikap badan duduk tegak dengan posisi kaki menyilang di depan dan kedua tangan di letakkan di atas lutut.


(63)

Gambar 2.4 Gerak Sembah (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerak ini merupakan gerak transisi dari posisi jong simpuh menuju ke posisi selanjutnya dengan sikap badan duduk tegak dan tangan sembah bergerak ke arah kanan dan kiri.

Gambar 2.5 Gerak Kilat Mundur (Foto, Trisnawati: 2012)

Sikap badan mendhak dengan kaki kanan di depan lalu kedua tangan di depan dada lalu tangan diayun kekiri dan kekanan. Tangan kembali diayun kekiri lalu diukel kesudut kiri dengan tangan kanan sejajar sikut tangan kiri. Posisi kaki kanan membuka kebelakang dengan dijinjit.


(64)

Gambar 2.6 Gerak Gubuh Gakhang (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerakan ini merupakan salah satu motif dalam tarian ini. Kaki kiri maju kedepan dengan sikap badan mendhak dan kedua tangan maju ke sudut kanan. Selanjutnya kaki kanan maju dengan kedua tangan berada di belakang badan.

Gambar 2.7 Gerak Ngiyau Bias (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerak ini dilakukan di sisi kanan dan kiri penari dengan cara melakukan ukel diatas lutut penari dengan sikap badan mendhak.


(65)

Gambar 2.8 Gerak Tolak Tebeng (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerak ini diawali dengan sikap salah satu tangan ditekuk di depan dada dan tangan yang lain diluruskan ke samping arah pandangan mengikuti tangan yang lurus ke samping. Gerakan ini dilakukan tanpa adanya penari

pembawa tepak.

Gambar 2.9 Gerak Ngerujung Level Rendah (Foto, Trisnawati: 2012)

Yaitu ukel (Jawa=ukel) arah diagonal depan disertai dengan tolehan. Posisi tangan setinggi kepala.


(66)

Gambar 2.10 Gerak Ngerujung Level Sedang (Foto, Trisnawati: 2012)

Yaitu ukel (Jawa=ukel) arah diagonal depan disertai dengan tolehan. Posisi tangan setinggi kepala dan sikap badan setengah berdiri.

Gambar 2.11 Gerak Ngerujung Level Tinggi (Foto, Trisnawati: 2012)

saitu ukel (Jawa=ukel) arah diagonal depan disertai dengan tolehan. Sikap badan berdiri mendhak dengan arah badan sudut kanan dan kiri.


(67)

Gambar 2.12 Gerak Lipetto (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerakan tangan (ukel) dan dilakukan sambil mengubah arah hadap. Sikap badan penari mendhak dan porsi mendhak tersebut akan ditambah ketika akan mengubah arah hadap.

Gambar 2.13 Gerak Mempan Bias (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerak berjalan dengan posisi telapak tangan menengadah ke atas sejajar dengan bahu. Gerakan ini dilakukan untuk membentuk posisi lurus (menjadi satu banjar)


(68)

Gambar 2.14 Gerak Kenui Melayang (Foto, Trisnawati: 2012)

Kedua tangan digerakkan ke samping badan dengan posisi ditekuk, lalu diayun diangkat setinggi bahu diluruskan masing-masing ke arah kanan dan kiri.

Gambar 2.15 Gerak Belah Hui (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerak ini dilakukan saling berhadapan antara penari sebelah kanan dan kiri tanpa penari pembawa tepak.


(69)

Gambar 2.16 Gerak Sabung Melayang (Foto, Trisnawati: 2012)

Gerakan ini dilakukan untuk perpindahan tempat antara penari sebelah kanan dan penari sebelah kiri.

Gambar 2.17 Gerak Merunduk (Foto, Trisnawati: 2012) Gerak ini dilakukan dengan duduk tegak merunduk.


(70)

Gambar 2.18 Gerak Samber Melayang (Foto, Trisnawati: 2012)

Kedua tangan diayun diangkat setinggi bahu lalu diluruskan masing-masing ke arah kanan dan kiri. Gerakan ini dilakukan dengan level rendah dan tinggi.

2.9.4 Busana

1. Kepala/Aksesoris:

a. Siger/Mahkota oleh seluruh penari b. Gaharu/Kembang goyang

c. Sanggul belatung tebak d. Kembang melati e. Anting

2. Badan

a. Tapis Pucuk Rebung/Bitang Perak/Sinjang Betuppal/Tapis Cucuk Pinggir b. Baju kurung brokat

c. Bebe usus ayam d. Selendang tapis

e. Bulu Sertei/Pending/Bebadang f. Kalung buah jukum


(71)

h. Kalung kembang melati i. Gelang burung

j. Gelang kano k. Gelang duri l. Gelang pipih m.Tanggai

2.9.5 Pendukung Tari 1. Penari

Jumlah penari pada tarian ini berjumlah 5 orang. 2. Durasi

Tari sigeh penguten ini membutuhkan waktu 5-7 menit. 3. Peralatan Tari

Tarian ini menggunakan properti tepak. 4. Iringan Tari

Musik pengiring tarian ini adalah Talo Balak. Irama dalam tarian ini menjadi dua bentuk yaitu, gupek (iringan yang temponya cepat) dan Tarei (iringan yang temponya lambat).

2.10 Penggunaan Media Audio Visual Pada Pembelajaran Tari Sigeh Penguten

Peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar- mengajar. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak akan lebih


(72)

proses pembelajaran akan memudahkan siswa untuk mengerti dan memahami materi yang diajarkan, selain itu siswa tidak akan merasa bosan dan jenuh karena media audio visual dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong dalam proses pembelajaran.

Media audio visual dapat dikatakan seperangkat alat yang melibatkan indera dan organ tubuh yang memberikan informasi atau pesan yang mudah dimengerti berupa gambar dalam bentuk video dan musik. Video bersifat interaktif tutorial membimbing siswa untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Siswa dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video. Pemakaian video untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk hal-hal yang menyangkut kemampuan mengenal kembali dan kemampuan

memberikan rangsangan berupa gerak yang serasi seperti, pengamatan terhadap gerak tari yang ditarikan oleh penari dan mengajarkan makna yang terkandung dalam sebuah tarian.

Pemakaian video untuk tujuan psikomotor dapat digunakan untuk memperlibatkan contoh keterampilan gerak seperti, gerak pada tari sigeh penguten saat gerak lapah tebeng dan duduk simpuh sebagai penghormatan kepada tamu agung. Melalui media ini siswa dapat langsung mendapat umpan balik secara visual terhadap kemampuan mereka menyangkut gerakan tadi. Dengan menggunakan berbagai teknik dan efek, video dapat menjadi media yang tepat untuk


(73)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara utuh (holistik) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2010: 6).

penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat diteliti secara statistik atau cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif peneliti dapat mengenali subjek dan merasakan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian kualitatif didasarkan upaya membangun pandangan mereka yang diteliti secara terperinci dan dibentuk dengan kata-kata, gambaran, dimana penelitian kualitatif ini memandang suatu upaya membangun pandangan subjek penelitian yang rinci (Ghony, 2012: 13).


(74)

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan, menggambarkan dan menjelaskan masalah yang diteliti secara sistematis (Genzuk, 2003 :7).

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media audio visual dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B SD Negeri 1 Bandar Agung.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV B yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten berjumlah 15 siswa. Dipilihnya kelas IV B merupakan rekomendasi guru seni budaya Bapak Andi Supriono karena semangat dan antusias belajar tari sigeh penguten yang cukup baik.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan

menggunakan teknik kondisi yang dialami, sumber data primer dan lebih banyak pada teknik observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui.

3.3.1 Observasi

Dengan berada secara pribadi dalam lapangan peneliti mempunyai kesempatan mengumpulkan data yang kaya, yang dapat dijadikannya dasar untuk memperoleh data yang lebih banyak, lebih terinci dan lebih cermat.


(75)

Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah titik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan. Dalam penelitian ini menggunakan jenis observasi partisipan, yaitu pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung (Ghony, 2012: 165).

Observasi yang dilakukan peneliti dengan cara melakukan pengamatan untuk memperoleh data yang bertujuan untuk memperoleh data penelitian penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten.

3.3.2 Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2010: 186).

Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara mengenai penggunaan media audio visual pada proses pembelajaran tari sigeh penguten kepada guru seni budaya dan siswa kelas IV B di SD Negeri 1 Bandar Agung.


(76)

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi, surat-surat, foto dan lain-lain dapat dipandang sebagai narasumebr yang dapat diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Foto memberikan bahan deskriptif mengenai situasi pada saat tertentu. Foto lama memerlukan pengetahuan tentang keadaan sosial budaya pada saat foto itu diambil agar dapat memahaminya. Dengan mengajukan pertanyaan foto dapat memberi banyak keterangan. Foto dibuat dengan maksud tertentu dalam keadaan sosio kultural tertentu. Bahan statistik yang tersedia dapat memberikan banyak informasi dan perlu dimanfaatkan, walaupun penelitian naturalistik tidak dengan sengaja mengumpulkannya.

Dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi berupa catatan lapangan, foto dan video. Catatan lapangan akan mendukung hasil penelitian observasi dan wawancara mengenai penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten di SD Negeri 1 Bandar Agung.

3.3.4 Tes Praktik (Perbuatan)

Jenis tes yang digunakan yaitu tes kemampuan menarikan tari sigeh penguten dari hasil penggunaan media audio visual berupa pengamatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran. Perolehan data tentang hasil belajar tari sigeh penguten menggunakan data kemampuan tes praktik siswa menggunakan media audio visual dengan instrumen yang berupa lembar pengamatan tes praktik, seperti di bawah ini.


(77)

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Test Praktik 1 (individu)

No. Aspek Deskriptor Skor Skor

Maksimum 1. Bentuk gerak

kepala

1. Sikap kepala menunduk 2. Sikap kepala

menoleh ke sudut atas 3. Sikap kepala

menoleh ke bawah 4. Sikap kepala

menoleh ke samping 5. Sikap kepala

pandangan ke depan

a) Siswa mampu

memperagakan 5 gerak kepala dengan tepat sesuai dengan video tari sigeh penguten

5

b) Siswa memperagakan gerak kepala namun masih mengalami kesalahan 1 dari 5 bentuk gerak kepala

4

5 c) Siswa memperagakan

gerak kepala namun masih mengalami kesalahan 2 dari 5 bentuk gerak kepala

3

d) Siswa memperagakan gerak kepala namun masih mengalami kesalahan 3-4 dari 5 bentuk gerak kepala

2

e) Siswa tidak mampu memperagakan 5 bentuk gerak kepala sesuai dengan video tari sigeh penguten

1

Bentuk gerak tangan

1. Sikap tangan mengangkat siku

2. Ukel 3. Ayun 4. Jari tangan

ditekuk ke dalam

a) Siswa memperagakan 4 bentuk gerak tangan dengan tepat sesuai dengan video tari sigeh penguten

5

5 b) Siswa memperagakan

gerak tangan namun masih mengalami kesalahan 1 dari 4 bentuk gerak tangan

4

c) Siswa memperagakan gerak tangan namun masih mengalami kesalahan 2 dari 4 bentuk gerak tangan

3

d) Siswa memperagakan gerak tangan namun masih mengalami


(78)

kesalahan 3 dari 4 bentuk gerak tangan e) Siswa tidak mampu

memperagakan 5 bentuk gerak tangan sesuai dengan video tari sigeh penguten

1

Bentuk gerak kaki

1. Kaki ke belakang 2. Kaki jinjit 3. Kaki

menghadap ke samping 4. Kaki

menyilang

a) Siswa memperagakan 4 bentuk gerak kaki dengan tepat sesuai dengan video tari sigeh penguten

5

5 b) Siswa memperagakan

gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 1 dari 4 bentuk gerak kaki

4 c) Siswa memperagakan

gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 2 dari 4 bentuk gerak kaki

3 d) Siswa memperagakan

gerak kaki namun masih mengalami kesalahan 3 dari 4 bentuk gerak kaki

2 e) Siswa tidak mampu

memperagakan 4 gerak kaki sesuai dengan video tari sigeh penguten

1 2. Hafalan urutan

gerak

a) Siswa mampu

memperagakan ragam gerak tari dari ragam gerak pertama hingga akhir sesuai dengan video tari sigeh penguten

5

5 b) Siswa memperagakan

delapan belas ragam gerak tari akan tetapi masih mengalami kesalahan 1-2 kali

4

c) Siswa memperagakan delapan belas ragam gerak tari akan tetapi tingkat kesalahan 3-4 kali

3

d) Siswa memperagakan delapan belas ragam gerak tari akan tetapi tingkat kesalahan 5-6


(79)

kali

e) Siswa tidak hafal urutan gerak tari sesuai dengan video tari sigeh penguten sehingga siswa terlihat tidak tertib dan tidak beraturan

1

3. Ketepatan gerak dengan musik

a) Siswa mampu

memperagakan gerakan tari mengikuti irama dan tempo sehingga sesuai dengan iringan musik yang ada dalam video tari sigeh penguten

5

5 b) Siswa memperagakan

gerak tari 1-2 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

4

c) Siswa memperagakan gerak tari 3-4 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

3

d) Siswa memperagakan gerak tari 5-6 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

2

e) Siswa melakukan gerak tari lebih dari 6 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap urutan gerak

1


(80)

Hasil belajar tari sigeh penguten siswa dapat diukur dengan lembar pengamatan tes praktik dengan total skor 25. Hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan persentase untuk Skala lima.

Tabel 3.2 Penentuan Patokan Dengan Persentase untuk Skala Lima

Interval Persentase Tingkat

Pertama Keterangan

85 - 100 Baik sekali

75 - 84 Baik

60 - 74 Cukup

40 - 59 Kurang baik

0 - 39 Gagal

(Nurgiyantoro, 1988: 363)

Setelah ini dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan empat aspek yang akan dijadikan indikator penilaian yaitu teknik gerak kepala, teknik gerak tangan teknik gerak kaki, hafalan urutan gerak, dan ketepatan gerak dengan musik dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik yang memiliki skor maksimal 25.

Setelah skor siswa diperoleh maka menjadi nilai dengan rumus berikut. Nilai Akhir = Jumlah skor Siswa x 100%

Jumlah skor Maksimal 3.3.5 Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data tentang penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten yang berupa aktivitas siswa dalam pembelajaran tari sigeh penguten dan aktivitas guru dalam mengajar di kelas dengan menggunakan media audio visual.


(81)

Tabel 3.3 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

No. Aspek Deksriptor Penilaian Skor Kriteria

1. Visual activities a) Seluruh siswa

memperhatikan video tari sigeh penguten pada saat guru menayangkan video

5 Baik sekali b) Siswa memperhatikan

video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, akan tetapi 3 siswa tidak memperhatikan

4 Baik

c) Siswa memperhatikan video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, akan tetapi terdapat 5 siswa tidak

memperhatikan

3 Cukup

d) Siswa memperhatikan video tari sigeh penguten yang ditayangkan guru, akan tetapi terdapat 7 siswa tidak

memperhatikan

2 Kurang

baik e) Seluruh siswa tidak

memperhatikan video tari sigeh penguten pada saat guru menayangkan video sehingga siswa tidak dapat memperagakan gerak dengan baik atau tidak sesuai dengan video tari sigeh penguten

1 Gagal

2. Listening activities a) Seluruh siswa

mendengarkan urutan gerak sesuai dengan ketepatan hitungan gerak tari sigeh penguten

5 Baik sekali b) Siswa mendengarkan

urutan gerak akan tetapi terdapat 3 siswa yang kurang memahami pelafalan urutan gerak

4 Baik

c) Siswa mendengarkan


(82)

terdapat 5 siswa yang kurang memahami pelafalan urutan gerak d) Siswa mendengarkan

urutan gerak akan tetapi terdapat 7 siswa yang kurang memahami pelafalan urutan gerak

2 Kurang

baik e) Seluruh siswa tidak

mendengarkan urutan gerak yang ada dalam video tari sigeh penguten

1 Gagal

3. Motor activities a) Seluruh siswa melakukan percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan gerakan yang ada dalam video tari sigeh penguten

5 Baik sekali b) Siswa melakukan

percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat 3 siswa yang tidak

melakukan percobaan gerak

4 Baik

c) Siswa melakukan

percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat 10 siswa yang tidak melakukan percobaan gerak

3 Cukup

d) Siswa melakukan

percobaan gerak tari sigeh penguten sesuai dengan video, akan tetapi terdapat 7 siswa yang tidak

melakukan percobaan gerak

2 Kurang

baik

e) Seluruh siswa tidak

melakukan percobaan 1 Gagal

Total skor maksimum 15

Setelah skor aktivitas siswa didapat, dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai aktivitas siswa berdasarkan tiga aspek yang dijadikan indikator penilaian aktivitas siswa yaitu visual activities, listening activities, dan motor activities pada


(83)

saat pembelajaran di kelas dengan skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar penilaian aktivitas siswa yang memiliki skor maksimum 15. Setelah skor didapat maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Nilai siswa = Jumlah skor Siswa x 100% Jumlah skor Maksimal

Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengecek dan melihat kegiatan guru di dalam kelas.

Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No. Instrumen Kegiatan Guru P.1 P.2 P.3 P.4 P.5 1. Memberi apersepsi dan motivasi

2. Memberitahukan KD dalam pembelajran hari ini

3. Memberitahukan indikator/tujuan pembelajaran

4. Menjelaskan kegiatan tugas yang harus dilakukan peserta didik

5. Menggunakan metode demonstrasi 6. Memberikan klarifikasi bentuk gerak yang

benar

7. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran

8. Memfasilitasi peserta didik untuk berfikir kritis, menganalisis, memecahkan

masalah, dan bertindak tanpa rasa takut 9. Memfasilitasi peserta didik berkompetensi

untuk meningkatkan prestasi siswa 10. Memberi konfirmasi melalui berbagai

sumber terhadap hasil pembelajaran menggunakan media audi visual 11. Berperan sebagai nara sumber dan

fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang mengalami kesulitan, dengan bahasa yang baik dan santun 12. Memberi motivasi kepada peserta didik

yang kurang atau belum berpartisipasi aktif


(84)

13. Guru mengajukan pertanyaan untuk mengecek ketercapainya tujuan pendidikan

14. Menyimpulkan hasil belajar 15. Memberi tugas untuk pertemuan

berikutnya

(Sumber: Instrumen Supervisi Akademik Sertifikasi Guru) Keterangan:

P.1 = Pertemuan pertama P.2 = Pertemuan kedua P.3 = Pertemuan ketiga P.4 = Pertemuan keempat P.5 = Pertemuan kelima

Instrumen tersebut digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila guru telah melakukan instrumen tersebut makan kolom akan diberi tanda check list sebagai penanda.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam instrumen penelitian digunakan panduan observasi, panduan wawancara, panduan dokumentasi dan lembar pengamatan tes praktik.

1. Panduan observasi

Pengamatan (observasi) digunakan pada saat pengamatan dan melakukan pencatatan tentang apa saja yang dilihat agar dapat dijelaskan secara lengkap. Pencatatan yang diamati secara langsung dilakukan pada saat pengamatan.


(1)

2. Panduan wawancara

Alat yang digunakan pada saat melakukan wawancara berupa alat tulis dan handphone. Panduan wawancara berisi pertanyaaan tentang penelitian. 3. Panduan dokumentasi

Catatan harian digunakan peneliti untuk mengumpulkan data pada saat pengamatan (observasi) dan wawancara. Catatan harian ini untuk menulis data sehingga data-data yang didapat lengkap. Panduan dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto dan catatan harian berupa alat bantu kamera foto.

4. Lembar pengamatan tes praktik

Lembar tes praktik yang digunakan instrumen berupa aspek penilaian yang sudah ditentukan. Lembar pengamatan tes praktik ini digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil belajar tari sigeh penguten dengan menggunakan media audio visual.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain. Sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari (Sugiyono, 2011 :334).


(2)

Hal yang diperoleh akan dianalisis untuk mendeskripsikan mengenai penggunaan media audiovisual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IVB di SD Negeri 1 Bandar Agung.

Langkah-langkah dalam analisis data:

1). Mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran tari sigeh penguten

dengan menggunakan media belajar.

2). Menganalisis hasil gerak tari sigeh penguten dengan menggunakan media audio visual yang dianalisis dengan menggunakan lembar pengamatan tes praktik.

3). Memberi nilai hasil tes praktik siswa, dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut.

Nilai Siswa =

4). Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan tolok ukur sebagai berikut.

Interval Persentase

Tingkat Pertama Keterangan

85 - 100 Baik sekali

75 - 84 Baik

60 - 74 Cukup

40 - 59 Kurang baik


(3)

5). Mereduksi data dengan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lokasi penelitian.

6). Memproses penyajian data dengan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

7). Membuat kesimpulan dengan menganalisis data yang cukup valid dan konsisten pada saat observasi, wawancara, dan hasil dokumentasi.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada bagian akhir dibuat sebuah kesimpulan berdasarkan analisis data bagian bab IV pada penelitian penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B di SD Negeri I Bandar Agung. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan media audio visual dijadikan guru sebagai media belajar berupa laptop, LCD¸dan sound sistem yang menampilkan video tari sigeh penguten

sebagai sumber belajar siswa. Dalam video tari sigeh penguten terdiri dari tiga video yang berupa teknik gerak dasar, rangkaian gerak dasar, dan tari

sigeh penguten lengkap dengan musik, tata rias dan busana.

2. Skor rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten untuk tiap-tiap indikatornya adalah sebagai berikut.

a. Hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten di SD Negeri 1 Bandar Agung berdasarkan aspek bentuk gerak termasuk dalam kategori


(5)

b. Hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten di SD Negeri 1 Bandar Agung berdasarkan aspek hafalan urutan gerak termasuk dalam kategori baik (72%);

c. Hasil belajar siswa pada pembelajaran tari sigeh penguten di SD Negeri 1 Bandar Agung berdasarkan aspek ketepatan gerak dengan musik

termasuk dalam kategori kurang baik (57%);

Berdasarkan hasil di atas maka kesimpulan yang didapat dari penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten kelas IV B di SD Negeri 1 Bandar Agung adalah kurang baik.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang didapat hasil penelitian penggunaan media audio visual pada pembelajaran tari sigeh penguten di SD Negeri I Bandar Agung, maka saran yang dapat disampaikan adalah dalam pembelajaran seni tari yang bersifat praktik guru harus belajar dari video tari sigeh penguten terlebih dahulu atau mengikuti pelatihan pembelajaran tari, sehingga dapat mempermudah siswa dalam memperagakan bentuk gerak tari.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Angkowo, R. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grasindo Ghony, Djunaidi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media

Habsary, Dwiyana. 2003. Fungsi dan Peran Tari Sembah di Daerah Lampung.

Yogyakarta: Institut Seni Indonesia

Hadi, Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher

Hamalik. Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hasan, Aliyah Sy. 2012. Kemampuan Menari Tari Sigeh Penguten SMA N 1

Kalianda Lampung Selatan. Skripsi. Universitas Lampung.

J. Moleong, Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:

Prestasi Pustaka Publisher

Mustika, I Wayan. 2005. Menguraikan Teori Sejarah Kebudayaan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada

Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Premada Media

Smaldino, Sharen E. 2011. Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya