PENERAPAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN DALAM PELAKSANAAN EKSTRAKULIKULER TARI DI SMAN 1 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 20142015

(1)

Tahun Ajaran 2014/2015

Oleh

Ardan Rahmat Senogala 1113043008

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

PADA

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Bahasa Dan Seni

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2015


(2)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTACT... ii

ABSTRAK ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ...v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR DIAGRAM ...xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...6

1.3 Tujuan penelitian ...6

1.4 Manfaat Penelitian ...7

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran ...9

2.2 Metode Pembelajaran ... 11

2.2.1 Tujuan Pembelajaran ... 12

2.2.2 MetodeDrill... 12

2.2.3 Kelemahan dan Kelebihan MetodeDrill... 13

2.2.4 Tujuan Penggunaan MetodeDrill... 15

2.2.5 Prinsip pengunaan MetodeDrill... 15

2.2.6 Langkah-langkah Penerapan MetodeDrill... 16

2.3 Program Ektrakulikuler... 17

2.4 Seni Tari... 18

2.5 TariSigeh Penguten... 19

2.5.1 Elemen Gerak TariSigeh Penguten... 20


(3)

3.2 Sumber Data ...50

3.3 Tehnik Pengumpulan Data...51

3.3.1 Wawancara...51

3.3.2 Observasi ...51

3.3.3 Dokumentasi ...52

3.4 Instrumen Penelitian ...53

3.4.1 Panduan Observasi...53

3.4.2 Panduan Dokumentasi ...54

3.4.3 Lembar Pengamatan Tes Praktik ...54

3.4.4 Instrumen Penelitian Tes Praktik ...54

3.4.5 Instrumen Penelitian Non Tes...55

3.5 Instrumen Penilaian ...55

3.5.1 Instrumen Penilaian Tes Praktik ...55

3.5.2 Instrumen Penilaian Non Tes...62

3.5.2.1 Instrumen Aktivitas Guru ...63

3.5.2.1 Instrumen Aktivitas Siswa...65

3.6 Teknik Analisis Data ...69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Umum Obyek Penelitian ...71

4.1.1 Profil Singkat SMAN 1 Tumijajar ...71

4.1.2 Keadaan Guru ...73

4.1.3 Keadaan Siswa...74

4.1.4 Saran dan Prasarana Sekolah...74

4.1.5 Prestasi Sekolah...75

4.2 Hasil dan Pembahasan ...77

4.2.1 Laporan Hasil Penelitian Pendahuluan...78

4.2.2 Pertemuan Pertama ...80

4.2.3 Pertemuan Kedua...95

4.2.4 Pertemuan Ketiga ...109

4.2.5 Pertemuan Keempat...122

4.2.6 Pertemuan Kelima ...134

4.2.7 Pertemuan Keenam...145

4.2.8 Pertemuan Ketujuh ...150


(4)

5.2 Saran ...158

DAFTAR PUSTAKA...160 LAMPIRAN...162


(5)

1.1 Latar belakang

Pendidikan adalah suatu proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa (Sagala, 2014:2).

Proses pendidikan di Indonesia selalu mengalami perubahan, perubahan yang dialami bertujuan untuk memajukan kualitas pendidikan di Indonesia. Hal tersebut disebabkan perubahan yang terjadi secara alami dalam masyarakat, yang bergerak menuju perkembangan yang terjadi dalam dunia pendidikan itu sendiri.

Pendidikan Nasional menurut Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 mengemukakan bahwa salah satu dasar Pendidikan Nasional adalah


(6)

kebudayaan. Peranan pendidikan dalam membentuk karakter bangsa yang berbudi luhur pekerti baik, sangat dibutuhkan dalam perubahan zaman yang semakin menuntun anak bangsa menuju perkembangan gaya hidup barat dan perlahan meninggalkan kearifan yang selama ini terkandung dalam karakter bangsa Indonesia, namun dengan menanamkan kebudayaan bangsa yang ada dalam pendidikan adalah salah satu usaha sadar yang dilakukan oleh pemerintah yang diatur pelaksanaanya dalam kebudayaan dan pendidikan merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan. Adanya pendidikan sangat berperan penting dalam mentransfer kebudayaan, pendidikan membutuhkan kebudayaan dalam proses pembelajaran dalam menjaga karakter bangsa Indonesia.

Pembelajaran adalah suatu konsep dari dua dimensi kegiatan (belajar dan mengajar) yang harus direncanakan dan diaktualisasikan, serta diarahkan pada pencapaian tujuan atau penguasaan sejumlah kompetensi dan indikatornya sebagai gambaran hasil belajar. Pada dasarnya pembelajaran merupakan kegiatan terencana yang mengkondisikan / merangsang seseorang agar bisa bisa belajar dengan baik agar sesuai dengan tujuan pembelajaran (Majid, 2014:5).

Guru sangat berperan dalam membimbing anak didik ke arah terbentuknya pribadi yang diinginkan. Selain itu juga dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik. Kedua kegiatan ini saling mempengaruhi dan dapat menentukan hasil belajar. Kemampuan guru dalam menyampaikan atau mentransformasikan bidang studi dengan baik, merupakan syarat mutlak yang tidak


(7)

dapat ditawar lagi karena hal ini dapat mempengaruhi proses mengajar dan hasil belajar siswa Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya, UU No. 23 Tahun 2002 (Sagala,2014:4).

Untuk mendapatkan hasil pembelajaran seperti yang diharapkan, guru harus pandai dalam memilih metode pembelajaran yang tepat. Hal tersebut dilakukan agar siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara seksama dan memperoleh kefahaman terhadap materi yang telah disampaikan oleh gurunya. Metode digunakan atau diterapkan oleh guru untuk mengkreasi lingkungan belajar dan mengkhususkan aktivitas dimana guru dan siswa terlibat selama proses pembelajaran berlangsung (Majid, 2014:21).

Tari adalah bagian dari kebudayaan, tari merupakan subjek yang memiliki kekuatan yang serupa dalam perubahan seperti pada aspek kebudayaan yang lain. Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna (meaning). Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan - gerakan badan dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud-maksud tari yang dibawakan (Hadi, 2007:13).

SMAN 1 Tumijajar didirikan pada tanggal 9 November 1983, telah menjadi salah satu sekolah menengah atas negeri tertua se-kabupaten Tulang Bawang Barat dan menjadikan sekolah ini sebagai sekolah unggulan yang ada di kabupaten Tulang


(8)

Bawang Barat. Sebagai sekolah unggulan yang ada di kabupaten Tulang Bawang Barat SMAN 1 Tumijajar telah banyak mendapatkan prestasi baik dalam bidang akademik antara lain untuk tingkat kabupaten pada tahun 2013 antara lain Juara 1 Olimpiade Matematika, Juara 1 Olimpiade Fisika, Juara 1 Olimpiade Astronomi, Juara 2 Olimpiade Matematika, Juara 2 Olimpiade Fisika, Juara 2 Olimpiade Biologi, Juara 2 Olimpiade Kimia. Prestasi yang membanggakan juga dimiliki sekolah tersebut dalam bidang non akademik antara lain pada tahun 2013 mendapatkan Juara 1 Karate (O2SN) tingkat kabupaten, Juara 3 Karate (O2SN) tingkat provinsi, Juara 1 beberapa Cabang Atletik (O2SN) tingkat provinsi, dan Juara 1 Seni Tari (FLS2N) tingkat kabupaten.

Pembelajaran tari di SMAN 1 Tumijajar dilaksanakan dalam dua proses pembelajaran yaitu pada pembelajaran intera kelas dan pada kelas ekstrakurikuler, seni tari sebagai salah satu ekstrakurikuler yang ada di SMAN 1 Tumijajar telah dilaksanakan dalam 5 tahun terakhir pada pelaksanaannya seni tari memiliki faktor-faktor pendukung antara lain, sekolah tersebut memiliki sarana seperti seperangkat alat musik tradisional lampung, sound system, dan ruang kelas ekstrakurikuler tari dan pengajar yang ahli dibidang tari.

Pembelajaran tari yang dilaksanakan pada ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Tumijajar mengunakan metode demonstrasi, dengan pengunaan metode tersebut masih banyak siswa yang kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal itu disebabkan karena hanya beberapa siswa yang mampu mengikuti gerakan


(9)

yang diperagakan oleh guru, dan pada penerapan metode demonstrasi cenderung memakan waktu yang panjang dalam pembelajaran tari di kelas ekstrakurikuler. Masih rendahnya nilai siswa pada ektrakurikuler tari di SMAN 1 Tumijajar tahun ajaran 2013/2014 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.1. Nilai Hasil Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Pada Ektrakurikuler Tari Di SMAN 1 Tumijajar Tahun Ajaran 2013/2014

No Interval Frekuensi Presentase

1, 75 (tuntas) 3 37,5

2. <75 (tidak tuntas) 5 62,5

Jumlah 8 100

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa di SMAN 1 Tumijajar menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk ektrakurikuler tari adalah 75. Siswa dinyatakan tuntas apabila siswa mencapai nilai 75 atau lebih. Berdasarkan hasil nilai pembelajaran tari sigeh penguten pada ektrakurikuler tari siswa belum semuanya tuntas, karena dari 8 siswa yang mengikuti ektrakurikuler tari sebanyak 5 siswa atau 62,5 % siswa belum mencapai standar KKM. Siswa yang memiliki nilai lebih dari (KKM) sebanyak 3 orang atau 37,5 %.

Untuk mengatasi masalah tersebut, guru perlu mengadakan perbaikan dalam penggunaan metode pada ektrakurikuler tari di SMAN 1 Tumijajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode drill atau latihan pada kelas ekstrakulikuller. Metode drill atau latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang dipelajari. Sebagai sebuah metode, drill atau latihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk


(10)

menanamkan kebiasan - kebiasan tertentu, dan juga sebagai sarana untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan (Sagala, 2014:217).

Kajian tentang metode drill sebelumnya telah dilaksanakan oleh Ratna Juwita MZ dengan judul skripsi ”pembelajaran tari muli sigeh menggunakan metode drill pada kegiatan ekstrakulikuller di SMP Negeri 8 Metro”, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah di dalam penelitian ini didapatkan sembilan tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan metode drill yang tidak terdapat dalam peneletian terdahulu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metodedrillpada pembelajaran tarisigeh pengunten dalam pelaksanaan ekstrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Ajaran 2014 / 2015 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

1.3.1 Mendiskripsikan proses penerapan metode drill pada pembelajaran tari sigeh penguntendalam pelaksanaan ekstrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Ajaran 2014 / 2015.


(11)

1.3.2 Mendeskripsikan hasil penerapan metode drill pada pembelajaran tari sigeh penguntendalam pelaksanaan ekstrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tumijajar Tahun Ajaran 2014 / 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam berbagai yang meliputi manfaat untuk guru / pengajar, menambah wawasan tentang khasanah kebudayaan Lampung, bahan acuan untuk mahasiswa pendidikan seni Pertunjukan,

a. Guru / Pengajar

Bagi guru / pengajar hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi serta bahan masukan guru terhadap hasil pembelajaran seni tariSigeh Pengunten di SMA Negeri 1 Tumijajar dengan menggunakan metodedrill. b. Sekolah

Bagi sekolah / lembaga pendidikan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang hasil belajar siswa, dalam pembelajaran tari Sigeh Penguntenpada kelas ekstrakurikuler.

c. Siswa

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi refrensi penambah wawasan, kecintaan siswa dalam seni budaya khususnya seni tari khususnya tarisigeh penguten.


(12)

d. Peneliti / Mahasiswa

untuk menambah pengetahuan kepada peneliti dan mahasiswa seni Pertunjukan tentang metode drill dalam pelaksanaan pembelajaran tari sigeh pengunten.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Subjek Penelitian

Sasaran (subjek) dalam penelitian ini adalah 7 orang siswi yang mengikuti ekstrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tumijajar.

b. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pembelajaran tari sigeh pengunten di SMA Negeri 1 Tumijajar tahun pelajaran 2014 / 2015.

c. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

d. Waktu penelitian

Waktu dalam penelitian ini berkisar 1-2 bulan yakni januari sampai febuari 2015.


(13)

Tinjauan pustakan merupakan refrensi berupa teori-teori yang mendukung dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah, dan tujuan penelitian digunakan tinjauan pustaka sebagai berikut antara lain pembelajaran, metode drill, ekstrakurikuler, seni tari, dan tari sigeh pengunten. Tinjauan pustaka tersebut digunakan untuk mengkaji tentang penerapan metode drill pada pembelajaran tari sigeh pengunten dalam pelaksanaan ekstrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tumijajar tahun pelajaran 2014/2015, adapun landasan teori tersebut adalah sebagai berikut.

2.1 Pembelajaran

Sagala tahun 2013 mengatakan dalam bukunya yang berjudul ‘Konsep dan Makna Pembelajaran’ bahwa pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan


(14)

tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Penelitian ini, teori ini digunakan sebagai acuan penggunaan metode drill dalam proses pelaksanan pembelajaran tari, yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menarikan tari sigeh pengunten dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan metode drill diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa dalam menguasai keterampilan menarisigeh pengunten.

Arifin tahun 2014 mengatakan dalam bukunya yang berjudul ‘Evaluasi Pembelajaran’ Konsep dalam pembelajaran merupakan suatu program. suatu program memiliki ciri di dalamnya yaitu sistematik, sistemik, dan terencana. Sistematik artinya keteraturan dalam hal ini pembelajaran harus dilakukan dengan urutan langkah - langkah tertentu, mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan penilaian. Setiap langkah harus bersyarat, langkah pertama merupakan syarat masuk langkah kedua, langkah kedua merupakan syarat masuk langkah ketiga, dan seterusnya. Sistemik menunjukan suatu system artinya, di dalam pembelajaran terdapat berbagai komponen, antara lain tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, evaluasi, peserta didik, lingkungan dan guru yang saling berhubungan dan ketergantungan satu sama lain serta berlangsung secara terencana dan sistemik.


(15)

Perencanaan program merupakan instrumen penting untuk merealisasikannya dalam dunia nyata.

Penelitian ini, teori ini digunakan pada pelaksanaan proses pembelajaran tari sigeh pengunten dengan menggunakan metode drill serta memperhatikan langkah-langkah yang ada didalamnya. Mulai dari perencanaan tujuan, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar hingga evaluasi di akhir pembelajaran. Dengan demikian dapat membantu siswa dalam menerima materi yang diajarkan dengan baik.

Menurut Sagala tahun 2014 dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.

Penelitian ini, teori ini digunakan agar siswa memiliki kemampuan serta pemahaman makna pembelajaran tari sigeh pengunten. sehingga siswa memiliki rasa tanggung jawab akan materi yang didapatkan dari guru.

2.2 Metode Pembelajaran

David dalam majid tahun 2014 mengatakan metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai sesuatu. Untuk melaksanakan suatu strategi, digunakan suatu perangkat metoge pengajaran tertentu. Metode pengajaran menjadi salah satu unsur dalam strategi pembelajaran.


(16)

Pada pembelajaran tari sigeh penguten penggunaan metode yang dilaksanakan pada kelas ekstrakurikuler adalah metode drill. Diharapkan siswa dapat menarikan tari Sigeh Penguntendengan baik dan benar.

2.2.1 Tujuan Pembelajaran

Majid tahun 2014 mengatakan dalam bukunya yang berjudul ‘Strategi Pembelajaran’ Tujuan adalah suatu rumusan tentang hasil yang ingin dicapai pada akhir suatu proses. Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan itu bertahap dan berjenjang, mulai dari yang sangat operasional dan konkret yakni tujuan pembelajaran khusus, tujuan pembelajaran umum, tujuan kurikuler, dan tujuan nasional.

Pada penelitian ini tujuan atau ketercapaian yang diharapkan dari siswa adalah mengikuti pembelajaran tari sigeh pengunten dan mampu menarikan dengan baik. Meski dalam penelitian deskriptif kualitatif tidak menekankan pada hasil namun proses yang berlangsung untuk dideskripsikan secara terbuka.

2.2.2 MetodeDrill

Sagala tahun 2014 mengatakan dalam bukunya yang berjudul ‘konsep dan makna pembelajaran’ metode drill atau latihan merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasan - kebiasan tertentu, dan juga sebagai sarana untuk


(17)

memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.Bentuk-bentuk metode drill dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk teknik, antara lain teknik Inquiry (kerja kelompok), Discovery (penemuan), Micro Teaching, Modul Belajar, dan Belajar Mandiri.

Majid tahun 2014 mengatakan dalam bukunya yang berjudul ‘ Strategi Pembelajaran’ bahwa Metode Drill (latihan) pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang dipelajari. Drill adalah cara membelajarkan siswa untuk mengambangkan kemahiran dan keterampilan serta dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan. Latihan atau berlatih merupakan proses belajar dan membiasakan diri agar mampu melakukan sesuatu.

Pada penelitian ini metode drill adalah metode yang digunakan pada saat pembelajaran tari sigeh penguntendi SMAN 1 Tumijajar Tahun Ajaran 2014 / 2015. Metode drilldigunakan agar siswa dapat belajar tari secara terus menerus, dan dapat menambah keterampilan karena sifat dari metode drill adalah menuntut siswa melakukan latihan secara berulang-ulang dalam penerapannya. Sehingga pada akhir pembelajaran siswa mampu menarikan tariSigeh Pengunten dengan baik.

2.2.3 Kelemahan dan kelebihan MetodeDrill

Sagala tahun 2014 menyatakan ada beberapa kelebihan dalam metode drill, beberapa kelebihan tersebut anatara lain adalah sebagai berikut. (1) Pembentukan dengan mengunakan metode drill ini akan menambah ketepatan dan kecepatan


(18)

pelaksanaan;(2). Pemanfaatan kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaanya; dan (3). Pembentukan kebiasaan membuat gerakan yang kompleks dan rumit menjadi otomatis.

Materi pembelajaran tari sigeh pengunten dengan teratur dapat dan sesuai dengan acuan pembelajaran, maka siswa mampu memiliki ketepatan dalam menari dengan waktu pelaksanaan yang relatif lebih cepat. sehingga diakhir pembelajaran tari sigeh pengunten dengan metode drill, siswa akan memperoleh keterampilan dalam menari sehingga dapat digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.

Sagala tahun 2014 menyatakan ada beberapa kelemahan dari pelaksanaan metode drill. (1). Menghambat bakat dan inisiatif peserta didik karena peserta didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian; (2). dapat rnenyebabkan kebosanan dalam pembelajaran; dan (3). Membentuk kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak ditujukan untuk mendapatkan kecakapan, serta member respon secara otomatis, tanpa menggunakan intelegensia.

Berdasarkan kelemahan - kelamahan yang terdapat pada metode drill, ada bebereapa cara atau usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi yaitu dengan memberikan variasi baru dalam pemberian materi dalam pembelajran, sehingga siswa tidak jenuh selama pembelajaran berlangsung.


(19)

2.2.4 Tujuan Penggunaan MetodeDrill

Majid tahun 2014 mengatakan tujuan penggunaan metode drill dalam pembelajaran tarisigeh pengutensebagai berikut.

1. Agar siswa memiliki kemampuan motorik/gerak, seperti menulis, permainan, perbuatan, dan lain-lain.

2. Siswa memiliki kecakapan mental, seperti hafalan, perhitungan dan lain-lain. 3. Siswa mampu menghubungkan anatara suatu keadaan dengan keadaan lain.

Dengan tujuan tersebut dapat dilihat kemampuan yang dimiliki siswa dalam pada akhir pembelajaran tarisigeh penguntendengan metodedrill.

2.2.5 Prinsip dan Petunjuk Menggunakan MetodeDrill:

Ada beberapa prinsip dan petunjuk dalam penggunaan metode drill menurut Majid tahun 2014. Antara lain sebagai berikut.

1. Siswa harus diberikan pengetahuan yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.

2. Latihan untuk pertama kali hendaknya bersifat diagnosis. Jika kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan agar lebih sempurna.

3. Latihan tidak perlu lama asalkan sering dilaksanakan. 4. Harus disesuaikan taraf kemampuan siswa.


(20)

Dalam proses pembelajaran, prinsip dan petunjuk penggunaan metode drill ini harus diperhatikan, seperti memberikan pendalaman akan materi tari sigeh penguten, lalu dalam pelaksanaanya guru harus memberi materi sesuai dengan kemampuan siswa dalam mengikuti materi pembelajaran, tanpa meninggalkan hal yang bersifat esensial dan berguna. Agar dalam penerapannya nanti metode drill mampu diterima oleh siswa dan tercapai tujuan dalam pembelajaran.

2.2.6 Langkah-langkah Penerapan MetodeDrill.

Sagala tahun 2014 dalam bukunya yang berjudul ‘ Konsep dan Makna Pembelajaran’untuk tercapainya keberhasilan dalam penggunaan metode drill, guru perlu mengetahui serta memperhatikan langkah-langkah penerapan metode drill sebagai berikut.

1. Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.

2. Latihan harus memiliki artian yang luas, karenanya jelaskan terlebih dahulu tujuan dalam latihan tersebut, agar murid memahami manfaat latihan itu bagi kehidupan siswa, dan murid perlu memiliki sikap bahwa latihan tersebut diperlukan untuk melengkapi belajar.

3. Masa latihan relatif harus singkat, tetapi sering dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

4. Latihan harus menarik, menggembirakan, dan tidak membosankan. Untuk itu diperlukan dibandingkan minat instrinsik, tiap-tiap kemajuan yang dicapai


(21)

murid harus jelas, dan hasil latihan yang baik harus menggunakan sedikit emosi.

5. Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan proses perbedaan individu. Untuk itu tingkat kecakapan yang diterima pada satu siswa dengan siswa yang lain tidak perlu sama, dan perlu diberikan latihan perorangan dalam rangka menambah latihan kelompok.

2.3 Program Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dimaksud untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati sekelompok siswa, misalnya olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan di selenggarakan di sekolah diluar jam pelajaran biasa. Kegiatan ekstrakurikuler antara satu sekolah dengan sekolah yang lain bisa saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh kemampuan guru, siswa, dan kemampuan sekolah (Suryosubroto, 2009:286).

Ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan (Suharsimi dalam Suryosubroto, 2009:286).

Dalam KEMENDIKBUD (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) tahun 2014 pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri dari kegiatan wajib dan pilihan.


(22)

Penelitian ini teori digunakan dalam pembelajaran tari sigeh penguten untuk mengoptimalkan proses pembelajaran tari, hal ini disebabkan karena siswi yang mengikuti kelas ekstrakurikuler sudah memilih minat dan bakat yang akan dikembangkan berdasarkan potensi diri mereka sendiri. Serta saat penerapannya pada kelas ekstrakurikuler, siswa mampu terfokus dengan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan baik.

2.4 Seni Tari

Tari adalah bagian dari kebudayaan, tari merupakan subjek yang memiliki kekuatan yang serupa dalam perubahan seperti pada aspek kebudayaan yang lain. Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam masyarakat yang penuh makna (meaning). Keindahan tari tidak hanya keselarasan gerakan - gerakan badan dalam ruang dengan diiringi musik tertentu, tetapi seluruh ekspresi itu harus mengandung maksud - maksud tari yang dibawakan (Hadi, 2007:13). Seperti halnya penelitian ini, tari yang diajarkan kepada siswa adalah tari sigeh pengunten, tari sigeh pengunten memiliki makna yang terkandung di dalamnya yaitu bentuk kegembiraan masyarakat lampung, serta keramah tamahan masyarakat Lampung itu terkandung dalam fungsi tari sigeh pnegutenditarikan dalam acara penyambutan tamu agung.

Hadi tahun 2007 dalam bukunya yang berjudul “Kajian Tari Teks dan Konteks” mengatakan bahwa tari dapat dibedakan dalam beberapa kategori pelembagaan yang


(23)

menyangkut proses pembuatan tari tersebut. Pelembagaan tari dibedakan menjadi pelembagaan masyarakat primitif yang disebut jenis tari primitif. Pelembagaan tari tradisional kerakyatan yang banyak berkembang di lingkungan pedesaan disebut jenis tarian rakyat. Pelembagaan tari tradisional yang berkembang di lingkungan istana atau keraton disebut jenis tarian klasik tradisional dan pelembagaan tari yang didukung oleh masyarakat yang pluralis dan masyarakat perkotaan disebut jenis tari kreasi baru.

Tari sigeh penguten merupakan tarian tradisional melihat tarian ini berkembang dalam masyarakat Lampung, meski pada fungsi dari tari ini mulai bergeser yang bermula sebagai tarian penyambutan tamu agung, kemudian berfungsi sebagai tarian yang diperlombakan di dalam acara-acara besar seperti karnaval, pentas budaya, dan perlombaan tari yang diselenggarakan dalam masyarakat Lampung.

2.5TariSigeh Pengunten

Mustika tahun 2013dalam bukunya yang berjudul ‘Teknik Dasar Ragam Gerak Tari Lampung’Mengatakan tari sigeh penguten adalah tarian untuk menyambut tamu dan memberi penghormatan kepada para tamu atau undangan yang datang. Dapat dikatakan sebagai sebuah tarian penyambutan. Tari sigeh penguten merupakan tari selamat datang atausekapur sirihyang menggambarkan rasa kegembiraan. Tarian ini biasa digelar pada saat penyambutan tamu atau bisa juga pada resepsi dan upacara selamatan, yang diiringi dengan musik yang mengekspresikan kehangatan dan kegembiraan dalam penyambutan.


(24)

Tema yang terkandung dalam tari sigeh penguten adalah tari persembahan yang ditarikan oleh penari putri berkelompok yang berjumlah ganjil. Penentuan jumlah ganjil tidak ada makna khusus yang terkandung di dalamnya, jumlah ganjil pada tarian ini bertujuan untuk kebutuhan komposisi saja.

Pada penelitian ini, penari putri yang mengikuti pembelajaran tari sigeh penguten berjumlah 7 (tujuh) orang.

2.5.1 Elemen gerak Tari Sigeh Penguten

Mustika tahun 2013 dalam bukunya yang berjudul ”Tehnik dasar gerak tari Lampung”mengatakan Gerak dalam tari merupakan bentuk reaksi spontan dari datin manusia yang dapat membentuk rangkaian gerak, apabila ditata dengan memperhatikan unsur ruang, waktu, estetika dan didukung dengan irama musik maka dapat membentuk suatu gerak tari.

Hadi tahun 2007 dalam bukunya yang berjudul ”Kajian tari teks dan konteks” mengatakan Gerak tari dibedakan menjadi dua yaitu gerak literal (maknawi) dan nonliteral. Gerak literal atau gerak maknawi adalah gerak tari yang setiap geraknya memiliki atau mewakili perasaan penciptanya (koreografer), sehingga setiap gerakannya memiliki makna yang terkandung di dalamnya.Sedangkan gerak nonliteral adalah seni gerak yang mengandung pengertian. Gerak tari nonliteral tidak ada pesan-pesan khusus pada sajiannya.


(25)

Menyusun gerak yang baik adalah memadukan antara gerak maknawi dan gerak murni, dan sudah mencakup arah gerak dan hadap. Gerak maknawi adalah gerak-gerak yang memiliki maksud atau arti dan melambangkan suatu hal. Gerak murni adalah gerak yang mengutamakan keindahan, tidak menyimbolkan sesuatu, dibuat agar tari tampak lebih estetis (Mustika, 2013:40). Mustika tahun 2012 dalam bukunya yang berjudul ‘Teknik Dasar Gerak Tari Lampung’mengatakan bahwa tari sigeh penguntenmemiliki berbagai ragam gerak antara lain sebagai berikut.

Lapah Tebeng, seluang mudik, sembah, jong simpuh, jong silo ratu, jong ippek, kilat mundur, ngetir, mempam bias, ngiyaw bias, kenui melayang, gubuh gakhang, ngerujung (level tinggi, sedang dan rendah), maku khaccang, samber melayang, sabung melayang, tolak tebing, ngegiser, belah hui,dan lipetto. Dibawah ini merupakan gambarkan elemen-elemen gerak tari yang terdapat dalam tari Sigeh Penguntenyang terdapat dalam table berikut.

Tabel 2.1 Ragam gerak tariSigeh Pengunten

No. Ragam

Gerak Gambar Gerak

1. Lapah tebeng

1–8

Posisi badan tegap, tangan kanan berada diatas tangan kiri didepan dada dengan bentuk tangan ukel. Pada saat melangkah diawali kaki kanan setinggi lutut kaki kiri. Gerak jalan kedepan diiringi dengan bentuk iringan gupek,yaitu iringan


(26)

yang memiliki tempo yang cepat.

2. Seluang mudik

1-2

Kedua tangan diukel disebelah tangan lalu tangan kiri berada diatas kanan dengan posisi badanmendhak

3-4

Selanjutnya kedua tangan diukel disebelah kiri, lalu tangan kanan diukel diatas kanan kiri dengan posisi badan jongkok

5-6

Selanjutnya mengalir tangan kanandiukel dibawah tangan kiri dengan posisi badan level sedang


(27)

7-8

Tangan kanandiukel kembali didepan dada dengan kanan kiri berada dibawah tangan kanan dengan posisi badan duduk simpuhdengan sikap sikut diangkat

3. Merunduk

1-2

Sikap badan duduk tegak denagn

bersimpuh didua kaki, lalu kedua tangan diukel didepan dada dengan tangan kanan berada diatas tangan kiri

3-4

Sikap badan mulai merunduk


(28)

5-6

Posisi simpuh dan merundukan badan dengan posisi tangan diletakan kebawah tempat didepan kaki serta kepala

merunduk kebawah

7-8

Badan kembali duduk tegap dengan arah pandang kedepan

4. Jong ippek

1

Diawali sikap badan duduk tegap, lalu tangan kiri diletakan disamping kiri dan kanan kanan berada di atas paha


(29)

2

Kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan tubuhnya disebelah kiri

3

Kaki kanan diangkat kearah depan

4

Lanjutakan proses hitungan ketiga kaki kiri sedikit diangkat ke depan

membelakangi kaki kanan sehingga badan terlihat tegap


(30)

5

Kedua tangan berdiri kearah depan sejajar dengan dada

6

Kedua tangan melakukan proses ukel diputar kearah bawah

7

Kedua jari tangan ditekuk kedalam


(31)

8

Kedua tanagn diputar dan diletakan diatas lutut

5. Sembah

1–2

Diawali dengan posisi badan duduk tegap jong silo ratu,lalu kedua tangan diangkat dengan bentuk tangansembah

3–4

Tangan melakuakan proses gerak kearah kanan dengan

pandangan mengikuti arah gerak tangan


(32)

5–6

Tangan melakukan proses bergerak ke arah kiri dengan pandangan mengikuti arah gerak tangan

7

Kedua tangan ditekuk kedalam

8

Kedua tangan diputar dan diletakan di atas lutut


(33)

6. Kilat mundur

1-2

Posisi penari berdiri medehakmenghadap kedepan dengan kaki kanan ditarik

kebelakang, lalu kedua tangan diayunkan kearah kanan

3-4

Selanjutnya kedua tangan diayunkan ke arah kiri

5-6

Kedua tangan diukel kedalam di samping kiri badan


(34)

7-8

Kedua tangan diayun keatas dengan kedua tangan menengadah, tangan kiri berada diatas sejajar dengan kepala dan tangan kanan sejajar dengan dada

7. Samber melayang

1

Kedua tangan disilangkan di depan perut dengan posisi jari kearah bawah

2

Kedua tangan diukel keatas


(35)

3-4

Kedua tangan melakukan proses ayun kekanan dan kekiri

5-6

Kedua tangan membuka selembar dada dan posisi jari ditekuk

7-8

Kedua tangan berada disamping kanan dan kiri diangkat setingi bahu dengan posisi jari berdiri


(36)

8. Gubuh Gakhang

1-2

Posisi penari

menghadap kesudut kanan dengan kaki kiri melangkah kedepan dan kedua tangan kedepan posisi jari menghadap bawah

3-4

Kaki kanan melangkah, kedua tangan menyesuaikan ditarik kebelakang dengan posisi badan kearah sudut kiri

5-6

Kaki kiri kembali melangkah kedepan dan kedua tangan kedepan posisi jari menghadap bawah


(37)

7-8

Kaki kanan melangkah, kedua tangan menyesuaikan ditarik kebelakang dengan posisi badan kearah sudut kiri

9. Ngiyam bias

1-4

Posisi badan penari menghadap

kesamping kanan dengan posisi badan mendahakdengan kedua telapak kaki dihadapkan kerah kanan, lalu kedua tangan diletakan di atas paha dan melakukan proses ukeltangan kembali diletakan diatas paha

5-8

Arah badan berpindah kerah kiri dengan sikap badan

mendahakdan kedua telapak kaki

menghadap kearah kiri, lalu kedua tangan diletakan diatas paha dan melakukan proses ukel.setelahdiukel tangan kembali diletakan di atas paha


(38)

10. Kenui melayang

1-2

Posisi badan berdiri mendahakdan kedua tangan ditarik dari samping pinggang dengan kedua jari tangan ditekuk kearah dalam

3-4

Kaki sedikit dijinjit dan kedua tangan melakukan proses mengayun kearah samping

5-6

Kedua kaki dijinjit dan kedua tangan diayun setinggi bahu dengan kedua jari tangan ditekuk kedalam


(39)

7-8

Setelah diukel kedua tangan kembali diangkat setinggi bahu

11. Ngerunjung level tinggi

1-2

Posisi badan penari berdirimendahak dengan arah badan menghadap kesudut kanan, kaki kiri membelakangi kaki kanan, lalu kedua tangan direntangkan dengan tangan kanan berada didepan dahi dan tangan kiri ditekuk di depan dada

3-4

Kedua tangan

melakukan gerakukel keluar


(40)

5-6

Kedua tangan

melakukan gerak ukel keluar kembali namun diikuti dengan gerak kepala kesamping kiri bawah

7-8

Kedua tangan sedikit ditarik saat saat melakukan ukel atau sedikit ditekuk dengan di ikuti gerakan kepala dengan menghadap tangan kanan (gerakakan ini dilakukan dengan arah kanan dan kiri) 12. Sabung

melayang

1-2

Posisi menari

mengahadap kedepan dengan sikap badan mendhak,lalu kedua jari tangan saling bertemu didepan dada


(41)

3-4

Kedua tangan dibentangkan kesamping dengan kaki kiri membuka

5-6

Kaki kanan

melangkah dengan posisi silang lalu kedua jari tangan bertemu didepan dada

7-8

Kaki kanan berada didepan dengan kedua tangan dibentangkan kesamping, gerakan dilakukan untuk perpindahan tempat


(42)

13. Mempan bias

1-2

Sikap badan mendhak menghadap sudut kanan dengan kedua tangan dengan mengadah di atas bahu dan kedua siku dibuka, lalu kaki kanan

membelakangni kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

3-4

Kedua tangan masih menengadah diatas bahu namun sikap badan menghadap kesamping kanan dengan kaki kanan membelakangi kaki kiri (sikap kaki kiri jinjit)

5-6

Kaki kiri melangkah kedepan

membelakangi kaki kanan dengan sikap badan menghadap kesudut


(43)

7-8

Sikap badan kembali menghadap depan dengan kaki kiri sedikit jinjit ( gerakan ini dilakukan penari sebelah kanan dan kiri)

14. Tolak tebeng

1-2

Sikap badan penari mendhak, kedua tumit kaki saling bertemu dan kedua tangan ditekuk disamping kanan dengan ditekuk kedalam

3-4

Kedua ibu jari kaki saling ketemu dan kedua tangan mengayun kebawah dengan gerak kepala mengikuti gerak tangan


(44)

5-6

Penari melakukan gerakan menggeser kaki untuk berpindah posisi dimana ibu jari dan tumit kaki saling bertemu

7-8

Kedua ibu jari kaki saling bertemu sambil bergeser dengan gerak kepala menghadap tangan kanan yang direntangkan

15. Belah hui

1-2

Penari berada pada posisi saling berhadapan, lalu menarik kaki kanan kedepan dan kedua tangan disilangkan kedepan


(45)

3-4

Badan kembali ditarik tegak,dan kedua tangan direntangkan kesamping

5-6

Sikap badan kembali menjorok kedepan dengan kedua tangan kembali disilangkan

7-8

Kaki kanan ditarik dengan posisi jinjit, dan kedua tangan mengadah diatas bahu


(46)

16. Ngerujung level rendah

1-2

Sikap badan duduk dengan kaki kiri menjadi tumpuan badan sehingga penari menjatuhkan

badannya disebelah kiri. Tangan kiri berada disebelah kiri dengan posisi jari merapat menghadap depan, lalu tangan kanan direntangngkan menghadap sudut kanan setinggi dahi dan kepala

menghadap kegerakan tangan kanan

3-4

Tangan kanan diukel dengan telapak tangan menengadah

5-6

Tangan kanan

kembali diukel namun kepala digerakan kesamping bawah kiri


(47)

7-8

Tangan kanan kemabali diukel dengan telapak tangan menengadah dan kepala digerakan menghadap kegerakan tangan

17. Ngerunjung levelsedang

1-2

Sikap badan setengah berdiri dengan lutut kaki menempel dilantai. Tangan kanan berada diatas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada didepan dada

3-4

Kedua tangan

dilakukan gerak ukel dengan posisi telapak tangan menengadah


(48)

5-6

Saat tangan

melakukan gerakukel kepala menghadap kesamping bawah

7-8

Tangan melakukan gerakukelkepala menghadap kegerakan tangan

18. Lipeto 1 Sikap badanmendhak

menghadap sudut kanan dengan posisi kanan membelakangi kaki kiri dan kaki dijinjit. Tangan kanan berada diatas sejajar dengan dahi dan tangan kiri berada didepan dada, kedua tangan ditekuk kedalam


(49)

2

Sikap badan bergerak kearah sudut kanan dengan kedua kanan diukel keluar

3

Sikap badan mengahadap kesamping kanan dengan kaki kiri membelakangi kaki kanan dan kedua tangan menengadah melakukan proses ukel

4

Kedua tangan diukel kedalam dan kaki kanan melangkah kebelakang dengan jinjit


(50)

5

Kedua tangan

berpindah kesamping kanan dengan sikap badan menghadap kesudut kanan belakang dengan kedua tangan ditekuk kedalam dan berputar keluar, lalu kaki kanan melangkah membelakangi kaki kiri

6

Kedua tangan diukel kedalam dan kaki kanan melangkah membelakangi kaki kiri

7

Kedua tangan berpindah dikiri dengan kanan kiri diangkat setinggi dahi dan tangan kanan didepan dada tepatnya di samping siku tangan kanan dengan kaki kiri melangkah kedepan

membelakangi kaki kanan


(51)

8

Kedua tangan diukel ditekuk kedalam dan berputar keluar (gerakan ini diulang dengan arah berputar 180 derajat)

(foto : Wayan, 2015)

2.5.2 Fungsi TariSigeh Pengunten

Tari sigeh pengunten memiliki fungsi sebagai tarian untuk menyambut tamu dan sebagai ucapan selamat datang kepada tamu yang datang. Properti pendukung yang harus ada dan merupakan ciri utama dalam tarian ini adalah sirih dan perlengkapan menginang lainnya atau lebih akrab dikenal dalam masyarakat Lampung dengan pekinangan.

Sirih merupakan bahan utama yang digunakan untuk menginang, sirih mempunyai makna sebagai wujud penghormatan tuan rumah terhadap tamu, selain itu juga merupakan simbol keakraban. Masyarakat Lampung juga mempercayai sirih dan perlengkapannya merupakan penolak bala. Simbol penghormatan juga menjadi salah satu arti dari daun sirih serta kegiatan tersebut menjadi salah satu media untuk mengutarakan maksud kunjungan tersebut. Dari budaya inilah masyarakat Lampung dikenal dengan tari sigeh pengunten merupakan tari tradisional Lampung yang digunakan khusus untuk penyambutan dan tari pembukaan.


(52)

Lambang penghormatan kepada tamu juga terwakili dari nama tarian ini, yaitu sigeh berarti sirih, sedangkan pengunten berarti penghormatan atau penyambutan. Jika dijabarkan sigeh pengunten merupakan tari penghormatan atau penyambutan. Ada pula makna kata tersebut adalah persembahan daun sirih dan seulas pinang dari tuan rumah terhadap tamu yang telah bersedia datang ketempatnya.


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosisal dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambar ciri, karakter, sifat dan model dari fenomena tersebut (Sanjaya,2013:47).

Penelitian deskriptif kualitatif memusatkan perhatian pada masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut (Noor, 2012:34).

Yang menjadi ciri bahwa penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif ialah dimana dalam penelitian ini berisi gambaran secara jelas tentang proses Penerapan metode drill pada pembelajaran tari sigeh pengunten dalam pelaksanaan ekstrakulikuler tari


(54)

di SMA Negeri 1 Tumijajar dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran pada akhirnya akan dilakukan penilaian dengan berbagai aspek penilaian yang ada dalamnya.

Adapun rancangan atau desain penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Melakukan observasi lingkungan sekolah. 2. Melakukan observasi kelas, siswa dan guru.

3. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan berupa foto, video dan catatan lapangan.

4. Menganalisis pembelajaran tarisigeh pengutensetiap pertemuan.

5. Memberikan penilaian hasil test praktik pembelajaran tarisigeh penguten.

3.2 Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2010:172). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru tari SMA Negeri 1 Tumijajar dan 7 (tujuh) siswi perempuan yang mengikuti pembelajaran tari sigeh pengunten di SMA Negeri 1 Tumijajar.


(55)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab masalah dalam penelitian (Noor, 2013:138). Untuk mendukung dalam penelitian ini metode yang dipilih dalam pengumpulan data antara lain:

3.3.1 Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Wawancara merupakan alatre-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya (Noor,2012:138).

Penelitian ini wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dari informan yaitu guru seni budaya dan siswa yang mengikuti kelas ekstrakurikuler tari yang berupa informasi tentang pembelajaran seni tari di SMA Negeri 1 Tumijajar.

3.3.2 Observasi

Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin,2014:153).


(56)

Penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengamat pada pelaksanaan kelas ekstrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tumijajar yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan melakukan pengamatan terhadap penerapan metode drill pada pembelajaran tari sigeh pengunten dalam pelaksanaan ekstrakulikuler tari di SMA Negeri 1 Tumijajar. Melalui observasi ini diharapkan dapat diperoleh data tentang pembelajaran tari di SMA Negeri 1 Tumijajar.

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, prasasti, dan sebagainya. Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan (Arikunto, 2010:274).

Penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tambahan yang berupa laporan yang berbentuk gambar, foto dan video yang diambil pada setiap pertemuan. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang sekolah yang dijadikan tempat penelitian dan proses pembelajaran tari Sigeh Pengunten pada ekstrakurikuller tari.


(57)

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penerlitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian dikembangkan sesuai dengan masalah penelitian. Untuk memudahkan dalam menetapkan jenis instrumen yang akan dikembangkan (Sanjaya, 2013:63).

Arikunto mengatakan dalam bukunya yang berjudul ‘ Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik’, instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasil lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Sehingga Dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang menjadi alat pengumpulan data antara lain berupa :

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada observasi, wawancara, dokumentasi, catatan harian, tes praktik dan nontes dilakukan oleh peneliti itu sendiri.

3.4.1 Panduan Observasi

Lembar pengamatan (observasi) digunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang hasil penguasaan materi tari sigeh penguten dalam kegiatan ekstrakurikuler tari di SMAN 1 Tumijijajar.


(58)

3.4.2 Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto dan video yang menggunakan alat bantu kamera foto.

3.4.3 Lembar Pengamatan Tes Praktik

Lembar pengamatan tes praktik digunakan untuk memperoleh data terhadap hasil belajar tari sigeh penguten dengan menggunakan metode drill. Lembar tes praktik yang digunakan instrumen yang berupa aspek-aspek penilaian yang sudah ditentukan.

3.4.4 Instrumen Penelitian Tes Praktik

Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran, misalnya untuk mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menguasai materi pelajaran tertentu (Sanjaya, 2014:251).

Tes praktik dilakukan untuk mengetahui Penerapan metode drill pada pembelajaran tari sigeh pengunten dalam pelaksanaan ekstrakulikuler tari di SMA Negeri 1 Tumijajar. Tes tersebut meliputi tespraktik menari yang mengacu pada unsur-unsur tari, yaituwiraga, wirasa, dan wirama.

penelitian ini tes praktik dilakukan pada setiap proses pembelajaran berlangsung dan tes praktik digunakan untuk mengukur tingkatan ketercapaian materi yang telah diberikan saat pembelajaran kelas ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Tumijajar, dan hasil dari tes praktik juga menjadi suatu pengukur kemampuan individu peserta didik.


(59)

3.4.5 Instrumen Penelitian Non Tes

Instrumen non tes dapat digunakan jika peneliti ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, sikap prilaku, minat, bakat dal motivasi. Setiap aspek memerlukan alat atau instrumen yang berbeda. Adapun sikap dan pertumbuhan anak secara psikologi hanya dapat diukur dengan teknik non tes, misalnya observasi, wawancara, skala sikap, dan lain-lain (Arifin, 2014:152).

Pada penelitian ini instrumen penelitian non tes dilakukan pengumpulan data tentang sikap prilaku guru serta peserta didik dalam pembelajaran tari. Untuk akhirnya dideskriptifkan tentang proses pembelajaran yang berlangsung.

3.5 Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian merupakan alat yang digunakan untuk menjadi acuan dalam kriteria-kriteria penilaian yang tercapai dalam suatu pembelajaran. Berdasarkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini maka digunakan instrumen atau alat dalam penilian sebagai berikut.

3.5.1 Instrumen Penilaian Tes Praktik

penilaian ini siswa diharapkan mampu menarikan tari sigeh pengunten secara baik dengan memperhatikan beberapa aspek yang menjadi penilaian yaitu aspek wiraga


(60)

(Kemampuan Gerak dan hafalan), wirama (Kesesuaian gerak dengan musik) dan wirasa (Ekspresi Penjiwaan) dalam tari sigeh pengunten. Untuk merumuskan indikator dalam penilaian kemampuan menari sigeh pengunten siswa maka digunakanlah indikator penilaian. Untuk lebih jelas tentang rincian indikator penilaian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran Siswa

No Aspek Ragam GerakTari Sigeh Pengunten Skor

A b c d e F G h i J k l m n o p q r s

1 Bentuk Gerak a. Siswa mampu memera gakan gerak tari Sigeh Pengute n dengan 3 ketentua n gerak dengan benar (kaki, tangan dan sikap badan)

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

b. Siswa mampu memera gakan gerak


(61)

tari Sigeh Pengute ndengan 1 kesalaha n dari 3 ketentua n gerak yang telah ditentuk an(kaki, tangan dan sikap badan) 95 c. Siswa mampu memera gakan gerak tari Sigeh Pengute n dengan 2 kesalaha n dari 3 ketentua n gerak yang telah ditentuk an (kaki, tangan dan sikap badan)

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

d. Siswa


(62)

mampu memera gakan gerak tari Sigeh Pengute n dengan 3

ketentua n gerak dengan benar (kaki, tangan dan sikap badan)

Keterangan :

Nomor ragam gerak tarisigeh pengunten

a :Lapah tebeng h :Samber Melayang o :Tolak Tebeng

b :Seluang Mudik i:Gubung Gakhang p :Belah Hui

c :Merunduk j :Ngiyau Bias q :Mempam Bias

d : Jong Silo Ratu k :Makuraccang r :Lipetto

e :Sembah l :Kenui Melayang s :Jong Simpuh Sembah


(63)

g :Ngetir n :Sabung Melayang

Setelah skor didapat maka dilakukan perhitungan akumulasi 19 ragam gerak untuk siswa berdasarkan aspek bentuk gerak yang akan dijadikan indikator dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan proses siswa 1 yang memiliki skor maksimal 95. Selanjutnya, setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.

Nilai siswa=

Contoh siswa dengan kode AA memperoleh skor dari tes praktik 1 yaitu akumulasi dari 19 ragam gerak adalah 100. Untuk menghitung nilai skor yang diperoleh berdasarkan rumus perhitungan tes.

Nilai siswa= = ,

Tabel 3.2 Lembar Penilaian Hasil Siswa No Aspek yang

dinilai Indikator Skor

Skor

Maksimum 1 Aspek Wiraga

(Kemampuan Gerak dan hafalan)

a) Siswa mampu memeragakan tarisigeh penguntendengan hafalan dan menguasai teknik gerakan

b) Siswa hafal akan tetapi terkesan gugup sehingga mengganggu konsen trasi gerak dan teknik hafalan gerak

c) Siswa terlihat sangat tidak tertib gerak pada saat memeragakan

3

2

1


(64)

gerak tari sehingga ururtan gerak menjadi tidak beraturan.

2 3 Aspek Wirama (Kesesuaian gerak dengan musik) Aspek Wirasa (Ekspresi Penjiwaan)

a) Siswa mampu memeragakan gerak tarisigeh penguntendengan ketepatan hitungan gerak dan ritme gerak.

b) Siswa hanya bisa memeragakan gerak tarisigeh penguntendengan ketepatan hitungan tanpa

memperdulikan rithme.

c)Siswa hanya memeragakan gerak tarisigeh penguntentanpa memperdulikan hitungan gerak tari dan ritme gerak.

3

2

1

3

a) Siswa tersenyum dengan pandangan ke depan.

b) Siswa pandangan ke depan namun tidak senyum.

c) Siswa pandangan ke bawah dan tidak senyum.

3

2 1

3

Penjelasan indikator penilaian hasil belajar tari sigeh pengunten dengan indikator wiraga, warama,danwirasa.

1. Wiraga

Dalam indikator wiraga ada aspek yang dinilai, yaitu kemampuan gerak dan hafalan.dalam aspek kemapuan gerak dan hafalan, jika siswa mampu memeragakan


(65)

tari sigeh pengunten dengan hafalan dan menguasai teknik gerakan maka siswa mendapatkan skor 3. Jika Siswa hafal gerak akan tetapi terkesan gugup sehingga mengganggu konsen trasi gerak dan teknik hafalan gerak, maka siswa mendapatkan skor 2. Siswa terlihat sangat tidak tertib gerak pada saat memeragakan gerak tari sehingga urutan gerak menjadi tidak beraturan, maka siswa mendapatkan skor terendah yaitu 1.

2. Wirama

Dalam indikator wirama ada aspek yang dinilai, yaitu aspek kesesuain gerak dengan musik, jika Siswa mampu memeragakan gerak tari sigeh pengunten dengan ketepatan hitungan gerak dan ritme gerak, maka siswa mendapat skor 3. Jika Siswa hanya bisa memeragakan gerak tari sigeh pengunten dengan ketepatan hitungan tanpa memperdulikan rithme, maka siswa mendapat skor 2.Jika Siswa hanya memeragakan gerak tari sigeh pengunten tanpa memperdulikan hitungan gerak tari dan ritme gerak maka siswa mendapatkan skor 1.

3. Wirasa

Dalam indikatorwirasaada aspek yang harus dinilai, yaitu aspek eskpresi penjiwaan. JikaSiswa tersenyum dengan pandangan ke depan, maka siswa mendapatkan skor 3. Jika Siswa pandangan ke depan namun tidak senyum, maka siswa mendapatkan skor 2. Jika Siswa pandangan ke bawah dan tidak senyum, maka siswa mendapatkan skor 1.

Hasil pembelajaran tari sigeh penguntenyang diukur dengan lembar pengamatan test praktik akan diakumulasikan dengan total skor keseluruhan berjumlah 9 sehingga


(66)

kualitas hasil belajar siswa dapat dilihat menggunakan patokan dengan persentase, sebagai berikut.

Tabel 3.3 Penentuan Patokan Nilai dengan Skala Lima Interval Nilai Tingkat

Penguasaan Keterangan

85 - 100 Baik Sekali

75 - 84 Baik

60 - 74 Cukup

40 - 59 Kurang

0 - 39 Gagal

(Arikunto, 2008:246).

Setelah skor didapat, maka dilakukan penilaian lembar praktik. Setelah itu dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai siswa berdasarkan aspek yang dijadikan indikator penilaian yaitu kemampuan gerak, ketepatan gerak dengan musik pengiring dan ekspresi pada saat menari dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel lembar pengamatan tes praktik yang memiliki skor maksimal 9. Selanjutnya setelah skor siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus :

Nilai siswa=

3.5.2 Instrumen Penilaian Non Tes

Instrumen penilaian non tes dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu instrumen penilaian aktivitas guru dan instrumen penilaian aktivitas siswa. Instrumen


(67)

penilaian aktivitas guru digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran tarisigeh pengunten, sedangkan instrumen penilaian aktivitas siswa digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas belajar siswa.

3.5.2.1 Instrumen Aktivitas Guru

untuk melihat proses pembelajaran tari sigeh penguntenmelalui metode drill dikelas digunakan lembar pengamatan aktivas guru sebagai berikut.

Tabel 3.4 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7

I

II A.

B.

PRA PEMBELAJARAN 1. -Memeriksa kesiapan siswa

2. –Membuka pelajaran dengan salam KEGIATAN INTI

PEMBELAJARAN

Tumbuhkan minat belajar 3. -Menumbuhkan minat siswa

sehingga termotivasi untuk belajar 4. -Menumbuhkan keceriaan siswa

dalam belajar

5. -Menjelaskan apa manfaatnya siswa belajar tariSigeh Penguten

Penjelasan materi pembelajaran -Menjelaskan tari Sigeh Pengutenkepada siswa

-Memberikan penjelasan kepada siswa dengan menggunakan kata-kata yang mudah di mengerti siswa

dengan suasana yang

menyenangkan sehingga siswa menjadi antusias dan aktif


(68)

C.

D.

E.

F.

Konsep/model pembelajaran - Memancing pengetahuan siswa tentang tariSigeh Penguten

Demonstrasi

-Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktikkan tari Sigeh pengutendengan

pengetahuan yang dia tahu

Pengulangan materi

-Penegasan ragam gerak pokok tari Sigeh Penguten

-Memberikan kesempatan siswa untuk mempraktikan ragam gerak tariSigeh Penguten

-Meluruskan gerak tarisigeh pengutenyang di praktikkan siswa Rayakan

-Pemberian apresiasi kepada siswa -Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian dari remedi/pengayaan

Keterangan :

P.1 = Pertemuan Pertama P.5 = Pertemuan Kelima P.2 = Pertemuan Kedua P.6 = Pertemuan Keenam P.3 = Pertemuan Ketiga P.7 = Pertemuan Ketujuh P.4 = Pertemuan Keempat


(69)

Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan diberichek listsebagai penanda.

3.5.2.2 Instrumen Penilaian Aktivitas Siswa

untuk mengukur proses pembelajaran tari sigeh pengunten melalui metode drill dikelas digunakan lembar penilaian sebagaiu berikut.

Tabel 3.5 Lembar Penilaian Aktivitas Siswa

No Jenis Aktivitas Indikator Skor Skor Maks

1 Visual Activities a. Semua siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru.

b. Ada 1-2 siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.

c. Ada 3-4 siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.

d. Ada 5-6 siswa tidak memperhatikan penjelasan

5

4

3

2


(70)

guru.

e. Seluruh siswa tidak

memperhatikan penjelasan guru.

1

2 Listening Activities

a. Semua siswa mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru.

b. Ada 1-2 siswa tidak

mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru.

c. Ada 3-4 siswa tidak

mendengarkan penjelasan guru. d. Ada 5-6 siswa tidak

mendengarkan penjelasan guru. e. seluruh siswa tidak

mendengarkan penjelasan guru. 5

4

3

2

1

5

3 Motor Activities a. Semua siswa memeragakan gerak dengan baik seperti yang disampaikan guru.

b. Ada 1-2 siswa tidak


(71)

memeragakan ragam gerak dengan baik seperti yang disampaikan guru. c. Ada 3-4 siswa tidak

memeragakan gerakan dengan baik seperti yang disampaikan guru.

d. Ada 5-6 siswa tidak

memeragakan gerakan dengan baik seperti yang disampaikan guru.

e. Seluruh siswa tidak

memeragakan gerakan dengan baik seperti yang disampaikan guru.

4

3

2

1

5

4 Emotional Activities

a. Semua siswa bersemangat selama proses pembelajaran tari Sigeh Pengunten

b. Ada 1-2 siswa tidak

bersemangat selama proses pembelajaran tariSigeh Pengunten.

5


(72)

c. Ada 3-4 siswa tidak

bersemangat selama proses pembelajaran tariSigeh Pengunten.

d. Ada 5-6 siswa tidak

bersemangat selama proses pembelajaran tariSigeh Pengunten.

e. Seluruh siswa tidak

bersemangat selama proses pembelajaran tariSigeh Pengunten.

3

2

1

5

Setelah skor aktivitas siswa didapat, maka dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai aktivitas berdasarkan tiga aspek yang akan dijadikan indikator penilaian aktivitas siswa yaitu visual activities, Listening activities, motor activities dan Emotional activities pada saat proses pembelajaran di kelas dengan pemberian skor yang sudah ditentukan pada tabel yaitu lembar penilaian aktivitas siswa yang memiliki skor maksimum 20. Selanjutnya, setelah skor aktivitas siswa diperoleh maka diolah menjadi nilai dengan rumus berikut.


(73)

Tabel 3.6 Penentuan Patokan Nilai dengan Skala Lima Interval Nilai Tingkat

Penguasaan Keterangan

85 - 100 Baik Sekali

75 - 84 Baik

60 - 74 Cukup

40 - 59 Kurang

0 - 39 Gagal

(Arikunto, 2008:246).

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2011:334). Hasil analisis disusun untuk mengetahui proses pembelajaran dan hasil pembeljaran tari sigeh pengunten di SMAN 1 Tumijajar tahun ajaran 2014/2015 serta mendeskripsikannya.

Langkah-langkah dalam analisis data antara lain:

1. Menerapkan metode pembelajaran drill pada pembelajaran tari sigeh penguten dalam kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 1 Tumijajar tahun pelajaran 2014/2015; 2. Mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran tari sigeh


(74)

3. Menganalisis hasil tes tari sigeh penguten dengan menggunakan metode drill yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan proses siswa dan lembar penilaian hasil dengan baik dan benar;

4. Memberi nilai hasil tes praktik siswa, dengan menggunakan rumus penilaian sebagai berikut.

Nilai siswa=

5. Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan tolak ukur sebagai berikut.

Tabel 3.3 Penentu patokan skala lima Interval Nilai Tingkat

Penguasaan Keterangan

85 - 100 Baik Sekali

75 - 84 Baik

60 - 74 Cukup

40–59 Kurang

0 - 39 Gagal

(Arikunto, 2008:246).

6. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok yang sesuai untuk dianalisis;

7. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada saat observasi, catatan lapangan, dokumentasi hasil tes praktik serta aktivitas siswa dan guru.


(75)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran tari Sigeh Penguten dengan menggunakan metode drill dapat membantu pengetahuan siswa dalam bidang seni tari. Dalam proses pembelajaran tari Sigeh Penguten pada awalnya guru menyampaikan pentingnya pembelajaran yang akan berlangsung dilanjutkan dengan memberikan materi dengan meminta siswa untuk melakukan latihan secara berulang-ulang dan kemudian dilakukan evaluasi oleh guru.

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang diterapkan pada pelaksanaan ektrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tumijajar memiliki sembilan tahapan diawali dengan guru memberikan salam dan menanyakan kabar, tahap kedua guru menanyakan hasil pembelajaran, setelah itu tahap ketiga guru membimbing siswa untuk melakukan gerak pemanasan, tahap keempat guru menanyakan


(76)

ketercapaian hafalan ragam gerak yang diterima siswa, dan meminta siswa untuk memeragakan ragam gerak sebelumnnya dan dilanjutkan pada pemberian materi ragam gerak berikutnya. Pada tahap kelima siswa diberi waktu untuk berlatih, lanjut tahap keenam siswa mempresentasikan ragam gerak yang diajarkan, masuk pada tahap ketujuh guru memberikan pujian berupa tepuk tangan. Tahap kedelapan siswa diminta untuk mempresentasikan ragam gerak, dan terakhir tahap kesembilan dilakukan pengambilan nilai proses.

Hasil pembelajaran tari Sigeh Penguten pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikulertari di SMAN 1 Tumijajar dengan menggunakan Metode drill memperoleh nilai rata-rata79,8 dengan kriteria baik. Ditinjau dari pengamatan siswa per aspek yaitu aspek Wiraga memperoleh nilai 83,14 dengan kriteria baik, Wirasa memperoleh nilai rata-rata 80 dengan kriteria baik. Wirama memperoleh nilai rata-rata 76,3 dengan kriteria baik. Hasil pengamatan aktivitas siswamemperoleh nilai rata-rata 95 dengan kriteria baik sekali.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat disarankan:

1. Bagi guru seni budaya dan peneliti selanjutnya agar dapat mempertahankan penggunaan metode drill sebagai metode pembelajaran tari di SMAN 1 Tumijajar karena metode ini merupakan metode yang tepat untuk memperagakan pembelajaran gerak tari khususnya tariSigeh Penguten.


(77)

2. Dalam pembelajaran tari seluruh siswa hendaknya memakai baju praktik agar bergerak dapat lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam sekolah.

3. Bagi siswa laki-laki hendaknya dapat berpartisipasi dalam kelas ekstrakurikuler tari untuk dapat melakukan pembelajaran gerak tari, karena peminat ektrakurikuler tari cenderung hanya siswa perempuan.


(78)

Arifin, Zainal. 2014.Evaluasi Pembelajaran.Remaja Rosda Karya: Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

Endaswara, Suwardi. 2003. Metodelogi Penelitian Kebudayaan. Gajah Mada University press: Jogjakarta.

Hadi, Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Pustaka Book Publisher: Jogjakarta.

Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Majid, Abdul. 2014.Strategi Pembelajaran. Remaja Rosda Karya: Bandung.

Mustika, I. Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Anugrah Utama Raharja: Bandarlampung.

Noor, Juliansyah. 2013. Metodelogi Penelitian. Kencana Pranad Media Group: Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2013.Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Fajar Interpratama Mandiri: Jakarta.


(79)

Suryosubroto, 2011.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta: Jakarta.

Tim Penyusun, 2013. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.


(1)

3. Menganalisis hasil tes tari sigeh penguten dengan menggunakan metode drill yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan proses siswa dan lembar penilaian hasil dengan baik dan benar;

4. Memberi nilai hasil tes praktik siswa, dengan menggunakan rumus penilaian sebagai berikut.

Nilai siswa=

5. Menentukan nilai hasil tes praktik yang diakumulasikan, kemudian diukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan tolak ukur sebagai berikut.

Tabel 3.3 Penentu patokan skala lima Interval Nilai Tingkat

Penguasaan Keterangan

85 - 100 Baik Sekali

75 - 84 Baik

60 - 74 Cukup

40–59 Kurang

0 - 39 Gagal

(Arikunto, 2008:246).

6. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok yang sesuai untuk dianalisis;

7. Membuat kesimpulan dengan cara mengelola dan menganalisis data-data pada saat observasi, catatan lapangan, dokumentasi hasil tes praktik serta aktivitas siswa dan guru.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran tari Sigeh Penguten dengan menggunakan metode drill dapat membantu pengetahuan siswa dalam bidang seni tari. Dalam proses pembelajaran tari Sigeh Penguten pada awalnya guru menyampaikan pentingnya pembelajaran yang akan berlangsung dilanjutkan dengan memberikan materi dengan meminta siswa untuk melakukan latihan secara berulang-ulang dan kemudian dilakukan evaluasi oleh guru.

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang diterapkan pada pelaksanaan ektrakurikuler tari di SMA Negeri 1 Tumijajar memiliki sembilan tahapan diawali dengan guru memberikan salam dan menanyakan kabar, tahap kedua guru menanyakan hasil pembelajaran, setelah itu tahap ketiga guru membimbing siswa untuk melakukan gerak pemanasan, tahap keempat guru menanyakan


(3)

ketercapaian hafalan ragam gerak yang diterima siswa, dan meminta siswa untuk memeragakan ragam gerak sebelumnnya dan dilanjutkan pada pemberian materi ragam gerak berikutnya. Pada tahap kelima siswa diberi waktu untuk berlatih, lanjut tahap keenam siswa mempresentasikan ragam gerak yang diajarkan, masuk pada tahap ketujuh guru memberikan pujian berupa tepuk tangan. Tahap kedelapan siswa diminta untuk mempresentasikan ragam gerak, dan terakhir tahap kesembilan dilakukan pengambilan nilai proses.

Hasil pembelajaran tari Sigeh Penguten pada siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikulertari di SMAN 1 Tumijajar dengan menggunakan Metode drill memperoleh nilai rata-rata79,8 dengan kriteria baik. Ditinjau dari pengamatan siswa per aspek yaitu aspek Wiraga memperoleh nilai 83,14 dengan kriteria baik, Wirasa memperoleh nilai rata-rata 80 dengan kriteria baik. Wirama memperoleh nilai rata-rata 76,3 dengan kriteria baik. Hasil pengamatan aktivitas siswamemperoleh nilai rata-rata 95 dengan kriteria baik sekali.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dapat disarankan:

1. Bagi guru seni budaya dan peneliti selanjutnya agar dapat mempertahankan penggunaan metode drill sebagai metode pembelajaran tari di SMAN 1 Tumijajar karena metode ini merupakan metode yang tepat untuk memperagakan pembelajaran gerak tari khususnya tariSigeh Penguten.


(4)

159

2. Dalam pembelajaran tari seluruh siswa hendaknya memakai baju praktik agar bergerak dapat lebih leluasa dibandingkan dengan memakai baju seragam sekolah.

3. Bagi siswa laki-laki hendaknya dapat berpartisipasi dalam kelas ekstrakurikuler tari untuk dapat melakukan pembelajaran gerak tari, karena peminat ektrakurikuler tari cenderung hanya siswa perempuan.


(5)

Arifin, Zainal. 2014.Evaluasi Pembelajaran.Remaja Rosda Karya: Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

Endaswara, Suwardi. 2003. Metodelogi Penelitian Kebudayaan. Gajah Mada University press: Jogjakarta.

Hadi, Sumandiyo. 2007. Kajian Tari Teks dan Konteks. Pustaka Book Publisher: Jogjakarta.

Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Majid, Abdul. 2014.Strategi Pembelajaran. Remaja Rosda Karya: Bandung.

Mustika, I. Wayan. 2013. Teknik Dasar Gerak Tari Lampung. Anugrah Utama Raharja: Bandarlampung.

Noor, Juliansyah. 2013. Metodelogi Penelitian. Kencana Pranad Media Group: Jakarta.

Sagala, Syaiful. 2013.Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Fajar Interpratama Mandiri: Jakarta.


(6)

61

Suryosubroto, 2011.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta: Jakarta.

Tim Penyusun, 2013. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung: Bandar Lampung.