APPLICATION OF VISUAL AUDIO MEDIA ON LEARNING SIGEH PENGUTEN DANCE IN SMP NEGERI 1 BATANGHARI CLASS VIII EAST LAMPUNG PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TARI SIGEH PENGUTEN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BATANGHARI LAMPUNG TIMUR

ABSTRACT
APPLICATION OF VISUAL AUDIO MEDIA ON LEARNING
SIGEH PENGUTEN DANCE IN SMP NEGERI 1 BATANGHARI
CLASS VIII EAST LAMPUNG
by
GRACIA GESTA NAWANGSASI

The purpose of this study was to describe the application of visual audio media
on learning sigeh penguten dance in SMP Negeri 1 Batanghari East Lampung.
This research method uses a descriptive qualitative. Data collection techniques
used in this study is the method of observation, interview and documentation.
Sources of data used in this study were eighth grade students participated in
extracurricular dance SMP Negeri 1 Batanghari in East Lampung totaling 15
students. The instrument in this study using the observation guide, interview
guides, documentation guide, guide student activity assessment, and assessment
guides practice test. Data analysis techniques used in this study is data reduction,
data display, and verification. The theory used learning and visual audio media
theory. Visual audio media as defined in this study is sound and image equipment
which is used as the interaction and delivery of information about sigeh penguten
dance.


Application of visual audio media on learning sigeh penguten dance learning
several stages beginning with the provision of material sigeh penguten dance
using visual audio media, then practice range of motion, and evaluate it. Learning
outcomes using visual audio media in sigeh penguten dance have either category.
The results of the study in terms of the value of mobility of 76.7 (good), the
precision of motion with the musical accompaniment of 86.5 (excellent) and
expressions while dancing at 77.7 (good). Overall results of this study have a
value of 81.7 is categorized well.

ABSTRAK
PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN
TARI SIGEH PENGUTEN SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 1 BATANGHARI
LAMPUNG TIMUR
Oleh
GRACIA GESTA NAWANGSASI

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan media audio visual
dalam pembelajaran tari sigeh penguten di kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari
Lampung Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
seni tari di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur berjumlah 15 orang.
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan panduan observasi, panduan
wawancara, panduan dokumentasi, panduan penilaian aktivitas siswa, dan
panduan penilaian tes praktik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Teori yang digunakan adalah
teori pembelajaran dan media audio visual. Media audio visual yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah peralatan suara dan gambar yang digunakan sebagai
interaksi dan penyampaian informasi tentang tari sigeh penguten.
Penerapan pembelajaran tari sigeh penguten menggunakan media audio visual
melalui beberapa tahapan yaitu diawali dengan pemberian materi tari sigeh
penguten menggunakan media audio visual, kemudian mempraktikan ragam
gerak, dan mengevaluasinya. Hasil pembelajaran menggunakan media audio
visual pada tari sigeh penguten memiliki kategori baik. Hasil penelitian ditinjau
dari nilai kemampuan gerak sebesar 76,7 (baik), ketepatan gerak dengan musik
iringan sebesar 86,5 (baik sekali) dan ekspresi saat menari sebesar 77,7 (baik).
Hasil secara keseluruhan dari penelitian ini memiliki nilai 81,7 yang berkategori
baik.


RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Gracia Gesta Nawangsasi dilahirkan di Kota
Metro pada tanggal 20 Agustus 1991, putri ketiga dari tiga
bersaudara dari pasangan Bapak Drs. Petrus Sudarwanto dan Ibu
Dra. Yuri Astusti (†)
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Taman Kanak kanak (TK) Bina Putra
Tulus Rejo Lampung Timur Tahun 1997, Sekolah Dasar (SD) Xaverius Metro
Tahun 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Xaverius Metro Tahun 2006,
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Metro Tahun 2009. Selanjutnya pada
tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Program studi Pendidikan Seni Tari Universitas Lampung melalui
jalur PKAB.

MOTO

Aku tahu, bahwa Engkau sanggup
melakukan segala sesuatu, dan tidak ada
rencanaMu yang gagal

(Ayub 42:2)
Aku memang pejalan kaki yang lambat,
tetapi aku tidak pernah mundur.
(Abraham Lincoln)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini kepada:
o Tuhan Yesus Kristus, Thankyou Jesus For Your Blessing
o Bapakku Petrus Sudarwanto dan Ibuku Petra Yuri Astuti (†) yang selama
hidupnya selalu memberi doa, perhatian, semangat, mendukung, serta
melimpahkan cinta kasih dalam kehidupanku
o Gracia Gesti Nawangsasi, my twin. You are so rock!
o Masku dan Mbakku, Donatus Dimas Aditya, Maria Riaswati terimakasih
atas doa dan motivasinya
o

Antonius Adhi Prabowo yang dengan setia mendampingiku, dan
senantiasa memberi doa, semangat, dan perhatiannya untukku


o

Almamater Universitas Lampung

SANWACANA

Puji Syukur kepada Allah Bapa bersama PutraNya Yesus Kristus dan roh Kudus,
yang memberikan daya serta pencerahan hidup saya sehingga dapat
menyelesaikan pembuatan skripsi yang berjudul “Penerapan Media Audio Visual
Dalam Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1
Batanghari Lampung Timur.”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ucapkan
terimakasih kepada:
1.

Dr. I Wayan Mustika, S.Sn., M.Hum sebagai Pembimbing I yang telah
membantu penyusunan dan memberi masukan pada skripsi ini dari awal
hingga akhir;


2.

Susi Wendhaningsih S.Pd., M.Pd., sebagai Pembimbing II yang turut
membantu mengoreksi dan memberikan masukan untuk menyelesaikan
skripsi ini;

3.

Agung Kurniawan S.Sn.,M.Sn., sebagai Pembahas dan Penguji yang
telah memberikan banyak kritik dan saran yang membangun bagi
penulis;

4.

Fitri Daryanti S.Sn.,M.Sn., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan
Seni Tari sekaligus pembimbing akademik yang telah membimbing
selama penulis berada di Program Studi Pendidikan Seni Tari;

5.


H. Suroso, S.Pd, M.Si selaku Kepala Sekolah Menengah 1 Batanghari
Lampung Timur, terimakasih telah memberikan izin untuk penelitian
dan atas kerjasamanya dalam menyelesaikan skripsi ini;

6.

Siti Nurlela sebagai guru pembimbing kegiatan ekstrakurikuler di SMP
Negeri 1 Batanghari Lampung Timur, terimakasih atas bantuan dan
kerjasamanya dalam menyelesaikan skripsi ini;

7.

Dr. Muhammad Fuad M.Hum., sebagai ketua Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung;

8.

Dr. Bujang Rahman M.Si., sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;


9.

Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan universitas Lampung yang telah memberikan Ilmu
dan pengetahuan selama penulis menjalani masa perkuliahan;

10. Bapak dan Ibuku (†) tercinta yang selama hidupnya telah memberikan
doa, perhatian, semangat, dukungan moral dan material, kesabaran,
serta melimpahkan cinta kasih sayang yang tak habis dicurahkan dalam
penulisan skripsi ini, Love You so much Bapak dan Ibu yang sudah
berbahagia bersama Bapa di surga, doakan aku selalu Bu;
11. Masku dan Mbakku, Donatus Dimas Aditya, Maria Riaswati
terimakasih atas doa dan motivasinya;
12. Tika dan Hesti, terimakasih telah menjadi sahabat terbaik, yang selalu
ada saat suka dan duka;

13. My Beloved, Antonius Adhi Prabowo yang dengan setia telah
mendukung, mendoakan, memberi semangat serta memotivasi dari awal
hingga akhir penulisan skripsi ini;

14. Teman-teman Seni Tari angkatan 2009 Dian A, Dian Y, Dewi, Nia,
Kiki, Ratna, Wita, Icha, Fenny, Meita, Era, Nova, Frenny, Jeje, Febry,
Novita dan Devi,terimakasih untuk suka duka dan kebersamaanya;
15. Kakak tingkat Seni Tari 2008, serta seluruh adik tingkat Seni Tari,
terima kasih atas dukungannya;

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, Juli 2014
Penulis,

Gracia Gesta Nawangsasi

DAFTAR ISI

Halaman
I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ..............................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................

1
5
5
6
6

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pembelajaran ....................................................................................
2.1.1 Definisi Pembelajaran ..............................................................
2.1.2 Strategi Pembelajaran .............................................................
2.2. Media Pembelajaran ........................................................................
2.2.1. Pengertian Media Pembelajaran ............................................
2.2.2. Ciri-ciri Media Pembelajaran .................................................
2.2.3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran .............................
2.2.4. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ................................

2.3. Media Audio Visual .........................................................................
2.4. Definisi Tari ....................................................................................
2.5. Tari Sigeh Penguten .........................................................................
2.5.1 Sejarah Tari Sigeh Penguten ....................................................
2.5.2 Ragam Gerak Tari Sigeh Pengunten ........................................
2.5.3 Musik Pengiring Tari Sigeh Penguten ...................................
2.5.4 Busana Tari Sigeh Penguten ...................................................

7
9
10
13
13
14
16
17
18
20
21
21
22
39
39

III. METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian ..............................................................................
3.2. Sumber Data ......................................................................................
3.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................................
3.3.1 Observasi .................................................................................
3.3.2 Wawancara ...............................................................................
3.3.3 Dokumentasi ............................................................................
3.3.4 Tes Praktik ...............................................................................
3.4. Instrumen Penelitian .........................................................................
3.5. Teknik Analisis Data..........................................................................
3.5.1. Analisis Data ...........................................................................
3.5.2. Reduksi Data (Data Reduction) ..............................................
3.5.3. Penyajian Data (Data Display) ...............................................
3.5.4. Verifikasi Data (Conclusion Drawing) ...................................

41
42
42
42
43
43
44
45
47
48
48
49
50

IV. HASIL DAN PEBMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ................................................. 52
4.2. Hasil dan Pembahasan ....................................................................... 54
4.2.1 Hasil dan Pembahasan Setiap Pertemuan ................................. 54
4.2.2 Penyajian Data Tes Praktik ...................................................... 101
4.3. Pembahasan Penelitian....................................................................... 104
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ...........................................................................................
5.2. Saran .................................................................................................

107
108

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

109

LAMPIRAN ................................................................................................... 110

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7

Halaman

Ragam Gerak Tari Sigeh Penguten ................................................... 22
Lembar Pengamatan Tes Praktik ...................................................... 44
Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala
Lima .................................................................................................. 45
Panduan Wawancara Terhadap Guru Pembina Tari .......................... 45
Instrumen Penilaian Setiap Pertemuan .............................................. 46
Instrumen Penerapan Media Audio Visual ....................................... 46
Penentuan Patokan Dengan Penghitungan Persentase Untuk Skala
Lima .................................................................................................. 47
Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Pertama .......................... 60
Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Kedua ............................. 67
Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Ketiga ............................. 75
Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Keempat ......................... 84
Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Kelima ............................ 91
Hasil Pengamatan Siswa Pada Pertemuan Kedelapan ...................... 100
Pengamatan Tes Praktik .................................................................... 101

DAFTAR GAMBAR

Gambar

4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
4.16
4.17
4.18
4.19
4.20
4.21
4.22
4.23

Halaman

Perkenalan dan pengenalan tari sigeh penguten ................................
Pemanasan dan olah tubuh sebelum mulai pembelajaran .................
Pemberian ragam gerak seluang mudik yang diikuti siswa .............
Siswa sedang melihat tayangan video dari layar LCD ......................
Siswa mempraktekkan gerak tari bersama-sama ..............................
Siswa menyimak video tari sigeh penguten melalui media
pembelajaran audio visual .................................................................
Secara bergantian siswa memimpin pemanasan ...............................
Siswa melakukan gerakan tari sigeh penguten didampingi peneliti ..
Peneliti membantu siswa dalam mengingat gerakan tari sigeh
penguten ............................................................................................
Siswa kembali menonton video tari sigeh penguten melalui media
pembelajaran audio visual .................................................................
Siswa kembali melakukan pemanasan sebelum memulai menarikan
tari sigeh penguten ............................................................................
Siswa berkonsentrasi melakukan gerakan seluang mudik ................
Siswa melakukan gerak belah hui .....................................................
Siswa bersama-sama menonton video tari sigeh penguten ...............
Setelah menonton dan menyimak video tari sigeh penguten seluruh
siswa kembali melakukan pemanasan ...............................................
Pada sesi pertama, gerak siswa tanpa diiringi musik pengiring ........
Pada sesi kedua, gerak siswa diiringi musik pengiring .....................
Seluruh siswa melakukan ragam gerak ngetir ..................................
Siswa dibenahi teknik gerak dalam menari tari sigeh penguten .......
Pertemuan ketujuh tidak lagi menggunakan media audio visual ......
Siswa mengulang ragam gerak tari sigeh penguten ..........................
Ekspresi salah satu kelompok dalam menarikan tari sigeh
penguten .............................................................................................
Ekspresi dari kelompok lain yang juga menarikan tari sigeh
penguten ............................................................................................

56
57
59
63
65
70
71
73
74
81
81
82
83
88
88
89
90
94
94
96
96
98
98

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya
mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya
untuk berfungsi secara dekat dalam kehidupan masyarakat. Proses pembelajaran
dalam pendidikan bertugas mengarahkan peserta didik agar dapat tujuan yang
diinginkan (Oemar Hamalik, 1994: 3).

Proses pembelajaran akan sangat mempengaruhi moral dan kepribadian siswa
dalam menjalankan kehidupannya di masyarakat. Pembelajaran akan sampai pada
siswa bila didukung dengan unsur-unsur yang terdapat dalam proses
pembelajaran. Unsur tersebut meliputi materi pembelajaran, media pembelajaran,
metode pembelajaran, evaluasi dan tujuan pembelajaran. Unsur-unsur tersebut
saling mendukung apabila terjadi suatu komunikasi yang dipahami oleh guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila semua unsur dapat saling
berkesinambungan dengan pola komunikasi yang dapat dipahami, yaitu dengan
pemilihan unsur pembelajaran yang tepat sehingga tujuan yang direncanakan

2

tercapai. Salah satu unsur terpenting adalah materi pembelajaran, pemilihan
materi dalam setiap pelajaran telah diatur dalam kurikulum. Berbagai
pengetahuan diberikan kepada siswa untuk dipelajari, salah satunya adalah
pelajaran seni. Melalui pelajaran seni, kepekaan seseorang terhadap keindahan,
kesopanan, sikap saling menghargai yang ada dalam bidang seni maupun bidang
lainnya akan cukup berpengaruh terhadap kehidupan peserta didik. Juju masunah
mengungkapkan bahwa:
Tujuan dari pendidikan seni adalah untuk menumbuhkan kemampuan
mengapresiasi seni dan budaya bagi peserta didik. Melalui pendidikan seni
fisik dan psikis siswa dapat dibantu perkembangkannya secara
seimbang.selain itu diharapkan sikap apresiatif masyarakat, khususnya
generasi muda dapat tumbuh terhadap segala sesuatu mengenai seni dan
budaya Indonesia. (2003)

Sikap apresiatif siswa dapat ditumbuhkan salah satunya dengan pembelajaran
pendidikan seni. Di dalam pelajaran pendidikan seni terdapat unsur- unsur seni
yang dipelajari diantaranya adalah seni tari, seni rupa, seni musik, dan seni drama
atau teater, yang saling berhubungan. Bila semua unsur dipelajari dengan baik
maka dapat membantu terwujunya keseimbangan perkembangan fisik dan psikis
siswa. Dengan pembelajaran seni tari yang terpadu, siswa dapat dilatih
perkembangan fisik dan psikisnya.

Melalui pembelajaran seni tari, guru dapat mengembangkan bakat dan
kemampuannya dalam hal bergerak maupun berfikir, pada akhirnya siswa akan
mengerti dan memahami materi yang diberikan, tetapi guru tidak hanya
menyampaikan bahan ajar, guru juga dituntut pula untuk dapat menggali bakat
dan kreativitas yang dimiliki siswa.

3

Kenyataan di lapangan proses pembelajaran yang telah dirancang dengan baik
tidak sepenuhnya dapat menjamin keberhasilan proses belajar mengajar. Salah
satunya guru kurang memahami dalam mengajar, sarana dan prasarana yang
mendukung pada proses pembelajaran. Kondisi tersebut tentu saja akan membuat
kegiatan pembelajaran yang dilakukan kurang dapat menumbuhkembangkan
segala potensi yang dimiliki oleh siswa.

Pada proses pembelajaran seni tari guru cenderung mendemontrasikan gerakgerak pokok saja dan siswa mengikutinya tanpa mengetahui makna dan tujuan
dari tari tersebut. Oleh karena itu perlu adanya suatu cara yang baru untuk
mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran salah satunya menggunakan
metode pembelajaran, bahan ajar dan evaluasi yang dilakukan.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan proses pembelajaran seni
tari yang menyenangkan, salah satunya adalah melalui penggunaan media dalam
pembelajaran. Dalam hal ini guru harus dapat memilih media pembelajaran yang
tepat untuk menciptakan proses pembelajaran yang tepat.

Media pembelajaran yang dapat merangsang keterampilan menari siswa yaitu
dengan menggunakan media audio visual. Dalam bidang komunikasi, pengertian
media audio visual berarti wadah atau sarana komunikasi. Media komunikasi
sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Penyebutan audio
visual mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audio
visual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari penonton.

4

Dari sekian banyak ragam dan bentuk tari tradisonal yang hidup dan berkembang
di daerah Lampung, tari sigeh penguten dikembangkan sekaligus merupakan
pencerminan tata kehidupan masyarakat yang harus dipelihara, dibina dan
dikembangkan. Tari sigeh penguten merupakan tarian Lampung yang
dipentaskan dalam acara-acara untuk penyambutan tamu. Tarian ini berfungsi
untuk penghormatan tamu yang hadir dengan pemberian sirih untuk tamu yang
hadir dalam acara. Tari sigeh penguten merupakan sekelompok tari yang
penarinya berjumlah ganjil. Ada tujuh belas ragam gerak dalam tari sigeh
penguten yakni lapah tebeng, seluang mudik, jong silo ratu, jong sumbah,
merunduk, jong simpuh, samber melayang, ngerujung, ngetir, makhukaccang,
gubuh gakharang, ngiyau bias, ngerujung, sabung melayang, mempam bias,
belah hui, tolak tebing, lipetto, ngerujung (I Wayan Mustika 2012: 40-41).

Kegiatan pembelajaran di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur mengadakan
pendidikan seni yang salah satunya adalah seni tari . Salah satu tari yang diajarkan
adalah tari sigeh penguten. Di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur,
pelajaran seni tari diberikan pada siswa kelas VII dan VIII. Adapun tarian yang
diberikan pada siswa kelas VIII adalah tari sigeh penguten dan beberapa tari
Lampung lainnya. Masing-masing tarian diberikan selama satu semester.

Sekolah ini dipilih karena menurut pengamatan peneliti, kegiatan ekstrakulikuler
yang telah berlangsung perlu didukung sebuah sarana pembelajaran yang cukup
efektif. Sarana pembelajaran yang cukup efektif di sekolah ini adalah media
pembelajaran berbasis audio visual. Dalam penelitian ini dilakukan partisipan
dalam memaparkan tari sigeh penguten kepada siswa. Adapun media

5

pembelajaran audio visual yang digunakan yaitu media berupa laptop, audio, dan
LCD untuk membantu siswa dalam mempelajari tari sigeh penguten. Dengan
sarana dan prasarana media audio visual yang baik ini serta untuk menjawab
latarbelakang permasalahan diatas maka peneliti mengangkat judul “Penerapan
Media Audio Visual dalam Pembelajaran Tari Sigeh Penguten Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang timbul sebagai berikut:
1.

Bagaimana penerapan media audio visual dalam pembelajaran tari sigeh
penguten di kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur.

2.

Bagaimana hasil belajar tari sigeh penguten dengan menerapkan media audio
visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dijelaskan tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.

Mendeskripsikan penerapan media audio visual dalam pembelajaran tari
sigeh penguten di kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur.

2.

Mendeskripsikan hasil belajar tari sigeh penguten dengan menerapkan media
audio visual pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung
Timur.

6

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian memiliki manfaat sebagai berikut:
1.

Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menarikan tari sigeh penguten
dengan menggunakan media audio visual

2.

Mahasiswa seni tari agar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai
bahan pengetahuan tentang penggunaan media audio visual pada kegiatan
pembelajaran tari sigeh penguten siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari
Lampung Timur

3.

Sebagai bahan masukan bagi guru dan sekolah agar dapat menggunakan hasil
penelitian untuk mengetahui penggunaan media audio visual pada kegiatan
pembelajaran tari untuk meningkatkan kemampuan menari tari sigeh
penguten siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi:
1.

Subjek penelitian adalah siswa putri kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari
Lampung Timur yang mengikuti ekstrakulikuler berjumlah 15 orang.

2.

Objek penelitian adalah penerapan media audio visual dalam pembelajaran
tari sigeh penguten kelas VIII SMP Negeri 1 Batanghari Lampung Timur.

3.

Tempat dari penelitian ini adalah di SMP Negeri 1 Batanghari Lampung
Timur, yang beralamatkan di Jl. Kapten Harun 46B desa Banarjoyo
Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur.

4.

Penelitian ini dilakukan pada semester genap yaitu selama 8 kali pertemuan
yang dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembelajaran

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada
di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada
tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan
proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. (Rusman, 2012: 1) Belajar
dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang
erat, bahkan terjadi kaitan dan interaksi saling mempengaruhi dan saling
menjunjung satu sama lain. Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian
mengajar berdasarkan pandangannya masing-masing. Perumusan dan tinjauan itu
masing-masing memiliki kebaikan dan kelemahan (Hamalik, 2009:57)
Dituliskan juga di dalam buku Oemar Hamalik yang berjudul „Kurikulum dan
Pembelajaran’. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam
sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material, meliputi
buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide, dan film, audio dan video tape.
Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual,

8

juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi,
praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Belajar adalah suatu proses yang kompleks
yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih
bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar
adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku
tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan
keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
(Arief dkk, 1984: 2)

Menurut Richard Pratte, bahwa teori mempunyai sifat logis, deskriptif, dan
menerangkan. Bersifat logis karena tersusun atas dasar pemikiran yang runtun,
lurus, dan benar. Dalam hal ini, adanya sarana berpikir logis perlu mewarnai
rumusan tentang teori tersebut sehingga perlu dipertimbangkan istilah yang tepat
untuk digunakan, seperti proposisi, yang selanjutnya secara logis dipersatukan
dengan menggunakan asumsi, hipotesis, aksioma, dan secara koresponden
dengan sejumlah data atau fakta (Barnadib, 1996:5)

Cooper and Schindler (2003), mengemukakan bahwa teori adalah seperangkat
konsep, definisi, dan proposisi yang tersusun secara sistematis sehingga dapat
digunakan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Cooper and Schindler
juga menyatakan bahwa kegunaan teori dalam penelitian adalah:
1.

Teori mempersempit kisaran sebenarnya yang perlu dipelajari.

2.

Teori menyarankan pendekatan penelitian yang mungkin dapat menghasilkan
makna terbesar.

9

3.

Teori menyarankan sistem penelitian untuk memaksakan dalam data dan
rangka mengklasifikasikan mereka dalam cara yang paling bermakna.

4.

Teori yang merangkum apa yang diketahui tentang objek studi dan
menyatakan keseragaman yang berada diluar pengamatan langsung.

5.

Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta lanjut yang harus ditemukan.

Haditono Siti (1999) menyatakan bahwa suatu teori akan memperoleh arti yang
penting bila ia lebih banyak dapat melukiskan, menerangkan dan meramalkan
gejala yang ada. Dalam penelitian ini teori yang digunakan menggunakan teori
pembelajaran dan teori fungsi.

Teori pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari. Implikasi dari pengertian ini adalah tujuan pembelajaran
yaitu mempersiapkan siswa untuk hidup dalam masyarakatnya, kegiatan
pembelajaran berlangsung dalam hubungan sekolah dan masyarakat, siswa belajar
secara aktif, guru juga bertugas sebagai komunikator (Hamalik,2009:58).

2.1.1. Definisi Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem
pengajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide dan
film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan meliputi ruangan kelas,
perlengkapan audio visual, dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode

10

penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik,
2009:57)

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa
dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan
dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri
siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk
mencapai tujuan belajar tertentu (Sanjaya,2009:26).

2.1.2. Strategi Pembelajaran
Ada 4 strategi pembelajaran yang pantas disajikan dan diketahui oleh guru/ calon
guru, yaitu:
1.

Pembelajaran Penerimaan (reception learning)
Pendukung utama pendekatan ini adalah Ausubel. Pendekatan ini dapat
disebut dengan proses informasi. Pendekatan pembelajaran ini dikembangkan
menjadi strategi ekspositif, dengan langkah-langkah pokok sebagai berikut:
a.

Penyajian informasi yang diberikan melalui penjelasan simbolik atau
demonstrasi yang praktis.

b.

Mengetes penerimaan, ungkapan dan pemahaman siswa.

c.

Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan prinsip umum
sebagai latihan.

d.

Menyediakan berbagai kesempatan kepada siswa untuk menerapkan
informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi senyatanya (Hamalik,
1994:131)

11

2.

Pembelajaran Penemuan (discovery learning)
Pendukung utama pendekatan ini adalah Piaget dan Bruner. Pendekatan
pembelajaran penemuan dikembangkan menjadi strategi inquiry-discovery.
Langkah-langkah pokok strategi ini ialah:
a.

Menyajikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk melakukan
tindakan/perbuatan dan mengamati konsekuensi dari tindakan tersebut.

b.

Menguji pemahaman siswa mengenai hubungan sebab-akibat dengan
cara mempertanyakan atau mengamati reaksi-reaksi siswa.

c.

Mempertanyakan atau mengamati kegiatan selanjutnya, serta menguji
susunan prinsip umum yang mendasari masalah yang disajikan.

d.

Penyajian berbagai kesempatan baru guna menerapkan hal yang baru saji
dipelajari ke dalam situasi atau masalah-masalah yang nyata (Hamalik,
1994:132).

3.

Pembelajaran penguasaan (mastery learning)
Pendukung utama pendekatan ini adalah Carrol, yang memadukan teori
behavioristik dan humanistik. Belajar tuntas adalah strategi pembelajaran
yang diindividualisasikan dengan menggunakan pendekatan kelompok
(group-based approach). Pendekatan ini memungkinkan para siswa belajar
bersama-sama dengan memperhatikan bakat dan ketekunan siswa, pemberian
waktu yang cukup, dan bantuan bagi siswa yang mengalami kesulitan.
Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah:
a. Mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode
kelompok;

12

b. Memberi tes diagnostik untuk memeriksa kemajuan belajar siswa setelah
disampaikan satuan pelajaran;
c. Siswa yang telah memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan
diperkenankan menempuh pengajaran berikutnya, sedangkan bagi yang
belum diberikan kegiatan korektif;
d. Melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah
tercapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu (Hamalik, 1994:133).
4.

Pembelajaran Terpadu (unit learning)
Pendekatan ini pada mulanya disebut metode proyek yang dikembangkan
oleh Dr. J. Dewey, dan orang pertama yang menggunakan salah satu unit
adalah Marrison. Pendekatan pembelajaran terpadu (atau pengajaran unit)
berpangkal pada teori psikologi Gestalt. Pembelajaran terpadu adalah suatu
sistem pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah atau proyek, yang
dipelajari/dipecahkan oleh siswa baik secara individual maupun secara
kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan bimbingan guru guna
mengembangkan pribadi secara utuh dan terintegrasi.
Langkah-langkah melaksanakan strategi pengajaran unit ialah:
a. Mengorientasikan siswa kepada masalah/topik yang akan dipelajari dalam
kelas, secara langsung atau melalui media pembelajaran yang relevan;
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan mengumpulkan
informasi (kelompok atau mandiri) untuk memecahkan masalah;
c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan informasi dalam
praktik penerapan di lapangan;
d. Mengadakan diskusi dan pembuatan laporan sebagai kegiatan kulminasi;

13

e. Melakukan evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa, baik oleh guru,
mandiri, dan kelompok;
f. Membicarakan tinda lanjut untuk kegiatan unit selanjutnya (Hamalik,
1994:134).

2.2. Media Pembelajaran

Berikut ini akan dipaparkan mengenai pengertian media pembelajaran, ciri-ciri
media pembelajaran, fungsi dan manfaat media pembelajaran, kriteria pemilihan
media, dan media audio visual.

2.2.1. Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah alat bantu yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses
pembelajaran (Sanaky, 2011: 4). Pengadaan media pembelajaran oleh guru
merupakan unsur yang penting karena media pembelajaran dapat meningkatkan
proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya dapat
meningkatkan hasil belajar yang dicapainya. Penggunaan media pembelajaran
juga dapat membantu guru menciptakan metode mengajar yang lebih bervariasi.

Media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai
perantara dalam proses pembelajran untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi
dalam mencapai tujuan pengajran (Sanaky, 2011: 4). Dalam pengertian yang lebih
luas media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam
rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan
pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. Media pembelajaran juga

14

digunakan sebagai alat komunikasi dan interaksi guru dalam proses pembelajaran.
Secara umum media mempunyai kegunaan sebagai berikut.
1.

Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2.

Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra.

3.

Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dan
sumber belajar.

4.

Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual serta auditori.

5.

Memberi rangsangan yang sama, menyamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.

Media merupakan alat yang efektif untuk menyampaikan sebuah pesan.
Penyampaian pesan dalam arti lain bersifat komunikasi, karena mencakup dua
aspek, yaitu pengirim pesan dan penerima pesan sehingga menimbulkan sebuah
interaksi.

2.2.2. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Tidak semua alat atau benda dapat digunakan sebagai media pembelajaran dalam
rangka mempermudah proses belajar mengajar. Media pembelajaran tersebut
jangan sampai membebani atau mempersulit guru dalam proses belajar mengajar.
Menurut Gerlach dan Ely (1971) sebagaimana dikutip oleh Arsyad (2007:12)
mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media
digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru
tidak mampu (kurang efisien) dalam melakukannya.

15

Berikut ini adalah ciri-ciri media pembelajaran:
1.

Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media menyimpan, merekam,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu peristiwa
atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi,
video tipe, audio tipe, cd komputer dan film. Suatu objek yang sudah diambil
gambarnya (direkam) dengan mudah dapat direproduksi. Ciri fiksatif
memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada suatu
waktu tertentu ditransformasikan tanpa mengenal waktu.

2.

Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki
ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan
kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit teknik pengambilan gambar
time-lapse-recording. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan
perhatian sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam
pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-bagian yang
salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan
membingungkan dan bahkan menyesatkan. Manipulasi kejadian atau objek
dengan jalan mengedit hasil rekaman akan menghemat waktu.

3.

Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif suatu media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransformasikan melalui ruang dan cara bersamaan kerjadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan distribusi pengalaman yang
relatif sama dengan kejadian itu. Dewasa ini distribusi media tidak hanya

16

terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah disuatu
wilayah tertentu, tetapi media tersebut (rekaman video, audio, film, dll) dapat
disebarkan keseluruh penjuru.

Guru hendaknya memperhatikan ketiga ciri media diatas dalam pemilihan media,
sehingga penggunaan media tersebut dapat mendukung proses pembelajaran dan
tujuan pembelajaran dapat dicapai. Penelitian ini menggunakan ciri fiksafit
sebagai dasar pemilihan media pembelajaran yang digunakan.

2.2.3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Dua unsur yang penting dalam suatu proses pembelajaran adalah metode
pembelajaran dan media pembelajaran. Kedua aspek ini berkaitan satu sama lain.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media
pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada aspek lain yang harus diperhatikan
dalam pemilihan media. Hal yang harus diperhatikan antara lain tujuan
pembelajaran, respon yang diharapkan dan karakter siswa. Salah satu fungsi
utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru.

Menurut Kemp dan Dayton (1985) yang dikutip oleh Arsyad (2007: 19) fungsi
dari media pembelajaran diantaranya sebagai berikut.
1. Memotivasi minat atau tindakan.
2. Menyajikan informasi.
3. Memberi instruksi.

17

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa menurut Sudjana dan
Rivai (2005) yang dikutip oleh Arsyad (2007: 24-25) adalah sebagai berikut.
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
diapahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai
tujuan pembelajaran.
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui kata-kata penuturan dari guru, sehingga siswa tidak bosan
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap
jam pelajaran.
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain.

2.2.4. Kriteria Pemilihan Media
Dalam pemilihan media pembelajaran diperlukan perencanaan yang baik dan
memperhatikan kriteria dalam pemilihan media. Beberapa kriteria perlu
diperhatikan dalam pemilihan media, yaitu sebagai berikut.
1. Ekonomis
Hendaknya dalam pemilihan sumber belajar mempertimbangkan segi
ekonomis dalam arti murah, yaitu secara uang atau biaya yang dikeluarkan
hanya sedikit.

18

2. Praktis dan Sederhana
Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan dan pengadaan sampingan
yang sulit dan langka. Sederhana artinya tidak memerlukan pelayanan
khusus yang mensyaratkan keterampilan yang rumit dan kompleks.
3. Mudah Diperoleh
Mudah diperoleh artinya sumber belajar ini mudah didapatkan dan bukan
merupakan sesuatu yang sulit diperoleh.
4. Bersifat Fleksibel (Luwes)
Fleksibel artinya bahwa sumber belajar ini dapat dimanfaatkan untuk
berbagai tujuan instruksional dan dapat dipertahankan dalam berbagai
situasi dan pengaruh.
5. Komponen-komponen Sesuai dengan Tujuan
Sumber belajar sangat ideal, akan tetapi salah satu bahkan keseluruahan
komponen ternyata justru menghambat.
(Rohani, 1997: 112)

2.3. Media Audio Visual

Audio visual adalah sebagai alat-alat yang mempunyai dua sifat dasar, yakni
audible artinya yang dapat didengarkan dan visible yang dapat dilihat
(Suleiman,1981: 11). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, audio dimaknai
dengan suatu yang bersifat dapat didengar atau alat peraga yang bisa didengar
dan visual adalah hal-hal yang dapat dilihat dengan indera penglihatan/mata

19

Keberadaan dua sifat dasar audio visual diatas, menurut Sanjaya Wina (2006: 80)
menjadikan alat tersebut lebih tepat dan menarik dijadikan media dalam proses
belajar mengajar. Dalam dunia pendidikan, audio visual sering dijadikan sebagai
“sensori aids” atau alat-alat pembantu panca indera dalam ruang belajar sehingga
akan mempermudah dalam memahami kata-kata yang ditulis maupun
diungkapkan.

Pembelajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang
penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta seluruhnya tergantung
kepada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa. Ciri-ciri utama teknologi
media audio visual adalah sebagai berikut:
a.

Biasanya bersifat linear

b.

Biasanya menyajikan visual yang dinamis

c.

Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang
atau pembuatnya.

d.

Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak

e.

Dikembangkan menurut prinsip psikologi behavioristik, psikologi kognitif,
dan konstruktivisme (Arsyad, 2002: 30-31)

Pembelajaran menggunakan media audio visual seperti ini ditujukan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran, sehingga diharapkan
anak-anak mampu mengembangkan daya nalar serta daya rekamnya (Darwanto,
2005: 101). Menurut Suparman (1997: 56) media audio visual merupakan alat
bantu berupa sampel atau contoh dalam penyampaian materi yang bertujuan
merangsang minat dan perhatian siswa agar tertarik dengan mata pelajaran yang

20

diberikan, sehingga diharapkan setelah menyaksikkannya siswa mempunyai
gambaran dan pemahaman pada materi yang diberikan.

Media audio visual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peralatan suara dan
gambar dalam satu unit yang digunakan sebagai interaksi dan penyampaian
informasi tentang tari sigeh penguten. Dengan didasari pada instrumen
pembelajaran media audio visual yang dikemukakan oleh Rusman, maka proses
penyampaian informasi materi pembelajaran dapat dipelajari sendiri oleh siswa.

2.4

Definisi Tari

Tari adalah seni, maka walaupun substansinya adalah gerak, tetapi gerak-gerak di
dalam tari itu bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi
bentuk ekspresif. Gerak-gerak ekspresif ialah gerak-gerak yang indah, yang bisa
menggetarkan perasaan manusia (Sudarsono, 1977:16).

Seni tari merupakan bagian dari betuk seni, dan seni (kesenian) merupakan bagian
dari kebudayaan manusia. Seni tari tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan seni
lainnya, karena di dalam seni tari terdapat unsur seni lain yang menunjang pada
keberadaan seni tari. Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang
dinyatakan dengan gerakan-gerakan tubuh manusia (Sekarningsih 2006: 3).

Seni tari merupakan gerak tubuh manusia yang terangkai berirama sebagai
ungkapan jiwa atau ekspresi manusia yang di dalamnya terdapat keindahan unsur
gerak, ketepatan irama, dan ekspresi atau yang sering disebut dengan wiraga,
wirama, dan wirasa (Mustika, 2012: 22)

21

Unsur-unsur itu didefinisikan sebagai berikut:
a. Wiraga: raga atau tubuh, yaitu gerak sampai kepala, merupakan media pokok
gerak tari. Gerak tari dirangkai sesuai dengan gerak tubuh yang tepat.
b. Wirama: ritme (tempo) atau suatu pola untuk mencapai gerakan yang
harmonis. Seberapa lama tarian yang ditarikan serta ketepatan perpindahan
gerak selaras dengan jatuhnya irama.
c. Wirasa: tingkatan penghayatan dan penjiwaan dalam tarian, perasaan yang
diekspresikan lewat raut wajah dan gerak.

2. 5 Tari Sigeh Penguten

2.5.1 Sejarah tari sigeh penguten

Tari sigeh penguten berasal dari daerah Lampung, tari ini mempunyai fungsi
sebagai tari pembuka, ucapan selamat datang, dan terima kasih dari tuan rumah
kepada tamu yang hadir pada acara yang diselenggarakannya. Tari sigeh penguten
merupakan tari kelompok putri yang berjumlah ganjil. Selain jumlah penari, ada
aspek lain yang menjadi ciri utama tari ini yang tidak terdapat pada tari tradisi
lainnnya yang ada di daerah Lampung, yaitu properti tepak. Tepak adalah kotak
berwarna keemasan yang dibawa oleh salah seorang penari yang posisinya berada
paling depan. Properti ini berisi daun sirih yang akan diberikan pada salah seorang
tamu yang dianggap penting dan mewakili keseluruhan tamu yang hadir.

Tari sigeh penguten diiringi dengan tabuh gupek dan tabuh tari. Para penari
menggunakan kostum lengkap yang terdiri dari aksesoris kepala (siger, melati,
gaharu, sanggul) baju kurung berwan putih, kain tapis, selendang, pending, dan

22

aksesoris pendukung lainnya (papan jajar, buah jukum, gelang kano, gelang pipih,
gelang burung, tanggai). (Djuwita,2009)

2.5.2 Ragam gerak tari sigeh pengunten

Tabel 2.1. Ragam gerak tari sigeh pengunten
No.
1.

Nama
Gerakan
Lapah
tebeng

Deskripsi
Gerakan
Lapah tebeng
merupakan
gerak berpindah
tempat. Jari
tangan kanan
ada di atas
tangan kiri,
posisi kedua
tangan ada di
depan dada,
ujung jari tengah
menempel
dengan ibu jari.
Gerak ini
dipakai pada
saat memasuki
dan keluar area
pertunjukan.
Iringan yang
dipakai untuk
mengiringi
penari masuk
dan keluar area
pentas memiliki
tempo yang
cepat atau
disebut gupek.

Gambar

Hitungan ke-1

Hitungan ke-2

Hitungan ke-3

Hitungan ke-4

Gambar 2.1 Ragam gerak lapah tebeng
(Foto: Adhi, 2013)

23

2.

Seluang
mudik

Seluang mudik
merupakan
gerak transisi
dari posisi
berdiri menuju
posisi level
rendah yaitu
sikap jong
simpuh. Pada
saat penari
melakukan
gerak ini iringan
terdengar lirih.

Hitungan ke-1

Hitungan ke-2

Hitungan ke-3

Hitungan ke-4

Gambar 2.2 Ragam gerak seluang mudik
(Foto: Adhi, 2013)

3.

Jong silo
ratu

Pada gerak ini
posisi badan
duduk, tangan
diletakan diatas
paha kanan,
tangan kiri
lurus sejajar
dilantai, kepala
melihat tangan
yang berada
dilantai, kedua
tangan
dirapatkan
kemudian
dibuka dengan
posisi duduk
simpuh

Hitungan ke-1

Hitungan ke-2

Hitungan ke-3

Hitungan ke-4

24

Hitungan ke-5

Hitungan ke-6-7

Hitungan ke-8
Gambar 2.3 Ragam gerak jong silo ratu
(Foto: Adhi, 2013)

4.

Jong
sumbah

Pada gerak ini
posisi badan
duduk, kaki
kanan
membentuk siku
dan kaki kiri
bersimpu, kedua
tangan disatukan
di depan dada
dan pindah ke
kanan dan ke
kiri.

Hitungan ke-1

Hitungan ke-2

Hitungan ke-3
Gambar 2.4 Ragam gerak jong sumbah
(Foto: Adhi, 2013)

25

5.

Merunduk Pada gerak ini
posisi duduk,
tangan didepan
dada, ujung jari
tengah
menempel
dengan ujung
jari, kepala
merunduk.

Hitungan ke-1

Hitungan ke-2-4

Hitungan ke-5-8
Gambar 2.5 Ragam gerak merunduk
(Foto: Adhi, 2013)

6.

Jong
simpuh

Pada gerak ini
posisi duduk,
tangan kanan
diletakan diatas
paha depan dan
tangan kiri di
paha belakang
diukel, dan
tangan
membentuk
pose.

Hitungan ke-1-4

Hitungan ke-5-8

Gambar 2.6 Ragam gerak jong simpuh
(Foto: Adhi, 2013)

26

7.

Samber
melayang

Samber
melayang
adalah gerakan
kedua tangan
yang
membentuk
silang,
kemudian
membuka
menyerupai
burung yang
akan terbang.
Samber
melayang terdiri
dari dua level,
yang pertama
dilakukan
dengan posisi
duduk, kedua
dilakukan
dengan posisi
berdiri.

Hitungan ke-1-2

Hitungan ke-3-4

Hitungan ke-5-6

Hitungan ke-7-8

Gambar 2.7 Ragam gerak samber
melayang dengan posisi duduk
(Foto: Adhi, 2013)

Hitungan ke-1-2

Hitungan ke-3-4

27

Hitungan ke-5-6

Hitungan ke-7-8

Gambar 2.7 Ragam gerak samber
melayang dengan posisi berdiri
(Foto: Adhi, 2013)

8.

Ngerujung Ngerujung
adalah gerak
yang dilakukan
pada
pergelangan
tangan. Gerak
pertama
dilakukan
dengan cepat.
Sedangkan
gerak kedua
dilakukan
dengan lambat
dan diikuti
gerakan kepala
menghadap ke
atas tangan
kanan,
kemudian ke
bawah tangan
kiri Ngrujung
level rendah
dengan posisi
duduk simpuh.

Hitungan ke-1

Hitungan ke-2-3

Hitungan ke-4

Hitungan ke-5

28

Hitungan ke-6

Hitungan ke-7

Hitungan ke-8
Hitungan 1x8 pertama

Hitungan ke-1-2

Hitungan ke-5-6

Hitungan ke-3-4

Hitungan ke-7-8

Hitungan 1x8 kedua

29

9.

10.

Ngetir

Gerak ini
dilakukan
dengan cara
posisi kaki
kanan di
belakang kaki
kiri dengan
posisi badan
mendak lalu
meletakan
keuda tangan
didepan dada
lalu
pergelangan
tangan diukel
kedalam lalu
disambung
gerak
Makukhanccang
yaitu tangan
kanan berada
sejajar pinggang
dan tangan kiri
sejajar dengkul
dengan jari-jari
ngecum posisi
kaki mendak.

Makukhaccang Pada gerak ini
posisi berdiri,
tangan kiri lurus
sejajar, tangan
kanan di depan
perut pada
posisi mendak,
tangan kiri
sejajar diatas
lutut dan tangan
kanan di depan
pinggang kanan,
posisi berdiri
tangan kiri
membentuk
siku, tangan
kanan di depan
dada.

Hitungan ke-1

Hitungan ke-2

Hitungan ke-3

Hitungan ke-4

Gambar 2.9 Ragam gerak ngetir
(Foto: Adhi, 2013)

Hitungan ke-1

Hitungan ke-2

30

Hitungan ke-3

Hitungan ke-4

Hitungan ke-5
Gambar 2.10 Ragam gerak
makukhaccang
(Foto: Adhi, 2013)
11.

Gubuh
gakhrang

Gubung
gakhang
adalah gerak
maju ke depan,
tetapi
dilakukan
secara
perlahan,
posisi kaki
mendak, arah
hadap serong
ke k