Estetika Iklan DECKY ESTTIKA IKLANAXE

C. Kerangka Teori

1. Estetika

Estetika berasal dari bahasa Yunani ”aisthetika” berarti hal-hal yang dapat diserap oleh pancaindera. Oleh karena itu estetika sering diartikan sebagai persepsi indera Dharsono,2007. Persepsi indera yang hadir memberikan pengalaman estetik terhadap penikmatnya. Beardsley menjelaskan bahwa pengalaman estetik adalah kesadaran terhadap subyek fenomena dan terciptanya ekspektasi kepuasan Kennick, 1979. Secara filsafati dijelaskan sedikitnya ada 3 langkah untuk membuat baik indah dari benda-benda estetis pada umumnya. 1. Kesatuan unity Karya estetis tersusun secara baik atau sempurna bentuknya. Untuk mencapai kesempurnaan itu perlu adanya kesatuan dalam karya. 2. Kerumitan complexity Benda estetis atau karya seni yang bersangkutan tidak sederhana sekali, melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling berlawanan ataupun mengandung perbedaan- perbedaan yang halus. 3. Kesungguhan intensity Suatu benda estetis yang baik harus mempunyai suatu kualita tertentu yang menonjol dan bukan sekedar sesuatu yang kososng. Tak menjadi soal kualita apa yang dikandungnya misalnya suasana suram atau gembira, sifat lembut atau kasar, asalkan merupakan sesuatu yang intensif atau sungguh-sungguh Beardsley, 1981.

2. Iklan

Sebuah pesan yang ingin disampaikan memerlukan alat untuk komunikasinya yang bernama iklan. Iklan merupakan komunikasi persuasive menggunakan media masa nonpersonal yang juga bisa interaktif untuk menjangkau sasaran khalayak yang luas untuk menghubungkan dengan pengiklan Wells, dkk, 2007. Beberapa fungsi komunikasi iklan diantaranya informing, persuading, reminding, adding value , dan assisting dari upaya pengiklan Shimp, 2000. Artinya, beriklan merupakan kegiatan penyampaian pesan ke sasaran khalayak. Supaya pesan itu dapat dikomunikasikan sesuai fungsinya ke sasaran khalayak dengan tepat maka diperlukan eksekusi pesan iklan yang tepat pula pada medianya.

3. Medium Televisi