BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, ada dua produk utama yang dihasilkan dari bahan baku kacang tanah yaitu kacang garing polong yang sudah dipanggang atau
digoreng, kacang goreng biji yang digoreng, serta gula kacang campuran gula merah dengan biji kacang tanah yang sudah digoreng, produk gula
kacang di negara maju bukan dari campuran gula merah dan biji kacang tanah, tetapi campuran coklat dan biji kacang. Ciri khas produk kacang garing
adalah rasanya gurih, kadar protein tinggi, dan tekstur biji renyah. Karakter nilai gizi kalori, protei, dan karbohidrat antara biji asli dengan biji yang
disangan tidak banyak berbeda. Namun, kalau biji diproses menjadi tepung maka kadar kalorinya menurun, tetapi kadar kalsium dan fosfor meningkat
hampir dua kali lipat. Kacang tanah merupakan sumber lemak dan kalori. Kandungan gizi
kacang tanah dan rasanya yang gurih menjadikan kacang tanah sebagai produk yang digemari masyarakat. Pengolahan kacang tanah sudah dikenal
masyarakat Indonesia. Namun pengolahannya masih terbatas pada pengolahan tradisional yang hanya menggunakan alat-alat sederhana dan
terbatas pada produk tertentu, seperti kacang rebus dan kacang goreng sehingga perlu dilakukan pengembangan produk atau diversifikasi produk.
Industri kacang garing merupakan salah satu industri pengolahan hasil pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Bahan
baku yang berupa kacang tanah segar banyak tersedia di Indonesia. Demikian juga potensi pasar yang cukup besar, baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. PT DUA KELINCI merupakan salah satu perusahaan agroindustri yang memproduksi kacang garing. Perusahaan yang bermotto ”ahlinya kacang
garing ” ini merupakan salah satu perusahaan kacang garing terbesar yang telah berhasil menembus pasar ekspor.
Seperti produk agroindustri lainnya, kacang garing ini memiliki ciri khas seperti: bersifat musiman
seasonal,
bahan baku yang kamba
bulky
, mudah rusak
perishable
dan
variabilitas
mutunya yang tinggi. Ciri khas ini sangat penting diperhatikan oleh perusahaan agroindustri yang ingin
meningkatkan produktivitasnya. Peningkatan produktivitas perusahaan harus dilihat dari semua aspek
aktivitas perusahaan, misalnya manajemen, input teknologi, input bahan baku dan sebagainya. Disamping itu upaya untuk meningkatkan produktivitas
perusahaan juga dibatasi oleh beberapa kendala, misalnya standar mutu produk, standar waktu proses dan komponen sistem produksi yang kurang
mendukung. Peningkatan produktivitas ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan semua faktor produksi yang menunjang.
B. Tujuan Magang