Magang di PT Dua Kelinci (proses produksi kacang garing) Muh Yulianto

(1)

TUGAS AKHIR

MAGANG DI PT DUA KELINCI

(PROSES PRODUKSI KACANG GARING)

Ditulis dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya progam Diploma III

Teknologi Hasil Pertanian

DISUSUN OLEH : MUH YULIANTO

H 3106019

PROGAM DIPLOMA III

TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2009


(2)

TUGAS AKHIR

PROSES PRODUKSI KACANG GARING

DI PT. DUA KELINCI

Jl. RAYA PATI – KUDUS Km. 6,3 PATI

JAWA TENGAH

Yang Disiapkan dan Disusun Oleh

MUH YULIANTO H 3106019

Telah dipertahankan di hadapan dosen penguji Pada tanggal : ………..

Dan dinyatakan memenuhi syarat Menyetujui,

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 131 124 609 Penguji

Ir. Bambang Sigit A, MSi NIP. 131 955 591

Pembimbing

R. Baskara Katri Anandito, S.T.P,MP NIP. 132 318 019


(3)

MOTTO

v Setiap rintangan merupakan peluang untuk memperbaiki keadaan.

v Bertindak dalam segala hal dengan motif termulia.

v Hal yang benar-benar diyakini pasti akan terjadi, dan keyakinan akan suatu hal menyebabkannya terja

v Jadikan semangat belajarmu menjadi semangat untuk meraih bahagia dunia dan akhirat

v Sebuah perjalanan hidup tak selalu lurus, ada kala kita senang dan tak luput pula kita mengalami susah


(4)

PERSEMBAHAN

Kepersembahkan untuk

F Kedua Orang tuaku,

Semoga karya ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan.

F Keluargaku yang telah memberi motivasi,,,,

F Seseorang yang selalu setia membantu aku terima kasih atas

dukungan dan perhatiannya, I love you,,

F Teman-temanku seperjuangan DIII Teknologi Hasil Pertanian

2006.

F Teman kosku yang selalu memberikan semangat,,

F Tak lupa juga temenku touring yang selalu memberikan aku

kebahagiaan,,


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji syukur penulis pamjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktek kerja magang ini.

Dalam pembuatan laporan ini, penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian laporan ini, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak sebagai berikut :

1. Bapak Ir. Bambang Sigit Amanto, M.Si, selaku Ketua Program DIII Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian.

2. Bapak R. Baskara Katri Anandito, S.T.P, MP selaku dosen pembimbing praktek kerja magang yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan selama penulisan laporan praktek kerja magang ini.

3. Bapak M.Subroto serta QC PT. Dua kelinci selaku pembimbing praktek kerja magang selama di PT. Dua kelinci.

4. Kedua Orang Tuaku yang senantiasa memberikan doa, dorongan dan semangat.

5. Teman – teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT, serta penulis sepenuhnya menyadari bahwa tanpa bantuan beliau-beliau maka laporan ini tidak akan mendapatkan hasil yang baik. Semoga laporan praktek kerja magang ini dapat menjadi manfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2009


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN MOTO ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... vi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Magang ... 2

C. Manfaat Magang ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4

BAB III TATA PELAKSANAAN ... 8

A. Tempat dan Waktu Pelaksaan Magang... 8

B. Waktu dan tempat Pelaksana Kagiatan ... 8

C. Metode Pelaksanaan... 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10

A. Keadaan Umum Perusahaan ... 10

1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan ... 10

2. Lokasi Perusahaan... 11

3. Falsafah Perusahaan ... 12

4. Tujuan Pendirian Perusahaan... 12

B. Manajemen Perusahaan ... 12

1. Struktur Organisasi PT Dua kelinci ... 12

2. Pelaksanaan Kerja ... 14

3. Ketenagakerjaan... 15

4. Kesejahteraan Karyawan... 15


(7)

C. Uraian Kegiatan ... 16

1. Penyediaan Bahan Baku dan Bahan Pembantu... 16

2. Penanganan Bahan Baku dan Bahan Pembantu... 16

3. Pengendalian dan Pengawasan Mutu Bahan Baku dan Bahan Pembantu ... 18

D. Proses Pengolahan... 19

1. Tahap-Tahap Proses yang diKerjakan ... 19

2. Pengendalian Proses... 25

E. Mesin dan Peralatan ... 26

1. Mesin dan peralatan Proses………26

2. Tata letak mesin dan peralatan………28

F. Spesifikasi Produk Akhir ... 29

1. Jenis Produk Akhir... 29

G. Pemasaran produk akhir... 30

1. Strategi ... 30

2. Distribusi... 31

3. Sistem Promosi………...31

H. Sanitasi dan Pengolahan Limbah Perusahaan ... 32

1...Sanit asi Bangunan, Peralatan, dan Tenaga Kerja... 32

2...Pena nganan Limbah... 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 36

A. Kesimpulan ... 36

B. Saran... 37

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Diagram alir kualitatif pembuatan kacang garing………19 Gambar 4.2. Diagram alir kuantitatif proses kacang garing……….20


(9)

ABSTRACT

Setiap perusahaan diharapkan menghasikkan produk yang berkualitas dan aman di konsumsi oleh masyarakat. Proses produksi sangat diperlukan setiap perusahaan dalam mengolah produknya, agar aman dan berkualitas. Kegiatan magang ini dilakukan untuk menambah wawasan mahasiswa dalam dunia industri pada umumnya dan mengetahui proses produksi kacang garing di PT. DUA KELINCI, serta apakah kacang garing yang diterima dan diproses di PT. DUA KELINCI sudah sesui dengan persyaratan yang telah ditentukan dan aman dikonsumsi.

Pengumpulan data dalam kegiatan magang ini dilaksanakan dengan metode observasi, wawancara, studi pustaka,pencatatan, analisis data dan keterlibatan langsung dalam melakukan proses produksi kacang garing di PT. DUA KELINCI – PATI.

Bahan baku yang di gunakan untuk memproduksi kacang garing di PT. DUA KELINCI adalah biji kacang segar. Biji kacang segar dari para petani pemasok dari berbagai daerah serta dari penghasil kacang.Kacang segar dari pemasok yang dapat di terima di PT. DUA KELINCI harus memenuhi standart mutu minimal yang telah ditetapkan oleh perusahan yatu 2:1 yang artinya setiap kacang segar yang masuk minimal harus terdiri dari dua kacang tua dan satu kacang mudah.

Proses pengolahan kacang garing dimulai dari perontokan dengan alat yang disebut molen, untuk merontokkan tanah yang menempel pada kacang. Pencucian I untuk membersihkan tanah yang melekat pada kacang denga menggunakan air. Pencucian II menggunakan mesin pencuci yang berupa baling – baling yang dilengkapi sikat pada dindingnya dengan menggunakan air. Pemasakan kacang dilakukan pada kawah pemasakan yang berupa bak terbuat dari stainless stell. Suhu yang di gunakan berkisar 100-1100c. Proses pemasakan kacang garing dilakukan secara kontinyu. Lama pemasakan kacang tanah sangat mempengaruhi mutu kacang garing yang di hasilkan. Lama pemasakan di batasi oleh standart mutu 4 5 menit, kacang yang masih basah dengan kadar air 45 % -57%.

Pengeringan untuk menurunkan kadar air dalam kacang,menginaktifkan enzim lebih lanjut dan mengawetkan kacang . Proses pengeringan dilakukan dua cara yaitu dengan bak pengring dan rotary dryer. Lama proses pengeringan 12 -14 jam dengan menggunakan kadar air 7 -8 % dan suhu 80 -950c dengan kapasitas kurang lebih 3 -4 ton per bak

Pengayakan bertujuan untuk membersihkan debu,sisa – sisa akar dan batang yang masih menempel pada kacang hasil pengeringan dengan menggunakan pengayak cleaner dan gravity separator. Penyortiran dimaksudkan untuk mengklasifikasikan kacang menjadi tiga kelas mutu yaitu mutu lokal, mutu medium, mutu eksport. Pengvenan dilakukan dalam roaster atau termopack dengan suhu antara 70 -800c selama 48 jam,dengan kadar air 2 -4 %. Sortir akhir digunakan untuk memastikan kebersihan kacang garing. Pengemasan di bagi menjadi dua lini untuk kacang mutu eksport, mtut medium dan mutu lokal.

Kacang garing yang dihasilkan setiap satu kali proses untuk kacang garing mutu ekspor adalah 14 -15 ton yang dikemas menjadi kurang lebih 2000 dos, sedangkan pada mutu medium adalah 32 -36 ton dan dikemas menjadi 1800 -2000 bal.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia, ada dua produk utama yang dihasilkan dari bahan baku kacang tanah yaitu kacang garing (polong yang sudah dipanggang atau digoreng), kacang goreng (biji yang digoreng), serta gula kacang (campuran gula merah dengan biji kacang tanah yang sudah digoreng), produk gula kacang di negara maju bukan dari campuran gula merah dan biji kacang tanah, tetapi campuran coklat dan biji kacang. Ciri khas produk kacang garing adalah rasanya gurih, kadar protein tinggi, dan tekstur biji renyah. Karakter nilai gizi kalori, protei, dan karbohidrat antara biji asli dengan biji yang disangan tidak banyak berbeda. Namun, kalau biji diproses menjadi tepung maka kadar kalorinya menurun, tetapi kadar kalsium dan fosfor meningkat hampir dua kali lipat.

Kacang tanah merupakan sumber lemak dan kalori. Kandungan gizi kacang tanah dan rasanya yang gurih menjadikan kacang tanah sebagai produk yang digemari masyarakat. Pengolahan kacang tanah sudah dikenal masyarakat Indonesia. Namun pengolahannya masih terbatas pada pengolahan tradisional yang hanya menggunakan alat-alat sederhana dan terbatas pada produk tertentu, seperti kacang rebus dan kacang goreng sehingga perlu dilakukan pengembangan produk atau diversifikasi produk.

Industri kacang garing merupakan salah satu industri pengolahan hasil pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Bahan baku yang berupa kacang tanah segar banyak tersedia di Indonesia. Demikian juga potensi pasar yang cukup besar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. PT DUA KELINCI merupakan salah satu perusahaan agroindustri yang memproduksi kacang garing. Perusahaan yang bermotto ”ahlinya kacang garing ” ini merupakan salah satu perusahaan kacang garing terbesar yang telah berhasil menembus pasar ekspor.


(11)

Seperti produk agroindustri lainnya, kacang garing ini memiliki ciri khas seperti: bersifat musiman seasonal, bahan baku yang kamba bulky, mudah rusak perishable dan variabilitas mutunya yang tinggi. Ciri khas ini sangat penting diperhatikan oleh perusahaan agroindustri yang ingin meningkatkan produktivitasnya.

Peningkatan produktivitas perusahaan harus dilihat dari semua aspek aktivitas perusahaan, misalnya manajemen, input teknologi, input bahan baku dan sebagainya. Disamping itu upaya untuk meningkatkan produktivitas perusahaan juga dibatasi oleh beberapa kendala, misalnya standar mutu produk, standar waktu proses dan komponen sistem produksi yang kurang mendukung. Peningkatan produktivitas ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan semua faktor produksi yang menunjang.

B. Tujuan Magang

Tujuan diadakannya mata kuliah magang di industri pertanian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mempelajari mengenai pengolahan kacang garing. 2. Mengetahui proses penanganan kacang.

3. Mengetahui mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi dan prinsip kerjanya dalam pengolahan kacang garing.

4. Mengetahui proses produksi kacang garing.

5. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dengan realisasinya dilapangan serta berkaitan dengan ilmu yang lain.


(12)

C. Manfaat magang

Manfaat dari pelaksanaan magang di PT . DUA KELINCI ini adalah : 1. Memperoleh gambaran tentang perusahaan dari segi proses produksi,

manajemen, pemasaran.

2. Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat digunakan sebagai bekal bagi mahasiswa setelah terjun dunia kerja. 3. Mengetahui bahan baku dan bahan pembantu untuk proses pengolahan


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Baku dan Bahan Pembantu

Kacang tanah dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan kacang tanah, misalnya kacang garing, kacang garing rasa bawang, kacang atom kualitas ekspor, kacang atom kualitas lokal, produk hot nut, produk tic-tac, produk kacang garing sangrai, produk lofet.

1. Kacang Tanah

Kacang tanah adalah hasil tanaman kacang tanah Arachis hypogaea

berupa polong gelondongan dan biji wose yang telah dikupas dan dibersihkan dari kulit polongnya (Anonima, 2009).

Bij kacang tanah mengandung zat-zat yang berguna dan berisikan senyawa-seyawa tertentu yang dapat dibutuhkan organ-organ tubuh manusia untuk kelangsungan hidup terutama kandungan protein, karbohidrat dan lemak. Kandungan protein sekitar 25-30 %, karbohidrat 12% dan minyak 40-50%. sebagai bahan makanan,biji kacang tanah dapat diolah sebagai kacang rebus, kacang goreng, kacang atom, kacang telur,dan lain sebagainya (Anonimb, 2009).

Syarat mutu biji kacang tanah yang telah ditetapkan oleh standart industri Indonesia adalah kadar air 8,0-9,0 %, kotoran 0,0-3,0 %, diameter biji 8,0-6,0 %, butir rusak 0,5-2,0 %, butir belah 4,0-10,0, butir warna lain 0,3-3,0 %, butir keriput 0,0-15,0 % ( Supriyono dan Subingah Gandaprayitna, 1987 )

Kacang tanah Arachis hypogaea L merupakan tanaman polong-polongan atau legum kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Republik Rakyat Cina dan India merupakan penghasil kacang tanah terbesar dunia.


(14)

Sebagai tanaman budidaya, kacang tanah terutama dipanen bijinya yang kaya protein dan lemak. Biji ini dapat dimakan mentah, direbus (di dalam polongnya), digoreng, atau disangrai. Di Amerika Serikat, biji kacang tanah diproses menjadi semacam selai dan merupakan industri pangan yang menguntungkan. Produksi minyak kacang tanah mencapai sekitar 10% pasaran minyak masak dunia pada tahun 2003 menurut FAO. Selain dipanen biji atau polongnya, kacang tanah juga dipanen hijauannya (daun dan batang) untuk makanan ternak atau merupakan pupuk hijau.

Kacang tanah budidaya dibagi menjadi dua tipe: tipe tegak dan tipe menjalar. Tipe menjalar lebih disukai karena memiliki potensi hasil lebih tinggi.

Tanaman ini adalah satu di antara dua jenis tanaman budidaya (yang lainnya adalah "kacang bogor", Voandziea subterranea) yang buahnya mengalami pemasakan di bawah permukaan tanah. Jika buah yang masih muda terkena cahaya, proses pemasakan biji terganggu.

Syarat mutu kacang tanah menurut SNI yaitu bebas dari hama penyakit, bau busuk, apek dan bau asing lainnya,serta bebas dari bahan kmia dan memiliki suhu yang normal (Anonimc, 2009).

Kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting. Kandungan gizi kacang tanah cukup tinggi,terutama lemak. Banyaknya lemak yang terkandung Lemak yang terkandung dalam kacang tanah membuat kacang tanah menjadi salah satu bahan baku pembuatan minyak.kandungan mineral kacang tanah pun cukup tingg, terutama kalsium, fosfor, dan zat besi. (Warisno, 2004).

Kacang adalah istilah non-botani yang biasa dipakai untuk menyebut biji sejumlah tumbuhan polong-polongan ( namun tidak semua). Dalam percakapan sehari-hari, kacang dipakai juga untuk menyebut buah (polong) atau bahkan tumbuhan yang menghasilkannya. Di Jakarta kata “Kacang” biasanya dimaksudkan untuk polong kacang tanah. Kata ini sebenarnya dipakai untuk menyebut biji kering yang berbentuk menyerupai ginjal dan dimakan setelah dikeringkan. Pengertian kacang tidak sama


(15)

dengan “nut” dalam bahasa inggris namun lebih dekat dengan pengertian “pulse” ditambah dengan kedelai, kacang tanah dan sejumlah sayuran legum (kacang panjang). Kacang biasanya mengandung protein dan atau lemak yang cukup tinggi, sehingga banyak yang dihargai sebagai bahan pangan yang penting. Biji legum kering yang besar dan mengandung banyak tepung biasanya tidak disebut “kacang” melainkan “kara atau koro”. Dalam konteks pangan, “kacang” dipakai pula untuk menyertai nama produk pangan olahan yang biasanya dibuat dari kacang tanah (Anonimd, 2009).

2. Bahan pembantu a. Garam

Garam ditambahkan dalam makanan untuk memberi rasa.memperkuat tekstur serta mengikat air.disamping itu, berfungsi juga sebagai bahan pengawet, mencegah tumbuhnya jamur, serta memantapkan warna produk olahan kacang tanah (Warisno, 2004).

Syarat mutu garam yang baik adalah bersih ( bebas dari bahan-bahan yang tidak dapat larut ), bebas dari zat kimia, halus dan tidak bergumpal-gumpal, cepat larut. Garam ditambahkan dalam makanan untuk memberi rasa, memperkuat tekstur serta mengikat air. Selain itu garam dapat menghambat aktifitas enzim protease dan amilase sehingga adonan tidak bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan (Astawan, 2005).

Fungsi garam dalam kadar normal adalah sangat penting sebagai ion-ion penjaga kestabilan pada sel tubuh dan dapat membantu menahan air. Pada kondisi garam berlebihan ( normal tubuh manusia mengkonsumsi tidak lebih dari 2400 mg per hari ) garam tersebut dapat tubuh menahan terlalu banyak air sehingga volume cairan darah akan meningkat tanpa disertai penambahan ruang pada pembuluh darah, yang akibatnya akan menambah tekanan darah dalam pembuluh darah (Anonime, 2009).


(16)

Tawas merupakan bahan pembantu yang fungsinya untuk menetralkan larutan dan kacang pada saat perebusan serta untuk membuat kulit kacang lebih putih dan cerah. Tawas yang digunakan pada PT DUA KELINCI diimpor dari Taiwan, serta berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan kotoran dalam air. Lama pengendapan berkisar 12 jam. Fungsi Tawas hanya untuk pengendapan, tidak berfungsi untuk membunuh kuman atau menaikkan pH dalam air dan untuk menghilangkan kekeruhan air, menjernihkan air dan menyaring kotoran pasir, bata, kerikil berguna untuk menyaring lumpur arang berguna untuk menghilangkan bau dan racun yang ada di air (Anonimf, 2009).

c. Air

Pada umumnya air yang digunakan dalam industri pangan harus memenuhi persyaratan mutu air yang digunakan untuk air minum. Air minum haruslah bebas dari bakteri dan senyawa-senyawa kimia yang berbahaya, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak keruh. Faktor yang berbahaya dalam air minum adalah kontaminasi oleh air limbah domestik.beberapa tahap dalam proses industri pangan mungkin memerlukan pengolahan air lebih lanjut untuk mencapai mutu yang lebih tinggi ( Jenie, 1988 ).

Air dalam proses pengolahan pangan berfungsi untuk mengontrol kepadatan adonan, melarutkan garam, untuk membasahi, dan mengembangkan pati. Air yang berhubungan dengan industri pengolahan pangan minimum harus memenuhi standar mutu air minum. Syarat mutu air secara fisik yaitu tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa ( Bukle, et al, 1985 ).

Kandungan air pada setiap jaringan berbeda-beda. Air mempunyai peranan yang penting dalam bahan pengangkut, media dispersi dan mengatur suhu tubuh (Anonimg, 2009).


(17)

BAB III

TATA PELAKSANAAN

A. Pelaksana Kegiatan Magang

Nama : Muh yulianto

NIM : H 3106019

Program Studi : Diploma III Teknlogi Hasil Pertanian

Fakultas

: Pertanian

B. Waktu dan Tempat Tata Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Magang Industri Pertanian dilaksanakan pada : Hari : Senin - Sabtu

Tanggal : 2 – 28 Februari 2009 Tempat : PT. DUA KELINCI- PATI

Jl. Raya Pati - Kudus Km 6,3 Pati - Indonesia

C. Metode Pelaksanaan

1. Kerja Praktek

Mahasiswa terlibat langsung dalam kegiatan produksi di perusahaan PT DUA KELINCI.

2. Observasi

Mahasiswa melakukan pengamatan langsung di lokasi Magang terutama yang berkaitan dengan proses produksi kacang garing.

3. Wawancara

Wawancara dilaksanakan untuk menggali informasi tentang perusahaan dan topik yang berkaitan dengan proses produksi kacang garing dengan menanyakan langsung kepada staf atau karyawan yang terkait.


(18)

4. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode yang digunakan guna mencari informasi pendukung yang diperlukan dari buku ( pustaka ) guna melengkapi data.

5. Pencatatan

Mahasiswa mencatat data sekunder dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan.

6. Analisis Data

Metode ini digunakan untuk memperoleh berbagai informasi data-data sekunder dari sumber-sumber yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.


(19)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan umum perusahaan

1. Sejarah Perkembangan Perusahaan

PT. DUA KELINCI berawal di tahun 1927, dimana berdiri sebuah industri rumah tangga kecil yang memproduksi kacang garing. Industri rumah tangga tersebut berangkat dengan visi yang sederhana, yaitu untuk memproduksi kacang garing yang berkualitas. PT. DUA KELINCI memproduksi kacang garing yang dikemas dan diberi label dengan merk dagang DUA KELINCI yang pada awalnya hanya diedarkan di Surabaya dan daerah sekitarnya. Secara bertahap, distribusi produk ini berkembang dan luas mencapai seluruh daerah Jawa Timur. Itulah awal dari sukses PT. DUA KELINCI yang sekarang telah mempunyai merk-merk dagang kacang garing yang kuat dan sangat dikenal di pasar Indonesia.

Pada tahun 1985, pabirk baru telah dibangun di atas tanah seluas 6 Hektar di Pati yang merupakan pusat dari kacang tanah di Jawa Tengah. Dibangun di bawah nama PT. DUA KELINCI, pabrik yang terletak di Pati Jawa Tengah ini mempunyai posisi yang sangat strategis untuk mendapatkan bahan baku kacang tanah yang segar dan berkualitas bagus secara terus menerus.

Seiring dengan itu, PT. DUA KELINCI juga secara terus menerus dan teratur melakukan inovasi-inovasi untuk menciptakan produk-produk baru untuk dipasarkan ke masyarakat. di tahun 2000, PT. DUA KELINCI telah meluncurkan produk-produk baru seperti Sanghai DK, Hot Nut,

Garlic Nut, HA Lofet, dan lain-lain. Dilengkapi dengan peralatan dan fasilitas pendukung modern yang mengikuti panduan teknologi terkini, pabrik baru dibangun untuk menambah daya produksi baik dalam segi kualitas dan kuantitas. Didukung pula oleh sumber daya manusia, teknologi modern, inovasi-inovasi, dan pengawasan mutu yang tepat, PT. DUA KELINCI berkomitmen untuk tetap menjadi salah satu perusahaan kacang


(20)

garing utama dalam yang selalu memproduksi produk-produk berkualitas tinggi seperti kacang garing, coated peanuts, dan lain-lain.

Untuk menghasilkan kacang tanah yang berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang professional dalam bidangnya masing – masing. Didalam produksi penelitian, pengembangan distribusi dan pemasaran adalah faktor yang tidak bisa diabaikan. Profesionalisme tersebut juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa faktor pendamping.

Faktor penunjang yang sangat penting adalah penggunaan mesin-mesin dengan teknologi tinggi, seperti mesin-mesin-mesin-mesin masak dan pencuci kontinyu. Mesin-mesin pengering dan pembersih kontinyu, mesin-mesin sirkulasi pemanggang dan pemanggang kontinyu, silo-silo penyimpan kacang tanah yang dilengkapi dengan pengatur suhu.

2. Lokasi Perusahaan

PT. DUA KELINCI terletak di seberang jalan raya Pati-Kudus yaitu sekitar 6,3 km dari pusat kota Pati ke arah barat dan sekitar 37 km dari kota Kudus ke arah timur. Lokasi pabrik ini berbatasan dengan :

Utara : Desa Gantungan, Kecamatan Margorejo Timur : Desa Soko, Kecamatan Margorejo Selatan : Desa Soko, Kecamatan Margorejo Barat : Desa Lumpur, Kecamatan Margorejo

Jika dilihat dari pemilihan lokasi pabrik ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu :

a. Dekat dengan daerah penghasil kacang tanah, baik di Jawa Tengah seperti Wonogiri, Jepara, Kudus, maupun di Jawa Timur seperti Tuban dan Pasuruan.

b. Cukup tersedianya tenaga kerja terutama tenaga kerja harian maupun kontrak.

c. Sangat dekat dengan jalan raya Pantai Utara Jawa ( Jalan Pantura ), sehingga akses bahan baku, bahan pembantu, dan distribusi produk mudah dilakukan.


(21)

d. Tersedianya sumber air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pabrik, baik untuk proses produksi maupun kebutuhan lainnya.

3. Falsafah Perusahaan

a. Visi

“Menghasilkan produk-produk kacang dengan kualitas terbaik di dunia” b. Motto

“We are not the biggest but we are the best”

c. Budidaya

Kejujuran dan profesionalisme merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalam produksi, penelitian dan pengembangan, serta distribusi dan pemasaran. Untuk menghasilkan produk kacang yang berkualitas maka dibutuhkan sumber daya manusia yang jujur dan profesional dibidangnya masing-masing

4. Tujuan pendirian perusahaan

Tujuan didirikan pabrik PT.DUA KELINCI adalah : a. Mendapatkan keuntungan yang maksimal.

b. Membuka lapangan pekerjaan.

c. Memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bentuk makanan ringan.

B. Manajemen perusahaan

1. Struktur organisasi perusahaan

Pada dasarnya prinsip utama organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Bentuk dan sistem organisasi sangat menentukan berhasil atau tidaknya dalam menjalankan suatu perusahaan.

Struktur organisasi pada PT. DUA KELINCI menerapkan bentuk organisasi lini dan staf. Garis kekuasaan pada organisasi lini adalah lurus ke bawah dan setiap bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasannya. Wewenang pada organisasi lini biasanya berwujud wewenang dari atasan ke bawahan secara langsung. Posisi staf berfungsi untuk membantu pelaksanaan tugas perusahaan. Direktur utama perusahaan


(22)

sebagai motor penggerak yang bertugas memberi motivasi dan saran. Direktur utama membawahi direktur, kemudian direktur membawahi manajer pemasaran, manajer finansial, manajer representatif, dan manajer pabrik (Factory Manager / FM). Posisi staf memiliki hak untuk menyarankan, merekomendasi atau konsultasi kepada personal lini. Akan tetapi, para staf tidak memiliki wewenang memerintah personal lini. Penerapan bentuk ini dimaksudkan untuk memudahkan koordinasi kerja. Selain itu, supaya kebijaksanaan strategis perusahaan dapat diturunkan dengan lancar ke seluruh bagian.


(23)

2. Pelaksanaan Kerja

Tenaga kerja di PT. DUA KELINCI bejumlah 6526 orang. Berdasarkan cara penggajiannya, tenaga kerja di PT. DUA KELINCI ini dibagi menjadi 3 macam, yaitu pekerja bulanan, harian tetap, dan kontrak. Distribusi rincian jumlah tenaga kerja untuk 3 macam pekerja tersebut yaitu pekerja bulanan sebanyak 184 orang, pekerja harian tetap sebanyak 1.558 orang, dan pekerja kontrak sebanyak 4.784 orang.

Dalam pelaksanaan harian, pekerja PT. DUA KELINCI dibagi menjadi 2 macam jam kerja yaitu shift dan non shift.

PEKERJA JAM KERJA

Non shift 07.00 – 15.45 Shift 1 06.30 – 15.00 Shift 2 14.30 – 23.00 Shift 3 22.30 – 07.00 Data : Personalia PT. Dua Kelinci

3. Ketenagakerjaan

Tenaga kerja merupakan aset perusahaan yang sangat berharga, karena tenaga kerja merupakan bagian dari perusahaan yang menentukan kesuksesan dan kelangsungan hidup perusahaan. Tanpa adanya tenaga kerja yang baik dan kompeten, maka perusahaan tidak akan dapat berjalan dengan baik. Sebagai perusahaan agroindustri, PT DUA KELINCI juga mempunyai ciri khas termasuk dalam tenaga kerja yang dimilikinya. Jumlah tenaga kerja berfluktuasi sesuai dengan jumlah produksi yang bersifat musiman. Kebutuhan tenaga kerja meningkat pada waktu musim panen, khususnya pada bagian pemasakan, pengeringan dan sortir. Berdasarkan tingkat pendidikannya, tenaga kerja yang ada di PT DUA KELINCI sebagian besar terdiri dari tamatan SD, SMP dan SMA, yang ditempatkan pada bagian sortir, pengemasan, pencucian, pemasakan dan pengeringan.

Dalam PT DUA KELINCI di kenal empat status tenaga kerja,yaitu karyawan bulanan, harian, bantuan dan borongan. Karyawan bulanan


(24)

adalah karyawan yang sifatnya mengikat,mempunyai pekerjaan tetap dan menerima upah berdasarkan upah bulanan. Karyawan bulanan ini meliputi karyawan managerial, staf, kepala bagian, supervisor dan satpam. Karyawan harian adalah karyawan yang sifatnya tidak mengikat dan menerima upah berdasarkan upah harian. Karyawan harian ini meliputi buruh-buruh pabrik disub-bagian pemasakan, pengeringan, sortir, pengovenan, pengemasan, teknisi dan umum.

Karyawan bantuan adalah karyawan yang sifatnya temporer ( bekerja antara 1 – 3 bulan ), menerima upah berdasarkan produktivitas kerja/harian dan biasanya diperbantukan pada musim-musim panen kacang tanah yaitu saat stok bahan baku kacang tanah melimpah sehingga perusahaan merasa perlu untuk menambah jumlah tenaga kerja di tiap - tiap bagian produksi. Sedangkan karyawan borongan adalah karyawan sementara yang ditempatkan pada bagian sortir dan pengemasan, maupun bagian lain yang menerima upah berdasarkan produtivitasnya atau harian dengan jumlah tenaganya tergantung kebutuhan.

4. Kesejahteraan karyawan

Di PT DUA KELINCI memberikan berbagai fasilitas dan jaminan antara lain :

a. Untuk karyawan bulanan ada jamsostek untuk jaminan hari tua. b. Untuk karyawan harian tetap ada jamsostek untuk jaminan hari tua. c. Untuk karyawan kontrak ada jamsostek ( non hari tua ) kecelakaan

kerja.

d. Selain itu ada juga pelayanan poliklinik setempat untuk semua karyawan.

5. Fasilitas

PT. DUA KELINCI memberikan beberapa fasilitas kepada karyawan untuk menunjang kenyamanan pekerja, antara lain :

a. Kamar mandi, ruang ganti, dan loker; untuk menyimpan barang bawaan pekerja serta perlengkapan kerja seperti penutup kepala, masker, sarung tangan, dan sepatu boot.


(25)

b. Musholla : sebagai sarana ibadah bagi umat Islam. c. Kantin / tempat makan

d. Koperasi e. Ruang training f. Poliklinik

g. Mesh untuk karyawan tetap yang tempat tinggalnya jauh dari pabrik

C. Uraian kegiatan

1. Penyedian bahan baku dan bahan pembantu

Penyediaan bahan baku untuk memproduksi kacang garing di PT. DUA KELINCI berupa biji segar. Biji kacang segar itu diperoleh dari para petani dan pemasok dari Tuban, Gresik, Ngawi, Blitar, Jogo rogo, Lamongan, Progo, Jati rogo, Trenggalek, Bojonegoro, Mawas pati, Jombang, Jember, Pasuruan, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Blora, Palembang, Cilacap, Jogja, Jawa Barat, Bali, Pati dan penghasil kacang tanah. Para petani dan pemasok kacang segar ini telah dibekali dengan penyuluhan dan pendidikan singkat mengenai cara penanaman dan pemanenan kacang segar yang baik sehingga dapat diperoleh kacang segar dengan kualitas terbaik.

Kacang segar dari pemasok yang dapat diterima di PT DUA KELINCI harus memenuhi standart mutu minimal yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu 2:1, artinya setiap kacang segar yang masuk minimal harus terdiri dari dua kacang tua dan satu kacang muda. Harga kacang segar ini ditetapkan oleh perusahaan yang tergantung dari kualitas kacangnya.

2. Penanganan bahan baku dan bahan pembantu

Penanganan bahan baku dan bahan pembantu bertujuan untuk mendapatkan bahan baku dan bahan pembantu yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pabrik. Penanganan bahan baku dan bahan pembantu yang dilakukan dilakukan di PT DUA KELINCI adalah :


(26)

a. Sortir

Sortir bahan dilakukan sebelum bahan ditimbang dan diproses. Sortir dilakukan untuk memilih bahan baku atau bahan pembantu yang sesuai dengan spesifikasi yang telah tetapkan oleh pabrik. Apabila ada bahan baku dan bahan pembantu yang sudah rusak dan tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka tidak akan digunakan untuk proses produksi.

b. Penggudangan

Menurut Soekaro (1990), penggudangn terpengaruh besar terhadap mutu produk. Penggudangan terutama untuk penyimpanan jangka panjang. Perubahan mutu berlangsung terus menerus.

Pada PT. DUA KELINCI sistem penyimpanan atau penggudangan dibagi menjadi dua yaitu gudang penyimpanan barang setengah jadi atau disebut Cool Room, suhu yang digunakan antara 10 – 15 0C, sedangkan gudang penyimpanan barang jadi menggunakan suhu 30 – 40 0C.

Penyusunan barang setengah jadi ditumpuk atau disusun rapi yang dikemas menggunakan karung, sedangkan pada produk jadi hanya dikemas menggunakan plastik dan kardus yang selanjutnya langsung dipasarkan sehingga tidak terjadi penyimpanan lama.

c. Penimbangan

Di PT. DUA KELINCI sebelum bahan baku dan bahan pembantu dikirim ke bagian produksi ditimbang terlebih dahulu. Bahan - bahan ditimbang sesuai resep yang telah ditetapkan. Masing - masing bahan yang telah ditimbang dimasukkan plastik dan dipisahkan sesuai dengan resep yang telah ditetapkan. Kemudian bahan - bahan yang telah ditimbang dikirim ke bagian produksi untuk proses yang lebih lanjut.


(27)

3. Pengendalian dan pengawasan mutu bahan baku dan bahan pembantu.

Syarat standar mutu bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan kacang garing meliputi kacang tidak terlalu muda, kulitnya tidak kotor dan tidak basah, garam yang digunakan adalah garam dapur, airnya harus bersih, serta tawas yang digunakan harus baik.

Bahan baku merupakan faktor yang menentukan dalam proses pembuatan bahan makanan. Jika bahan dasar yang digunakan mutunya baik maka diharapkan produk yang dihasilkan juga berkualitas baik. Pengendalian mutu dilakukan untuk menjaga agar bahan- bahan yang akan digunakan dapat sesuai dengan syarat mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga dihasilkan produk yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pengendalilan mutu bahan baku dan bahan pembantu yang dilakukan di PT. DUA KELINCI adalah sortir, penyimpanan dan pengangkutan.

Kualitas produk merupakan kunci agar produk laku di pasaran. Oleh karena itu, PT. DUA KELINCI menerapkan sistem pengawasan mutu dengan ketat sehingga mampu untuk memperoleh sertifikasi HACCP. Pengawasan mutu dilakukan di setiap unit produksi mulai dari bagian persiapan bahan, pencampuran bahan, pengeringan, sortir, pengovenan, dan proses pengemasan.

Semua bahan baku yang diterima oleh pabrik terlebih dahulu mengalami pemeriksaan atau inspeksi kelayakan produksi di Bagian Penerimaan. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode sampel yang dilakukan oleh bagian Quality Control.

Bagian Quality Control secara ketat mengadakan inspeksi pada tiap tahapan proses produksi sehingga dapat meminimalisir adanya kesalahan dalam proses produksi. Selain itu dilakukan proses pengayakan dan sortir untuk menyeragamkan ukuran produk dan menghilangkan produk yang rusak. Selain itu juga dilakukan uji organoleptik terhadap produk yang sudah siap kemas.


(28)

D. Proses pengolahan

1. Tahap-tahap proses yang dikerjakan

Ø Proses pengolahan kacang garing

Diagram Alir Kualitatif Pembuatan Kacang Garing

Tanah Lumpur Lumpur

Limbah (garam+tawas)

Kadar air

Debu

Pencucian I

pengeringan Pemasakan

pengayakan Penyimpanan

sementara penyortiran

Mutu lokal Mutu medium Mutu eksport

pengovenan Sortir akhir Pengemasan Kacang Segar

Ai r

Perontokan

Ai r

Pencucian II

Air+garam + Tawas

Kacang garing dalam kemasan


(29)

Diagram alir kuantitatif proses kacang garing

Tanah

Lumpur

Lumpur

Limbah (garam+tawas)

Kacang Basah 364.000 kg KA 50%

Uap air (166.174 kg)

Kacang 197.826 kg

Debu

Uap air (8.242,67kg)

Kacang garing 189.583,33kg Pencucian I

Pengeringan Sampai KA 8 %

T 80-950C, 12-14 jam

Perebusan

T 100-110o, 4-5menit

pengayakan

Penyimpanan sementara

penyortiran

Mutu lokal Mutu medium Mutu eksport

Pengovenan Sampai KA 4 %

T 70-800C, 45 jam

Sortir akhir Pengemasan

Ai r

Perontokan

Ai r

Pencucian II

Air+gara m + Tawas

Kacang segar 200.000 kg

Kacang garing dalam kemasan


(30)

a. Perontokan

Pada proses perontokan ini bertujuan untuk membersihkan atau merontokkan tanah – tanah yang biasanya masih menempel pada kacang yang diperoleh dari petani mengguanakan alat yang disebut molen.

b. Pencucian I

Setelah perontokan, kacang tanah yang diperoleh dari petani dan pemasok pada umumnya terdiri dari cmpuran kacang tua, kacang muda, akar, dan tanah. Sebelum kacang tanah masuk ke proses pemasakan, kotoran yang melekat / bercampur dengan kacang perlu dibersihkan. Untuk membersihkan kotoran yang melekat dalam kacang tanah dilakukan proses pencucian dan pembilasan. Pencucian dilakukan untuk membersihkan tanah yang melekat pada kacang tanah.

c. Pencucian II

Pencucian kedua dilakukan dengan menggunakan mesin pencuci yang berupa baling-baling yang dilengkapi sikat pada dinding –dindingnya yang berputar dengan kecepatan tertentu dalam suatu kolam yang berisi air dan kacang tanah. Lama pencucian dengan mesin ini rata-rata 10-11 menit. Setelah selesai dicuci dengan mesin pencuci ini, kemudian dilakukan pembilasan untuk lebih memastikan kebersihan kacang tanah yang akan masuk ke proses pemasakan. Air yang digunakan untuk pencucian dihemat dengan pengaturan aliran air dari bak pembilasan pertama, bak pembilasan kedua, bak pencucian, kemudian ke bak perendaman.

d. Pemasakan

Kacang tanah yang telah bersih kemudian masuk ke proses pemasakan. Pemasakan kacang ini dilakukan pada kawah pemasak yang berupa bak terbuat dari stainless stell. Energi pemanas yang


(31)

digunakan untuk pemasakan berupa steam yang dihasilkan dari boiler dengan suhu berkisar antara 100 – 110 0 C.

Pada proses pemasakan kacang garing dilakukan secara kontinyu, yang menggunakan bahan baku kacang tanah setiap satu kali proses 200 – 250 ton dengan penambahan garam sebanyak 5000 kg dan tawas yang ditambahkan setiap satu jam sekali sebanyak 1,3 kg, sedangkan air yang digunakan sebanyak 18.000 liter, tetapi jika air itu habis, air akan ditambah lagi dan jika air sudah mengeruh maka akn diganti dengan air yang bersih.

Proses pemasakan ini juga dikenal dengan nama blansir. Blansir dilakukan untuk meninaktifasi enzim peroksidase dan katalase dalam kacang sehingga akan menambah umur simpan kacang. Penambahan garam dapur dimaksudkan untuk membentuk flavor mata yang diinginkan dan berperan untuk mengawetkan kacang. Garam masuk ke dalam keping biji kacang melalui proses osmosis, sedangkan penambahan tawas dimaksudkan untuk mempertahankan kecerahan kulit kacang. Kadar garam kacang hasil pemasakan berkisar antara 9 – 11 %.

Lama pemasakan kacang tanah sangat mempengaruhi mutu kacang garing yang dihasilkan. Untuk itu lama pemasakan kacang dibatasi oleh standar mutu yang telah ditetapkan perusahaan, yaitu antara 4 - 5 menit. Setelah proses pemasakan, kemudian kacang yang masih basah dengan kadar air mencapai 45 % - 57 % dibawa proses pengeringan dengan menggunakan belt conveyor.

e. Pengeringan

Proses pengeringan dimaksudkan untuk menurunkan kadar air dalam kacang, menginaktifkan enzim lebih lanjut dan mengawetkan kacang. Umur simpan kacang yang lama sangat diperlukan untuk mengantisipasi jika kekurangan stok bahan baku yang biasanya terjadi pada musim kemarau. Proses pengeringan ini dapat dilakukan dalam dua cara yaitu dengan bak pengering dan


(32)

dengan rotary dryer. Perbedaan kedua jenis pengeringan tersebut terdapat pada kemampuan pengering dalam menurunkan kadar air kacang, proses pengeringannya dan sumber tenaga yang digunakan. Lama proses pengeringan 12-14 jam dengan menggunakan kadar air 7-8% dan suhu mencapai 80-950C dengan kapasitas kurang lebih 3-4 ton per bak.

f. Pengayakan

Proses pengayakan bertujuan untuk membersihkan debu, sisa – sisa akar dan batang yang masih menempel pada kacang hasil pengeringan dengan menggunakan pengayak cleaner dan gravity separator. Pada proses ini dihasilkan kotoran atau debu yang telah terpisah dari kacang kering. Dengan gravity separator juga dapat dipisahkan antara kacang muda dan kacang tua. Berdasarkan berat jenisnya, tetapi hasil pemisahan ini belum memenuhi spesifikasi mutu yang diinginkan. Hasil dari proses pengayakan ini kemudian disimpan sementara didalam silo untuk menunggu proses selanjutnya, yaitu penyortiran dan pengovenan.

g. Penyortiran

Proses penyortiran dimaksudkan untuk mengklasifikasikan kacang menjadi tiga kelas mutu, yaitu mutu lokal, mutu medium, mutu eksport. Penggolongan kelas mutu ini berlaku internal, dalam arti kelas mutu eksport dapat berarti kacang khusus untuk dieksport atau untuk dikonsumsi dalam negeri tetapi bermutu tinggi dengan pasar-pasar yang berbeda dari kacang mutu lokal. Sortasi dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia dengan spesifikasi yang telah dilakukan dan menggunakan mesin yang disebut belt conveyor. Parameter sortasi yang digunakan secara umum adalah sifat fisik kacang seperti ketuaan, bentuk, ukuran, kebersihan kulit, jumlah biji dan lubang atau cacat.


(33)

h. Pengovenan

Proses pengovenan ini bertujuan untuk membentuk flavor kacang serta rasa kacang yang renyah dan gurih. Pada tahapan proses inilah yang paling menentukan rasa dan flavour kacang. Rasa kacang matang dihasilkan oleh serangkaian reaksi kimia yang dialami zat biologis kacang selama pengovenan, yaitu reaksi pencoklatan non enzimatis ( reaksi maillard ) dan pembentukan senyawa pirasin. Reaksi maillard adalah reaksi antara karbohidrat, khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer ( Winarno, 1995 ).

Pengovenan kacang dilakukan dalam roaster atau termopack denga suhu antara 70 – 80 0 C selama 48 jam. Kacang yang masuk mutu eksport dioven pada roaster, sedangkan untuk mutu lokal dioven di termopack. Kacan hasil pengovenan mempunyai kadar air hingga 2 – 4 %.

i. Sortir Akhir

Sortir akhir bertujuan untuk memastikan kebersihan kacang garing, sehingga sudah tidak ada benda – benda asing seperti kerikil atau kotoran – kotoran yang mungkin terbawa pada proses sebelumnya.

j. Pengemasan

Proses pengemasan dibagi menjadi dua lini, yaitu lini untuk kacang mutu eksport dan lini untuk kacang mutu lokal. Kacang garing mutu eksport dikemas dalam ruangan tertutup dengan mesin pengemas yang khusus, sedangkan kacang garing mutu lokal dikemas dalam ruangan yang relatif terbuka dengan mesin pengemas yang lain.


(34)

2. Pengendalian proses

Mesin dan peralatan produksi yang digunakan pada pabrik PT DUA KELINCI diantaranya, kawah pemasakan, bak pengering rotary dreyer, gravity separator, recyrculating roaster, termopack, mesin pengemas, gudang. Berikut ini diuraikan secara singkat:

a. Pemasakan

Kawah pemasakan ini terbuat dari stainlees steel, dengan sumber energi panas dari uap air (steam) dari boiler. Suhu pemasakan dalam kawah mencapai 1000C- 1100C, dan menggunakan kadar garam 25-26%, akan tetapi terganntung pada permintaan konsumen. Pada pemberian tawas dilakukan pada setengah jam sekali diisi kira-kira setengah gayung. Lama pemasakan dalam kawah ini antara 4-5 menit.

b. Pengeringan

Pengeringan menggunakan mesin rotary dryer yang mempunyai fasilitas dengan pengatur sirkulasi udara secara otomatis sehingga pengeringannya dapat berlangsung lebih cepat, lebih merata dan dapat menurunkan kadar air lebih banyak. Mesin ini terbuat dari stainlees steel dan bangunan tembok beton yang berbentuk kotak dengan bagian atas terbuka. Pada bagian alas terdapat lembaran logam dengan pori-pori kecil untuk mengalirkan udara panas yang duhembuskan dari heater dengan bantuan blower. Pada bak ini dilengkapi dengan thermometer untuk mengontrol suhu dalam bak, pada proses pengeringan. Lama proses pengeringan 12-14 jam dengan menggunakan kadar air 7-8% dan suhu mencapai 80-950C dengan kapasitas kurang lebih 3-4 ton per bak.

c. Oven

Oven terdiri dari recirculating roaster, oven jumbo dan termopack. Recirculating roaster digunakan untuk membentuk senyawa pirasin pada kacang sehingga terasa renyah.pengovenan dilakukan pada suhu berkisar 800 C selama 48 jam sehingga kacang garing yang dihasilkan akan mempunyai kadar air 2-4 %. Pada mesin ini terdapat peralatan


(35)

yang dapat mensirkulasikan udara secara otomatis sehingga dapat dihasilkan kacang garing dengan kualitas yang lebih seragam. Mesin ini lebih banyak digunakan untuk pengeringan kacang kualitas ekspor.

Oven jumbo dan termopack juga digunakan untuk pengovenan dengan prinsip kerja yang sama dengan mesin recirculating roaster, tetapi mesin ini tidak mempunyai fasilitas untuk mensirkulasikan udara secara otomatis sehingga pengeringan kurang merata. Mesin ini khusus untuk pengovenan kacang lokal.

d. Mesin pengemas

Ada 2 tipe mesin pengemas yaitu mesin pengemas untuk kacang mutu eksport dan mesin pengemas untuk mutu lokal. Mesin pengemas untuk kacang eksport dilengkapi dengan timbangan yang terprogram oleh komputer dan dipisahkan dari lingkungan sekitar oleh ruangan kaca, sedangkan mesin pengemas kacang untuk kacang mutu lokal tidak dilengkapi.

E. Mesin dan peralatan

Ø Mesin dan Peralatan Proses

Mesin dan peralatan berfungsi untuk mendukung kelangsungan jalannya proses produksi sesuai dengan proses yang diinginkan. Pada umumnya. Manajemen perusahaan akan mempertimbangkan jenis mesin dan peralatan yang akan dipergunakan didalam suatu pabrik supaya pelaksanaan proses produksi didalam perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam menentukan jenis mesin peralatan akan berakibat pada turunnya produktivitas kerja dari perusahaan yang bersangkutan.

Berikut ini adalah mesin- mesin yang digunakan pada PT dua kelinci:

1. Mesin perontok

Bahan : Besi baja Jumlah alat : 3 buah


(36)

Panjang : 6,2 m

Lebar : 120 cm

Lubang : 8,7 ml

2. Mesin pencucian 1

Bahan : Besi baja Jumlah alat : 3 buah

Buatan : PT. Dua Kelinci Panjang : 6,2 m

Lebar : 120 cm

Lubang : 8,7 ml

3. Mesin pencucian 2

Bahan : Besi baja dan stainless stell Jumlah alat : 2 buah

Buatan : PT. Dua Kelinci

4. Cooking

Bahan : Stainless stell Jumlah alat : 2 buah

Buatan : PT. Dua Kelinci Panjang : 16 m

Lebar : 110 cm

5. Drying 1

Bahan : Stainless stell Jumlah alat : 24 bak

Buatan : Malaysia Kapasitas : 3 - 4 ton/bak

6. Drying 2

Bahan : Stainless stell Jumlah alat : 24 bak

Buatan : PT. Dua Kelinci Kapasitas : 6, 5 ton/bak


(37)

7. Oven Jumbo

Bahan : Tembok dan Besi Jumlah alat : 1 bak

Buatan : PT. Dua Kelinci Kapasitas : 50 ton

8. Oven Roaster

Bahan : Stainless stell Jumlah alat : 16 bak

Buatan : PT. Dua Kelinci Kapasitas : 5 – 6 ton/bak

9. Oven Termopack

Bahan : Tembok dan Besi Jumlah alat : 10 bak

Buatan : PT. Dua Kelinci Kapasitas : 11 - 12 ton Ø Tata Letak Mesin dan Peralatan

Tata letak merupakan suatu pengaturan semua fasilitas pabrik yang bertujuan agar penggunaan ruangan rasional dan ekonomis. Mesin dan peralatan produksi yang akan digunakan untuk pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan mempunyai peranan yang sangat besar didalam penyusunan letak fasilitas produksi. Tata letak dalam suatu pabrik dikatakan baik jika pengaturan mesin atau peralatan sesuai dengan urutan proses, letak mesin atau alat, memudahkan pengawasan, tersedia untuk ruangan reparasi. Memungkinkan karyawan bekerja dengan aman. Apabila peralatan dan mesin kurang tepat, maka akan mempengaruhi biaya operasi, pembersihan lingkungan produksi, keamanan dan kenyamanan kerja karyawan. Gambar tata letak mesin dan peralatan PT. Dua Kelinci terlampir.


(38)

F. Spesifikasi Produk Akhir 1. Jenis produk akhir.

PT. Dua Kelinci ini menghasilkan beberapa produk, baik yang berbentuk makanan ringan (snack) maupun yang berbentuk minuman serbuk. Produk – produk tersebut dipasarkan dalam beberapa merk yang berbeda. Produk – produk tersebut antara lain :

a. Kacang garing

Produk yang dihasilkan setiap satu kali proses untuk kacang garing mutu eksport adalah 14 – 15 ton yang dikemas menjadi kurang lebih 2000 dos, sedangkan pada mutu medium adalah 32 – 36 ton dan dikemas menjadi 1800 – 2000 bal.

No SNI yang digunakan pada produk kacang garing di PT. Dua Kelinci yaitu SNI 1 -4301-1996, dengan abstraksi persyaratan mutu meliputi tidak ada benda asing pada kacang, kacang tidak keriput dan tidak rusak, serta rendemen, kadar air biji, kadar NaCl biji sesuai dengan persyaratan SNI 01-2991-19.

Syarat mutu kacang tanah menurut SNI yaitu bebas dari hama penyakit, bau busuk, apek dan bau asing lainnya,serta bebas dari bahan kmia dan memiliki suhu yang normal (Anonim, 2009).


(39)

G. Pemasaran Produk Akhir 1. Strategi

Perkembangan masyarakat pada era globalisasi saat ini menuntut perusahaan harus mampu memenuhi keinginan dari konsumen. Loyalitas konsumen terhadap suatu produk tidak lepas dari mutu produk yang menyertainya. Semakin baik mutu produk yang terdapat pada suatu produk maka semakin banyak pula konsumen yang loyal terhadap produk yang diproduksi. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi untuk meningkatkan jumlah konsumen yang loyal terhadap suatu produk yang dihasilkan, yaitu: a. Availability (ketersediaan)

Merupakan suatu strategi perusahaan untuk menempatkan produknya agar dapat diperoleh dimana saja dan kapan saja.

b. Acceptability (dapat diterima)

Merupakan suatu strategi perusahaan agar produk yang dihasilkan merupakan pilihan pertama untuk dikonsumsi. Untuk itu perlu media untuk mengenalkan produk kepada konsumen, sebagai contoh lewat iklan dan media elektronik.

c. Affordability (harga terjangkau)

Merupakan strategi untuk menghasilkan produk dengan harga yang terjangkau oleh konsumen.

2. Distribusi

Distribusi produk yang dilakukan oleh PT. DUA KELINCI tidak dilakukan sendiri melainkan dengan menggunakan sistem multidistributor

dimana masing-masing distributor merupakan perusahaan distribusi yang terpisah dari PT. DUA KELINCI. Masing-masing distributor akan mendistribusikan produk ke wholesales yang kemudian dilanjutkan oleh retailer hingga sampai konsumen. Sistem ini dipilih karena lebih mudah dan lebih murah dalam pelaksanaannya. Lebih mudah karena perusahaan hanya perlu menyalurkan produknya ke para distributor yang telah dipilih.

Selain lewat distributor PT. DUA KELINCI memiliki kios yang terletak di depan pabrik. Kios tersebut mempunyai positioning bila


(40)

dibandingkan dengan tempat penjualan yang lain dengan nama OLEH-OLEH KHAS PATI yang menjadi nama yang mudah diingat dan menjadi pilihan pengunjung saat berpergian ke kota Pati. Kios ini menjual seluruh produk PT. DUA KELINCI, terutama produk yang dipasarkan dalam pasar lokal.

3. Sistem Promosi

Salah satu usaha dari PT. DUA KELINCI untuk mempertahankan produknya selalu eksis dipasaran adalah dengan sistem promosi. Untuk sistem promosi PT. DUA KELINCI menerapkan beberapa kebijakan, antara lain:

a. Iklan di media elektronik, dalam hal ini khususnya dilakukan di televisi dengan tujuan memperkenalkan dan menarik konsumen terhadap produk yang dipasarkan.

b. Billboard, yaitu dengan memasang gambar-gambar produk yang dipasang di billboard-bilboard untuk lebih mendekatkan produk kepada konsumen.

c. Iklan di media cetak

Promosi penjualan (trade promo) melalui pemberian hadiah langsung yang disertakan pada produk. Hadiah langsung ini berupa piring semi melamin yang disertakan pada produk. Selain itu hadiah langsung yang lain adalah berupa uang yang tertera pada kemasan produk food drink untuk bisa ditukarkan di toko-toko tempat penjualan produk tersebut. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya beli konsumen terhadap produk.

H. Sanitasi dan Pengolahan Limbah

Pengertian sanitasi dalam industri pangan mencakup kebiasaan sikap hidup dan aseptik dan bersih terhadap benda termasuk manusia yang akan kontak langsung dan tidak langsung dengan produk pangan. Penggunaan sarung tangan atau masker penutup mulut pekerja industri pangan adalah


(41)

bentuk–bentuk tindakan aseptik untuk mencegah pencemaran mikroba (Soekarto, 1990).

1. Sanitasi bangunan, peralatan dan tenaga kerja.

a. Sanitasi bangunan

Menurut Soekarto (1990), rancangan kontruksi bangunan memegang peranan penting dalam sanitasi terutama untuk menciptakan dan memudahkan tindakan sanitasi. Tiap pelosok ruangan harus mudah dibersihkan, bagian – bagian bangunan yang berkaitan dengan sanitasi adalah :

1. Lantai

Lantai di PT. DUA KELINCI terbuat dari semen dan mudah dibersihkan. Pembersihan lantai dilakukan dengan cara penyapuan setiap hari sebelum dan sesudah proses produksi dilaksanakan. Jenis kotoran yang paling banyak adalah debu dan air.

2. Dinding

Dinding di PT. DUA KELINCI terbuat dari semen. Adanya lapisan cat maka dinding akan lebih tahan terhadap air, mempunyai permukaan halus, tidak mudah ditumbuhi lumut, permukaan dinding rata dan tertutup rapat sehingga mudah dibersihkan.

3. Ventilasi

Di PT. DUA KELINCI dilengkapi dengan ventilasi yang cukup baik, yaitu lubang angin dibagian atas bangunan pabrik sehingga sirkulasi udara menjamin peredaran udara dan dapat meminimalisasi kondensasi uap air serta debu sehingga memberikan kondisi udara yang tidak lembab dan cukup bersih.

4. Penerangan

Penerangan di ruangan PT. DUA KELINCI cukup terang karena ruangan luas dan terdapat ventilasi pada beberapa tempat proses produksi. Pemasangan lampu di ruang produksi dan jendela sehingga cahaya dapat masuk dan menerangi seluruh ruangan sehingga dapat memperlancar proses produksi.


(42)

b. Sanitasi peralatan

Menurur Soekarto (1990), tata letak peralatan disamping harus memenuhi urutan proses juga perlu memenuhi persyaratan sanitasi yaitu mudah dibersihkan, mudah bongkar pasang, dan mudah operasinya. Pembersihan mesin dilaksanakan dengan jadwal :

Ø Setiap pergantian produksi. Ø Setiap pergantian batch proses.

Ø Kondisi khusus dimana dilakukan pembersihan.

Pembersihan dilaksanakan secara kering menggunakan air dingin, menggunakan air panas dan menggunakan bahan kimia. Pembersihan sanitasi sesuai dengan kondisi mesin, antara lain :

Ø Penyapuan menggunakan kain lap atau disapu. Ø Penggunaan vacum pump atau penyedot debu. Ø Penggunaan air kompresor atau kompresor angin.

Ø Pembersihan dengan air atau air panas dilakukan untuk bejana yang digunakan pada proses terputus. Peralatan yang boleh dibersihkan dengan air harus terbuat dari bahan baja anti karat (stainless stell), detergen dapat digunakan sebagi pembersih bejana namun harus dibilas.

Ø Kegiatan peralatan mesin dilakukan oleh bagian perawatan. Ø Kegiatan pembersihan mesin dilakukan oleh bagian produksi. Ø Sampah dari hasil pembersihan dibuang sesuai dengan prosedur. c. Sanitasi tenaga kerja.

Tenaga kerja yang bekerja pada PT. DUA KELINCI diharuskan menggunakan seragam, sarung tangan, penutup kepala, masker dan dalam keadaan yang sehat.

2. Penanganan Limbah

Menurut Soekarto (1990), masalah yang dihadapi industri pangan adalah pembuangan cairan limbah, sampah dan masalah polusi. Sampah dan industrj pangan terdiri dari sampah padat yang berasal dari sisa–sisa bahan dan sampah cairan yang berasal dari pencucian dan penyemprotan.


(43)

Sesuai UU no.23 tahun 1997 tentang pengolahan lingkungan hidup dan Perda, maka PT. Dua Kelinci membangun IPAL dan organisasi pengolahan limbah (UPL). Kegiatan yang dilakukan unit UPL melalui program-program meminimalisasi limbah, identifikasi penanganan dan pengolahannya termasuk penataan lingkungan (IPAL). Peralatan, mesin, sarana, dan fasilitas yang digunakan untuk penanganan limbah di PT. Dua Kelinci antara lain: pompa blower, turbo jet, aerator, TPS, IPAL, Reservoir, tangki/bak sedimentasi, mobil tangki, fasilitas air, dan listrik.

Limbah-limbah yang dikelola di PT. DUA KELINCI meliputi pengolahan limbah cair, pengolahan limbah padat, dan pengolahan gas cerobong.

a. Pengolahan limbah cair

Limbah cair dari proses produksi ditangani dan diolah dengan cara aerobik di IPAL. Limbah cair tersebut berasal dari bermacam-macam proses.

Limbah cair dari sumber cerobong batubara diolah dengan sistem netralisasi, flokulasi, dan sedimentasi di tangki/bak sedimen. Limbah dari mesin goreng/blethong ditangani dengan pengendapan, penirisan, dan spinning (sentrifugal). Minyak goreng bekas dan oli bekas ditampung di TPS masing-masing untuk selanjutnya dimanfaatkan untuk BBM burner. Limbah rebusan asin (kacang garing) di recycle

dan dimanfaatkan untuk tambak asin di Juwana. b. Pengolahan limbah padat

Limbah padat yang dikelola oleh PT. DUA KELINCI meliputi tanah dari kacang, abu batubara, sisa-sisa tepung, sampah produksi, dan sludge dari IPAL.

Limbah tanah dari kacang tanah dimanfaatkan untuk drug/landfill. Limbah abu batubara dimanfaatkan untuk pemadatan jalan, bangunan sipil, konstruksi sipil serta unit pembuatan batako. Sampah produksi ditampung di TPS untuk selanjutnya dibuang ke TPA, namun sampah


(44)

plastik dipisahkan untuk dijual (daur ulang). Sedangkan afal-afal produksi digunakan sebagai pakan ternak.

c. Pengolahan limbah gas cerobong

Emulsi cerobong ditangkap dengan sistem multi cydone untuk menangkap debu-debu kasar yang mungkin ikut bersama asap. Sedangkan debu-debu halus yang ringan yang masih lepas ditangkap dengan sistem wet scruber. Air dari wet scruber ditangani sesuai prosedur penanganan limbah cair untuk selanjutnya di-recycle.


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT Dua kelincidapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. PT dua kelinci menggunakan standar yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu dengan menggunakan bahan yang sesuai dengan SNI.

2. Penyimpangan mutu pasca perebusan dalam hal rasa memiliki presentase yang paling tinggi.

3. Pengawasan mutu terhadap berat produk dalam kemasan selama kerja praktek ini dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak satu renteng kemudian ditimbang.

4. Mesin yang digunakan untuk pengemasan di PT dua kelinci ini adalah

center sealed automatic packaging machine.

5. Kebocoran pengemas disebabkan beberapa factor, antara lain bahan pengemas, suhu dan kebersihan mesin pengemas.

6. Kebocoran pengemasan dapat menyebabkan udara masuk kedalam pengemas dan terjadi kontak langsung dengan kacang garing sehingga menyebabkan kacang menjadi tidak renyah.

B. Saran

1. Penggunaan sarung tangan untuk setiap karyawan pada saat sortir. 2. Kebersihan lantai pada prosespengolahan kacang garing.

3. Untuk meningkatkan mutu dan produktivitas proses perlu dilakukan perbaikan pada metode kerja dan tekhnologi proses.khususnya pada bagian pemasakan dan sortir.


(46)

4. Lingkungan kerja sosial yang sudah terjalin dengan baik perlu ditingkatkan dengan pembentukan gugus kendali mutu sehingga komunikasi antar bawahan dengan atasan akan semakin harmonis dan bermanfaat terutama dalam meningkatkan mutu dan produktivitas perusahaan.

5. Pelu ditambahkan gudang penyimpanan.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Anonima, 2009. Http://id. Wikipedia. Org/wiki/Kacang. Diakses pada tanggal 19 Mei 2009 pada pukul 20.00 WIB.

Anonimb, 2009. www. Wikipedia. Com. Diakses pada tanggal 21 Juni 2009. Pada pukul 20.00 WIB.

Anonimc, 2009. SNI Kacang Tanah. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta. Diakses Senin, 20 April 2009

Anonimd, 2009. www. Wikipedia. Com. Diakses Senin, 20 April 2009.

Anonime, 2009. http://www.kumawangkoan.net/kuanakine.aspx?kuanakineid= 7 Diakses pada tanggal 21 Mei 2009 pada pukul 20.00 WIB.

Anonimf, 2009. http://www.airminumisiulang.com/page.php?penyaring-air-dan-penjernih-air. Diakses pada tanggal 21 Mei 2009 pada pukul 20.00 WIB. Anonimg, 2009. www. google. Com. Diakses pada tanggal 21 April 2009. Pada

pukul 21.00 WIB.

Astawan, Made, 2005. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta. Jenie, Betty Sri Laksmi. 1988. Sanitasi dalam industry pangan. PAU Pangan dan

gizi. IPB. Bogor.

Soekarto, Soewarno. 1990. Dasar-Dasar Standarisasi Mutu Pangan. Dekdipbud. Dirjen Pendidikan PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

Supriyono dan Subingah Gandaprayitna. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina Ilmu. Surabaya.

Warisno, 2004. Aneka Olahan Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. Winarno, F. G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.


(1)

b. Sanitasi peralatan

Menurur Soekarto (1990), tata letak peralatan disamping harus memenuhi urutan proses juga perlu memenuhi persyaratan sanitasi yaitu mudah dibersihkan, mudah bongkar pasang, dan mudah operasinya. Pembersihan mesin dilaksanakan dengan jadwal :

Ø Setiap pergantian produksi. Ø Setiap pergantian batch proses.

Ø Kondisi khusus dimana dilakukan pembersihan.

Pembersihan dilaksanakan secara kering menggunakan air dingin, menggunakan air panas dan menggunakan bahan kimia. Pembersihan sanitasi sesuai dengan kondisi mesin, antara lain :

Ø Penyapuan menggunakan kain lap atau disapu. Ø Penggunaan vacum pump atau penyedot debu. Ø Penggunaan air kompresor atau kompresor angin.

Ø Pembersihan dengan air atau air panas dilakukan untuk bejana yang digunakan pada proses terputus. Peralatan yang boleh dibersihkan dengan air harus terbuat dari bahan baja anti karat (stainless stell), detergen dapat digunakan sebagi pembersih bejana namun harus dibilas.

Ø Kegiatan peralatan mesin dilakukan oleh bagian perawatan. Ø Kegiatan pembersihan mesin dilakukan oleh bagian produksi. Ø Sampah dari hasil pembersihan dibuang sesuai dengan prosedur. c. Sanitasi tenaga kerja.

Tenaga kerja yang bekerja pada PT. DUA KELINCI diharuskan menggunakan seragam, sarung tangan, penutup kepala, masker dan dalam keadaan yang sehat.

2. Penanganan Limbah

Menurut Soekarto (1990), masalah yang dihadapi industri pangan adalah pembuangan cairan limbah, sampah dan masalah polusi. Sampah dan industrj pangan terdiri dari sampah padat yang berasal dari sisa–sisa bahan dan sampah cairan yang berasal dari pencucian dan penyemprotan.


(2)

Sesuai UU no.23 tahun 1997 tentang pengolahan lingkungan hidup dan Perda, maka PT. Dua Kelinci membangun IPAL dan organisasi pengolahan limbah (UPL). Kegiatan yang dilakukan unit UPL melalui program-program meminimalisasi limbah, identifikasi penanganan dan pengolahannya termasuk penataan lingkungan (IPAL). Peralatan, mesin, sarana, dan fasilitas yang digunakan untuk penanganan limbah di PT. Dua Kelinci antara lain: pompa blower, turbo jet, aerator, TPS, IPAL, Reservoir, tangki/bak sedimentasi, mobil tangki, fasilitas air, dan listrik.

Limbah-limbah yang dikelola di PT. DUA KELINCI meliputi pengolahan limbah cair, pengolahan limbah padat, dan pengolahan gas cerobong.

a. Pengolahan limbah cair

Limbah cair dari proses produksi ditangani dan diolah dengan cara aerobik di IPAL. Limbah cair tersebut berasal dari bermacam-macam proses.

Limbah cair dari sumber cerobong batubara diolah dengan sistem netralisasi, flokulasi, dan sedimentasi di tangki/bak sedimen. Limbah dari mesin goreng/blethong ditangani dengan pengendapan, penirisan, dan spinning (sentrifugal). Minyak goreng bekas dan oli bekas ditampung di TPS masing-masing untuk selanjutnya dimanfaatkan untuk BBM burner. Limbah rebusan asin (kacang garing) di recycle dan dimanfaatkan untuk tambak asin di Juwana.

b. Pengolahan limbah padat

Limbah padat yang dikelola oleh PT. DUA KELINCI meliputi tanah dari kacang, abu batubara, sisa-sisa tepung, sampah produksi, dan sludge dari IPAL.

Limbah tanah dari kacang tanah dimanfaatkan untuk drug/landfill. Limbah abu batubara dimanfaatkan untuk pemadatan jalan, bangunan sipil, konstruksi sipil serta unit pembuatan batako. Sampah produksi ditampung di TPS untuk selanjutnya dibuang ke TPA, namun sampah


(3)

plastik dipisahkan untuk dijual (daur ulang). Sedangkan afal-afal produksi digunakan sebagai pakan ternak.

c. Pengolahan limbah gas cerobong

Emulsi cerobong ditangkap dengan sistem multi cydone untuk menangkap debu-debu kasar yang mungkin ikut bersama asap. Sedangkan debu-debu halus yang ringan yang masih lepas ditangkap dengan sistem wet scruber. Air dari wet scruber ditangani sesuai prosedur penanganan limbah cair untuk selanjutnya di-recycle.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT Dua kelincidapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. PT dua kelinci menggunakan standar yang dikeluarkan oleh pemerintah yaitu dengan menggunakan bahan yang sesuai dengan SNI.

2. Penyimpangan mutu pasca perebusan dalam hal rasa memiliki presentase yang paling tinggi.

3. Pengawasan mutu terhadap berat produk dalam kemasan selama kerja praktek ini dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak satu renteng kemudian ditimbang.

4. Mesin yang digunakan untuk pengemasan di PT dua kelinci ini adalah center sealed automatic packaging machine.

5. Kebocoran pengemas disebabkan beberapa factor, antara lain bahan pengemas, suhu dan kebersihan mesin pengemas.

6. Kebocoran pengemasan dapat menyebabkan udara masuk kedalam pengemas dan terjadi kontak langsung dengan kacang garing sehingga menyebabkan kacang menjadi tidak renyah.

B. Saran

1. Penggunaan sarung tangan untuk setiap karyawan pada saat sortir. 2. Kebersihan lantai pada prosespengolahan kacang garing.

3. Untuk meningkatkan mutu dan produktivitas proses perlu dilakukan perbaikan pada metode kerja dan tekhnologi proses.khususnya pada bagian pemasakan dan sortir.


(5)

4. Lingkungan kerja sosial yang sudah terjalin dengan baik perlu ditingkatkan dengan pembentukan gugus kendali mutu sehingga komunikasi antar bawahan dengan atasan akan semakin harmonis dan bermanfaat terutama dalam meningkatkan mutu dan produktivitas perusahaan.

5. Pelu ditambahkan gudang penyimpanan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Anonima, 2009. Http://id. Wikipedia. Org/wiki/Kacang. Diakses pada tanggal 19 Mei 2009 pada pukul 20.00 WIB.

Anonimb, 2009. www. Wikipedia. Com. Diakses pada tanggal 21 Juni 2009. Pada pukul 20.00 WIB.

Anonimc, 2009. SNI Kacang Tanah. Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta. Diakses Senin, 20 April 2009

Anonimd, 2009. www. Wikipedia. Com. Diakses Senin, 20 April 2009.

Anonime, 2009. http://www.kumawangkoan.net/kuanakine.aspx?kuanakineid= 7 Diakses pada tanggal 21 Mei 2009 pada pukul 20.00 WIB.

Anonimf, 2009. http://www.airminumisiulang.com/page.php?penyaring-air-dan-penjernih-air. Diakses pada tanggal 21 Mei 2009 pada pukul 20.00 WIB. Anonimg, 2009. www. google. Com. Diakses pada tanggal 21 April 2009. Pada

pukul 21.00 WIB.

Astawan, Made, 2005. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta. Jenie, Betty Sri Laksmi. 1988. Sanitasi dalam industry pangan. PAU Pangan dan

gizi. IPB. Bogor.

Soekarto, Soewarno. 1990. Dasar-Dasar Standarisasi Mutu Pangan. Dekdipbud. Dirjen Pendidikan PAU Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

Supriyono dan Subingah Gandaprayitna. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina Ilmu. Surabaya.

Warisno, 2004. Aneka Olahan Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta. Winarno, F. G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta.