Menggunakan penilaian otentik dalam memantau perkembangan anak Memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran Mengoptimalkan perkembangan anak

vi “Sempurnakanlah kurikulumnya, maka menghasilkan pendidikan yang berkualitas ...” Ali Nugraha 21 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA kegiatan yang terpadu dan kontekstual untuk mewujudkan kematangan selaras dengan lingkup perkembangan.Satu tema dapat dikembangkan menjadi subtema, atau sub-subtema dengan memperhatikan kedalaman, keluasan, ketersediaan sumber, dan tingkat perkembangan anak. Pembelajaran tematik disampaikan melalui prosedur pembelajaran dengan pendekatan saintifi k dan habituasi. Mengacu pada prinsip diversifi kasi dalam pendidikan, tema dalam kurikulum 2013 PAUD tidak ditetapkan secara sentralistik, tetapi dipilih dan ditetapkan oleh satuan PAUD disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan sarana dan prasarana lembaga PAUD. Pengembangan tema mempertimbangkan prinsip-prinsip 1 kemenarikan, 2 kedekatan, 3 kesederhanaan, dan 4 keinsidentalan. Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifi k dan pembiasaan dilaksanakan dalam suasana menyenangkan. Bermain dilaksanakan dalam suasana belajar, sehingga ada kebebasan anak untuk mengembangkan gagasan, bereksplorasi, tanpa melanggar aturan bersama.

3. Menggunakan penilaian otentik dalam memantau perkembangan anak

Dalam penerapan kurikulum 2013 PAUD penilaian menggunakan pendekatan otentik. Penilaian mengukur kemajuan perkembangan yang dicapai anak setelah mengikuti program yang dirancang dalam kurikulum.Penilaian dilaksanakan secara berkelanjutan untuk mendapatkan data perkembangan yang dimunculkan anak pada saat berkegiatan atau melalui karya yang dihasilkannya. Hasil penilaian disampaikan berupa laporan perkembangan yang ditulis secara deskripsi yang menggambarkan capaian perkembangan anak. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan laporan kepada orang tua dan sebagai masukan untuk ditindaklanjuti pada kegiatan selanjutnya.

4. Memberdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran

Kurikulum PAUD menempatkan orang tua sebagai partner dalam mendidik. Pelibatan orang tua diyakini menjadi bagian penting dalam “...Pengembangan tema mempertimbangkan prinsip-prinsip pengembangan tema 1 Kemenarikan, 2 kedekatan, 3 kesederhanaan, 4 keinsidentalan...” “...Hasil penilaian digunakan sebagai bahan laporan kepada orang tua dan sebagai masulkan untuk ditindaklanjuti pada kegiatan selanjutnya...” 20 Setiap jenjang pendidikan mengembangkan kemampuan yang sama yaitu kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang membedakan adalah keseimbangan komposisi. Secara komposisi pengembangan Kurikulum 2013 PAUD lebih menekankan pada pembentukan sikap. Karenanya menjadi salah kaprah bila program PAUD diukur dengan kemampuan akademik atau lebih rinci pada kemampuan baca – tulis – dan hitung. Apa sajakah Karakteristik Kurikulum PAUD Indonesia? Kurikulum pendidikan anak usia dini memiliki karakteristik yang berbeda dengan kurikulum satuan pendidikan persekolahan. Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD adalah:

1. Mengoptimalkan perkembangan anak

Perkembangan anak meliputi aspek nilai agama dan moral, fi sik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni distimulasi secara seimbang agar seluruhnya mencapai perkembangan yang optimal. Perkembangan teroptimalkan bila kebutuhan anak terpenuhi secara utuh Kurikulum harus mendukung terlaksananya layanan holistik-integratif dengan memadukan layanan pendidikan, gizi, kesehatan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan anak. Penerapan Kurikulum 2013 PAUD diawali dengan melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang DDTK. Deteksi dini diperlukan untuk mengetahui apakah seorang anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Hasil deteksi dini tumbuh kembang seorang anak menjadi dasar untuk memberikan stimulasi dan intervensi yang tepat sesuai dengan perkembangannya. Stimulasi dan intervensi tersebut dituangkan ke dalam program-program kegiatan untuk menunjang kemajuan perkembangan anak. Pelaksanaannya dilakukan bekerja sama dengan layanan kesehatan dasar di Posyandu atau tempat layanan kesehatan lainnya. Hal penting lainnya bahwa Kurikulum PAUD bersifat inklusi dalam arti menghargai keberagaman kemampuan anak, baik secara fi sik maupun mental tanpa harus membandingkan satu dengan lainnya. Terkait dengan pemahaman tersebut penerapan kurikulum bersifat individual disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak walaupun penyusunan rencana pembelajarannya disusun untuk kelompok. 2. Menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifi k dalam pemberian rangsangan pendidikan Dalam model pembelajaran tematik mengakomodasi pengenalan konten nilai agama dan moral, alam, kehidupan, manusia, budaya, dan simbol melalui y k k 2 K d k “...Secara komposisi pengembangan Kurikulum 2013 PAUD lebih menekankan pada pembentukan sikap...” k te la k P T a H u p p a d H m m d di ik “...Kurikulum harus mendukung terlaksananya layanan holistik- integratif dengan memadukan layanan pendidikan, gizi, kesehatan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan anak...” 1 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA Apa yang Mendasari Pemikiran K 13 PAUD? Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran lahirnya. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia. Pokok-pokok pikiran yang akan dipaparkan yaitu: • Apakah Makna PAUD dalam Pembangunan Bangsa? • Kemanakah Arah Pembangunan PAUD di Indonesia? • Mengapa PAUD Memerlukan Kurikulum Berkualitas? • Apa sajakah yang menjadi Landasan Pengembangan Kurikulum PAUD di Indonesia? Semua pertanyaan di atas merupakan pertanyaan kunci yang mendorong lahirnya Kurikulum 2013 PAUD di indonesia. Paparan setiap jawaban dari pertanyaan di atas dapat disimak di penjelasan berikut. Apakah Makna PAUD Dalam Pembangunan Bangsa? Pendidikan Anak Usia Dini, yang selanjutnya disingkat PAUD, merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Beberapa komponen yang dapat dijabarkan dari rumusan tersebut di atas, yakni: • PAUD berisi program pembinaan berupa kegiatan pendidikan. • Sasaran PAUD adalah anak usia 0-6 tahun • Program PAUD untuk mengembangkan seluruh potensi anak yang mencakup lingkup perkembangan nilai agama dan moral, fi sik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. • Tujuan program PAUD adalah agar anak memiliki kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut. 2 Pendidikan anak usia dini di Indonesia memiliki kekhasan dibanding dengan yang diterapkan di berbagai negara. Kekhasan tersebut pada: 1 cakupan rentang usia, sasaran anak usia dini di Indonesia dari 0 – 6 tahun, sedangkan di berbegai negara mencapai usia 8 tahun; 2 program layanan anak usia dini di Indonesia terdiri atas Taman Kanak-Kanak untuk anak 4-6 tahun, Kelompok Bermain prioritas anak usia 2-4 tahun, Taman Penitipan Anak prioritas usia 0-6 tahun, dan Satuan PAUD Sejenis anak 0-6 tahun; 3 jalur pendidikan. Taman Kanak-Kanak masuk dalam jalur pendidikan formal, sedangkan Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, dan Satuan PAUD Sejenis masuk dalam jalur pendidikan non formal. Kekhasan tersebut menjadikan PAUD di Indonesia spesifi k dalam penyelenggaraannya karena setiap program layanan memiliki kekhasan masing- masing. Namun demikian semua program layanan PAUD memiliki tujuan yang sama yakni mengembangkan seluruh potensi anak yang mencakup aspek nilai agama dan moral, fi sik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni untuk mencapai kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini merupakan dasar yang memberi pengaruh nyata pada keberhasilan di jenjang pendidikan di atasnya. Oleh karena itu, pendidikan anak usia dini dikembangkan dengan berdasar landasan keilmuan, landasan yurudis, sosial, budaya, dan pedagogis baik secara teoretis maupun empiris. Kemanakah Arah Pembangunan PAUD di Indonesia? Pendidikan anak usia dini termuat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memiliki arah pembangunan PAUD 2011 – 2045 yang dibagi dalam 5 tahap yakni: 1 tahap perluasan layanan dari tahun 2002 – 2011 tahun, 2 tahap pemantapan mutu dari tahun 2011 – 2015, 3 tahap standarisasi mutu nasional dari tahun 2015 – 2025 tahun, 4 tahap standar mutu internasional tahun 2025 – 2035, dan 5 tahap layanan paripurna tahun 2035 - 2045. Dengan arah pembangunan jangka panjang demikian diharapkan tahun 2045 di saat Indonesia mencapai d s s T A S s d s 19 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA pertanyaan-pertanyaan yang muncul sebelumnya. Proses menalar merupakan bagian penting dalam rangka membangun pengetahuan baru yang dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Hasil proses menalar anak memiliki pemahaman baru tentang suatu konsep. Tahap berikutnya 5 mengomunikasikan gagasan dan pemahaman tentang pengetahuan tentang konsep baru yang dituangkan ke dalam berbagai hasil karya berupa lisan, seni, balok, dan lainnya. Gambar 10 Proses pendekatan saintifi k Mengamati Mengomunikasikan Mencari Informasi Menanya Menalar M M M M M M M M M M M 1 5 3 2 4 Dapat disimpulkan secara sederhana bahwa Kurikulum 2013 PAUD mengembangkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai satu komponen yang saling terkait dan tidak dapat terpisahkan. Setiap subkomponen tersebut memiliki fokus arahan dan bila disatukan membangun kompetensi lulusan PAUD yang memiliki kesiapan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pembentukan sikap diarahkan membangun kemampuan fungsi eksekutif executive function yang ditenggarai dengan 1 kemampuan memori kerja otak dalam mengatur k e m a m p u a n mempertahankan dan mengelola informasi berbeda dalam waktu singkat. 2 fl eksibilitas mental yang membantu mempertahankan respons dari tuntutan yang berbeda dalam waktu singkat. 3 kontrol diri dalam hal menentuan prioritas and menolak tindakanrespons yang menarik. Pembentukan pengetahuan konseptual untuk membangun kemampuan kreatif dengan menggunakan cara berpikir tinggi higher order thinking. Pengembangan keterampilan berpikir runut prosedural yang diterapkan baik melalui pembiasaan habituasi maupun pendekatan saintifi k saintifi c approach. yang membantu “...kurikulum 2013 PAUD mengembangkan kemampuan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai satu komponen yang saling terkait dan tidak dapat di pisahkan...” Sikap Climber Berpikir Runut Prosedural Berpikir Tingkat Tinggi Konseptual PAUD Kreativitas Fungsi Eksekutif Berpikir saintifi k Gambar 11 ARAH KUALITAS SIKAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN ANAK CAPAIAN PAUD 18 Kemampuan keterampilan dikembangkan untuk mendukung kemampuan sikap dan kemampuan pengetahuan. Keterampil an untuk mendukung kemampuan sikap diterapkan melalui proses pembiasaan yang diawali dengan mengenalkan suatu sikap yang akan dibangun agar anak: 1 mengetahui hal-hal yang baik knowing the good, kemudian anak diajak untuk 2 memikirkan apa untungnya jika sikap baik tersebut diterapkan dan kerugian bila sikap baik tersebut ditinggalkan thinking the good, langkah berikutnya anak diajak 3 merasakan manfaat bila perilaku baik itu diterapkan feeling the good, dan guru bersama anak 4 melakukan perilaku yang baik acting the good. sebagai contoh baik, dan akhirnya anak 5 dibiasakan untuk menerapkan sikap baik dalam setiap kesempatan habituating the good. Gambar 9. PROSES PEMBIASAAN HABITUASI SIKAP PADA ANAK Mengetahui hal-hal yang baik Knowing the good Memikirkan hal baik Thinking the good Merasakan hal baik Feeling the good Melakukan hal baik Acting the good Membiasakan hal baik Habituating the good Kemampuan keterampilan untuk mendukung pengetahuan diterapkan melalui proses saintifi k. Proses saintifi k atau dalam kurikulum ini sering disebut pendekatan saintifi k yang bertujuan untuk membangun pola berpikir yang sistematis dengan rangkaian proses yang saling berkesinambungan dari yang paling konkrit berkembang menjadi karya nyata sebagai hasil olah pikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikir saintifi k diterapkan dalam proses pembelajaran yang dimulai dengan: 1 mengamati dengan menggunakan seluruh alat indera sehingga merasakan sensasi yang ditimbulkan dari benda tersebut kemampuan berpikir, 2 menanya sebagai proses memberi ruang kepada anak untuk menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap benda yang diamatinya. Rasa ingin tahu sebagai pendorong bagi anak untuk melakukan langkah berikutnya, yaitu 3 mengumpulkan informasi sebagai cara untuk menjawab rasa keingintahuannya. Proses pengumpulan informasi dilakukan dengan melibatkan seluruh sumber belajar yang ada di lingkungan, tidak hanya terbatas dari guru, tetapi dapat dari buku, internet, orang tua, pelaksana profesi, dan sebagainya. Langkah selanjutnya adalah 4 menalar, yakni mengolah informasi yang sudah terkumpul untuk menjawab K k u p d g ji te d f y 5 h “...keterampilan untuk mendukung kemampuan sikap di terapkan melalui proses pembiasaan habituasi yang di awali dengan mengenalkan suatu sikap yang akan di bangun...” y g g se sa d se k k y u in P se d p y “...proses saintifi k atau dalam kurikulum ini sering disebut sebagai pendekatan saintifi k bertujuan untuk membangun pola fi kir yang sistematis dengan rangkaian proses yang saling berkesinambungan. ...” 3 KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA usia kemerdekaan ke-100 tahun, anak Indonesia tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang cerdas komprehensif. Tahun 2015 memasuki tahap kedua yakni pemantapan mutu PAUD sebagai persiapan dasar pembentukan sumber daya manusia berkualitas. Di tahap kedua pembangunan PAUD telah banyak yang dipersiapkan di antaranya adalah implementasi kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Program pembinaan haruslah dirancang, direncanakan, untuk diterapkan dengan teliti sesuai dengan karakteristik anak. Program pembinaan tersebut dituangkan menjadi kurikulum. Kurikulum memandu pendidik dan tenaga kependidikan dalam memfasilitasi program pendidikan berkualitas yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum PAUD harus mampu memberikan kontribusi kepada anak untuk mengembangkan seluruh potensinya sehingga memiliki kemampuan yang berharga dalam mencapai keberhasilan di jenjang pendidikan berikutnya. Kurikulum menjadi panduan dalam penyiapan sumber daya manusia berkualitas di masa datang yang dapat mengisi kebutuhan tenaga terdidik yang terampil sesuai dengan perkembangan pengetahuan, teknologi, dan pembangunan. Kurikulum bukanlah program yang bersifat statis, berlaku sepanjang waktu. Perubahan kurikulum dimungkinkan dengan didasarkan pada kepentingan besar yang ingin dicapai oleh suatu bangsa. PAUD Standar Mutu Nasional Pemantapan Mutu 2011 2015 2025 2035 2045 Fundamental SDM Berkualitas SDM Andal SDM Berdaya Saing Global Insan Cerdas Komprehensif

2011: Gerakan Nasional PAUD Paudisasi