KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALA

KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DALAM ASPEK
PENGEMBANGAN NILAI AGAMA DAN MORAL
Rusdawati
Taman Kanak-Kanak Adzkia III Jl. Taratak Paneh No.7 Kuranji
e_mail : ruskhadijah@yahoo.co.id

Abstract
Early Childhood Education Curriculum In Development Aspects of Religious and
Moral Values; Early childhood education that includes knowledge of how children from
birth until the age of 8 years to grow, develop and learn. To optimize growing and
growing and learning so that children can follow the flow of globalization in accordance
with the demands of religion and berakhlaqul karimah, hence the need for a well
organized curriculum. The curriculum is one of the heart of education in addition to
teachers and students, the curriculum is not just a learning design course but how he
also menrupakan design of activities that can be implemented in real life.
Keywords: Early Childhood Education, Curriculum, Aspects of Religious and Moral
Values
Abstrak
Kurikulum Pendidikan Anak Usia dini Dalam Aspek Pengembangan Nilai Agama dan
Moral ; Pendidikan anak usia dini yang mencakup pengetahuan tentang bagaimana anak
sejak lahir hingga usia 8 tahun bertumbuh, berkembang dan belajar. Untuk

mengoptimalkan tumbuh dan berkembang dan belajar anak sehingga dapat mengikuti
arus globalisasi yang sesuai dengan tuntutan agama dan berakhlaqul karimah, maka
dibutuhkannya kurikulum yang terkelola dengan baik. Kurikulum merupakan salah satu
jantungnya pendidikan selain guru dan siswa, kurikulum tidak hanya sekedar rancangan
pembelajaran saja tapi bagaimana ia juga menrupakan rancangan kegiatan yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan nyata.
Kata Kunci : Pendidikan Anak Usia Dini, Kurikulum, Aspek Nilai Agama dan Moral

Pendahuluan

Anak zaman sekarang sudah jarang

Anak usia dini zaman modern saat ini

untuk bermain tradisional, mereka lebih

berbeda dengan dulu, anak dulu dapat

asyik untuk bermain game dengan


bermain bersama dengan teman sebaya

gadgetnya, mereka dapat apliksikan dan

di alam dengan permainan tradisional.

menggunakan gadget walaupun belum

bisa membaca. Orang tua membebaskan

bersungguh

anak untuk bermaian gadget sehingga

pengasuhan, kita lakukan

ada yang tidak pantas untuk dilihat dan

fitrah keimanan dan ajarkan pendidikan


diketahuinya. Menurut (Santosa, 2017)

agama sejak dini.

sungguh

dalam
stimulus

Usia 0-6 tahun adalah tahap penguatan
dan perawatan konsepsi, dimana pada

Perlu kiranya pendidikan merancang

tahap ini penting untuk fitrah keimanan

pembelajaran

yang berbasis


agama

dengan menghidupkan gairah cintanya

menginggat semakin kuatnya

arus

pada kebenaran dan agama.

globalisasi

tetap

sehingga

merreka

memiliki akhlakul karimah dan moral
Dan ini juga dikuatkan dengan firman

Allah dalam surat An Nisaa ayat 9 yang
mengatakan bahwa : “Dan hendaklah
takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang
mereka anak-anak yang lemah, yang
mereka

khawatir

terhadap

(kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada
Allah

dan

hendaklah

mereka


mengucapkan perkataan yang benar.”
Dari ayat diatas menunjukkan kepada
kita bagaimana menyiapkan anak didik
supaya ia bertakwa kepada Allah dan
menunjukkannya

bagaimana

akhlak

yang baik. Maka penanaman konsep
keimanan pada anak usia dini menjadi
suatu hal utama karena itu yang akan
menjadi
dewasa,

bekal

bagi


dimana

mereka kelak
mereka

dapat

membedakan mana yang baik dan mana
yang tidak baik. Untuk itu perlunya
kiranya

orang

tua

dan

pendidik


yang baik. Dalam undang –undang
No.20 tahun 2003 pasal 36 menyatakan
bahwa kurikulum disusun sesuai dengan
jenjang pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan

memperhatikan

peningkatan

iman

peningkatan

:

dan

akhlak


takwa,
mulia,

(a)
(b)
(c)

peningkatan potensi, kecerdasan, dan
minat peserta didik, (d) keragaman
potensi daerah dan lingkungan, (e)
tuntutan

pembangunan

daerah

dan

nasional, (f) tuntutan dunia kerja, (g)

perkembangan

ilmu

pengetahuan,

teknologi, dan seni, (h) agama, (i)
dinamika perkembangan global, (j)
persatuan

nasional

dan

nilai-nilai

kebangsaan. Dapat kita lihat bagaimana
negarapun menjadikan agama hal yang
penting dalam menyusun rancangan
pembelajaran atau kurikulum, yang

dapat menyiapkan dan membekali anak

usia

dini

untuk

mengadapi

era

sumber daya manusia berkualitas di

globalisasi

masa

.

kebutuhan tenaga terdidik yang terampil

Anak usia dini menurut (Suryana, 2005)

sesuai

adalah Usia kritis dalam arti periode

pengetahuan,

teknologi,

keemasan menentukan perkembangan

pembangunan.

(KEMENDIKBUD,

berikutnya

2015)

sebagai

tahap

untuk

datang

yang

dapat

dengan

mengisi

perkembangan
dan

perkembangan berbagai potensi yang
dimiliki oleh anak dan menentukan
tahap

perkembangan

selanjutnya.

Namun apabila tidak maksimal dan
tidak optimal dalam stimulasinya, maka
anak

akan

mendapatkan

kesulitan

dalam

kehidupan

perkembangan

Anak

membutuhkan

pengetahuan

lebih

banyak

pengalaman

dan

yang

berkesinambungan dan mendapatkan
pengalaman yang baru untuk menambah
kemampuannya

(Suryana,

2014).

Dengan demikian dibutuhkan rancangan
pembelajaran yang dapat memberikan

berikutnya.

stimulus sehingga pengetahuan dan
Program pembinaan haruslah dirancang,
direncanakan, untuk diterapkan dengan
teliti sesuai dengan karakteristik anak.
Program pembinaan tersebut dituangkan
menjadi

kurikulum.

memandu

pendidik

pengalamannya
Pembelajaran
mungkin

dapat
yang

dengan

berkembang.

didisain

sebaik

memperhatikan

tumbuh kembang anak usia dini.

Kurikulum
dan

tenaga

Pendidikan Anak Usia Dini

memfasilitasi

Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

program pendidikan berkualitas yang

dapat dipahami sebagai suatu upaya

mendukung

tujuan

pembinaan yang ditujukan kepada anak

Kurikulum PAUD harus

sejak lahir sampai dengan usia enam

kependidikan

dalam

tercapainya

pendidikan.

mampu memberikan kontribusi kepada

tahun

anak

pemberian

untuk

potensinya
kemampuan
mencapai

sehingga
yang

berikutnya.

panduan

seluruh
memiliki

berharga

keberhasilan

pendidikan
menjadi

berkembang

dalam

di

dalam
jenjang

untuk

yang

dilakukan

rangsangan

membantu

melalui
pendidikan

pertumbuhan

dan

perkembangan jasmani dan rohani agar
anak

memiliki

kesiapan

dalam

Kurikulum

memasuki pendidikan lebih lanjut (UU

penyiapan

Sisdiknas No. 20 Tahun 2003).

anak yang berkualitas tidak semudah
Dalam Permendikbud 137 tahun 2014
tentang

Standar

Nasional

PAUD,

menguraikan bahwa pendidikan anak
usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan yang menitik beratkan
pada

peletakkan

dasar

dan

moral,

fisik

telapak

tangan,

perlu

kesungguhan

dalam

menyiapkan

kurikulum

yang

benar-benar

mengakomoodir semua lingkup aspek
perkembangan anak.

arah

pertumbuhan dan enam perkembangan :
agama

membalik

motorik,

kognitif, Bahasa, social emosional dan

Prinsip



Prinsip

Pembelajaran

dalam Pendidikan Anak Usia Dini
(Tim Mutu JSIT Indonesia, 2017)

seni, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangannya. Yang menjadi

1. Mengintegrasikan

nilai-nilai

tujuan diselenggarakan pendidikan anak

keislaman dalam seluruh proses

usia dini adalah :

pembelajaran.

1. Tujuan utama : untuk membentuk

Mengintegrasian

nilai-nilai

anak Indonesia yang berkualitas,

keislaman dapat dilakukan dengan

yaitu

pembiasaan sehari-hari. Penanaman

anak

yang

tumbuh

dan

berkembang sesuai dengan tingkat

sikap

perkembangnya

beragama dimulai sedini mungkin,

sehingga

siap

dan

kebiasaan

untuk memesuki pendidikan dasar

meskipun

dan melalu kehidupan pada masa

latihan kebiasaan (habit formation)

dewasa nanti.

(Suryana, 2016) misalnya berdoa

2. Tujuan penyerta : untuk membantu
menyiapkan
kesiapan

anak
belajar

masih

terbatas

dalam

pada

sebelum makan, memulai sesuatu

mencapai

dengan mengucapkan basmallah

(akedemik)

dan diakhiri dengan hamdalah,

disekolah, sehingg anak usia putus
sekolah dapat dikurangu dan siap

makan dengan tangan kanan dll
2. Dalam

proses

untuk bersaing secara sehat di level

memperhatikan

pendidikan berikutnya.

dengan orang tua

pembelajaran
:

(1) sinergi
siswa dengan

menata hubungan yang harmonis,
Dari tujuan Pendidikan anak usia dini

karena dengan apa yang tidak

diatas kita perlu menyiapkan anak yang

tuntas di sekolah dapat dituntaskan

berkualitas, tentu untuk membentuk

dirumah

yang dapat dibangun

dengan prinsip saling berpesan

7. Proses pembelajaran bersifat aktif,

dengan kebenaran. (2) Integrasi,

kreatif,

proses pengasuhan dan pendidikan

menyenangkan.

tidak dapat berdiri sendiri, setiap

interaktif,

efektif,

dan

8. Proses pembelajaran berpusat pada

komponen masing-masing saling

anak.

memberi

dan

Filosofi dari pembelajaran berpusat

berhubungan terhadap pertumbuhan

pada anak didasari suatu keyakinan

dan perkembangan anak. Dimana

bahwa anak dapat tumbuh dan

komponen itu

berkembang

pengaruh

tersebut dapat

dengan

baik

jika

meliputi : komponen dunia akhirat,

mereka dilibatkan secara alamiah

rumah, sekolah, masyarakat, afeksi,

dalam proses pembelajaran , yang

fisik dan fikir. (3) Teladan, dimana

didasari pada 3 prinsip utama yaitu

anak

contoh

(1) konstruktivisme, (2) pelaksaaan

(modelling), anak mempunyai daya

yang sesuai dengan perkembangan,

serap yang tinggi sehingga guru,

(2) Pendidikan progresif,

orang tua, keluarga, orang-orang

menekankan pendidikan dipandang

disekitar anak dan beragam media

sebagi

menjadi model yang diteladani

bukanlah hanya persiapan untuk

anak (Tim Mutu JSIT Indonesia,

masa mendatang. (Nurani Sujiono

2017).

Yuliani, 2009)

belajar

melalui

3. Memperhatikan

proses

sepanjang

yang

hidup

tingkat

perkembangan, kebutuhan, minat,

Kurikulum Pendidikan Anak Usia

dan karakteristik anak.

Dini

4. Mengintegrasikan kesehatan, gizi,
pendidikan,

pengasuhan,

dan

perlindungan

bermain.

tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa “Kurikulum adalah seperangkat

6. Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara

pembiasaan.

sebagaimana yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

5. Pembelajaran dilaksanakan melalui

berkesinambungan,

Merujuk pada pengertian kurikulum

dan

rencana

dan

pengaturan

mengenai

bertahap,

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta

bersifat

cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk

mencapai

tujuan

pendidikan

tertentu”, berarti sangatlah penting bila

dirancang untuk mencapai tujuan yang

pengalaman belajar bermakna untuk

ingin

anak usia dini direncanakan, diterapkan

pendidikan

secara seksama dan komprehensif agar

pendidikan anak usia dini atau taman

mencapai tujuan yang diharapkan.

kanak-kanak.

Definisi kurikulum adalah tidak hanya

Asosiasi nasional untuk anak usia dini

berisikan

tetapi

di Amerika yang lebih dikenal dengan

bagaimana pengalaman nyata siswa

nama National Asociation Early Child

yang betul-betul direncanakan dalam

Years (NAECY) memberi batasan

pembelajaran dengan baik oleh guru,

lingkup kurikulum yang dikutip dari

karena guru elemen yang penting dalam

(KEMENDIKBUD, 2015) sebagai

pengembangan

kesuksesan

berikut:

(Hutchison,

1. Kurikulum berisi materi yang

pengetahuan

pelaksanaan

saja,

dan
kurikulum

2015) kurikulum tidak hanya sekedar
bersifat

informasi

bagaimana

semata

anak

diimplementasikan

langsung
dalam

tapi
dapat

kehidupan

dicapai
,

disebuah
begitu

lembaga

juga

dengan

dipelajari anak
2. Kurikulum adalah proses yang diikuti
oleh anak mencapai tujuan yang
ditetapkan

nyata. Misalnya kita programkan pada
tema mencintai rasulullah, kita ingin

3. Kurikulum berisi dukungan guru

anak

kepada anak untuk mencapai tujuan

mempunyai

sifat

seperti

Rasulullan yakni mempunyai sifat suka

4. Kurikulum perpaduan dimana proses

berbagi dengan sesama. Kegiatan dapat

belajar dan mengajar terjadi

di programkan dengan melatih anak
untuk berinfak dan

infak

yang

Prinsip-Prinsip Penyusunan

terkumpul kita belikan tiga bahan pokok

Kurikulum

(tibako), lalu anak kita ajak untuk

Dibawah ini akan dibahas tentang

mengantarkan langsung kerumah orang

prinsip-prinsip penyusunan kurikulum

yang kurang mampu.

menurut Ibnu Kaldun yang dikutip
(Ismail, 2012) adalah sebagai berikut :

Kurikulum merupakan

jantungnya

dalam di dunia pendidikan. Kurikulum
juga sebagai strategi dan cara yang

1. Prinsip Integritas

Adanya

keterpaduan

dalam

mendapatkan

pembentukkan kepribadian anak

memuaskan.

usia dini secara utuh dan optimal.
2. Prinsip Fleksibilitas

hasil

yang

6. Prinsip Relavansi
Kurikulum anak usia dini harus

Dalam pengembangan kurikulum

relevan dengan perkembangan dan

anak usia dini diusahakan agar

kebutuhan anak secara individu,

yang

sehingga tidak terjadi mal praktek

dihasilkan

memiliki

keluwesan, lentur dan fleksibel
dalam pelaksanaannya. Diantaranya

dalam kegiatan pembelajaran.
7. Prinsip Efektifitas

berdasarkan

Kurikulum yang diatur sedemikian

situasi dan kondisi tempat dan

rupa, sehingga dapat berhasil guna,

waktu yang selalu berkembang,

yakni

serta

pendidikan,

dapat

disesuaikan

kemampuan

dan

latar

tercapainya

tujuan
dengan

belakang anak didik.

mengesampingkan kegiata-kegiatan

3. Prinsip Menyeluruh

yang tidak pantas atau mubazir

Prinsip yang mengajarkan dalam
kurikulum

anak

usia

dini

untuk anak usia dini.

itu

menyeluruh dan totalitas, tidak

Konsep Aspek Nilai Agama dan

hanya terpaku pada satu bidang

Moral

ilmu.

Moral memiliki makna akhlak atau
tingkah laku yang susila, pendidikan

4. Prinsip Kontinuitas
Yakni dalam pembuatan kurikulum

sebagai sarana pelestarian moralitas

anak usia dini hendaknya disusun

sekaligus

secara berkelanjutan

dari satu

kehidupan

tahap

ke

peran dan fungsi yang sangat penting

perkembangan

perkembangan

tahap

berikutnya,

serta

pengembang
manusia

efektif.

yang

(Masganti,

Nasution,

2015)

tatanan
memiliki

Khadijah,

sehingga anak siap untuk memasuki

Fauziah

Dalam

pendidikan selanjutnya.

peningkatan nilai agama dan moral
hendaknya menjadi perhatian khusus

5. Prinsip Efisiensi
pemgembangan

orang tua dan guru. Fenomena yang

kurikulum dapat mendayagunakan

bisa kita lihat dilingkungan anak yang

biaya, waktu dan sumber daya yang

mempunyai nilai agama dan moral yang

ada dengan tepat guna sehingga

baik akan mudah berkreatifitas dalam

Dimana

dalam

hidupnya.

Pelaksanaan

pendidikan

stimulus perkembangan aspek nilai

agama yang diberikan bukan hanya

agama dan moral diantaranya adalah

menjadikan manusia yang pintar dan

(Tim Mutu JSIT Indonesia, 2017)

terampil, akan tetapi jauh daripada itu

1. Cinta Qur’an

adalah untuk menjadikan manusia yang

Anak

diajak

untuk

memiliki moral dan akhlakul karimah

dengan al qur’an, dengan bercerita

(Suryana, 2016)

kisah

yang

sembari

ada

anak

di

bersahabat

dalamnya,

diajak

untuk

Makanya penanaman moral sejak usia

menghafalkan

dini sangatlah penting. Anak akan

Selanjutnya

belajar dan terbiasa untuk melakukan

Stimulasi yang dapat

kebaikan

jika

untuk meningkatkan kemampuan

penanaman moral itu sudah di arahkan

nilai agama dan akhlak anak adalah

sejak usia dini baik melalui cerita-cerita

Melihat Alam Semseta. Proses

yang berisi nasehat ataupun dengan

Pelaksanaan

berkomunikasi

dilakukan dengan anak-anak diajak

dalam

hidupnya

langsung.

ayat-ayatnya
contah

.

kegiatan
dilakukan

Stimulasi

dapat

untuk menonton film documenter

(Rakimahwati, 2011)

tentang alam semesta, kemudian
Iman kepada Allah SWT merupakan

anak-anak

dasar perbaikan dalam pendidikan bagi

benda-benda langit seperi bulan,

anak-anak, baik secara moral maupun

planet-planet, bintang dan lain-lain.

spiritual. Jangalah pendidik menyia-

kemudian

nyiakan waktu yang berharga berlalu

tentang alam semesta mulai dari

begitu

upaya

perputaran bumi, terjadinya siang

membekali anak berbagai pengetahuan,

dan malam dan lain sebagai hal,

petunjuk, dan nasihat yang mengarah

setelah itu guru bertanya tentang

kepada ridho Allah dan menguatkan

benda-benda di langit, dan guru

iman serta akidahnya.(Ulwan, 2016)

meminta anak untuk menceritakan

saja

tanpa

adanya

di

kenalkan

guru

dengan

menjelaskan

ulang vidio yang telah ditayangkan,
Stimulus Pegembangan Aspek Nilai

setelah

Agama dan Moral

penguatan

Ada beberapa kegiatan yang dapat

kepada Allah atas nikmat yang

dilakukan

diberikan.

guru

dalam

memberikan

itu

guru

memberikan

bagaimana bersyukur

suka mencela dan mengejek, (4)
2. Pengenalan Membaca Huruf Arab
Dengan belajar seraya bermain,

kenakalan

dan

penyimpangan

(Ulwan, 2016)

anak dikenalkan dengan huruf –
huruf

hijaiyah, bermain kartu

hijaiyah atau langsung pada buku
sesuai dengan metode tertentu.

5. Ibadah
Anak diajarkan cara beribadah yang
baik dan benar. Dalam kegiatannya
anak diajarkan praktek wudhu,
sholat. Selain itu anak dapat juga

3. Aqidah
Mengenalkan

anak

kepada

dilatih untuk sholat berjama’ah.

keimanan , dengan mengajarkan
kepada

mereka

dasar-dasar

keimanan sejak anak mulai dapat
mengerti.

Yakni

rukun-rukun

mengajarkan

islam

dengan

nyanyian, tepukan, melalui cerita
dan bercakap-cakap. Ini sangaat
penting diajarkan

kepada anak

semenjak dini sehingga mereka
kenal dengan tuhan dan nabinya.

6. Doa
Anak dibiasakan untuk membaca
doa dalam melakukan aktifitas, hal
ini dapat menumbuhkan keimanan
anak untuk selalu yakin dengan
keberdaan tuhannya. Misalnya doa
sebelum dan sesudah makan, ketika
turun hujan , mau tidur dan bangun
tidur dll.
7. Hadist

4. Akhlak

Pembelajaran hadist kepada anak

Pendidikan akhlak yang diberikan
pada

anak

usia

mengenalkan

dini

kepada

dengan
mereka

prinsip-prinsip dasar akhlak dan
keutamaan sikap serta watak yang
harus

dimiliki

dan

dijadikan

kebiasaan. Ada empat perkara yang
perlu perhatian dan pengawasan
terhadap akhlak yang buruk dan
sifat yang hina adalah : (1) suka
berbohong, (2) suka mencuri, (3)

dapat membantu dalam membentuk
dan melatih pembiasaan pada anak
usia dini. Misalnya untuk melatih
anak untuk tidak mencela bisa kita
ajarkan hadist larangan mencela
yang artinya “tidak masuk surga
orang

yang

suka

mencela”

dilanjutkan dengan keterangan atau
cerita guru. Hal ini buat anak usia
dini

yang

menjadi

suka
teladan

meniru

tentu

yang

dapat

diaplikasikannya dalam kehidupan

dapat

nyata. Ada kisah anak TK.B yang

membacakan kisah-kisah kepada

pergi dengan wisata rombongan

anak. Bagaimana kita mengajarkan

kantor orang tuanya, lalu sewaktu

kepada anak untuk tidak pelit

bis

seorang

dengan membacakan kisah sahabat

pengamen bernyanyi dengan suara

rasul yang dermawan seperti Abu

yang tidak jelas (masuk kehidung)

Bakar dan ustman Bin Affan

berhenti

naiklah

dilakukan

dengan

ini membuat ibu-ibu yang ada di
bis itu tertawa, tapi apa yang

Semua kegiatan dalam pengembagan

dilakukan anak TK.B tersebut, Ia

aspek nilai agama dan moral dapat

marah dengan suara keras kepada

dirancang dalam

mamanya dengan berkata “mama,

tahun, kapan kegiatannya dikerjakan,

tidak boleh mencela” sehingga

targetnya sampai apa dan bagaiaman

semua orang di bis terdiam merasa

pelaksanaanya.

bersalah.

menyenangkan dan senyaman mungkin

kurikulum

Kegiatan

diawal

dibuat

sehingga anak melaksankan dengan
8. Siroh

senang hati dan keikhlasan sehingga

Megenalkan kisah perjalanan hidup
Rasulullah sehingga menimbulkan

akan berbekas dalam kehidupan saat
anak dewasa nanti.

kecintaan kepada rasulNya dan
menjadikan idola yang menjadi
contah dalam kehidupan

Kesimpulan

anak.

Karakteristik anak usia dini yang

Dalam meningkatkan nilai agama dan

suka meniru (imitasi) maka sangat

moral anak usia dini perlu dirancang

baik untuk mengajarkan siroh sejak

pembelajaran

usia dini.

keimanan dan akhlaknya. Rancangan

yang

meningkatkan

kurikulum untuk anak usia dini tidak
9. Kisah Islam

hanya menyampaikan pengetahuan saja,

Mengenalkan anak dengan kisah-

tetapi bagaimana pengalaman nyata

kisah Nabi, para sahabat, para

siswa

tabiin, para tabiit tabiin, dan kisah-

kehidupan

kisah Islami agar tumbuh kecintaan

direncanakan

terhadap Allah dan RasulNYA.

Dalam

Pebentukaan

pembiasaan

juga

dan

implementasi

dalam

yang

betul-betul

dalam

pembelajaran.

pelaksanaan

kegiatan

pembentukan nilai agama tidak hanya
menjadikan manusia yang pintar dan
terampil, akan tetapi jauh daripada itu
adalah untuk menjadikan manusia yang
memiliki moral dan akhlakul karimah.

Permata Puri MEdia.
Rakimahwati. (2011). Peningkatan
Moral Anak Usia Dini Melalui
Mendongeng. Psikologi
Pendidikan, 11(2), 21–29.
Santosa, H. (2017). Fitrah Based

Daftar Pustaka
Hutchison, D. (2015). Theory and
Practice.
https://doi.org/10.1001/jama.2014.
11888
Ismail. (2012). Kurikulum Pendidikan

Education. (Dwi Roro DM, Ed.)
(Version 3.). Bekasi: Yayasan
Cahaya Mutiara Timur.
Suryana, D. (2005). Pendidikan Anak
Usia Dini.
Suryana, D. (2014). KURIKULUM

Islam Perspektif Ibnu Khaldun,

PENDlDIKAN ANAK USIA DIN1

7(2).

BERBABASIS PERKEMBANGAN

KEMENDIKBUD. (2015). Pedoman
pengenalan kurikulum pendidikan
anak usia dini.
Masganti, Khadijah, Fauziah Nasution,
R. dll. (2015). Pengembagan
Kreativitas Anak Usia Dini.

ANAK. PESONA DASAR (Vol. 1
No.3).
Suryana, D. (2016). Stimulasi dan
Aspek Perkembangan AUD
(Pertama). Jakarta: Kencana.
Tim Mutu JSIT Indonesia. (2017).

Medan: Perdana Publishing.

Standar Mutu Kekhasan Sekolah

Retrieved from

Islam Terpadu. Depok.

http://download.portalgaruda.org/a
rticle.php?article=423437&val=82
74&title=BERMAIN DAN
KREATIVITAS PADA ANAK
USIA DINI
Nurani Sujiono Yuliani. (2009). Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini
(Pertama). Jakarta: PT. Indeks

Ulwan, A. N. (2016). Pendidikan Anak
Dalam Islam (1st ed.). Depok:
Fathan Prima Media.