3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada dua lokasi yaitu di Desa Candikuning Kabupaten Tabanan dengan ketinggian tempat 1000 m dpl sampai 1200 m dpl. Penelitian juga
dilaksanakan di Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu Tanaman Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali. Penelitian ini
dilaksanakan selama 6 bulan yaitu dari bulan November 2015 sampai bulan April 2016.
3.2 Alat dan Bahan.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan baku yaitu tanaman kubis. Peralatan yang digunakan yaitu plastik 5 kg, pinset, toples, kain, sarung tangan,
gunting, pisau, tissu, gelas plastik beserta tutupnya, tabung plastik, cawan petri, dan karet pengikat, kuas dan alat tulis.
3.3 Rancangan Percobaan.
Percobaan dilakukan di lahan pertanaman kubis Non-pestisida. Jarak tanaman kubis masing-masing 50 cm x 50 cm.
3.4 Pelaksanaan Penelitian. Percobaan 1: Siklus Hidup Musuh Alami
Sycanus
Predator dipelihara dalam kotak plastic dengan ukuran 25 cm x 13 cm. Masing-masing kotak berisi sepasang Sycanus dewasa dipelihara sampai mereka melakukan perkawinan dan
meletakkan telur. Larva
P. xylostella
dan
C. pavonana
diberikan untuk makan mereka setiap hari. Tanggal dan jumlah peletakan telur serta waktu penetasan telur dicatat.
5 m
Gambar 1.a. Petakan Pertanaman Kubis
Gambar 1.b. Petakan Pertanaman Kubis
Telur.
Telur yang sudah diletakkan dipindahkan ke kotak plastik lain. Setelah muncul nimpha instar I ditempatkan pada cawan petri yang diberi alas kapas lembab. Setelah hari kedua, nimpha
tersebut dipindahkan lagi dan disimpan secara tersendiri pada kotak platik ukuran 5 cm x 4 cm dengan kapas lembab dan diisi mangsa. Pengamatan dilakukan setiap hari atau dua hari
dan pemberian mangsa serta air diberikan secukupnya. Perkembangan demi perkembangan diamati setiap hari.
Siklus Hidup, Lama Hidup Imago dan Keperidian
Sycanus
sp.
Seekor
Sycanus
sp. uji yang baru eklosi dimasukkan ke dalam stoples plastik ukuran 10 cm x 15 cm yang diberi mangsa setiap hari. Percobaan dilakukan dengan Rancangan Acak
Lengkap RAL dan diulang 10 kali pada masing-masing perlakuan. Siklus hidup ditentukan dengan menghitung hari mulai telur menetas sampai menjadi imago dan meletakkan telur
pertama. Lama hidup imago predator
Sycanus
sp. ditentukan mulai dari pergantian kulit
nimfa instar terakhir sampai meletakkan telur dan mengalami kematian. Keperidian adalah berapa banyak jumlah telur yang mampu diletakkan oleh imago
Sycanus
sp. dalam hidupnya.
Data pengamatan dianalisis secara deskriptif dan kualitatif.
Pemeliharaan Predator
Sycanus
sp.
Serangga
Sycanus
sp. diambil dari pertanaman kubis di desa Pancasari Kabupaten
Buleleng Bali. Predator tersebut dipelihara di dalam suatu kotak plastik berukuran 35 cm x 27 cm x 7 cm. Sebagai pakan kepik diberikan
Tenebrio molitor
yang dibeli dari pasar burung. Untuk mendapatkan predator imago uji dalam penelitian ini, nimfa predator dipelihara lebih
lanjut dan imago yang baru eklosi digunakan sebagai predator uji.
Percobaan 2 : Preferensi
Sycanus
sp. terhadap
Plutella xylostella
dan
Crocidolomia pavonana
Untuk pengamatan preferensi
Sycanus
sp. terhadap
P. xylostella
dan
C. pavonana
dilakukan uji pilihan antara larva
P. xylostella
dan larva
C. pavonana
yang dimasukkan ke dalam stoples plastik ukuran tinggi 15 cm dan diameter 10 cm. Seekor imago
Sycanus
sp. diinfestasikan ke dalam stoples plastik yang sudah dimasukkan larva
P. xylostella
dan
C. pavonana
masing-masing sejumlah satu ekor. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan sepuluh ulangan.
Percobaan 3 : Kajian Tanggap Fungsional Predator
Sycanus
sp. terhadap Kerapatan Populasi
Plutella xylostella
dan
Crocidolomia pavonana
Tujuan dari percobaan 3 adalah untuk mengetahui tanggap fungsional predator
Sycanus
sp. terhadap kerapatan populasi
P. xylostella
dan
C. pavonana
. Kajian tanggap fungsional predator
Sycanus
sp. dilakukan di laboratorium. Pengamatan dilakukan dengan
menghitung waktu
Sycanus
sp. untuk menemukan dan memangsa
P. xylostella
atau
C. pavonana
. Selanjutnya data hasil penelitian dihitung berdasarkan Holling 1959 yaitu Na = aTN 1 + aThN 2
Keterangan :
Na : jumlah
P. xylostella C. pavonana
yang dimangsa, a
: laju pemangsaan, T
: lama pemangsaan 60 menit, N
: kerapatan mangsa dan Th
: waktu yang digunakan predator untuk menangani satu mangsa.
Penentuan tipe tanggap fungsional adalah dengan menggunakan analisis regresi, yaitu dengan menghitung jumlah
P. xylostella
atau
C. pavonana
yang dimangsa Ne dan dibandingkan dengan yang dipaparkan No. Data pemangsaan dianalisis menggunakan
regresi linear, eksponensial dan logaritmik. Nilai r digunakan untuk menentukan tipe tanggap fungsional, dari setiap persamaan regresi yang digunakan. Nilai r yang paling mendekati 1
dinyatakan sebagai tipe respon fungsional dari predator Jones et al. 2003.
Tanggap Fungsional Predator
Sycanus
sp. Terhadap Kerapatan Populasi Mangsa Larva
Plutella xylostella
dan Larva
Crocidolomia pavonana
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap RAL. Percobaan yang dilakukan adalah pola faktorial dengan perlakuan kerapatan jumlah
inang larva pada umur dan ukuran larva yang sama K yang terdiri dari 7 tujuh level yakni K1= 2 ekor larva; K2= 4 ekor larva, K3= 6 ekor larva, K4= 8 ekor larva, dan K5= 10 ekor
larva, K6= 12 ekor larva dan K7= 14 ekor larva, dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 tiga kali, sehingga akan terdapat 42 unit percobaan.
Daun kubis yang diinfestasi larva inang instar-3 dengan kerapatan 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 larva
P.
xylostella
C. pavonana
per daun, dimasukkan secara terpisah ke dalam kurungan stoples. Selanjutnya ke dalam masing-masing stoples dilepaskan satu
Sycanus
selama 24 jam.
Percobaan 4 : Pelepasan
Sycanus
sp. di Lapang.
Pelepasan
Sycanus
sp. dilakukan pada tanaman kubis berumur lima minggu setelah tanam, pada pukul 17.30 Wita tepat di tengah-tengah petak pengamatan sebanyak 24 pasang.
Peubah yang diamati dalam penentuan tanggap
Sycanus
sp. adalah jumlah populasi dari
P. xylostella
dan
C. pavonana
sebelum pelepasan dan sesudah pelepasan dilakukan. Pengamatan pola pemencaran
Sycanus
sp. dilakukan dengan tiga cara yaitu pertama mengamati jumlah
Sycanus
sp. yang berkunjung pada masing-masing titik sampel Utara, Barat, Timur, Selatan. Kedua, menghitung jumlah populasi
Sycanus
sp. pada masing-masing titik sampel yang ditentukan. Ketiga, jumlah populasi
Sycanus
sp. saat 11 minggu setelah tanam. Pengamatan dilakukan setiap hari selama seminggu setelah pelepasan. Pengamatan kedua adalah jumlah
Sycanus
sp. pada akhir percobaan panen.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN