POTENSI PARASITOID
Diadegma
DAN PREDATOR
Sycanus
DALAM PENGENDALIAN HAMA PEMAKAN DAUN KUBIS DI DAERAH BALI
Ketut Ayu Yuliadhi I Nyoman Wijaya
I Dewa Nyoman Nyana
BAB I. PENDAHULUAN
Kubis merupakan salah satu sayuran yang menjadi unggulan petani dataran tinggi di Bali, selain tomat dan wortel. Prospek pengembangan budidaya kubis, diperkirakan tetap
baik. Tanaman kubis sebenarnya termasuk tanaman yang relatif mudah dalam pembudidayaan, tetapi dalam usaha meningkatkan produksinya selalu ada gangguan hama
dan penyakit, sehingga mengakibatkan hasil yang tidak maksimal. Petani kubis di Desa Candikuning Kabupaten Tabanan dan di Desa Pancasari Kabupaten Buleleng mengalami
penurunan hasil akibat serangan hama kubis. Beberapa hama yang telah dilaporkan menyerang tanaman kubis adalah ulat daun
kubis
Plutella xylostella
, ulat jantung kubis
Crocidolomia binotalis
, ulat grayak
Spodoptera litura
, ulat tanah
Agrotis ipsilon
Hufn., ulat jengkal
Chrysodeixis orichalcea
L.,
Helicoperva armigera
Hbn. dan kutudaun Permadi dan Sastrosiswojo, 1993. Kehilangan hasil yang ditimbulkan oleh hama Plutella dan Crocidolomia dapat mencapai 100 apabila tanpa
pemakaian insektisida Permadi dan Sastrosiswojo, 1993. Hasil pengamatan penulis di pertanaman kubis di desa Candikuning, hama yang selalu
ada dan menyerang tanaman kubis adalah ulat daun kubis
Plutella xylostella
dan ulat jantung kubis
Crocidolomia pavonana
. Petani di desa Candikuning pada umumnya mengatasi serangan hama kubis dengan menggunakan pestisida, bahkan petani melakukan
penyemprotan umumnya sangat berlebihan, bahkan berjadual. Memang dari segi penekanan populasi hama, pengendalian dengan pestisida memang cepat dapat dilihat hasilnya. Tetapi,
penggunaan pestisida yang kurang bijaksana dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan seperti pencemaran lingkungan, resistansi hama, dan yang lebih penting lagi
matinya serangga berguna dalam hal ini musuh alami hama pemakan daun kubis.
Untuk mencegah atau mengurangi dampak penggunaan insektisida, perlu dicari pengendalian alternatif hama tersebut. Di antara pengendalian alternatif terhadap hama
pemakan daun kubis yang dapat dipilih adalah pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami yang sekaligus juga merupakan salah satu komponen dalam pengendalian hama
terpadu PHT yang berwawasan lingkungan sehingga dapat mengurangi dampak penggunaan insektisida yang tidak diinginkan.
Predator dan parasitoid adalah kelompok musuh alami yang dapat dimanfaatkan dalam pengendalian hayati. Survei yang pernah dilakukan pada beberapa lokasi penanaman
kubis di daerah Bali menemukan satu jenis predator yaitu S
ycanus dichotomus
Stal.Hemiptera: Reduviidae dan satu jenis parasitoid yaitu
Diadegma semiclausum
Hellen Hymenoptera: Ichneumonidae ditemukan berasosiasi dengan hama pemakan daun kubis
Yuliadhi 2012.
Sycanus
adalah predator serangga termasuk ulat pemakan daun kubis. Nimfa predator ini memangsa serangga dengan menusukkan stiletnya ke bagian yang lunak dari bagian tubuh
serangga, setelah itu serangga yang sudah tertangkap akan segera lumpuh akibat toksin yang dikeluarkan melalui stilet.
D. semiclausum
adalah parasitoid larva dengan serangga inang
P. xylostella
. Parasitoid ini merupakan endoparasitoid yang sebagian stadium hidupnya berada di dalam tubuh serangga inang.
Karena kedua musuh alami ini umum ditemukan di seluruh sentra produksi kubis di daerah Bali namun dengan tingkat predasi maupun parasitisasi yang sangat bervariasi dan
juga karena belum tersedia informasi yang lengkap tentang peri kehidupan musuh alami tersebut, maka banyak hal yang masih perlu dikaji mengenai musuh alami ini sebagai dasar
meningkatkan keefektifan pengendalian hama pemakan daun kubis. Keberhasilan penggunaan musuh alami untuk menekan populasi hama di lapangan
dipengaruhi oleh kebugaran musuh alami tersebut. Indikator kebugaran musuh alami antara lain meliputi keperidian, lama hidup, dan siklus hidup Buchori 1995.
Potensi suatu musuh alami dalam pengendalian suatu hama dapat dilakukan dengan mengukur beberapa komponen sifat intrinsik dari musuh alami tersebut. Sifat-sifat intrinsik
yang perlu diukur adalah siklus hidup, tingkat reproduksi, dan tanggap fungsional. Siklus Hidup dan Tingkat Reproduksi menggambarkan potensi musuh alami tersebut dalam hal
kecepatan merespon dinamika populasi hama di lapangan. Potensi yang tinggi akan digambarkan oleh siklus hidup yang pendek dan tingkat reproduksi yang tinggi.
Tanggap fungsional menyatakan perubahan jumlah inang atau mangsa yang diserang oleh individu parasitoid atau predator akibat perubahan kerapatan populasi inang atau mangsa
per satuan waktu. Tanggap ini penting dalam interaksi antara inang atau mangsa dengan parasitoid atau predator Hassel, 2000.
Tanggap fungsional kemudian menjadi salah satu ukuran untuk menentukan keefektifan suatu parasitoid atau predator dalam mengendalikan populasi hama atau kemampuannya
mengatur keseimbangan populasi hama. Keefektifan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kehadiran mangsa alternatif.
Jumlah inang atau mangsa yang diparasit atau dimangsa pada kerapatan inang atau mangsa merupakan aspek penting untuk dipelajari, sehingga diperolah gambaran tentang
kemampuan parasitoid atau predator dalam menangani inang atau mangsanya Pervez Omkar 2005; Rahman
et al.
2009. Secara umum individu parasitoid biasanya akan memberikan tanggaprespon terhadap
peningkatan kerapatan inang. Pengetahuan tentang tanggap fungsional dapat digunakan untuk menapis musuh alami yang potensial dan memperkirakan potensi pengendalian hayati
Parella Horsburgh 1983; Houck Strauss 1985. Parameter penting dari tanggap fungsional adalah laju pencarian seketika a dan masa penanganan inang Th. Parasitoid
yang potensial adalah yang memiliki nilai a yang tinggi dan nilai Th yang rendah Hassel 2000.
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan memberikan landasan yang memadai untuk mengambil keputusan dalam memilih cara pemanfaatan musuh alami hama
pemakan daun kubis, apakah cukup melalui konservasi atau harus dilakukan inundasi. Potensi predator
Sycanus
dalam pengendalian hama pemakan daun kubis akan dipetakan melalui pengukuran keperidian, lama hidup, siklus hidup, Preferensi dan tanggap
fungsional predator Sycanus terhadap hama utama kubis
P
.
xylostella
dan
C
.
pavonana
.
Mengetahui biologi Sycanus merupakan suatu hal penting dalam usaha memanfaatkan Sycanus sebagai predator, sehingga dapat lebih pasti kapan tepatnya melakukan pelepasan predator di
lapangan.
Kajian aspek biologi predator yaitu perkembangan siklus hidup, lama hidup dan keperidian
Sycanus
sp. dilaksanakan di laboratorium. Lama hidup ditentukan mulai dari
pergantian kulit nimfa instar terakhir sampai meletakkan telur dan mengalami kematian. Keperidian adalah kemampuan predator meletakkan telur selama hidupnya. Kajian tentang
perkembangan predator dilakukan untuk mengetahui siklus hidup predator.
Kajian preferensi
Sycanus
sp. terhadap
P. xylostella
dan
C. pavonana
dilakukan di laboratorium. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui ketertarikan predator
Sycanus
sp. terhadap kedua mangsa tersebut.
Kajian tanggap fungsional predator
Sycanus
sp. dilakukan di laboratorium.
Pengamatan dilakukan dengan menghitung waktu
Sycanus
sp. untuk menemukan dan
memangsa
P. xylostella
atau
C. pavonana
. Penentuan tipe tanggap fungsional adalah dengan menggunakan analisis regresi, yaitu
dengan menghitung jumlah
P. xylostella
atau
C. pavonana
yang dimangsa Ne dan dibandingkan dengan yang dipaparkan No. Data pemangsaan dianalisis menggunakan
regresi linear, eksponensial dan logaritmik. Nilai r digunakan untuk menentukan tipe tanggap fungsional, dari setiap persamaan regresi yang digunakan. Nilai r yang paling mendekati 1
dinyatakan sebagai tipe respon fungsional dari predator Jones
et al.
2003.
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai potensi dan peranan
Sycanus
sp. dalam mengendalikan populasi
P. xylostela
dan
C. pavonana
pada tanaman kubis.
Tujuan penelitian dicapai dengan melakukan 3 tiga topik penelitian yaitu 1 kajian aspek biologi siklus hidup, lama hidup imago dan keperidian predator
Sycanus
sp.; 2 kajian preferensi
Sycanus
sp. terhadap
P. xylostela
dan
C. pavonana
; dan 3 tanggap fungsional predator
Sycanus
sp. terhadap
P. xylostella
dan
C. pavonana
.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hama Utama Pemakan Daun Kubis