Kajian preferensi
Sycanus
sp. terhadap
P. xylostella
dan
C. pavonana
dilakukan di laboratorium. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui ketertarikan predator
Sycanus
sp. terhadap kedua mangsa tersebut.
Kajian tanggap fungsional predator
Sycanus
sp. dilakukan di laboratorium.
Pengamatan dilakukan dengan menghitung waktu
Sycanus
sp. untuk menemukan dan
memangsa
P. xylostella
atau
C. pavonana
. Penentuan tipe tanggap fungsional adalah dengan menggunakan analisis regresi, yaitu
dengan menghitung jumlah
P. xylostella
atau
C. pavonana
yang dimangsa Ne dan dibandingkan dengan yang dipaparkan No. Data pemangsaan dianalisis menggunakan
regresi linear, eksponensial dan logaritmik. Nilai r digunakan untuk menentukan tipe tanggap fungsional, dari setiap persamaan regresi yang digunakan. Nilai r yang paling mendekati 1
dinyatakan sebagai tipe respon fungsional dari predator Jones
et al.
2003.
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai potensi dan peranan
Sycanus
sp. dalam mengendalikan populasi
P. xylostela
dan
C. pavonana
pada tanaman kubis.
Tujuan penelitian dicapai dengan melakukan 3 tiga topik penelitian yaitu 1 kajian aspek biologi siklus hidup, lama hidup imago dan keperidian predator
Sycanus
sp.; 2 kajian preferensi
Sycanus
sp. terhadap
P. xylostela
dan
C. pavonana
; dan 3 tanggap fungsional predator
Sycanus
sp. terhadap
P. xylostella
dan
C. pavonana
.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hama Utama Pemakan Daun Kubis
Hama utama yang menyerang tanaman kubis adalah
Plutella xylostella
L. dan
Crocidolomia pavonana
Zell. Sembel, 2010.
Plutella xylostella
L. dan
Crocidolomia pavonana
Fab. merupakan dua hama penting yang paling umum dan selalu ada pada budidaya tanaman kubis
serta bersifat kosmopolit. Pada fase larva,
P. xylostella
L. menyerang tanaman kubis yang masih kecil di persemaian dan juga merusak tanaman kubis yang sedang membentuk krop
sehingga sangat merugikan bagi petani. Sedangkan larva
Crocidolomia pavonana
menyerang krop kubis.
Stadia yang merusak kubis adalah saat stadia larva. Larva
P. xylostella
L. mulai menyerang tanaman kubis pada saat masih dalam pembibitan umur 1 bulan dengan jumlah
daun kubis baru sekitar 3 sampai 4 lembar hingga tanaman menjelang panen. Hama ini mempunyai kisaran inang yang cukup luas serta mampu beradaptasi pada geografi yang
berbeda. Selain kubis, inang
P. xylostella
antara lain brokoli, pea, caisin, dan beberapa kubis liar Kalshoven, 1981.
Plutella xylostella
L. mengalami metamorfosa sempurna yaitu dari telur, larva, pupa, dan imago. Telur dari
P. xylostella
sangat kecil kurang dari 1 mm, atau berbentuk oval dengan warna putih kekuningankehijauan. Imago meletakkan telurnya secara tunggal
atau berkelompok 2-3 di sekitar tulang daun di atas atau di bawah permukaan daun.Ngatimin, 2002. Jumlah telur yang dihasilkan oleh imago betina
P. xylostella
selama hidupnya adalah 92 hingga 130 butir Vos, 1953
dalam
Ngatimin, 2002. Warna telur akan lebih gelap pada saat akan menetas Kalshoven, 1981. Telur akan menetas menjadi larva
dalam 3-8 hari tergantung kondisi lingkungan. Larva yang baru menetas akan segera menggerek daun dan memakan daging daun
sebelah bawah dengan meninggalkan lapisan epidermis bagian atas daun. Larva ini ada bersembunyi di balik daun sambil makan, biasanya yang dimakan adalah daging daunnya,
tetapi kulit ari epidermis bagian permukaan daun sebelah atas tidak dimakan hingga pada daun terlihat bercak-bercak putih. Apabila kulit ari kering maka akan sobek dan kelihatan
lubang-lubang. Tanaman yang terserang menjadi rusak berat Pracaya, 2007. Kerusakan yang
ditimbulkan oleh hama tersebut dapat mencapai 58 – 100 persen apabila tidak segera
dilakuan pengendalian, terutama pada musim kemarau Rukmana, 1994.
C. pavonana
merupakan hama yang menyerang pertanaman kubis dari munculnya krop hingga panen.
C. pavonana
termasuk ke dalam Kelas : Insekta serangga, Ordo : Lepidoptera, Famili : Pyralidae, Genus :
Crocidolomia
, Spesies :
Crocidolomia pavonana
Fab. Penyebaran serangga ini di Afrika Selatan, Asia Tenggara, Australia dan Kepulauan
Pasifik Kalshoven, 1981. Di Jawa ditemukan di dataran rendah dan tinggi. Faktor musim sangat mempengaruhi populasinya, ada korelasi negatif antara populasi larva
C. pavonana
dengan curah hujan. Populasi larva pada pertanaman kubis akan meningkat mulai dua minggu setelah tanam dan akan mencapai puncaknya pada umur enam sampai delapan
minggu setelah tanam kemudian akan menurun kembali sampai saat panen kubis
Sastrosiswojo dkk. 2005. Serangga
C. pavonana
terkadang saling bergantian sebagai hama utama pada tanaman kubis dengan
P. xylostella
Permadi dan Sastrosiswojo, 1993.
C. pavonana
sangat merusak karena larva memakan daun baru di bagian tengah tanaman kubis. Saat bagian tengah telah hancur, larva pindah ke ujung daun dan kemudian
turun ke daun yang lebih tua. Kebanyakan tanaman yang terserang akan hancur seluruhnya jika ulat krop kubis tidak dikendalikan. Serangan hama ini mengakibatkan turunnya produksi
mencapai 50 persen per hektar Tambunan, 2011.
2. 2 Musuh alami hama pemakan daun kubis
Pada penelitian pendahuluan di desa Candikuning, dimana petani dalam berbudidaya kubis selalu menggunakan pestisida untuk mengamankan tanamannya dari serangan hama,
ditemukan hanya satu parasitoid yang berasosiasi dengan
Plutella xylostella
yaitu
Diadegma semiclausum
dengan tingkat parasitisasi mencapai 0, 11.39, dan 0.12 pada tanaman kubis berumur 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan di lapang Yuliadhi, 2012.
Berdasarkan investigasi dan penelitian yang penulis lakukan di Pancasari bulan Mei hingga Juli tahun 2012 ditemukan musuh alam di pertanaman kubis adalah parasitoid larva
Plutella
Diadegma semiclausum
dan predator,
Sycanus dichotomus
. Hasil penelitian pendahuluan 2014 ditemukan predator hama kubis
Sycanus
sp.
Diagdegma semiclausum
adalah endoparasitoid larva soliter. Parasitoid ini meletakkan telur di dalam tubuh larva
P. xylostella
, terutama pada instar ketiga. Imago
D. semiclausum
muncul dari tubuh inang saat inang berada masih dalam fase larva. Siklus hidup
D. semiclausum
dari telur sampai dewasa lamanya 18-20 hari di dataran tinggi dan 14 hari di dataran rendah. Sedangkan masa telur 2-3 hari, masa larva 7-8 hari dan
masa pupa 8-10 hari. Imago akan keluar dengan cara membuat lubang pada salah satu ujung kokon. Serangga berwarna hitam dengan sayap transparan dan tipis. Seekor parasitoid betina
dapat menyerang kurang lebih 50 ekor larva.
Sycanus dichotomus
Hemiptera: Reduviidae merupakan predator yang umum ditemukan pada tanaman sawit.
Siklus hidup
Sycanus dichotomus Hemiptera: Reduviidae
pada dua mangsa yaitu larva
Plutella xylostella
dan
Corcyra cephalonica
sudah pernah dilaporkan oleh Zulkefli
et al.
2004, bahwa telur Sycanus menetas 11-39 hari setelah diletakkan, dan dilaporkan juga bahwa sycanus mempunyai lima tahapan stadia nimfa,
dengan rata –rata perkembangan masing masing nimfa adalah 24.35, 16.95, 20.35, 25.32 dan
43.51 hari bila diberi mangsa
C
.
cephalonica
, sedangkan bila diberi mangsa larva
Plutella xylostella
rata-rata lama stadia masing-masing nimpa adalah 16.72, 15.78, 14.88, 24.03 and
46.84 hari. Lama hidup imago jantan dan betina rata-rata 83.47 dan 87.64 hari jika diberi mangsa
Plutella xylostella ,
tapi jika diberi mangsa
C. cephalonica,
maka lama hidup imago jantan dan betina
Sycanus dichotomus
lebih pendek yaitu
± 63.99 dan 61.86 hari. Sycanus dichotomus
juga dilaporkan menyerang
S. asigna
and
Darna trima
Singh, 1992.
BAB III. METODE PENELITIAN