TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hama Utama Pemakan Daun Kubis

Kajian preferensi Sycanus sp. terhadap

P. xylostella

dan

C. pavonana

dilakukan di laboratorium. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui ketertarikan predator Sycanus sp. terhadap kedua mangsa tersebut. Kajian tanggap fungsional predator Sycanus sp. dilakukan di laboratorium. Pengamatan dilakukan dengan menghitung waktu Sycanus sp. untuk menemukan dan memangsa

P. xylostella

atau

C. pavonana

. Penentuan tipe tanggap fungsional adalah dengan menggunakan analisis regresi, yaitu dengan menghitung jumlah

P. xylostella

atau

C. pavonana

yang dimangsa Ne dan dibandingkan dengan yang dipaparkan No. Data pemangsaan dianalisis menggunakan regresi linear, eksponensial dan logaritmik. Nilai r digunakan untuk menentukan tipe tanggap fungsional, dari setiap persamaan regresi yang digunakan. Nilai r yang paling mendekati 1 dinyatakan sebagai tipe respon fungsional dari predator Jones et al. 2003.

1.2 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai potensi dan peranan Sycanus sp. dalam mengendalikan populasi P. xylostela dan

C. pavonana

pada tanaman kubis. Tujuan penelitian dicapai dengan melakukan 3 tiga topik penelitian yaitu 1 kajian aspek biologi siklus hidup, lama hidup imago dan keperidian predator Sycanus sp.; 2 kajian preferensi Sycanus sp. terhadap P. xylostela dan

C. pavonana

; dan 3 tanggap fungsional predator Sycanus sp. terhadap

P. xylostella

dan

C. pavonana

.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hama Utama Pemakan Daun Kubis

Hama utama yang menyerang tanaman kubis adalah Plutella xylostella L. dan Crocidolomia pavonana Zell. Sembel, 2010. Plutella xylostella L. dan Crocidolomia pavonana Fab. merupakan dua hama penting yang paling umum dan selalu ada pada budidaya tanaman kubis serta bersifat kosmopolit. Pada fase larva,

P. xylostella

L. menyerang tanaman kubis yang masih kecil di persemaian dan juga merusak tanaman kubis yang sedang membentuk krop sehingga sangat merugikan bagi petani. Sedangkan larva Crocidolomia pavonana menyerang krop kubis. Stadia yang merusak kubis adalah saat stadia larva. Larva

P. xylostella

L. mulai menyerang tanaman kubis pada saat masih dalam pembibitan umur 1 bulan dengan jumlah daun kubis baru sekitar 3 sampai 4 lembar hingga tanaman menjelang panen. Hama ini mempunyai kisaran inang yang cukup luas serta mampu beradaptasi pada geografi yang berbeda. Selain kubis, inang

P. xylostella

antara lain brokoli, pea, caisin, dan beberapa kubis liar Kalshoven, 1981. Plutella xylostella L. mengalami metamorfosa sempurna yaitu dari telur, larva, pupa, dan imago. Telur dari

P. xylostella

sangat kecil kurang dari 1 mm, atau berbentuk oval dengan warna putih kekuningankehijauan. Imago meletakkan telurnya secara tunggal atau berkelompok 2-3 di sekitar tulang daun di atas atau di bawah permukaan daun.Ngatimin, 2002. Jumlah telur yang dihasilkan oleh imago betina

P. xylostella

selama hidupnya adalah 92 hingga 130 butir Vos, 1953 dalam Ngatimin, 2002. Warna telur akan lebih gelap pada saat akan menetas Kalshoven, 1981. Telur akan menetas menjadi larva dalam 3-8 hari tergantung kondisi lingkungan. Larva yang baru menetas akan segera menggerek daun dan memakan daging daun sebelah bawah dengan meninggalkan lapisan epidermis bagian atas daun. Larva ini ada bersembunyi di balik daun sambil makan, biasanya yang dimakan adalah daging daunnya, tetapi kulit ari epidermis bagian permukaan daun sebelah atas tidak dimakan hingga pada daun terlihat bercak-bercak putih. Apabila kulit ari kering maka akan sobek dan kelihatan lubang-lubang. Tanaman yang terserang menjadi rusak berat Pracaya, 2007. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama tersebut dapat mencapai 58 – 100 persen apabila tidak segera dilakuan pengendalian, terutama pada musim kemarau Rukmana, 1994.

C. pavonana

merupakan hama yang menyerang pertanaman kubis dari munculnya krop hingga panen.

C. pavonana

termasuk ke dalam Kelas : Insekta serangga, Ordo : Lepidoptera, Famili : Pyralidae, Genus : Crocidolomia , Spesies : Crocidolomia pavonana Fab. Penyebaran serangga ini di Afrika Selatan, Asia Tenggara, Australia dan Kepulauan Pasifik Kalshoven, 1981. Di Jawa ditemukan di dataran rendah dan tinggi. Faktor musim sangat mempengaruhi populasinya, ada korelasi negatif antara populasi larva

C. pavonana

dengan curah hujan. Populasi larva pada pertanaman kubis akan meningkat mulai dua minggu setelah tanam dan akan mencapai puncaknya pada umur enam sampai delapan minggu setelah tanam kemudian akan menurun kembali sampai saat panen kubis Sastrosiswojo dkk. 2005. Serangga

C. pavonana

terkadang saling bergantian sebagai hama utama pada tanaman kubis dengan

P. xylostella

Permadi dan Sastrosiswojo, 1993.

C. pavonana

sangat merusak karena larva memakan daun baru di bagian tengah tanaman kubis. Saat bagian tengah telah hancur, larva pindah ke ujung daun dan kemudian turun ke daun yang lebih tua. Kebanyakan tanaman yang terserang akan hancur seluruhnya jika ulat krop kubis tidak dikendalikan. Serangan hama ini mengakibatkan turunnya produksi mencapai 50 persen per hektar Tambunan, 2011.

2. 2 Musuh alami hama pemakan daun kubis

Pada penelitian pendahuluan di desa Candikuning, dimana petani dalam berbudidaya kubis selalu menggunakan pestisida untuk mengamankan tanamannya dari serangan hama, ditemukan hanya satu parasitoid yang berasosiasi dengan Plutella xylostella yaitu Diadegma semiclausum dengan tingkat parasitisasi mencapai 0, 11.39, dan 0.12 pada tanaman kubis berumur 1 bulan, 2 bulan, dan 3 bulan di lapang Yuliadhi, 2012. Berdasarkan investigasi dan penelitian yang penulis lakukan di Pancasari bulan Mei hingga Juli tahun 2012 ditemukan musuh alam di pertanaman kubis adalah parasitoid larva Plutella Diadegma semiclausum dan predator, Sycanus dichotomus . Hasil penelitian pendahuluan 2014 ditemukan predator hama kubis Sycanus sp. Diagdegma semiclausum adalah endoparasitoid larva soliter. Parasitoid ini meletakkan telur di dalam tubuh larva

P. xylostella

, terutama pada instar ketiga. Imago D. semiclausum muncul dari tubuh inang saat inang berada masih dalam fase larva. Siklus hidup D. semiclausum dari telur sampai dewasa lamanya 18-20 hari di dataran tinggi dan 14 hari di dataran rendah. Sedangkan masa telur 2-3 hari, masa larva 7-8 hari dan masa pupa 8-10 hari. Imago akan keluar dengan cara membuat lubang pada salah satu ujung kokon. Serangga berwarna hitam dengan sayap transparan dan tipis. Seekor parasitoid betina dapat menyerang kurang lebih 50 ekor larva. Sycanus dichotomus Hemiptera: Reduviidae merupakan predator yang umum ditemukan pada tanaman sawit. Siklus hidup Sycanus dichotomus Hemiptera: Reduviidae pada dua mangsa yaitu larva Plutella xylostella dan Corcyra cephalonica sudah pernah dilaporkan oleh Zulkefli et al. 2004, bahwa telur Sycanus menetas 11-39 hari setelah diletakkan, dan dilaporkan juga bahwa sycanus mempunyai lima tahapan stadia nimfa, dengan rata –rata perkembangan masing masing nimfa adalah 24.35, 16.95, 20.35, 25.32 dan 43.51 hari bila diberi mangsa C . cephalonica , sedangkan bila diberi mangsa larva Plutella xylostella rata-rata lama stadia masing-masing nimpa adalah 16.72, 15.78, 14.88, 24.03 and 46.84 hari. Lama hidup imago jantan dan betina rata-rata 83.47 dan 87.64 hari jika diberi mangsa Plutella xylostella , tapi jika diberi mangsa C. cephalonica, maka lama hidup imago jantan dan betina Sycanus dichotomus lebih pendek yaitu ± 63.99 dan 61.86 hari. Sycanus dichotomus juga dilaporkan menyerang S. asigna and Darna trima Singh, 1992.

BAB III. METODE PENELITIAN