Penutup Halaman-halaman Penutup Ilustrasi dan atau Gambar Penunjang

4 2 Materi ajar yang akan disajikan menurut Pannen dan Purwanto 1994: 13 - 11 dapat dikembangkan melalui tiga cara, yaitu 1 menulis sendiri, 2 pengemasan kembali informasi, dan 3 penataan informasi. Secara individu sebagai pakar bidang ilmu yang bersangkutan, pengajar dapat menulis sendiri bahan ajar mata pelajaran nya atau berkelompok dengan teman sejawat yang seprofesi dalam mata pelajaran yang bersangkutan. Semua materi yang akan dituangkan dalam buku ajar bertolak dari pemikiran, pendapat, dan pengetahuan pengajar atau kelompok tersebut. Kalaupun ada sumber lain yang dikutip atau dirujuk, itu hanya untuk penguat pendapatgagasan mereka atau untuk pembandingan. Penulisan buku ajar dengan pengemasan kembali informasi merupakan pemanfaatan buku-buku teks dan sumber informasi lainnya yang sudah ada di pasaran untuk dikemas kembali sehingga berbentuk bahan ajar. Pengemasan kembali bahan-bahan yang telah ada tersebut membutuhkan gaya bahasa dan stategi tersendiri oleh pengajar untuk menulis ulang atau menggubah dan melengkapi sehingga menjadi sebuah bahan ajar yang memenuhi prinsip-prinsip instruksional. Berbeda dengan penulisan buku ajar dengan pengemasan informasi, pada penulisan buku ajar dengan penataan informasi hampir tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap buku-buku teks yang telah ada. Yang ditambahkan hanyalah pedoman mempelajari materi, perlatihan, dan umpan balik untuk pelajar. Ketiga bentuk pengembangan materi ajar tersebut membutuhkan penguraian dan penjelasan secara terinci dan disertai contoh-contoh dan alat bantu belajar lainnya, antara lain sarana 1 untuk menyederhanakan informasi ; misalnya tabel, grafik, panah, kotak, ilustrasi, gambar, dll; 2 untuk membantu ingatan; misalnya daftar cek, label, diagram, kode, dll.; 3 untuk membantu kecepatan mempelajari informasi; misalnya tanda-tanda, warna, dan 4 untuk membantu pemahaman; misalnya pertanyaan yang analitis dan umpan balik.

d. Penutup

1 Ringkasan.Selain ringkasan materi dalam satu bab, sebaiknya juga dibuat ringkasan materi untuk setiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang terdapat pada masing-masing bab sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. 2 Perlatihan dan Evaluasi. Perlatihan dan evaluasi, selain mengukur ketercapaian pamahamanpengertian terhadap suatu babpokok bahasansub pokok bahasan juga berguna untuk alasan memberikan umpan balik, remedial atau pengayaan. Dengan demikian, perlatihan dalam buku ajar dapat dimuat pada setiap akhir penyajian satu pokok bahasan dan dapat juga setiap selesai penyajian satu subpokok bahasan. Hal ini bergantung kepada karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan. 3 Rujukan. Bagian ini berisi daftar buku atau jurnal atau sumber lain yang dirujukdiacu atau dikutip di dalam uraian materi.

e. Halaman-halaman Penutup

Halaman-haman ini berisi hal-hal sebagai berikut. 1 Simpulan buku atau materi secara keseluruhan 2 Saran jika diperlukan 3 Kepustakaan.Pencantuman beberapa sumber bacaan lainnya yang tidak diacu secara langsung pada setiap bab bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan awal terhadap materi yang akan atau sedang dipelajari pelajar atau dapat juga memerkaya pengetahuan dan wawasan mereka terhadap materi yang telah dipelajarinya. 4 Lampiran jika ada 5 Catatan akhir jika diperlukan dibuat untuk menghindari pemutusan informasi di dalam bab yang biasa diberi tanda angkanomor. 5 6 Daftar indeks atau senarai.

f. Ilustrasi dan atau Gambar Penunjang

Ilustrasi adalah alat komunikasi kasatmata citra visual yang digunakan untuk menjelaskan gagasan yang sulit digantikan oleh bahasa biasa ilustrasi juga dapat berbentuk verbal. Bentuk sajiannya yang serempak, di samping dapat menjelaskan lebih baik, ilustrasi juga dapat meringkas gagasan sehingga tidak saja ruang yang digunakan lebih hemat tetapi juga informasi yang terkandung di dalamnya sangat nyata dan dapat dipahami lebih cepat. Tidak hanya itu, ilustrasi juga sekaligus menghiasi dan menambah daya pikat sebuah naskah buku sehingga juga dapat membangkitkan emosi dan simpati pembaca. Seandainya yang tejadi justru pengaburan informasi atau memperlambat pemahaman maka hal itu tidak dapat disebut ilustrasi, mungkin ilusi ?. Ilustrasi dan tulisan harus saling melengkapi dan saling menutupi kelemahan masing- masing. Agar buku ajar menjadi lebih menarik, seyogianya penulis menghiasi tulisannya dengan berbagai ilustrasi yang relevan. Ilustrasi dapat berbentuk tabel, gambar, peta, diagram, grafik, foto, lukisan, denah, sketsa, kartun, karikatur, dan lain-lain. Seperti pada paragraf di atas, bahasa tulis pun bisa menjadi ilustrasi, misalnya dalam bentuk anekdot, cerita, atau sebuah metafora. Bahkan huruf yang dibuat dalam bentuk tertentu juga dapat menjadi ilustrasi karena saat itu huruf tersebut berubah menjadi gambar. Agar ilustrasi dapat berfungsi optimal, pengarang tidak saja harus memilih jenis ilustrasi, tetapi pilihan itu harus dipersiapkandibuat sedemikian rupa sehingga tarik-menarik dengan tulisan. Oleh sebab itu, ilustrasi harus merupakan tanggung jawab penulis. Meskipun dibuatkan orang lain, penulis harus mengontrolnya sehingga sesuai dengan keinginan penulis. Seandainya buku dicetak, pihak percetakan perlu diberi aba-aba agar proses pencetakan ilustrasi tidak berbeda baik bentuk maupun tata letaknya: sedapat mungkin dekat dengan ide di dalam tulisan dari harapan penulis. Penempatan yang keliru dapat mengubah daya bantu dan daya tariknya.

3. Tugas­tugas