5 6
Daftar indeks atau senarai.
f. Ilustrasi dan atau Gambar Penunjang
Ilustrasi adalah alat komunikasi kasatmata citra visual yang digunakan untuk menjelaskan gagasan yang sulit digantikan oleh bahasa biasa ilustrasi juga dapat berbentuk
verbal. Bentuk sajiannya yang serempak, di samping dapat menjelaskan lebih baik, ilustrasi juga dapat meringkas gagasan sehingga tidak saja ruang yang digunakan lebih hemat tetapi
juga informasi yang terkandung di dalamnya sangat nyata dan dapat dipahami lebih cepat. Tidak hanya itu, ilustrasi juga sekaligus menghiasi dan menambah daya pikat sebuah naskah
buku sehingga juga dapat membangkitkan emosi dan simpati pembaca. Seandainya yang tejadi justru pengaburan informasi atau memperlambat pemahaman maka hal itu tidak dapat
disebut ilustrasi, mungkin ilusi ?.
Ilustrasi dan tulisan harus saling melengkapi dan saling menutupi kelemahan masing- masing. Agar buku ajar menjadi lebih menarik, seyogianya penulis menghiasi tulisannya
dengan berbagai ilustrasi yang relevan. Ilustrasi dapat berbentuk tabel, gambar, peta, diagram, grafik, foto, lukisan, denah,
sketsa, kartun, karikatur, dan lain-lain. Seperti pada paragraf di atas, bahasa tulis pun bisa menjadi ilustrasi, misalnya dalam bentuk anekdot, cerita, atau sebuah metafora. Bahkan huruf
yang dibuat dalam bentuk tertentu juga dapat menjadi ilustrasi karena saat itu huruf tersebut berubah menjadi gambar.
Agar ilustrasi dapat berfungsi optimal, pengarang tidak saja harus memilih jenis ilustrasi, tetapi pilihan itu harus dipersiapkandibuat sedemikian rupa sehingga tarik-menarik
dengan tulisan. Oleh sebab itu, ilustrasi harus merupakan tanggung jawab penulis. Meskipun dibuatkan orang lain, penulis harus mengontrolnya sehingga sesuai dengan keinginan penulis.
Seandainya buku dicetak, pihak percetakan perlu diberi aba-aba agar proses pencetakan ilustrasi tidak berbeda baik bentuk maupun tata letaknya: sedapat mungkin dekat dengan ide
di dalam tulisan dari harapan penulis. Penempatan yang keliru dapat mengubah daya bantu dan daya tariknya.
3. Tugastugas
Tugas atau perlatihan merupakan bagian yang sangat penting di dalam buku ajar. Tugas tidak saja untuk menambah pemahaman tetapi juga untuk mengetahui ketercapaian
tujuan dan pada saat tertentu dapat dijadikan alat penilaian terhadap penguasaan materi oleh pelajar.
Dengan mencantumkan tugas-tugas, pelajar akan lebih terpanggil untuk mendalami materi, bahkan dapat mengerjakannya sebelum materi itu dibahas bersama pengajar. Dengan
sendirinya, kesiapan pelajar untuk masuk kelas akan lebih baik. Agar hal itu tercapai, tugas harus dirancang dengan baik. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merancang tugas, antara lain, sebagai berikut.
a. Petunjuk Tugas
Pelajar harus memahami apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya sehingga hasil akhirnya dapat dibayangkan. Di dalam petunjuk harus tercantum batas-batas
minimal dan maksimal tugas itu terselesaikan. Pula, bagaimana tugas itu akan diperiksadinilai harus pula dijelaskan.
b. Kemampuan Pelajar
Kemampuan pelajar sudah pasti terbatas dibandingkan pengajar. Oleh sebab itu, agar tugas itu dapat dikerjakan oleh pelajar dengan baik, pengajar harus dapat memperkirakan
6 baik bentuk maupun lingkup tugas yang pantas untuk pelajar yang baru saja mempelajari
suatu topik. Setiap kata perintah yang digunakan harus diperkirakan tingkat kesulitan yang akan dialami pelajar. Harus diingat bahwa sebuah perintah dari pengajar dapat berarti
serangkaian panjang pekerjaan bagi pelajar.
c. Waktu
Sehubungan dengan kemampuan pelajar, ketersediaan waktu harus pula menjadi perhatian penulis. Perlu dirancang apakah tugas itu pantas untuk dikerjakan di ruang kuliah
atau di luar atau harus merupakan pekerjaan rumah.
d. Materi Tugas.
Tugas yang diberikan harus tentang materi atau bagian yang sedang dibahas di dalam bab atau subbab. Bahwa tugas itu akan terkait dengan materi sebelumnya atau bahkan
sesudahnya, hal itu biasa terjadi karena materi dalam sebuah buku ajar saling terkait. Akan tetapi, fokusnya harus pada materi bab bersangkutan.
C. Menilai Buku Ajar
Buku ajar yang telah selesai ditulis dan diperbanyak tidak berarti semuanya harus dianggap tuntas dan final. Di saat membaca lagi, biasanya penulis akan menampak beberapa
aspek yang perlu diperbaiki. Hal ini disebabkan karena cara melihat sewaktu menulis dan sewaktu membaca-lagi akan berbeda. Apalagi yang membaca adalah pengajar lain atau
pelajar, mereka akan lebih objektif. Jika penuis membaca tulisannya sendiri, ia membaca subjektivitas pikirannya sehingga terlihat semuanya benar, tetapi ketika orang lain yang
membaca mereka membaca objektivitas pikirannya pula. Itulah bedanya subjektivitas orang yang merasakan dengan objektivitas orang yang mengamati.
1. Model Buku Ajar yang Pernah diterbitkan
Dengan mengikuti petunjuk di atas ternyata secara visual banyak variasi model buku ajar yang dapat dibuat, hal ini tergantung dari kreativitas si penulis. Dibawah ini
diperlihatkan dua buah model buku ajar yang diterbitkan oleh pemerintah dan disebarkan sebagai buku gratis di Internet.