12 adalah bagaimana materi atau bahan pembelajaran selesai dilaksanakan dan
anak-anak dapat menguasainya. Guru tidak perlu memikirkan anak yang lambat, sedang atau cepat dalam menangkap materi atau bahan pembelajaran.
2. Pendekatan Child Centered Versus Teacher Centered
Pendekatan child centered atau student centered merupakan suatu cara pandang
yang menganggap bahwa pusat kegiatan pembelajaran bertitik tolak pada aktivitas anak murid. Cara pandang ini meyakini bahwa murid atau anak
memiliki kemampuan sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta mengkomunikasikan sendiri berbagai
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. Tugas guru yang utama menurut pandangan ini adalah menyusun dan menciptakan berbagai situasi dan fasilitas
yang memungkinkan anak belajar. Pendekatan ini dapat dipergunakan dalam pembelajaran berbasis alam yang memungkinkan pendidik mengajak anak
menggunakan berbagai sumber belajar lingkungan sekitar secara aktif. Cara pandang ini berada satu titik vertikal dengan pendekatan pedosentris. Pada sisi
yang berlawanan, cara pandang teacher centered menekankan pusat kegiatan pembelajaran berada pada aktivitas guru dalam menguasai serta menyampaikan
materi pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran akan diwarnai dan didominasi oleh keaktivitan guru dalam menguasai kelas dan materi pembelajaran. Cara
pandang ini berada dalam satu titik vertikal dengan pendekatan materiosentris.
3. Pendekatan Discovery Penemuan Versus Ekspositori Penyajian
Pendekatan Discovery dikenal juga dengan istilah pendekatan penemuan. Pendekatan ini mempunyai cara pandang yang memusatkan kegiatan
pembelajaran pada upaya atau aktivitas anak didik untuk menemukan sendiri berbagai aspek pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai melalui berbagai
pengalaman yang dirancang dan diciptakan guru. Melalui cara pandang ini, guru akan berusaha memikirkan bagaimana menciptakan situasi belajar mengajar
dengan ragam komponennya agar anak didik mau dan bisa mencari serta menemukan sendiri berbagai aspek pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai.
13 Pendekatan ini berada dalam satu titik vertikal dengan pedosentris berpusat pada
kesanggupan atau kemampuan anak dan child centered berpusat pada anak. Adapun pendekatan ekspositori lebih memandang aktivitas pembelajaran sebagai
kegiatan guru melakukan ekspose atau penyampaian pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai.
4. Pendekatan Proses Versus Pendekatan Hasil
Pendekatan proses dalam pembelajaran berbasis alam mengisyaratkan bahwa kegiatan pembelajaran lebih mengedepankan pentingnya proses belajar sebagai
proses pemerolehan berbagai ragam pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan oleh anak sendiri. Adapun pendekatan hasil lebih menekankan pentingnya hasil
belajar tanpa begitu mempedulikan proses yang dilalui oleh anak dalam belajar.
5. Pendekatan Kongkrit Versus Pendekatan Abstrak
Pendekatan kongkrit merupakan cara pandang dalam proses pembelajaran yang lebih mengupayakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan proses yang
kongkrit. Melalui pendekatan ini, proses pembelajaran akan diupayakan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu yang kongkrit bagi anak, terutama
menjadi hidup dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pendekatan abstrak merupakan cara pandangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
lebih banyak menggunakan proses abstrak. Proses seperti ini memberikan pemahaman yang verbalisme pada anak tentang berbagai ragam pengetahuan,
nilai-nilai dan keterampilan tertentu.
6. Pendekatan Tematik