13 Pendekatan ini berada dalam satu titik vertikal dengan pedosentris berpusat pada
kesanggupan atau kemampuan anak dan child centered berpusat pada anak. Adapun pendekatan ekspositori lebih memandang aktivitas pembelajaran sebagai
kegiatan guru melakukan ekspose atau penyampaian pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai.
4. Pendekatan Proses Versus Pendekatan Hasil
Pendekatan proses dalam pembelajaran berbasis alam mengisyaratkan bahwa kegiatan pembelajaran lebih mengedepankan pentingnya proses belajar sebagai
proses pemerolehan berbagai ragam pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan oleh anak sendiri. Adapun pendekatan hasil lebih menekankan pentingnya hasil
belajar tanpa begitu mempedulikan proses yang dilalui oleh anak dalam belajar.
5. Pendekatan Kongkrit Versus Pendekatan Abstrak
Pendekatan kongkrit merupakan cara pandang dalam proses pembelajaran yang lebih mengupayakan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan proses yang
kongkrit. Melalui pendekatan ini, proses pembelajaran akan diupayakan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu yang kongkrit bagi anak, terutama
menjadi hidup dalam kehidupan sehari-hari. Adapun pendekatan abstrak merupakan cara pandangan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
lebih banyak menggunakan proses abstrak. Proses seperti ini memberikan pemahaman yang verbalisme pada anak tentang berbagai ragam pengetahuan,
nilai-nilai dan keterampilan tertentu.
6. Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik merupakan suatu cara pandang dalam menyelenggarakan pembelajaran yang menggunakan berbagai konteks dalam kehidupan anak
sehari-hari. Konteks itu sendiri terdiri dari benda, peristiwa, keadaan atau pengalaman yang berada dalam kehidupan sehari-hari dan mungkin dialami oleh
anak pada suatu waktu. Pemilihan konteks ini memungkinkan guru dapat mengembangkan suatu strategi pembelajaran bermakna, utuh dan terpadu yang
mengkaitkan antara pembelajaran satu dengan pembelajaran lainnya.
14 Pendekatan pembelajaran tematik lebih mengutamakan pembahasan berbagai
konteks yang dimaksud, terutama aspek pengalaman belajar siswa. Dengan demikian pembelajaran tematik menjadi bersahabat, menyenangkan, tetapi tetap
bermakna bagi siswa. Dalam menanamkan konsep atau pengetahuan dan keterampilan, anak didik tidak harus dilatih dalam bentuk drill, tetapi anak belajar
melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah dipahami. Bentuk pembelajaran ini dikenal dengan pembelajaran terpadu
dan pembelajarannya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak didik.
Pembelajaran tematik harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Berpusat pada anak
b. Memberikan pengalaman langsung pada anak c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran e. Bersifat fleksibel
f. Hasil pembelajaran dapat berkembangan sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak.
Adapun kriteria dalam mengembangkan pembelajaran tematik adalah : a. Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan
dan kebutuhan anak. b. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
c. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna. d. Mengembangkan keterampilan berpikir anak sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi e. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi,
dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
15 Pendekatan pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
dengan bentuk pembelajaran yang tanpa menggunakan konteks tema. Beberapa keungulan yang dimaksud adalah:
a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu. b. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai
kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama. c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
d. Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata
pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak. e. Anak lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi
yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat, dan sebagainya untuk mengembangkan ketrampilan berbahasa sekaligus untuk
mempelajari mata pelajaran lain.
f. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali
pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan.
g. Menyediakan kesempatan pada anak untuk terlibat langsung dengan objek yang sesungguhnya.
h. Menciptakan kegiatan yang melibatkan seluruh indera anak. i. Membangun kegiatan dari minat anak.
j. Membantu anak membangun pengetahuan baru. k. Memberikan kegiatan dan rutinitas yang ditujukan untuk mengembangkan
seluruh aspek perkembangan. l. Mengakomodasi kebutuhan siswa akan kebutuhannya untuk kegiatan dan gerak
fisik, interaksi sosial, kemadirian, konsep diri yang positif. m. Memberikan kesempatan menggunakan permainan untuk menterjemahkan
pengalaman kepada pemahaman. n. Menghargai perbedaan individu, latar belakang, pengalaman di rumah yang dapat
dibawa anak ke kelas.
16 Dalam
mengembangkan pendekatan
pembelajaran tematik
guru dapat
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Pembelajaran tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
menjadi lebih bermakna dan utuh. 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematis perlu memper-timbangkan antara lain
alokasi waktu setiap tema, memper-hitungkan banyak dan sedikitnya bahan yang ada di lingkungan.
3. Pilihlah tema dan jaringannya yang terdekat dengan anak. Contoh pengembangan jaringan tema dapat dijabarkan sebagai berikut :
Berdasarkan jaringan tema tersebut, guru dapat menentukan jumlah minggu yang diperlukan untuk melaksanakan suatu tema. Kedalaman dan keluasan tema dan
jaringannya dibicarakan akan menentukan jumlah minggu yang dibutuhkan.
4. Buatlah kegiatan umum pada masing-masing jaringan tema tersebut, misalnya pada jaringan anggota tubuh ditemukan kegiatan menggambarmewarnai
anggota tubuh, memasangkan anggota tubuh, menjiplak tubuh, menceritakan pengalaman sakit dari anggota tubuh, menyampaikan cara merawat tubuh.
AKU
Diri Sendiri
IDENTITAS DIRI
Nama, alamat, ayahibu
ANGGOTA TUBUH
Kepala, Badan, Tangan, Kaki
CIRI-CIRI TUBUH
Gemuk-kurus, Keriting-lurus,
Tinggi-pendek
KESUKAAN
Makanan-minuman, Warna Pakaian, Olah
raga, Tempat Rekreasi
17 5. Pelaja ri struktur kompetensi standar kompetensi, dan kompetensi dasar, hasil
belajar dan indikator pada masing-masing bidang pengembangan PAUD. 6.
Identifikasi dan kelompokan standar kompetensi yang dapat dicapai pada masing-masing tema.
7. Buatlah “Matriks hubungan antara standar kompetensi dengan tema”. Matriks ini berguna untuk memetakan keseluruhan hubungan antara tema dan
standar kompetensi pada bulan atau satu semester program. Proses ini sekaligus akan memberikan gambaran progress pembelajaran terintegrasi sebagai berikut :
B. Metode Pembelajaran PAUD Berbasis Alam