11 pembelajaran agar berdaya guna efisien dan berhasil guna efektif yang tinggi.
Pendekatan pembelajaran pada dasarnya adalah cara pandang atau cara berpikir guru tentang berbagai komponen dalam sistem pembelajaran.
Cara pandang ini dapat dianggap berada dalam dua ujung titik kontinum yang saling berlawanan. Sebagai contoh, cara pandang guru dalam melaksanakan
pembelajaran ada yang berada paling ujung yang child centered atau berpusat pada anak dan guru yang berada di ujung teacher centered atau berpusat pada guru.
Dengan demikian ke arahmana cara pandang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat diukur derajat child centered-nya atau derajat teacher
centered-nya dengan memperhatikan berbagai aspek dan indikator yang berada pada keduanya.
Beberapa pendekatan yang dapat dijadikan rujukan dalam pembelajaran yang berbasis alam dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :
1. Pendekatan Pedosentris Versus Materiosentris
Pendekatan pedosentris Paedos berarti kesanggupan atau kemampuan anak, sentries artinya berpusat sering dikenal dengan learner centered yakni cara
memandang kegiatan pembelajaran yang bertumpu atau bertitik tolak dari kesanggupan atau kemampuan anak sebagai individu yang belajar. Melalui
pendekatan ini, guru akan berusaha untuk memikirkan dan menelaah seberapa kesanggupan atau kemampuan anak menguasai suatu proses dan bahan atau
materi pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran dapat diperoleh anak dari sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar. Dengan demikian, tingkat
kesanggupan anak untuk menyelesaikan suatu tahapan perkembangan dapat diamati dan digambarkan secara individual. Hal ini berbeda dengan cara pandang
dari materiosentris Matero berarti materi atau bahan pembelajaran yang menganggap bahwa segala pusat kegiatan pembelajaran harus dimulai dengan
materi atau bahan pembelajaran. Cara pandang ini akan mengarahkan guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggiring seluruh aktivitas anak
untuk menguasai materi atau bahan pembelajaran. Bagi guru, hal terpenting
12 adalah bagaimana materi atau bahan pembelajaran selesai dilaksanakan dan
anak-anak dapat menguasainya. Guru tidak perlu memikirkan anak yang lambat, sedang atau cepat dalam menangkap materi atau bahan pembelajaran.
2. Pendekatan Child Centered Versus Teacher Centered
Pendekatan child centered atau student centered merupakan suatu cara pandang
yang menganggap bahwa pusat kegiatan pembelajaran bertitik tolak pada aktivitas anak murid. Cara pandang ini meyakini bahwa murid atau anak
memiliki kemampuan sendiri melalui berbagai aktivitas dalam mencari, menemukan, menyimpulkan serta mengkomunikasikan sendiri berbagai
pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. Tugas guru yang utama menurut pandangan ini adalah menyusun dan menciptakan berbagai situasi dan fasilitas
yang memungkinkan anak belajar. Pendekatan ini dapat dipergunakan dalam pembelajaran berbasis alam yang memungkinkan pendidik mengajak anak
menggunakan berbagai sumber belajar lingkungan sekitar secara aktif. Cara pandang ini berada satu titik vertikal dengan pendekatan pedosentris. Pada sisi
yang berlawanan, cara pandang teacher centered menekankan pusat kegiatan pembelajaran berada pada aktivitas guru dalam menguasai serta menyampaikan
materi pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran akan diwarnai dan didominasi oleh keaktivitan guru dalam menguasai kelas dan materi pembelajaran. Cara
pandang ini berada dalam satu titik vertikal dengan pendekatan materiosentris.
3. Pendekatan Discovery Penemuan Versus Ekspositori Penyajian