Faktor Ekonomi Faktor Terbentuknya Negara Pakistan

menyebabkan adanya keinginan memisahkan diri dari India dan membentuk suatu Negara yang memiliki kedaulatannya sendiri.

2. Faktor Ekonomi

Selain faktor agama dan budaya, yang menjadi faktor terbentuknya Negara Pakistan yaitu faktor ekonomi. Potret kehidupan perekonomian yang mencolok antara umat Islam dan Hindu demikian kentara sehingga menimbulkan kecemburuan sosial bagi umat Islam. Pada masa pemerintahan Islam berkuasa di India, orang-orang Hindu diberi tempat yang layak dalam kemiliteran, administrasi dan pengumpulan pendapatan Negara. Akan tetapi, setelah jatuhnya Mughal, orang-orang Muslim menjadi target orang Inggris dan Hindu. Orang-orang Hindu diberikan tempat yang bagus di kantor- kantor pemerintahan. Mereka juga mendominasi dalam dunia bisnis. Beberapa pabrik penting menjadi kerjasama antara Hindu dengan Inggris. Pada tahun 1935, bahasa Inggris diumumkan sebagai bahasa resmi daripada bahasa Persia. Disebakan hal itu, sejumlah besar para pegawai kantoran orang-orang Islam menjadi kehilangan pekerjaannya. Kemudian undang-undang Islam digantikan dengan undang-undang dan hokum Inggris. Adapun dampak dari itu, para pegawai yang bekerja di instansi- instansi hokum menjadi kehilangan pekerjaan. Padahal, pada masa itu pendapat umat Islam umumnya adalah pegawai dipemerintahan dan militer. Akan tetapi, setelah tahun 1857, keadaan berubah. Umat Islam tidak lagi diberikan tempat oleh pemerintahan Inggris dan orang-orang Hindu. Oleh sebab inilah, kemudian perekonomian umat Islam menjadi lemah secara drastis. Para penguasa Inggris dan orang-orang Hindu bekerja sama untuk membuat orang-orang kaya Muslim menjadi tukang tebang hutan dan penimba air. Keadaan ini adalah akibat dari diberlakukannya undang-undang dan hukum Inggris. Sebelumnya, para tuan tanah kaum Muslim mencapai hingga 95 persen, namun akibat dari perbuatanorang-orang Inggris dan Hindu, hanya tersisa 5 persen saja. Para pegawai pemerintahan sangat kejam dan kasar terhadap orang-orang Islam bahkan terkadang berperilaku tidak terpuji. Sir Syed, seorang pembesa Muslim pernah merasakan hal itu, dimana orang Inggris terbiasa tidak bersikap hormat sedikitpun. 58 Perbedaan status perekonomian pada masa ini cukup tampak antara orang Islam dan Hindu. Di Bengal timur misalnya, para tuan tanah adalah orang-orang Hindu sedangkan orang-orang Islam adalah menjadi pekerjanya. Di Punjab sendiri yang mendominasi perbankan adalah orang-orang Hindu sedangkan orang-orang Islam banyak berhutang kepada mereka. Pada masa ini, kaum terpelajar Islam mencoba mendapatkan pekerjaan di kantor-kantor pemerintahan yang lebih didominasi oleh orang-orang Hindu. 59 Menurut Symon mengutip pernyataan Nyonya Besant Pandit Nehru bahwa ada dua sebab utama yang menyebabkan hal di atas terjadi. Pertama gerakan non- 58 F.C.R. Robinson, Separatism Among Indian Muslims Cambridge University Press, 1974, h. 84 59 Richard Symonds, The Making …,h. 50 koperasi dari 1919-22 telah menyebabkan kurangnya rasa hormat kepada penguasa yang sah. Kedua kekacauan-kekacauan yang terjadi adalah berangkat dari rasa kecemburuan sosial yang tersulut akibat perbedaan-perbedaan perekonomian yang mencolok. 60 Ekpansi Inggris ke India ternyata telah benar-benar menghancurkan perekonomian umat Islam. Pada masa kekuasaan Delhousi, delapan wilayah telah dikuasai oleh Inggris, dikarenakan hal ini, sebagian besar penduduknya yang bekerja sebagai buruh, polisi, tentara, dan pegawai pemerintahan menjadi kehilangan pekerjaan. Sejak tahun 1857 perekonomian umat Islam benar-benar hancur. Kondisi menjadi terbalik di mana orang-orang Hindu menjadi tuan-tuan tanah, sedangkan orang Islam hanya menjadi buruh, tidak memiliki status ekonomi yang jelas dan selalu di bawah bayang-bayang hutang kepada orang-orang Hindu.

3. Faktor Pendidikan