karya tokoh yang terkait dan data sekunder yang dianggap dapat mendukung kajian pemikiran tokoh.
5. Analisis Data
Untuk menemukan pemikiran tokoh dimaksud maka selanjutnya digunakan pendekatan filosofis
philosophical approach
11
dengan menggunakan hermeneutika filosofis atau hermeneutika reflektif dengan langkah-langkah
penelitian sebagai berikut; pertama, interpretasi pemikiran tokoh tentang pembentukan negara Pakistan. Kedua, holistikasi yakni mendalami secara
menyeluruh isi sumber dengan prosedur yang telah ditentukan. Ketiga, heuristik yakni peneliti akan melakukan interpretasi baru terhadap pemikiran tokoh setelah
menjalankan beberapa rangkaian metode penelitian.
26
G. Garis Besar Isi Tesis
Bab pertama merupakan pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian
terdahulu, metodologi penelitian, dan garis besar isi tesis. Bab kedua berisi tentang latar belakang sejarah Pakistan meliputi pembahasan
tentang a. Pengertian dan Syarat Terbentuknya Suatu Negara, b. Teori-Teori Terbentuknya Negara,dan c. Proses Terbentuknya Suatu Negara.
11
Metodologi penelitian filosofis dilakukan dengan cara menggunakan segala unsure metodis umum yang berlaku bagi pemikiran filsafat. Lihat Anton Baker dan Ahmad Cvharis Zubair ,
metodologi Penelitian filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1990, h. 63-65
26
Ibid
Bab ketiga berisi a. Terbentuknya Pakistan dan b. Pakistan Sebagai Negara Baru; Perdebatan Ideologi Negara
Bab keempat memuat tentang a. Faktor Terbentuknya Negara Pakistan, b. Muhammad Iqbal dan Pemikirannya Tentang Pembentukan Negara Pakistan, c.
Muhammad Ali Jinnah dan Pemikirannya Tentang Pembentukan Negara Pakistan, dan d
. Pemikiran Abu A’la Al-Maududi dan Kontribusinya Terhadap Paksitan. Adapun Bab kelima memuat penutup yang terdiri dari kesimpulan penelitian
dan saran.
BAB II TERBENTUKNYA SUATU NEGARA
A. Pengertian dan Syarat Terbentuknya Suatu Negara
Sudah menjadi kodrat alam, bahwa manusia sejak dahulu kala selalu hidup bersama-sama dalam suatu kelompok zoon politicon. Dalam kelompok manusia
itulah mereka berjuang bersama-sama mempertahankan hidupnya mencari makan, melawan bahaya dan bencana serta melanjutkan keturunannya. Mereka berinteraksi,
mengadakan hubungan sosial. Untuk mempertahankan hak mereka untuk dapat hidup di tempat tinggal tertentu yang mereka anggap baik untuk sumber penghidupan,
diperlukan seseorang atau sekelompok kecil orang-orang yang ditugaskan mengatur dan memimpin kelompoknya. Kepada pemimpin kelompok inilah diberikan
kekuasaan-kekuasaan tertentu dan kelompok manusia tadi diharuskan menaati peraturan-peraturan perintah pemimpinnya.
12
Negara adalah lanjutan dari kehendak manusia bergaul antara seorang dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya. Semakin
luasnya pergaulan manusia tadi maka semakin banyak kebutuhannya, maka bertambah besar kebutuhannya kepada sesuatu organisasi negara yang akan
12
C.S.T. Kansil, Ilmu Negara Umum dan Indonesia Jakarta :PT Pradnya Paramita, 2001, h. 133