Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

PENDUGAAN POTENSI MASSA KARBON HUTAN ALAM
TROPIKA RAWA GAMBUT DI AREAL IUPHHK-HA
PT. DIAMOND RAYA TIMBER, DUMAI, PROVINSI RIAU

BAGUS RAMA PRIMADIAN

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pendugaan Potensi
Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT.
Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Bagus Rama Primadian
E14090101

ABSTRAK
BAGUS RAMA PRIMADIAN. Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam
Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber,
Dumai, Provinsi Riau. Dibimbing oleh ELIAS.
Salah satu tipe hutan yang memiliki potensi terbesar dalam penyerapan dan
penyimpanan karbon ialah hutan rawa gambut. Tujuan penelitian adalah
menghitung potensi dan sebaran massa karbon hutan alam tropika rawa gambut di
areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau. Hasil
penelitian menunjukkan estimasi potensi total massa karbon hutan sebesar 8 055
234 ton pada luas areal 90 956 ha. Sebaran massa karbon hutan alam tropika rawa
gambut di areal ini diklasifikasikan menjadi empat kelas, yaitu sangat tinggi,
tinggi, sedang, dan rendah. Kelas sangat tinggi memiliki potensi massa karbon
lebih dari 272.54 ton ha-1, kelas tinggi memiliki potensi massa karbon antara
177.80 ton ha-1 sampai 272.53 ton ha-1, kelas sedang memiliki potensi massa
karbon antara 118.82 ton ha-1 sampai 177.79 ton ha-1, dan kelas rendah memiliki

potensi massa karbon kurang dari 118.82 ton ha-1. Penyebaran potensi massa
karbon hutan alam gambut ini meliputi kelas tinggi seluas 6 200 ha dengan
potensi massa karbon sebesar 1 302 097 ton, kelas sedang seluas 18 100 ha
dengan potensi massa karbon sebesar 2 550 718 ton, dan kelas rendah seluas 60
400 ha dengan potensi massa karbon sebesar 4 202 419 ton.
Kata kunci: hutan rawa gambut, massa karbon, sebaran massa karbon

ABSTRACT
BAGUS RAMA PRIMADIAN. Estimation of Carbon Mass of Peat Swamp
Tropical Natural Forest areas of IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber,
Dumai, Riau Province. Supervised by ELIAS.
One type of forest types which has potential in carbon sequestration and storage is
peat swamp forest. The purpose of this study was to calculate the potential and
distribution of carbon mass in the peat swamp forest area of IUPHHK-HA PT.
Diamond Raya Timber, Dumai, Riau Province. Estimation potential total of
carbon mass in forests 90 956 ha area are 8 055 234 tons. Distribution of carbon
mass in the peat forests of this area are classified into four classes, consist of very
high, high, medium, and low. Very high carbon mass class is over 272.54 ton ha-1,
high carbon mass class is between 177.80 ton ha-1 and 272.53 ton ha-1, medium
carbon mass class is between 118.82 ton ha-1 and 177.79 ton ha-1, and low carbon

mass class is less than 118.82 ton ha-1. The distribution of the carbon mass
potential according to the carbon mass classes are as follows in high class area 6
200 ha with carbon mass stock of 1 302 097 tons, in medium class area 18 100 ha
with carbon mass stock of 2 550 718 tons, in low class area 60 400 ha with carbon
mass stock of 4 202 419 tons.
Keywords: peat swamp forests, carbon mass, carbon mass distribution

PENDUGAAN POTENSI MASSA KARBON HUTAN ALAM
TROPIKA RAWA GAMBUT DI AREAL IUPHHK-HA
PT. DIAMOND RAYA TIMBER, DUMAI, PROVINSI RIAU

BAGUS RAMA PRIMADIAN

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa
Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber,
Dumai, Provinsi Riau
Nama
: Bagus Rama Primadian
NIM
: E14090101

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Elias
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Ahmad Budiaman, MSc F Trop
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi : Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa
Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber,
Dumai, Provinsi luau
Nama
: Bagus Rama Plimadian
NIM
: El4090101

Disetujui oleh

Prof Dr lr Elias
Pembimbing

Tanggal Lulus:


O·7 JAN

RPQセ@

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian ini ialah massa karbon hutan dengan judul Pendugaan Potensi
Massa Karbon Hutan Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT.
Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Elias selaku
pembimbing, serta Bapak Tomi Yuwono, SHut yang telah banyak memberi saran.
Disamping itu, penulis sampaikan ungkapan terima kasih kepada papah, mamah,
seluruh keluarga, saudara-saudara “Mantan Teman”, dan rekan-rekan Fakultas
Kehutanan IPB atas segala doa, bantuan dan kasih sayangnya.
Semoga penelitian ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014
Bagus Rama Primadian


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Tujuan Penelitian

1

Manfaat Penelitian

1

METODE

2

Waktu dan Tempat

2

Bahan

2


Alat

2

Prosedur Pengumpulan Data

2

Prosedur Pengolahan Data

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

SIMPULAN DAN SARAN

9


Simpulan

9

Saran

9

DAFTAR PUSTAKA

10

LAMPIRAN

11

RIWAYAT HIDUP

15


DAFTAR TABEL
1 Tingkat komposisi jenis untuk setiap tingkat pertumbuhan pada setiap
kondisi hutan alam tropika rawa gambut
2 Jenis dominan urutan INP (indeks nilai penting) ketiga terbesar untuk
setiap tingkat pertumbuhan pohon pada setiap kondisi hutan alam
tropika rawa gambut
3 Potensi hutan rata-rata untuk setiap tingkat pertumbuhan pada setiap
kondisi hutan alam tropika rawa gambut
4 Klasifikasi potensi massa karbon pada setiap kondisi hutan alam tropika
rawa gambut

5

6
7
8

DAFTAR GAMBAR
1 Plot contoh
2 Peta sebaran potensi massa karbon hutan alam tropika rawa gambut di
areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

3
9

DAFTAR LAMPIRAN
1 Nama jenis-jenis pohon pada plot contoh hutan rawa gambut PT.
Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau
2 Kordinat titik pusat plot contoh di areal IUPHHK-HA PT. Diamond
Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau
3 Potensi hutan primer di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber,
Dumai, Provinsi Riau
4 Potensi hutan bekas tebangan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya
Timber, Dumai, Provinsi Riau
5 Potensi hutan sekunder di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya
Timber, Dumai, Provinsi Riau
6 Potensi hutan terdegradasi di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya
Timber, Dumai, Provinsi Riau

11
12
13
13
14
14

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perubahan iklim menjadi perhatian utama di berbagai negara saat ini yang
ditandai dengan beberapa konferensi tingkat tinggi (KTT) dunia. Perubahan iklim
merupakan suatu kondisi hasil dari efek gas rumah kaca (GRK) yang mengubah
iklim bumi menjadi panas. Peningkatan suhu ini dipicu oleh berbagai kegiatan
manusia yang menggunakan bahan bakar fosil secara berlebihan sehingga terjadi
penumpukan gas rumah kaca (GRK) seperti CO2 (karbondioksida), CH4 (methana),
N2O (nitrous oksida), SF6 (sulphur hexafluoride), HFC (hidrofluoro karbon), dan
PFC (perfluoro karbon) di atmosfer.
Tumbuhan dalam fotosintesisnya menyerap gas CO2 dari udara. Melalui
proses ini, CO2 diubah menjadi karbohidrat, kemudian disebarkan ke seluruh
tubuh tanaman dan ditimbun dalam biomassa berupa daun, batang, ranting,
cabang, bunga, dan buah. Vegetasi hutan akan menyerap CO2 dalam jumlah yang
tinggi. Hutan mempunyai peran penting dalam mitigasi perubahan iklim global
karena hutan merupakan ekosistem penyimpan karbon terbesar dibandingkan
dengan ekosistem daratan lainnya.
Indonesia memiliki berbagai tipe hutan yaitu hutan hujan tropis, hutan
musim, hutan gambut, hutan rawa, hutan payau, hutan kerangas, dan hutan pantai
(Soerianegara dan Indrawan 2005). Menurut Suhendang (2000), hutan Indonesia
yang luasnya sekitar 120.4 juta ha diperkirakan mampu menyerap dan menyimpan
karbon sekitar 15.05 milyar ton karbon. Besarnya potensi hutan sebagai penyerap
dan penyimpan karbon tersebut memberikan peluang besar kepada Indonesia
untuk terlibat dalam mekanisme perdagangan karbon yang digagas dunia
internasional sejak disetujuinya Protokol Kyoto pada tahun 1997.
Salah satu tipe hutan yang memiliki potensi dalam penyerapan dan
penyimpanan karbon ialah hutan rawa gambut. Hutan rawa gambut merupakan
ekosistem lahan basah yang dicirikan oleh tingginya akumulasi bahan organik
tanah dengan laju dekomposisi yang rendah. Hutan rawa gambut tropis meliputi
areal seluas 40 juta hektar dan 50% diantaranya terdapat di Indonesia (Maltby dan
Immirizi 1993). Jika hutan gambut dikelola secara lestari, diperkirakan dapat
mengurangi emisi karbon.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan menghitung potensi dan sebaran massa karbon hutan
alam tropika rawa gambut di areal izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada
hutan alam (IUPHHK-HA) PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat mengenai
informasi potensi dan sebaran massa karbon hutan alam tropika rawa gambut di

2
areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau yang
nantinya dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian mengenai pendugaan potensi massa karbon hutan ini
dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2013 di areal IUPHHK-HA PT.
Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa peta areal kerja, data
inventarisasi hutan menyeluruh berkala (IHMB) PT. Diamond Raya Timber tahun
2009, baterai, label, dan cat.
Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah Global Positioning System
(GPS), kompas, clinometer, pita ukur, phi-band, tongkat kayu setinggi 1.3 m dan
4.0 m, steples tembak, spidol permanen, kuas, kamera digital, alat tulis, tali plastik,
tally sheet dan seperangkat komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak
Microsoft Office (Word dan Excel) serta aplikasi pengolahan citra dan pemetaan
Arc GIS 9.3 dan Arc View 3.2.

Prosedur Pengumpulan Data
Kondisi areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber dibagi menjadi
empat kondisi hutan alam gambut, sebagai berikut: (1) Kondisi hutan alam
gambut primer yang didefinisikan sebagai hutan alam gambut yang belum banyak
mengalami gangguan dan memiliki tajuk hutan yang masih rapat. (2) Kondisi
hutan gambut bekas tebangan yang didefinisikan sebagai hutan yang telah
mengalami aktivitas pemanenan hutan, namun masih memiliki potensi vegetasi
yang tinggi (tajuk masih rapat). (3) Kondisi hutan gambut sekunder yang
didefinisikan sebagai hutan bekas tebangan yang telah mengalami gangguan lebih
lanjut sehingga potensinya menurun dan telah menunjukkan adanya jenis-jenis
pionir yang berbeda dengan jenis alami sebelumnya. (4) Kondisi hutan gambut
terdegradasi yang didefinisikan sebagai hutan sekunder yang telah mengalami
gangguan lebih lanjut sehingga potensinya sangat sedikit.

3
Pembuatan Plot Contoh
a. Penentuan plot contoh dilakukan secara purposive sampling sebanyak 26
buah plot contoh pada keempat kondisi hutan di atas dengan
mempertimbangkan aksesibilitas dan ketersebaran plot contoh pada
masing-masing kondisi hutan.
b. Penandaan koordinat titik pusat plot contoh dengan menggunakan GPS.
c. Pembuatan plot contoh berukuran 20 × 20 m2 untuk pengukuran pohon
dan di dalamnya terdapat subpetak contoh berukuran 10 × 10 m2 untuk
pengukuran tiang serta subpetak contoh berukuran 5 × 5 m2 untuk
pengukuran pancang. Gambar petak contoh ini disajikan pada Gambar 1.
20 m

5m
10 m
5m
20 m
P

Keterangan:
P
Petak Contoh (5 × 5 m2)
Petak Contoh (10 × 10 m2)
Petak Contoh (20 × 20 m2)
Dbh

10 m

: Titik pusat plot contoh
: Pengukuran pancang (5 cm ≤ dbh < 10 cm)
: Pengukuran tiang (10cm ≤ dbh < 20 cm)
: Pengukuran pohon (dbh ≥ 20 cm)
: Diameter setinggi 50 cm (pancang), diameter
setinggi 130 cm (tiang dan pohon)

Gambar 1 Plot contoh
Metode Pengambilan Data
a. Menentukan sumbu X dan Y yang melalui titik koordinat pusat plot
sehingga dapat ditarik garis sumbu X dan Y di lapangan.
b. Pembuatan batas-batas plot ukur pancang, tiang, dan pohon dengan tali
plastik.
c. Mengidentifikasi jenis pancang, tiang, dan pohon.
d. Pengukuran koordinat X dan Y lokasi pancang, tiang, dan pohon.
e. Pengukuran tinggi total dan tinggi bebas cabang pancang, tiang, dan pohon.
f. Pengukuran diameter pancang pada ketinggian 50 cm dari permukaan
tanah, tiang dan pohon pada ketinggian 130 cm (dbh) dari permukaan
tanah.
g. Penandaan pancang, tiang, dan pohon dengan menggunakan label. Label
tersebut berinformasikan mengenai jenis, diameter, tinggi bebas cabang,
dan tinggi total.

4
Prosedur Pengolahan Data
Penghitungan Indeks Nilai Penting (INP)
Untuk mengetahui gambaran tentang komposisi jenis dilakukan
perhitungan terhadap parameter yang meliputi indeks nilai penting (INP),
kerapatan suatu jenis (K), kerapatan relatif suatu jenis (KR), frekuensi suatu jenis
(F), frekuensi relatif suatu jenis (FR), dominansi suatu jenis (D), dan dominansi
relatif suatu jenis (DR). Pengolahan data komposisi vegetasi meliputi:
Indeks nilai penting (INP) = KR + FR + DR
Dimana :
a. Kerapatan (K)
Jumlah individu suatu jenis
K (individu ha-1) =
Luas plot contoh
b. Kerapatan relatif (KR)
Kerapatan suatu jenis
KR =
Kerapatan seluruh jenis

x 100%

c. Frekuensi (F)
Jumlah plot ditemukan suatu jenis
F=
Jumlah seluruh plot
d. Frekuensi relatif (FR)
Frekuensi suatu jenis
FR =
Frekuensi seluruh jenis

x 100%

e. Dominansi (D)
D (m2 ha-1) =

Jumlah luas bidang dasar suatu jenis
Luas plot contoh

f. Dominansi relatif (DR)
Dominansi suatu jenis
DR =
Dominansi seluruh jenis

x 100%

Penghitungan Potensi Massa Karbon
Penghitungan potensi massa karbon hutan dengan menggunakan persamaan
alometrik lokal yaitu C = 0.087 D2.470, R2 = 96% dan S = 0.15 (Suwarna et al.
2012). Persamaan tersebut menghitung massa karbon yang terkandung dalam
tumbuhan berupa akar, batang, cabang, ranting, dan daun. Data diameter pohon
hasil pengukuran pada plot contoh kemudian dimasukkan ke dalam persamaan
alometrik lokal tersebut sehingga diperoleh potensi massa karbon pada setiap plot
contoh dan diketahui rata-rata potensi massa karbon setiap kondisi hutan. Nilai
rata-rata yang didapat kemudian dibagi ke dalam empat selang nilai. Berdasarkan
selang nilai tersebut, potensi massa karbon hutan dibagi ke dalam empat kelas
(sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah) sesuai dengan penggolongan kondisi
hutan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber.

5
Potensi massa karbon hutan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya
Timber diestimasi berdasarkan data IHMB dan persamaan alometrik, kemudian
diklasifikasikan menjadi empat kelas (sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah)
dan direkapitulasi ke dalam bentuk tabel potensi massa karbon hutan.
Pembuatan Peta Sebaran Massa Karbon
Pembuatan peta sebaran massa karbon untuk mengetahui sebaran potensi
massa karbon hutan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber sesuai
dengan kelasnya. Pembuatan peta ini menggunakan perangkat lunak Arc GIS 9.3
dan Arc View 3.2. Hasil pemetaan disajikan dalam bentuk peta sebaran potensi
massa karbon hutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Komposisi Jenis Hutan Alam Tropika Rawa Gambut
Berdasarkan hasil analisis vegetasi diketahui bahwa jumlah seluruh jenis
pohon dan permudaan di empat kondisi hutan alam tropika rawa gambut adalah
sebanyak 43 jenis. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Istomo (2006)
bahwa jumlah seluruh jenis pohon di lokasi tersebut adalah 43 jenis. Tabel 1
menunjukkan jumlah jenis untuk setiap tingkat pertumbuhan pada setiap kondisi
hutan alam gambut. Pada hutan primer, tingkat pancang berjumlah 11 jenis,
tingkat tiang berjumlah 13 jenis, dan tingkat pohon berjumlah 32 jenis. Pada
kondisi hutan alam gambut yang lain juga mengalami peningkatan jumlah jenis
dari tingkat pancang hingga tingkat pohon. Tabel tersebut juga menunjukkan
jumlah jenis pada tingkatan degradasi hutan. Jumlah jenis pohon tertinggi terdapat
pada hutan primer sebanyak 32 jenis dan jenis pohon terendah terdapat pada hutan
terdegradasi sebanyak 15 jenis. Perbedaan jumlah jenis pada setiap kondisi hutan
dapat disebabkan karena adanya gangguan dan persaingan untuk mendapatkan
hara mineral tanah, air, cahaya matahari, dan ruang antara individu-individu dari
suatu jenis atau berbeda jenis. Persaingan tersebut menyebabkan terbentuknya
susunan masyarakat tumbuh-tumbuhan yang bentuk, jumlah, dan jenisnya tertentu
sesuai dengan keadaan tempat tumbuhnya (Soerianegara dan Indrawan 2005).
Tabel 1 Komposisi jenis untuk setiap tingkat pertumbuhan pada setiap kondisi
hutan alam gambut
Kondisi hutan
Hutan primer
Hutan bekas tebangan
Hutan sekunder
Hutan terdegradasi

Pancang
11
10
7
8

Jumlah jenis
Tiang
13
18
15
10

Pohon
32
28
31
15

Perhitungan indeks nilai penting (INP) digunakan untuk mengetahui tingkat
dominansi atau penguasaan suatu jenis dalam suatu komunitas. Jenis yang

6
mempunyai indeks nilai penting tertinggi merupakan jenis yang paling dominan
atau jenis tersebut mempunyai tingkat kesesuaian terhadap tempat tumbuh yang
lebih baik dibandingkan dengan jenis lain (Soerianegara dan Indrawan 2005).
Tabel 2 Jenis dominan urutan INP (indeks nilai penting) ketiga terbesar untuk
setiap tingkat pertumbuhan pohon pada setiap kondisi hutan alam
gambut
Tingkat pertumbuhan
Kondisi
Pancang
Tiang
hutan
INP
INP
Jenis
Jenis
(%)
(%)
Hutan primer Eugenia
Palaquium
31.67
66.09
jambos
obovatum
Lindera
Ilex
31.67 Sumbumbell 38.57
bogoriensis
iflora
Palaquium
Ilex
26.11
38.52
obovatum
macrophylla
Hutan bekas Palaquium
Palaquium
54.44
63.68
tebangan
obovatum
obovatum
Calophyllum
Mangifera
24.44
inophyllum
parvifolia
Ilex
bogoriensis
Hutan
sekunder

Palaquium
obovatum
Ilex
bogoriensis

24.44
45
45

Palaquium
obovatum
Carallia
brachiata

Palaquium
obovatum

57.27

Ilex
bogoriensis
Eugenia
jambos

Palaquium
obovatum
Mangifera
19.09
parvifolia
28.18

Jenis

INP
(%)

Carallia
brachiata

29.31

Eugenia
jambos

25.65

Palaquium
obovatum

24.86

Palaquium
obovatum

59.51

Shorea
uliginosa

36.53

Ilex
Camnosperma
25.51
24.52
macrophylla
coriaceum

Ilex
Horsfieldia
36.67
macrophylla
subglobosa
Hutan
terdegradasi

25.83

Pohon

Palaquium
obovatum
Mangifera
36.26
parvifolia
58.18

26.69

Eugenia
jambos

Neoscortech
Palaquium
69.48
inia kingii
obovatum
Durio
caniratus
Shorea
35.02
uliginosa
44.43

28.21
22.58
21.35
65.09
37.19
24.34

Jenis dominan berdasarkan tingkat pertumbuhan pohon pada setiap kondisi
hutan alam gambut hasil penelitian ini disajikan pada Tabel 2. Berdasarkan tabel
tersebut, jenis yang mendominasi di lokasi penelitian merupakan jenis komersial
yaitu balam (Palaquium obovatum). Jenis ini mendominasi tingkat pancang, tiang,
dan pohon pada setiap kondisi hutan. Penelitian Suwarna (2012) menyatakan
bahwa pada tingkat permudaan semai, pancang, dan tiang di semua kondisi hutan
alam gambut pada lokasi yang sama didominasi oleh satu jenis komersial yaitu

7
Palaquium obovatum. Tingkat vegetasi di kondisi hutan primer didominasi oleh
jenis jambu-jambu (Eugenia sp.), balam, dan kelat (Syzygium sp.). Kondisi hutan
bekas tebangan, hutan sekunder, dan hutan terdegradasi hanya didominasi oleh
jenis balam.
Tabel 3 menjelaskan mengenai jumlah potensi hutan (m3 ha-1) pohon-pohon
berdiameter ≥ 5 cm dalam setiap kondisi hutan alam tropika rawa gambut. Jumlah
potensi volume rata-rata hutan mengalami penurunan sesuai dengan tingkat
degradasi hutan. Potensi hutan primer sebesar 443.36 m3 ha-1, sedangkan pada
tingkat degradasi hutan selanjutnya yaitu hutan bekas tebangan, hutan sekunder,
dan hutan terdegradasi memiliki potensi yang lebih rendah yaitu sebesar 274.90
m3 ha-1, 179.09 m3 ha-1, dan 105.44 m3 ha-1. Hutan terdegradasi memiliki potensi
hutan terendah sesuai dengan tingkat degradasi yang paling rendah juga. Potensi
hutan ini dipengaruhi oleh jumlah dan tingkat vegetasi. Semakin banyak jumlah
vegetasi dan semakin tinggi tingkat vegetasi maka semakin besar potensi hutan
yang dimiliki.
Tabel 3 Potensi hutan rata-rata untuk setiap tingkat vegetasi pada setiap kondisi
hutan alam gambut
Kondisi
hutan

Pancang
N

Tiang

Vol

(ind ha-1) (m3 ha-1)

Hutan primer
Hutan bekas
tebangan
Hutan
sekunder
Hutan
terdegradasi

N

Pohon
Vol

N

Vol

(ind ha-1) (m3 ha-1) (ind ha-1) (m3 ha-1)

Volume
total
(m3 ha-1)

1333.33

9.88

483.33

35.67

425.00 397.81

443.36

900.00

7.69

687.50

40.34

296.88 226.88

274.90

685.71

4.14

371.43

22.52

235.71 152.43

179.09

880.00

6.52

320.00

18.50

140.00

105.44

80.42

Potensi Massa Karbon pada Setiap Kondisi Hutan Alam Tropika
Rawa Gambut
Potensi massa karbon hutan dihitung dengan menggunakan persamaan
alometrik lokal, C = 0.087 D2.470 dengan nilai R2 = 96% (Suwarna et al. 2012).
Potensi massa karbon rata-rata disajikan pada Tabel 4. Hutan primer memiliki
massa karbon rata-rata sebesar 334.34 ton ha-1. Massa karbon tersebut lebih tinggi
dibanding massa karbon rata-rata pada hutan bekas tebangan, hutan sekunder, dan
hutan terdegradasi dengan masing-masing nilai sebesar 210.73 ton ha-1, 144.86
ton ha-1, dan 92.78 ton ha-1. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya
bahwa massa karbon rata-rata pada hutan primer sebesar 133.43 ton ha-1, hutan
bekas tebangan sebesar 97.19 ton ha-1, hutan sekunder sebesar 86.43 ton ha-1, dan
hutan terdegradasi sebesar 2.96 ton ha-1 (Suwarna et al. 2012).
Potensi massa karbon pada hutan alam gambut diklasifikasikan menjadi
empat kelas, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Penentuan kelas

8
tersebut berdasarkan empat kondisi hutan dan potensi massa karbon rata-rata
setiap kondisi hutan alam gambut yang telah dibuat selang nilai. Hutan primer
merupakan hutan yang memiliki potensi massa karbon rata-rata tertinggi dan
selang nilai lebih dari 272.54 ton ha-1. Hutan tersebut masuk ke dalam potensi
kelas sangat tinggi. Hutan bekas tebangan merupakan kondisi hutan yang
memiliki selang massa karbon diantara 177.80 sampai 272.53 ton ha-1 dan
termasuk dalam potensi kelas tinggi. Pada potensi kelas sedang, selang massa
karbon sebesar 118.82 sampai 177.79 ton ha-1 adalah hutan sekunder. Potensi
massa karbon rata-rata terendah yaitu hutan terdegradasi. Hutan tersebut masuk ke
dalam potensi kelas rendah yang memiliki selang massa karbon di bawah 118.82
ton ha-1.
Tabel 4 Klasifikasi potensi massa karbon pada setiap kondisi hutan alam tropika
rawa gambut
Kondisi hutan
Hutan primer
Hutan bekas tebangan
Hutan sekunder
Hutan terdegradasi

Massa karbon
rata-rata
(ton ha-1)
334.34
210.73
144.86
92.78

Selang massa karbon
(ton ha-1)
≥ 272.54
177.80 – 272.53
118.82 – 177.79
< 118.82

Kelas
Sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah

Sebaran dan Potensi Total Massa Karbon Hutan Alam Tropika
Rawa Gambut
PT. Diamond Raya Timber memiliki luas areal 90 956 ha dan memiliki 847
petak IHMB. Petak IHMB tersebut diklasifikasikan juga ke dalam empat kelas
sesuai dengan potensi massa karbonnya. Kelas sangat tinggi tidak ditemukan di
petak tersebut. Kelas tinggi sebanyak 62 petak, kelas sedang sebanyak 181 petak,
dan kelas rendah 604 petak. Hasil perhitungan penyebaran massa karbon di areal
PT. Diamond Raya Timber tersebut disajikan dalam Gambar 2.
Berdasarkan luas areal dan potensi massa karbon rata-rata, estimasi potensi
total massa karbon hutan alam tropika rawa gambut pada areal PT. Diamond Raya
Timber sebesar 8 055 234 ton dengan sebaran kelas tinggi seluas 6 200 ha dengan
potensi massa karbon sebesar 1 302 097 ton, kelas sedang seluas 18 100 ha
dengan potensi massa karbon sebesar 2 550 718 ton, kelas rendah seluas 60 400
ha dengan potensi massa karbon sebesar 4 202 419 ton, dan sisanya yang tidak
memiliki data.

9

Gambar 2 Peta sebaran potensi massa karbon hutan alam tropika rawa gambut di
areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Areal hutan alam tropika rawa gambut PT. Diamond Raya Timber memiliki
potensi total massa karbon hutan sebesar 8 055 234 ton pada luas areal 90 956 ha.
Sebaran massa karbon hutan alam gambut di areal ini diklasifikasikan menjadi
empat kelas, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Kelas sangat tinggi
memiliki potensi massa karbon lebih dari 272.54 ton ha-1, kelas tinggi memiliki
potensi massa karbon antara 177.80 sampai 272.53 ton ha-1; kelas sedang
memiliki potensi massa karbon antara 118.82 sampai 177.79 ton ha-1; dan kelas
rendah memiliki potensi massa karbon kurang dari 118.82 ton ha-1. Penyebaran
potensi massa karbon hutan alam gambut ini meliputi sebagai berikut kelas tinggi
seluas 6 200 ha dengan potensi massa karbon sebesar 1 302 097 ton, kelas sedang
seluas 18 100 ha dengan potensi massa karbon sebesar 2 550 718 ton, dan kelas
rendah seluas 66 500 ha dengan potensi massa karbon sebesar 4 202 419 ton.

Saran
Diharapkan penelitian ini dilakukan secara berkala. Hal tersebut
dimaksudkan agar dapat diketahui perkembangan potensi dan sebaran massa

10
karbon hutan alam gambut khususnya di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya
Timber secara periodik.

DAFTAR PUSTAKA
Istomo. 2006. Kandungan fosfor dan kalsium pada tanah dan biomassa hutan rawa
gambut (studi kasus di wilayah HPH PT. Diamond Raya Timber, Bagan
Siapi-Api, Provinsi Riau). Jurnal Manajemen Hutan Tropika 12(3):40-57.
Maltby dan Immirizi. 1993. Carbon dynamics in peatlands soil: regional and
global perspective. Chemosphere 27:999-1023.
Soerianegara I, Indrawan A. 2005. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor (ID): Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor
Suhendang E. 2002. Pengantar Ilmu Kehutanan. Bogor (ID): Yayasan Penerbit
Fakultas Kehutanan IPB
Suwarna U, Elias, Darusman D, Istomo. 2012. Estimasi Simpanan Karbon Total
dalam Tanah dan Vegetasi Hutan Gambut Tropika di Indonesia. Jurnal
Manajemen Hutan Tropika 18(2):118-128.

11
Lampiran 1
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Nama jenis-jenis pohon pada plot contoh hutan rawa gambut PT.
Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

Nama lokal
Arang-arang
Babi kurus
Balam
Bengku
Bintangur
Cempeda air
Durian
Durian bunga
Durian burung
Gerunggang
Jambu-jambu
Jangkang
Kelat
Kempas
Laban
Mahang
Mangga-mangga
Manggis-manggis
Medang lendir
Medang telur
Mendarahan
Menpisang
Meranti
Meranti anak
Meranti batu
Meranti bunga
Meranti durian
Meranti telur
Milas
Nangka-nangka
Nyatoh
Pasak linggan
Pasir-pasir
Pulai
Punak
Ramin
Silumar
Sungkai
Simpur

Nama ilmiah
Myristica lowiana
Ctenolophon parvifolius
Palaquium obovatum
Ganua motleyana
Calophyllum inophyllum
Artocarpus integer
Durio zibethinus
Durio sp.
Durio caniratus
Cratoxylon arborescens
Eugenia jambos
Sterculia foetida
Carallia brachiata
Koompassia malaccensis
Vitex pubescen
Macaranga populifolia
Mangifera parvifolia
Garcinia sp.
Alseodaphne umbelliflora
Lindera subumbelliflora
Knema cinerea
Mezzetia parviflora
Shorea sp.
Shorea sp.
Shorea uliginosa
Shorea teysmanniana
Shorea sp.
Shorea sp.
Parastemon urophyllum
Arthocarpus sp.
Payena leerii
Aglaia rubiginosa
Uranda secundiflora
Alstonia pneumathopora
Tetramerista glabra
Gonystylus bancanus
Jackia ornata
Peronema canescens
Dillenia excelsa

Famili
Myristicaceae
Linaceae
Sapotaceae
Sapotaceae
Guttiferae
Moraceae
Bombacaceae
Bombacaceae
Bombacaceae
Hyperiaceae
Myrtaceae
Malvaceae
Rhizophoraceae
Fabaceae
Verbenaceae
Euphorbiaceae
Anacardiaceae
Guttiferae
Lauraceae
Lauraceae
Myristicaceae
Annonaceae
Dipterocarpaceae
Dipterocarpaceae
Dipterocarpaceae
Dipterocarpaceae
Dipterocarpaceae
Dipterocarpaceae
Rosaceae
Annonaceae
Sapotaceae
Meliaceae
Icacianaceae
Apocynaceae
Theaceae
Thymeleaceae
Rubiaceae
Verbenaceae
Dilleniaceae

12
Lampiran 1
No
40
41
42
43

Nama jenis-jenis pohon pada plot contoh hutan rawa gambut PT.
Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau (lanjutan)

Nama lokal
Suntai
Terpis
Terentang
Timah-timah

Nama ilmiah
Palaquium pierre
Polyanthia sumatrana
Camnosperma macrophylla
Ilex bogoriensis

Famili
Sapotaceae
Annonaceae
Anacardiaceae
Aquifoliaceae

Lampiran 2 Kordinat titik pusat plot contoh di areal IUPHHK-HA PT. Diamond
Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

No plot
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

X (UTM)
739653
738611
734665
735695
735660
736672
737614
737612
738684
737637
737684
735858
736654
732089
732235
730249
729731
735352
734682
733671
732695
734134
733891
733181
732113
732149

Y (UTM)
234143
233352
235848
235598
235333
234982
234687
234487
234206
232853
232487
230857
231683
230655
232649
235133
234069
234069
230052
230031
230030
230044
230042
230046
231320
232316

13
Lampiran 3 Potensi hutan primer di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya
Timber, Dumai, Provinsi Riau
No
plot
2
8
13
16
17
18
Ratarata

Pancang
Tiang
Massa
Massa
Volume
Volume
karbon
karbon
(m3 ha-1)
(m3 ha-1)
(ton ha-1)
(ton ha-1)
9.56
13.40
37.68
39.99
15.34
20.75
18.92
20.10
14.78
20.62
11.39
12.80
4.06
5.96
36.14
38.78
12.38
18.45
58.00
59.70
3.15
5.05
51.91
56.03
9.88

14.04

35.67

37.90

Pohon
Volume Massa
Massa
total
karbon
Volume
karbon (m3 ha-1) (ton ha-1)
3
-1
(m ha )
(ton ha-1)
290.09
220.90
337.32 274.28
273.60
209.29
307.85 250.13
396.21
284.82
422.37 318.24
390.61
265.81
430.81 310.56
765.05
503.34
835.43 581.48
271.31
210.27
326.37 271.35
397.81

282.41

443.36

334.34

Lampiran 4 Potensi hutan bekas tebangan di areal IUPHHK-HA PT. Diamond
Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau
No
plot
3
4
7
14
19
20
23
25
Ratarata

Pancang
Massa
Volume
karbon
3
-1
(m ha )
(ton ha-1)
0.00
0.00
11.92
15.42
8.36
11.91
0.00
0.00
4.89
7.09
25.40
33.12
4.84
7.02
6.08
9.74
7.69

10.54

Tiang
Massa
Volume
karbon
3
-1
(m ha )
(ton ha-1)
37.30
41.78
47.28
49.54
41.88
43.97
34.04
37.38
38.37
41.91
56.53
60.81
28.74
32.53
38.56
42.55
40.34

43.81

Pohon
Volume Massa
Massa
total
karbon
Volume
karbon (m3 ha-1) (ton ha-1)
3
-1
(m ha )
(ton ha-1)
845.67
462.09
882.97
503.88
156.21
123.88
215.41
188.83
72.17
65.14
122.41
121.03
185.79
141.59
219.83
178.97
159.01
131.42
202.27
180.42
102.13
87.68
184.05
181.62
169.81
135.91 203.40
175.46
124.22
103.36 168.86
155.65
226.88

156.38

274.90

210.73

14
Lampiran 5

No
plot
1
5
9
10
12
21
26
Ratarata

Pancang
Massa
Volume
karbon
(m3 ha-1)
(ton ha-1)
4.93
7.14
0.00
0.00
2.79
4.56
6.57
10.00
4.38
6.41
10.33
14.30
0.00
0.00
4.14

Lampiran 6

No
plot
6
11
15
22
24
Ratarata

Potensi hutan sekunder di areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya
Timber, Dumai, Provinsi Riau

6.06

22.52

24.16

Pohon
Volume Massa
Massa
total
karbon
Volume
karbon (m3 ha-1) (ton ha-1)
3
-1
(m ha )
(ton ha-1)
153.22
117.13
179.86 148.59
232.24
154.20
237.94 160.41
98.50
82.62
135.40 122.15
146.04
115.13
162.39 135.08
147.84
111.10
192.74 160.73
57.57
52.33
108.33 110.67
231.58
169.99
236.96 176.42
152.43

114.64

179.09

144.86

Potensi hutan terdegradasi di areal IUPHHK-HA PT. Diamond
Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

Pancang
Massa
Volume
karbon
3
-1
(m ha )
(ton ha-1)
2.55
3.68
2.83
4.40
0.00
0.00
16.02
21.37
11.18
15.90
6.52

Tiang
Massa
Volume
karbon
(m3 ha-1)
(ton ha-1)
21.71
24.32
5.70
6.21
34.10
34.97
9.78
9.94
40.52
43.22
40.43
44.05
5.38
6.43

9.07

Tiang
Massa
Volume
karbon
3
-1
(m ha )
(ton ha-1)
6.41
7.92
10.97
11.73
51.21
53.44
9.94
11.84
13.99
15.55
18.50

20.10

Pohon
Volume Massa
Massa
total
karbon
Volume
karbon (m3 ha-1) (ton ha-1)
3
-1
(m ha )
(ton ha-1)
61.43
49.43
70.39 61.04
106.21
82.53
120.00 98.66
50.61
41.98
101.83 95.42
115.02
88.48
140.98 121.69
68.81
55.63
93.98 87.08
80.42

63.61

105.44

92.78

15

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Cimahi pada tanggal 23 Maret 1991 dari ayah Hadhi
Priyana dan ibu A.A.A.P. Uba Riantini. Penulis adalah putra kedua dari empat
bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 39 Jakarta dan pada tahun
yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui
jalur Ujian Talenta Mandiri IPB dan diterima di Departemen Manajemen Hutan,
Fakultas Kehutanan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Ekologi
Hutan pada tahun ajaran 2011 dan asisten praktikum Pemanfaatan Hutan pada
tahun ajaran 2013. Penulis juga pernah aktif sebagai staf Departemen Komunikasi
dan Informasi Forest Management Student Club (FMSC) periode 2010/2011,
kepala Departemen Komunikasi dan Informasi BEM Fahutan IPB periode
2011/2012, kepala Departemen Keuangan Sylva Indonesia periode 2012/2014,
dan ketua Rimbacadas pada tahun 2013. Tahun 2010 penulis melaksanakan
Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Sancang Timur dan Gunung
Papandayan Garut. Tahun 2011 penulis melaksanakan Praktik Pengelolaan Hutan
(PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi. Penulis
melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Wapoga Mutiara Timber Unit
II Papua pada tahun 2013 selama dua bulan. Pada tahun yang sama penulis
melaksanakan penelitian yang berjudul Pendugaan Potensi Massa Karbon Hutan
Alam Tropika Rawa Gambut di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber,
Dumai, Provinsi Riau.
Beberapa prestasi yang diraih oleh penulis antara lain ialah Juara I Lomba
Orienteering se-Jabodetabek Mapena UMJ 2007, Juara I Lomba Fotografi Let’s
Againts Drugs BEM TPB 2010, Juara 2 Cipta Lagu Grup Band IPB Art Contest
(IAC) 2010, menerbitkan ForMagz (Forester Magazine) Edisi Pertama dan Kedua.

Dokumen yang terkait

Kandungan Fosfor dan Kalsium pada Tanah dan Biomassa Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di Wilayah HPH PT. Diamond Raya Timber, Bagan Siapi-api, Provinsi Riau)

0 16 28

Pendugaan Kandungan Karbon Dalam Tanah Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus di IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Kecamatan Parit Sicin, Kabupaten Rokan Hilir, Riau)

2 24 69

Pendugaan Potensi Karbon Bahan Organik Mati Berdasarkan Tingkat Dekomposisi di Berbagai Kondisi Hutan Gambut. (Studi Kasus di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Provinsi Riau)

1 8 215

Persamaan Alometrik Biomassa dan Massa Karbon Akar Pohon Hutan Alam Tropika di Areal IUPHHK-HA PT. Suka Jaya Makmur, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.

0 17 136

Struktur Tegakan dan Sebaran Jenis Ramin dan Meranti di Hutan Rawa Gambut (Studi Kasus PT. Diamond Raya Timber dan PT. Riau Andalan Pulp And Paper, Provinsi Riau)

1 5 125

Limbah Pemanenan Kayu dan Faktor Eksploitasi di IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Provinsi Riau

2 8 103

Pendugaan Potensi Simpanan Karbon di Atas Permukaan Tanah pada IUPHHK-HA PT. Wapoga Mutiara Timber Unit II Papua

0 3 34

Pendugaan Potensi Biomassa Hutan di Areal IUPHHK-HA PT. Diamond Raya Timber, Dumai, Provinsi Riau

0 4 27

Struktur Tegakan Horizontal Hutan Alam di Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu – Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT Wapoga Mutiara Timber Unit II Provinsi Papua

0 4 34

Model Persamaan Alometrik Penduga Biomasa Hutan Alam Tropika di Areal IUPHHK-HA PT. Wapoga Mutiara Timber, Papua

0 9 26