Performa Benih Ikan Nila yang Diberi Pakan Mengandung Hormon Pertumbuhan Rekombinan dengan Metode Penyiapan Berbeda

PERFORMA BENIH IKAN NILA YANG DIBERI PAKAN
MENGANDUNG HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN
DENGAN METODE PENYIAPAN BERBEDA

RANGGA GARNAMA

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Performa Benih Ikan
Nila yang Diberi Pakan Mengandung Hormon Pertumbuhan Rekombinan dengan
Metode Penyiapan Berbeda“ adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Rangga Garnama
NIM C14090029

ABSTRAK
RANGGA GARNAMA. Performa Benih Ikan Nila yang Diberi Pakan
Mengandung Hormon Pertumbuhan Rekombinan dengan Metode Penyiapan
Berbeda. Dibimbing oleh ALIMUDDIN dan MUHAMMAD AGUS
SUPRAYUDI.
Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian rElGH
dalam bentuk bakteri Escherichia coli utuh dan mengandung media kultur, E. coli
utuh yang mengandung rElGH tanpa media kultur, dan protein total hasil lisis
dicampur dengan bahan pakan sebelum dibuat menjadi pelet (repeleting) dan
diberikan pada ikan nila merah. Penelitian terdiri atas 3 perlakuan penyiapan
berbeda dengan dosis rElGH 3 mg/kg pakan, dan satu kontrol. Setiap perlakuan
diulang sebanyak 3 kali. Pakan kontrol dan rElGH terlebih dahulu disalut
menggunakan kuning telur yang selanjutnya dicampur ke pakan dengan cara
repeleting. Ikan dipelihara selama 6 minggu dan diberi pakan mengandung rElGH

3 kali pada awal pemeliharaan,yaitu pada hari ke-1, 4 dan 7, sebanyak10% bobot
tubuh ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan rElGH hasil
lisis memberikan pertumbuhan bobot, biomassa, laju pertumbuhan spesifik (LPS)
panjang dan bobot lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Bobotnya meningkat
8,30%, biomassa sekitar 7,39% dan LPS panjang dan bobot masing masing 4,20%
dan 4,92% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Dengan demikian,
pemberian pakan mengandung rElGH hasil lisis merupakan cara efektif dalam
meningkatkan pertumbuhan benih ikan nila merah.
Kata kunci: rekombinan, Escherichia coli, rElGH, repelleting, ikan nila merah.

ABSTRACT
RANGGA GARNAMA. Performance of Nile Tilapia Juvenile Fed Diet
Containing Recombinant Growth Hormone with Different Preparation Methods.
Guided by ALIMUDDIN and MUHAMMAD AGUS SUPRAYUDI.
This research was conducted to evaluate the influence of rElGH in the form
of the bacterium Escherichia coli intact and contains whole culturing medium,
E.coli containing rElGH without culture medium, and protein total of lysozymelysated E. coli and mixed with feedstuffs before it made into pellet (repeleting) on
red Nile tilapia juvenile. The research consisted of 3 treatments by different
preparation of rElGH at a dose of 3 mg/kg diet, and one control. Each treatment
was repeated three times. The control diet and rElGH was firstly coated by

chicken egg yolks,and then mixed with diet by repelleting. Fish were reared for 6
weeks and fed diet containing rElGH by 3 times at day 1, 4 and 7 of the first week,
10% of fish body weight. The result showed that feeding fish by diet containing
lysozyme-lysated rElGH generated higher growth, biomass and specific growth
rate (SGR) of length and body weight compared with the control. Increment of
body weight, biomass and SGR of length and body weight were 8.30%, 7,39%
4.20% and 4,92% higher compared to the control, respectively. Thus, feeding fish
with diet containing the lysated rElGH is an effective method to increase growth
of red Nile tilapia juvenile.
Key words: recombinant, Escherichia coli, rElGH, repelleting, red Nile Tilapia.

PERFORMA BENIH IKAN NILA YANG DIBERI PAKAN
MENGANDUNG HORMON PERTUMBUHAN REKOMBINAN
DENGAN METODE PENYIAPAN BERBEDA

RANGGA GARNAMA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Perikanan

pada
Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Performa Benih Ikan Nila yang Diberi Pakan Mengandung
Hormon Pertumbuhan Rekombinan dengan Metode Penyiapan
Berbeda
: Rangga Garnama
Nama
: C14090029
NIM
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya

Disetujui oleh


Dr Alimuddin, SPi,MSc
Pembimbing I

Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Tanggal Lulus:

,.... JUL 10n

Judul Skripsi : Performa Benih Ikan Nila yang Diberi Pakan Mengandung
Hormon Pertumbuhan Rekombinan dengan Metode Penyiapan
Berbeda
Nama
: Rangga Garnama
NIM
: C14090029
Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya


Disetujui oleh

Dr Alimuddin, SPi,MSc
Pembimbing I

Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Sukenda, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Performa Benih Ikan Nila
yang Diberi Pakan Mengandung Hormon Pertumbuhan Rekombinan dengan

Metode Penyiapan Berbeda”. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari
Desember 2012 sampai dengan Februari 2013 di Laboratorium Reproduksi dan
Genetika Organisme Akuatik, Laboratorium Pembuatan Pakan Nutrisi, Budidaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Jawa
Barat.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr Alimuddin, MSc, Bapak Dr Ir Muhammad Agus Suprayudi,
MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan
selama pengerjaan penelitian ini.
2. Bapak Prof Dr Ir Muhammad Zairin Junior, MSc dan Ibu Dr Dinamella
Wahjuningrum selaku dosen penguji tamu dan komisi pendidikan S1
Departemen Budidaya Perairan yang telah banyak memberikan kritik dan
saran-sarannya.
3. Ibu Yuni Puji Hastuti SPi, MSi selaku dosen pembimbing akademik yang
telah banyak memberikan masukan, semangat dan motivasi.
4. Mba Anna Octavera SPi. MSi, Kak Fuad, Kak Darmawan, Kak Jessy, Kak
Fajar, Kak Epro, Kak Ipah, Kak Yadi, Kak Sri dan mahasiswa S2, S3
Genetik yang telah memberikan motivasi, informasi, bimbingan serta
ilmunya.
5. Seluruh dosen dan staf karyawan/karyawati Departemen Budidaya

Perairan.
6. Dani Jatnika dan Nunung Sumarni selaku orang tua, serta Mustika
katresna yang selalu memberikan doa, dukungan moril dan materil yang
tidak ternilai.
7. Teman-teman terbaikku di BDP 46 (Putri Zulfania, Anthares Sugati, Doni
Nurdiansyah, Chandra Syayid Bani) atas dukungan dan persahabatan
selama ini, serta semua pihak yang telah memberikan dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013
Rangga Garnama

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… ix
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………… ix
PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1
Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1
Tujuan Penelitian …………………………………………………………….. 2
METODE ……………………………………………………………………….. 3

Rancangan Percobaan ………………………………………………………... 3
Produksi rElGH ………………………………………………………………. 3
Lisis Dinding Sel Bakteri ……………………………………………………... 3
Repelleting Pakan dengan rElGH ……………………………………………. 3
Pemeliharaan Ikan ……………………………………………………………. 4
Sampling ……………………………………………………………………... 4
Pengukuran Kualitas Air ……………………………………………………... 4
Uji Mikrobiologis Pakan .……………………………………………………. 4
Uji Proksimat ………………………………………………………………… 4
Laju Pertumbuhan Bobot Spesifik ………………………………………….. 4
Laju Pertumbuhan Panjang Spesifik ……………………………..………….. 5
Analisis Statistik ……………………………………………………….……

5

HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………………..

5

Hasil ………………………………………………………………………….


5

Tingkat Kelangsungan Hidup …………………………………………

5

Biomassa & Bobot Rerata Tubuh Ikan ………………………………..

6

Pertumbuhan Panjang …………………………………………………

7

Laju Pertumbuhan Spesifik …………………………………………… 8
Kualitas Air …………………………………………………………… 9
Uji Mikrobiologis Pakan .……………………………………………..

9


Uji Proksimat …………………………………………………………. 10
Pembahasan …………………………………………………………………. 10
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………… 13

Kesimpulan ………………………………………………………………….. 13
Saran ………………………………………………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 13
LAMPIRAN …………………………………………………………………… 16
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………… 20

DAFTAR TABEL
1 Biomassa dan rerata bobot tubuh ikan nila yang diberi pakan yang
mengandung rElGH media kultur, rElGH non media kultur, rElGH lisis
dan kontrol …………………………………………………………….
2 Rerata pertumbuhan panjang (cm) benih ikan nila yang diberi pakan
yang mengandung rElGH media kultur, rElGH non media kultur,
rElGH lisis dan kontrol ………………………………………………….
3 Rerata laju pertumbuhan spesifik benih ikan nila yang diberi pakan
yang mengandung rElGH media kultur, rElGH non media kultur,
rElGH lisis dan kontrol …………………………….…………………....
4 Hasil pengukuran suhu, oksigen terlarut (dissolved oxygen, DO), pH,
kadar nitrit, nitrat dan total amonia nitrogen (TAN) pada awal dan akhir
penelitian ……………………………………………………………......
5 Hasil uji proksimat ikan yang diberi pakan rElGH dalam bentuk bakteri
utuh bercampur media kultur (A), tanpa media (B), hasil lisis (C) dan
kontrol……………………………………………………………….......

6

7

8

9

10

DAFTAR GAMBAR
1 Tingkat kelangsungan hidup (%) benih ikan nila yang diberi pakan
mengandung rElGH media kultur, non media kultur, rElGH lisis
dengan dosis 3 mg/kg dan kontrol ………………………………............
2 Pertumbuhan biomassa ikan nila yang diberi pakan mengandung rElGH
media kultur, non media kultur, rElGH lisis, dan kontrol ................…....
3 Pertumbuhan bobot rerata ikan nila yang diberi pakan mengandung
rElGH media kultur, non media kultur, rElGH lisis dan kontrol….…....
4 Pertumbuhan panjang ikan nila yang diberi pakan mengandung rElGH
media kultur, non media kultur, rElGH lisis dan kontrol…….....……....
5 Dokumentasi Ikan nila yang diberi pakan yang mengandung rElGH
media kultur (A), non media kultur (B), rElGH lisis (C) dan kontrol (K)
…………………………………………......................................…….....
6 Hasil penebaran pakan uji untuk menumbuhkan bakteri..........................
7 Hasil cracking bakteri dari pakan yang disuplementasi dengan hormon
pertumbuhan pada pakan perlakuan A, B dan kontrol …….........……....

5
6
7
8

8
9
10

DAFTAR LAMPIRAN
1 Proses kultur bakteri Escherichia coli BL 21 dengan konstruksi hormon
pertumbuhan ikan kerapu kertang (rElGH) …………………...............
2 Proses cracking bakteri Escherichia coli BL 21 pembawa rElGH pada
pakan pelet …………………………………………………………….
3 Analisis biaya produksi hormon pertumbuhan rekombinan dengan
metode penyiapan berbeda...………………………………….……….

16
17
18

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu jenis ikan air tawar yang
paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Departemen Perikanan dan Akuakultur
FAO (Food and Agriculture Organization 2008) menempatkan ikan nila di urutan
ketiga setelah udang dan salmon sebagai contoh sukses perikanan budidaya dunia.
Ikan nila merah disukai oleh konsumen luar negeri, karena ukuran dan bobot
tubuhnya mirip dengan ikan kakap terutama yang berukuran lebih dari 500 g/ekor
(Josupeit 2005).
Teknologi budidaya ikan nila, baik dari segi pembenihan hingga
pembesaran telah dikuasai oleh masyarakat karena relatif mudah. Namun
demikian, untuk mencapai ukuran konsumsi 3-6 ekor/ kg dari benih ukuran 3-5
cm diperlukan waktu sekitar 6 bulan (Wiryo 2010). Permasalahan lainnya adalah
harga pakan tinggi, karena dalam budidaya ikan secara intensif pakan buatan
digunakan untuk memenuhi kebutuhannya, dimana biaya yang harus dikeluarkan
dapat mencapai hingga 60% dari biaya produksi (Nugroho 2010). Teknologi tepat
guna diperlukan untuk mempercepat siklus produksi dalam rangka mendukung
ketercapaiannya memenuhi kebutuhan pangan dunia. Salah satu teknologi untuk
mendukung program tersebut dan dapat menekan konversi pakan (FCR) yang
tinggi adalah aplikasi hormon pertumbuhan rekombinan (recombinant growth
hormone/ rGH). Hormon pertumbuhan ini dapat dikatakan sebagai stimulan
pertumbuhan karena dapat memacu pertumbuhan ikan. Upaya lain yang dapat
dilakukan salah satunya adalah dengan teknologi transgenesis (proses introduksi
gen ke sel suatu organisme) akan tetapi penggunaan rGH lebih menguntungkan
dan aman dari isu keamanan pangan.
Hormon pertumbuhan merupakan polipeptida rantai tunggal dengan ukuran
sekitar 22 kDa yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari dengan fungsi pleotropik
pada hewan vertebrata (Rosseau & Dufour 2007). Menurut Brown (2006) teknik
yang digunakan dalam hormon pertumbuhan rekombinan adalah mengkombinasi
gen-gen yang diinginkan secara buatan di luar tubuh dengan bantuan sel
tranforman, gen dari target diisolasi dan ditransformasikan ke mikroba, seperti
Saccharomyces, Streptomyces, Bacillus dan Escherichia coli. Peranan hormon
pertumbuhan diantaranya adalah meningkatkan daya tahan terhadap stres dan
infeksi penyakit serta meningkatkan kelangsungan hidup ikan (Acosta et al. 2009),
pertumbuhan dan perkembangan organisme secara normal (Anathy et al. 2001),
metabolisme (Rousseau & Dufour 2007), dan kekebalan tubuh (Yada et al. 1999).
Pemberian hormon pertumbuhan juga dapat memacu pertumbuhan ikan dengan
cara peningkatan selera makan ikan sehingga dapat memperbaiki konversi pakan
(Donaldson et al. 1979).
Pemberian hormon pertumbuhan rekombinan dapat dilakukan
melaluiperendaman (Moriyama & Kawauchi 1990; Acosta et al. 2007; Putra
2011), injeksi/ penyuntikan (Promdonkoy et al. 2004; Utomo 2010; Lesmana
2010) dan oral menggunakan pakan (Moriyama et al. 1993; Jeh et al. 1998; BenAtia et al. 1999). Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam metode penggunaan
rGH. Metode injeksi/ penyuntikan dan perendaman dapat meningkatkan
pertumbuhan yang baik dikarenakan dapat memaksimalkan penyerapan rGH,

2
kelemahan dalam hal metode injeksi/ penyuntikan ikan adalah kurang efisien, dan
metode perendaman hanya efektif pada fase larva, dosis dan frekuensi
perendaman tertentu. Penggunaan metode oral dapat diterapkan pada skala masal
dan dapat digunakan pada beberapa stadia ikan yang disesuaikan dengan ukuran
pakan, akan tetapi kemungkinan besar leaching pada saat pemberian pakan rGH.
Aplikasi hormon pertumbuhan melalui injeksi/ penyuntikan dapat
meningkatkan bobot ikan nila sekitar 20,94% dengan menggunakan hormon
pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang (rElGH) (Lesmana 2010). Begitu
pula dengan perendaman, penggunaan rgh ikan mas pada ikan nila dapat
meningkatkan bobot sebesar 53,1% dari kontrol (Li et al. 2003). Pada metode oral
(penyemprotan pada pakan) rGH kerapu kertang dapat meningkatkan bobot
pertumbuhan lebih bagus dari kontrol dan dosis lainnya (Muhammad et al. 2013).
Aplikasi oral dapat juga dilakukan dengan mencampurkan rGH pada bahan-bahan
pakan yang kemudian dibuat pelet, akan tetapi metode tersebut belum di lakukan.
Oleh karena itu, pada penelitian ini dipilih metode penggunaan rGH melalui oral
menggunakan pakan buatan melalui proses peleting (pencampuran rGH dengan
bahan-bahan pakan). Metode ini diharapkan dapat lebih praktis dan ekonomis
sehingga dapat diterapkan pada skala massal dan dapat diaplikasikan pada pakan
komersial.
Hormon pertumbuhan yang dipakai dalam penelitian adalah hormon
pertumbuhan rekombinan ikan kerapu kertang Epinephelus lanceolatus (rElGH).
Dalam memperbanyak rElGH digunakan bakteri Escherichia coli dikarenakan
produksinya lebih tinggi daripada hormon pertumbuhan dari ikan mas (rCcGH)
dan ikan gurame (rOgGH) (Handoyo 2012, Irmawati 2013).
Secara garis besar produksi rGH meliputi kultur media padat, kultur media
cair, panen bakteri, dan lisis dinding sel bakteri. Namun belum diketahuinya efek
pemberian rElGH yang diambil dari media kultur cair bakteri Escherichia coli
yang mengandung rGH (Media) dan bakteri utuh E. coliyang mengandung rGH
(pelet hasil sentifugasi media kultur cair bakteri E. coli) (non media) diduga dapat
diterapkan kedalam metode oral menggunakan pakan buatan yang dilakukan
melalui proses peleting, sehingga apabila salah satu atau keduanya lebih baik jika
dibandingkan dengan E. coliyang telah dilisis (Lisis) maka hal ini dapat
berdampak pada efisiensi produksi rGH. Dosis yang digunakan mengacu pada
penelitian Muhammad et al. (2013) yang menyatakan bahwa dosis 3 mg/ kg
pakan merupakan dosis yang efektif meningkatkan pertumbuhan ikan nila.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian rElGH
dari media kultur cair bakteri Escherichia coli yang mengandung rGH (Media),
bakteri utuh E. coliyang mengandung rGH (non Media), dan lisis dinding sel
bakteri E. coliyang mengandung rGH (Lisis) dengan metode oral menggunakan
pakan buatan yang dibuat pelet ulang (repelleting) dengan dosis 3 mg/kg pakan
dalam meningkatkan pertumbuhan ikan nila.

3

METODE
Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap, terdiri dari empat
perlakuan dengan masing masing tiga kali ulangan. Larva ikan nila berukuran 1,7
cm dihitung sebanyak 400 ekor dan kemudian dimasukan kedalam masing masing
akuarium sebanyak 30 ekor/akuarium yang berisi 175 L air. Sebelum perlakuan
dimulai ikan nila dipuasakan terlebih dahulu selama 1 hari. Perlakuan yang
diberikan yaitu:
Kontrol (K) : Benih ikan nila yang diberi pakan komersial protein 37-39%, tidak
mengandung rElGH
Perlakuan A : Benih ikan nila yang diberi pakan komersial yang dicampur bakteri
dan media kultur.
Perlakuan B : Benih ikan nila yang diberikan pakan komersil yang dicampur
bakteri setelah media kultur dibuang melalui sentrifugasi (Non
Media).
Perlakuan C : Benih ikan nila yang diberikan pakan komersial dan hasil lisis
dinding sel bakteri.
Ikan uji yang digunakan adalah larva ikan nila merah berukuran 2 cm yang
berasal dari kolam percobaan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Pakan
yang digunakan adalah dalam bentuk pelet yang dibuat oleh Lab. Pembuatan
Pakan, Departemen Budidaya Perairan IPB. Rekombinan hormon pertumbuhan
diproduksi sesuai dengan metode Alimuddin et al. (2010).
Produksi rElGH
Produksi rElGH dilakukan dengan menggunakan bakteri E. coli BL21.
Perbanyakan bakteri yang mengandung konstruksi pCold-I/ElGH sesuai dengan
metode Alimuddin et al. (2010). Media yang digunakan adalah 2xYT cair yang
telah ditambahkan antibiotik ampisilin sebanyak 100 µL ampisilin dalam 100 mL
media. Konsentrasi ampisilin adalah 100 mg/ mL.adalah Bakteri hasil kultur
dipanen dengan sentrifugasi selama 3 menit pada kecepatan 12.000 rpm, dan
selanjutnya siap untuk dilisis.
Lisis Sel Bakteri
Lisis sel bakteri E. coli dilakukan secara kimiawi menggunakan lisozim.
Metode lisis dinding sel bakteri mengacu pada Handoyo (2012) dengan dosis
lysozim sebagai pelisis sebanyak 500µL (10 mg dalam 1 mLtris-EDTA). Hasil
akhir dari lisis berupa pelet yang merupakan total protein mengandung rElGH
dalam bentuk badan inklusi. Pelet rElGH dicuci dengan phosphate buffer saline
(PBS) sebanyak 2 kali dan disimpan pada freezer -80 oC hingga akan digunakan.
Peleting Pakan Dengan rElGH
Peleting pakan dengan rElGH dilakukan dengan mencampur bahan pakan
yang akan dibuat menjadi pelet menggunakan kuning telur. Metode peleting
pakan mengacu pada KKP (2011). rElGH terlebih dahulu dicampurkan dengan

4
kuning telur pada mangkuk, jumlah kuning telur yang digunakan adalah sebanyak
5 g, diaduk sampai merata, ditambahkan air 200 mL, dicampurkan secara merata
dengan bahan pakan, kemudian dimasukkan kedalam mesin pelet. Pelet yang
sudah jadi dikeringkan menggunakan oven selama 24 jam pada suhu 60 oC.
Pemeliharaan Ikan
Ikan dipelihara di dalam akuarium berdimensi 100 x 50 x 50 cm3 hingga
akhir pemeliharaan dengan volume air sebanyak 175 liter. Larva ikan nila merah
diberi pakan komersial dengan feeding rate 10% dari bobot tubuh dengan
frekuensi 3 kali pemberian pakan yang diberi rElGH yaitu pada hari pertama, hari
ke-4 dan hari ke-7. Sementara pada hari ke-2,3,5,6,8 dan seterusnya diberi pakan
sekenyangnya (at satiation) dengan frekuensi 3 kali sehari pada pagi, siang dan
sore. Air diganti sebanyak 50% setiap hari dan kondisi suhu air berkisar antara
26,5-28,0oC.
Sampling ikan
Pengukuran panjang total, panjang baku dan bobot ikan (sampling)
dilakukan satu kali dalam 2 minggu, yaitu pada hari ke-14, 28 dan 36 kegiatan
pemeliharaan. Biomassa setiap 5 ekor ikan ditimbang dengan total 30 ekor, dan
kelangsungan hidup ikan dihitung setiap 2 minggu sekali. Biomassa diukur
menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g, panjang total (diukur
mulai dari ujung mulut terdepan sampai bagian ujung ekor paling belakang) dan
panjang baku (diukur mulai dari ujung mulut terdepan sampai bagian pangkal
lipatan sirip ekor) diukur menggunakan kertas ukur.
Pengukuran Kualitas Air
Suhu air diukur setiap hari, sedangkan parameter lainnya yang diukur pada
tengah dan akhir pemeliharaan adalah DO, pH, amonia, kesadahan, alkalinitas,
nitrit dan nitrat. Seluruh parameter tersebut diukur dengan pengukuran manual di
Lab. Lingkungan BDP FPIK IPB.
Uji Mikrobiologis Pakan
Uji mikrobiologis dilakukan untuk mengetahui bakteri yang terdapat dalam
pakan mengandung atau tidaknya plasmid pCold-I/ElGH. Metode kultur bakteri,
metode cracking, PCR dan elektroforesis dilakukan mengikuti metode Alimuddin
et al. (2010).
Laju Pertumbuhan Bobot Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik (LPS) atau persentase pertambahan bobot setiap
hari dikenal dengan istilah specific growth rate (SGR). LPS bobot dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
t Wt
LPSb = [√
− ]x
Wo

%

Keterangan :
LPSb : Laju petumbuhan bobot spesifik (%/hari)
Wt
: Bobot rerata individu ikan waktu ke-t (gram)

5
Wo
t

: Bobot rerata individu ikan waktu ke-o (gram)
: Lama pemeliharaan (hari)

Laju Pertumbuhan Panjang Spesifik
LPS panjang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
t

LPSp = [√

Lt
− ]x
Lo

%

Keterangan :
LPSp : Laju petumbuhan panjang spesifik (%/hari)
Lt
: Panjang rerata individu ikan waktu ke-t (gram)
Lo
: Panjang rerata individu ikan waktu ke-o (gram)
t
: Lama pemeliharaan (hari)
Analisis Data
Efektivitas perlakuan rElGH ditentukan berdasarkan tingkat kelangsungan
hidup, biomassa, pertumbuhan panjang, dan laju pertumbuhan spesifik. Data yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif dan diolah menggunakan perangkat lunak
Microsoft excel 2013.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil

Survival (%)

Kelangsungan Hidup Ikan
Tingkat kelangsungan hidup ikan nila pada perlakuan dan kontrol berbeda,
yaitu pada perlakuan kontrol (K) sebesar 97,78 %, perlakuan rElGH media kultur
(A) sebesar 98,89 %, perlakuan rElGH non media kultur (B) sebesar 97,78 %, dan
perlakuan rElGH lisis (C) sebesar 96,67 % (Gambar 1). Kelangsungan hidup
paling tinggi adalah perlakuan rElGH media kultur bakteri (A) dan yang paling
rendah adalah perlakuan rElGH lisis (C).
100
98
96
94
92
90
88
86
84
82
80
Kontrol (K)

Media kultur (A)

Non media kultur (B)

Lisis (C)

Perlakuan

Gambar 1 Tingkat kelangsungan hidup (%) benih ikan nila yang diberi pakan
mengandung rElGH media kultur, non media kultur, rElGH lisis dengan
dosis 3 mg/kg dan kontrol.

6
Biomassa dan Rerata Bobot Tubuh Ikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pertumbuhan baik panjang, laju
pertumbuhan spesifik, bobot rerata individu maupun biomassa ikan nila yang
diberikan rElGH relatif lebih tinggi daripada kontrol (Tabel 1). Biomassa dan
rerata bobot tubuh akhir yang paling tinggi terdapat pada perlakuan rElGH yang
telah dilisis dan yang terendah terdapat pada perlakuan kontrol.
Tabel 1 Biomassa dan rerata bobot tubuh ikan nila yang diberi pakan yang
mengandung rElGH media kultur, rElGH non media kultur, rElGH lisis
dankontrol.
Perlakuan
Kontrol (K)
Media kultur (A)
Non Media kultur (B)
Lisis (C)

Biomassa
98,10 ± 4,62
103,82 ± 3,55
99,91 ± 3,04
105,35 ± 8,33

Rerata bobot tubuh terakhir
3,35 ± 0,73
3,46 ± 0,84
3,37± 0,66
3,63± 0,63

Keterangan : nilai dinyatakan dalam rerata ± simpangan baku, setiap perlakuannya ikan dipelihara
selama 6 minggu di akuarium berukuran 100 x 50 x 50 cm3 dengan kepadatan 3
ekor/20 L air.

Gambar 2 menunjukkan bahwa pertumbuhan biomassa ikan nila perlakuan
rElGH lisis cenderung lebih tinggi daripada kontrol. Biomassa tertinggi terdapat
pada perlakuan rElGH lisis (105,35 gram), sedangkan kontrol (98,10 gram)
memiliki nilai yang paling rendah. Peningkatan biomassa perlakuan rElGH lisis
sebesar 7,39% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.

120

Biomassa (gram)

100

Kontrol (K)
Media kultur (A)
Non media kultur (B)

80

Lisis (C)

60
40
20
0
0

2 Minggu ke- 4

6

Gambar 2 Pertumbuhan biomassa ikan nila yang diberi pakan mengandung rElGH
media kultur, non media kultur, rElGH lisis, dan kontrol.
Sama halnya dengan Gambar 3, bobot rerata tertinggi terdapat pada
perlakuan rElGH lisis dengan nilai 3,63gram, sedangkan kontrol memliki nilai
yang paling rendah dari semua perlakuan yaitu 3,35 gram. Peningkatan bobot
rElGH lisis sebesar 8,3% lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.

7

4
Kontrol (K)

Bobot rerata (gram)

3.5
3
2.5

Media kultur (A)
Non media kultur (B)
Lisis (C)

2
1.5
1
0.5

0
0

2

4

6

Minggu ke-

Gambar 3 Pertumbuhan bobot rerata ikan nila yang diberi pakan mengandung
rElGH media kultur, non media kultur, rElGH lisis dan kontrol.
Pertumbuhan Panjang
Pertumbuhan panjang benih ikan nila yang diberikan perlakuan rekombinan
hormon pertumbuhan ikan kerapu kertang melalui pakan buatan dengan perlakuan
dari rElGH media kultur, rElGH non media kultur dan rElGH lisis lebih tinggi
daripada kontrol. Nilai pertumbuhan panjang baku dan panjang total tertinggi
diperoleh pada perlakuan rElGH lisis dan terendah pada perlakuan kontrol (Tabel
2 dan Gambar 2).
Tabel 2 Rerata pertumbuhan panjang (cm) benih ikan nila yang diberi pakan yang
mengandung rElGH media kultur, rElGH non media kultur, rElGH lisis dan
kontrol.
Perlakuan
Kontrol (K)
Media kultur (A)
Non Media kultur (B)
rElGH lisis (C)

Pertumbuhan
Panjang baku (cm)
Panjang total (cm)
5,01 ± 0,21
6,30 ± 0,17
5,11 ± 0,21
6,46 ± 0,26
5,15 ± 0,17
6,51 ± 0,21
5,32 ± 0,27
6,72 ± 0,39

Keterangan : nilai dinyatakan dalam rerata ± simpangan baku, setiap perlakuan ikan dipelihara
selama 6 minggu di akuarium berukuran 100 x 50 x 50 cm3 dengan kepadatan 3
ekor/20 L air.

Gambar 4 menunjukkan bahwa nilai pertumbuhan panjang ikan nila yang
diberi perlakuan rElGHmedia kultur, rElGHnon media kultur dan rElGH lisis
cenderung lebih cepat dari kontrol. Pertumbuhan panjang tertinggi terdapat pada
perlakuan rElGH lisis dengan nilai 5,32 cm sedangkan kontrol memliki nilai yang
paling rendah dari semua perlakuan yaitu 5,01 cm. Panjang total awal disamakan
karena ikan dirata-ratakan sama semua dengan nilai 1,4 cm. Hal tersebut

8
menunjukkan peningkatan panjang rElGH lisis sebesar 6,21% lebih tinggi
dibandingkan dengan kontrol.

Pertumbuhan panjang (cm)

6.00
Kontrol (K)

5.00

Media kultur (A)

4.00

Non media kultur (B)

Lisis (C)

3.00
2.00
1.00
0.00
0

2

4

6

Minggu ke-

Gambar 4 Pertumbuhan panjang ikan nila yang diberi pakan mengandung rElGH
media kultur, non media kultur, rElGH lisis dan kontrol.
Laju Pertumbuhan Spesifik
Laju pertumbuhan spesifik benih ikan nila yang diberi hormon pertumbuhan
rekombinan ikan kerapu kertang (rElGH) dari rElGH media kultur, non media
kultur, dan rElGH lisis lebih tinggi daripada kontrol. Nilai laju pertumbuhan
panjang dan laju pertumbuhan bobot tertinggi diperoleh pada perlakuan rElGH
lisis dan terendah pada perlakuan kontrol (Tabel 3). Hal tersebut menunjukan
bahwa perlakuan rElGH lisis dapat meningkatkan pertumbuhan panjang dan bobot,
masing-masing sebesar 4,20% dan 4,92% lebih tinggi dibandingkan dengan
kontrol.
Tabel 3 Rerata laju pertumbuhan spesifik benih ikan nila yang diberi pakan yang
mengandung rElGH media kultur, rElGH non media kultur, rElGH lisis dan
kontrol.
Perlakuan
Kontrol (K)
Media kultur (A)
Non Media kultur (B)
rElGH lisis (C)

Laju Pertumbuhan (%/hari)
Panjang
Bobot
0,051 ± 0,002
0,033 ± 0,001
0,052 ± 0,000
0,034 ± 0,001
0,051 ± 0,000
0,034 ± 0,001
0,053 ± 0,001
0,035 ± 0,001

Keterangan : nilai dinyatakan dalam rerata ± simpangan baku, setiap perlakuan ikan dipelihara
selama 6 minggu di akuarium berukuran 100 x 50 x 50 cm dengan kepadatan 3 ekor/20 L air.

Gambar 5 menunjukkan bahwa panjang total dari perlakuan rElGH lisis
memberikan pengaruh peningkatan lebih besar dibandingkan dengan kontrol pada
minggu ke-6 pemeliharaan ikan nila. Seperti yang ditunjukan pada Tabel 1, ikan
nila yang diberikan perlakuan rElGH lisis memiliki biomassa 7,39% lebih tinggi
dibandingkan dengan kontrol.

9

C B
A
K
Gambar 5 Hasil Dokumentasi Ikan nila yang diberi pakan yang mengandung
rElGH media kultur (A), non media kultur (B), rElGH lisis (C) dan kontrol (K).
Kualitas air
Hasil pengukuran kualitas air menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda
dengan kisaran optimum untuk ikan nila. Kualitas air ditampilkan pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil pengukuran suhu, oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO), pH,
kadar nitrit, nitrat dan total amonia nitrogen (TAN) pada awal dan akhir penelitian.
Suhu

Sampel

DO

pH

Nitrit

Awal

Akhir

Awal

Akhir

Awal

Akhir

Awal

Akhir

K

27

27,5

5,65

5,40

6,37

8,10

1,174

0,363

A

27

27,5

5,95

5,40

6,53

8,13

1,034

B

27

27,5

5,25

5,60

6,54

8,07

C

27

27,5

5,45

5,25

6,62

8,12

Optimal

25 -32

≥3

6,5 – 8,5

Nitrat
Akhir

Awal

Akhir

1,294

1,160

0,196

0,250

0,449

1,420

1,518

0,181

0,222

1,059

0,472

1,431

1,132

0,199

0,214

1,057

0,421

1,603

1,294

0,201

0,162

0.1 – 0.7

Awal

TAN