15 untuk mengungkapkan nilai-nilai nasionalisme yang terdapat pada novel
Sebelas Patriot dan Menerjang Batas.
3. Kajian Interteks
Kajian intertekstual dimaksudkan sebagai kajian terhadap sejumlah teks lengkapnya: teks kesastraan, yang diduga mempunyai bentuk-
bentuk hubungan tertentu, misalnya untuk menemukan adanya hubungan- hubungan unsur-unsur intrinsik, seperti ide, gagasan, peristiwa, plot,
penokohan, gaya bahasa, dan lain-lain, di antara teks-teks yang dikaji Nurgiyantoro, 2007: 50. Istilah intertekstualitas diperkenalkan oleh Julia
Kristeva Todorov, 2012:99. Menurut Bakhtin dalam Todorov, 2012:108 bahwa intertekstualitas muncul paling intens dalam novel. Teori
interks memandang setiap teks sastra perlu dibaca dengan latar belakang teks-teks lain, dalam arti bahwa penciptaan dan pembacaan sastra tidak
dapat dilakukan tanpa adanya teks-teks lain sebagai acuan. Hal itu tidak berarti bahwa teks baru hanya mengambil teks-teks sebelumnya sebagai
acuan, tetapi juga menyimpangi dan mentransformasikannya dalam teks- teks yang diciptakan Teeuw, dalam Al-Ma’ruf, 2010:28.
Konsep penting dalam teori interteks adalah hypogram. Menurut Riffaterre dalam Ratna, 2007:174 hypogram adalah struktur prateks,
yang dianggap sebagai energi puitika teks. Wujud hipogram mungkin berupa penerusan konvensi, sesuatu yang telah berekstensi, penyimpangan
16 dan pemberontakan konvensi, pemutarbalikan esensi dan amanat teks-teks
sebelumnya Teeuw dalam Nurgiyantoro, 2007: 51. Hipogram itu tidak eksplisit, dan ketidakeksplisitan itu mungkin terjadi di luar kesengajaan
pengarangnya karena pengenalannya dengan teks sebelumnya. Fungsi hipogram dengan demikian merupakan petunjuk hubungan antarteks yang
dimanfaatkan oleh pembaca, bukan penulis, sehingga memungkinkan terjadinya perkembangan makna Ratna, 2007:174. Karya yang
diciptakan berdasarkan hipogram itu disebut karya transformasinya karena mentransformasikan hipogram itu Al-Ma’ruf, 2010:29. Oleh karena
itulah, secara praktis aktivitas interteks terjadi melalui dua cara, yaitu a membaca sebuah teks atau lebih secara berdampingan pada saat yang
sama, b hanya membaca sebuah teks tetapi dilatarbelakangi oleh teks-teks lain yang sudah pernah dibaca sebelumnya.
Pemahaman secara interterkstual bertujuan utnuk menggali secara maksimal makna-makna yang terkandung dalam sebuah teks Ratna,
2007:173. Prinsip intertekstualitas yang utama adalah prinsip memahami, dan memberikan makna karya yang bersangkutan Nurgiyantoro,
2007:54. Prinsip intertekstualitas membawa kita untuk memandang teks- teks terdahulu sebagai sumbangan pada suatu kode yang memungkinkan
efek signification, pemaknaan yang bermacam-macam. Dengan demikian, intertekstualitas tidak hanya penting dalam usaha memberi interpretasi
tertentu terhadap karya sastra Al-Ma’ruf, 2010:30.
17 Diharapkan dengan menggunakan analisis intertekstualitas, dapat
membantu peneliti dalam memberi interpretasi dan menemukan persamaan serta perbedaan teks transformasi terhadap teks hipogram dari novel
Sebelas Patriot karya Andrea Hirata dan Menerjang Batas karya Estu Ernesto.
4. Novel dan Unsur-unsurnya