PENDAHULUAN LANDASAN TEORI METODE PENELITIAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

2.5.2 Height Method 25 2.5.3 First Last of Maxima 25 2.5.4 Mean-Max method 25 2.5.5 Trapezoidal dan Triangular Fuzzy Number 25 2.6 Himpunan Lunak 26 2.7 Himpunan Lunak Kabur 27 2.8 Aplikasi Himpunan Lunak Kabur pada Diagnosis Medis 29 2.8.1 Metodologi dan Algoritma 29 2.8.2 Contoh Kasus 31 2.9 Gejala Kabur 33 2.9.1 Demam 33 2.9.2 Nyeri Kepala dan Nyeri Perut 34 2.9.3 Batuk 36 2.9.4 Menggigil 37 2.9.5 Lemas 37 2.9.6 Vlek Merah 39 2.9.7 Mual 40

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 41 3.2 Jenis Penelitian 41 3.3 Metode Pengumpulan data 41 3.4 Prosedur Penelitian 41

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pasien dan Beserta Gejalanya 43 4.2 Skala Gejala pada Pasien 44 4.3 Skala Gejala pada Penyakit 52 4.4 Fungsi Keanggotaan Segitiga ∗ 55 4.5 Defuzzifikasi 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

58 5.2 Saran 58 DAFTAR PUSTAKA 59 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.3.1 Perbandingan dua sensor 14 Tabel 2.9.1 Nyeri Akut dan Kronis 35 Tabel 2.9.2 Derajat Keanggotaan Lemas 38 Tabel 2.9.3 Derajat Keanggotaan Vlek Merah 39 Tabel 2.9.4 Derajat Keanggotaan Mual 40 Tabel 4.2.1 Gejala Demam pada Pasien 46 Tabel 4.2.2 Gejala Sakit Kepala pada Pasien 47 Tabel 4.2.3 Gejala Sakit Perut pada Pasien 48 Tabel 4.2.4 Gejala Batuk pada Pasien 49 Tabel 4.2.5 Gejala Menggigil pada Pasien 50 Tabel 4.2.6 Gejala Lemas pada pasien 50 Tabel 4.2.7 Gejala Vlek Merah pada Pasien 51 Tabel 4.2.8 Gejala Mual pada Pasien 51 Tabel 4.2.9 Skala Gejala pada Pasien 52 Tabel 4.3.1 Skala Gejala pada Penyakit 53 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1.1 Fungsi Keanggotaan Himpunan Kabur “tinggi” 6 Gambar 2.2.1 Fungsi Keanggotaan Segitiga 8 Gambar 2.2.2 Fungsi Keanggotaan Trapesium 9 Gambar 2.2.3 Fungsi keanggotaan Gauss 10 Gambar 2.3.1 Gabungan dari Himpunan Kabur 11 Gambar 2.3.2 Irisan dari Himpunan Kabur 11 Gambar 2.3.3 Komplemen dari Himpunan Kabur 12 Gambar 2.4.1 Bilangan Kabur 6 16 Gambar 2.9.1 Nilai Keanggotaan Demam 34 Gambar 2.9.2 Nilai Keanggotaan Nyeri Kepala dan Nyeri Perut 35 Gambar 2.9.3 Nilai Keanggotaan Gejala Batuk 36 Gambar 2.9.4 Nilai Keanggotaan Gejala Menggigil 37 Gambar 4.2.1 Nilai keanggotaan demam pada pasien 45 Gambar 4.2.2 Nilai Keanggotaan Sakit Kepala pada Pasien 46 Gambar 4.2.3 Nilai Keanggotaan Sakit Perut Pada Pasien 47 Gambar 4.2.4 Nilai Keanggotaan Batuk pada Pasien 48 Gambar 4.2.5 Nilai Keanggotaan Menggigil pada Pasien 49 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil Penghitungan Matriks 61 Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian 65

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin berkembangnya teknologi kedokteran mengakibatkan semakin banyaknya informasi yang tersedia bagi para dokter. Tetapi bersamaan dengan itu menjadi semakin rumit pula proses pengenalan gejala-gejala suatu penyakit, penentuan jenis penyakit, serta pengambilan keputusan untuk tindakan terapinya. Suatu penyakit bisa memunculkan gejala-gejala yang berbeda dalam diri pasien yang berlainan, suatu gejala dapat merupakan gejala dari beberapa macam penyakit yang berlainan. Misalnya penyakit Tifus dan Demam Berdarah, gejala kedua penyakit ini hampir mirip, yaitu demam tinggi yang terjadi pada waktu tertentu, sehingga kebanyakan orang keliru untuk membedakannya. Selain itu beberapa macam penyakit dalam diri seorang pasien dapat mengacaukan gejala-gejala yang biasanya muncul akibat masing-masing penyakit itu Susilo, 2006. Seorang dokter harus dapat mengambil keputusan yang tepat saat menentukan penyakit dari seorang pasien. Jika keputusan itu salah, maka akan berakibat fatal pada kelangsungan hidup pasien. Mengingat banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri membuktikan bahwa kurangnya kepercayaan masyarakat Indonesia sendiri pada dokter yang ada di Indonesia. Kurangnya kepercayan itu tejadi karena tidak sedikit dokter yang salah dalam mengambil keputusan penyakit apa yang diderita pasien, serta banyaknya pasien yang berobat ke beberapa dokter, mendapatkan diagnosis yang berbeda-beda pula. Untuk itu teori himpunan lunak jkabur memberikan suatu alternatif untuk pemecahan masalah diagnosa medis tersebut. Himpunan kabur diperkenalkan oleh L.A Zadeh pada tahun 1965. Himpunan kabur adalah suatu himpunan dimana setiap anggotanya memiliki nilai keanggotaan, di mana nilai keanggotaan tersebut adalah bilangan riil dalam interval tertutup [0,1]. Himpunan kabur merupakan cara matematika untuk menyelesaikan masalah kekaburan bahasa. Konsep himpunan kabur yang terus berkembang tersebut mendorong para peneliti untuk terus mengembangkan dan menganalisa baik secara teoritis maupun aplikasi. Misalnya pada bidang ekonomi, ilmu kesehatan, tekhnik mesin, ilmu sosial dan banyak bidang lain yang bersangkutan dengan ketidaktentuan data yang tidak dapat diselesaikan bila menggunakan matematika klasik. Seperti halnya pada bilangan tegas, pada bilangan kabur juga dapat didefinisikan operasi-operasi aritmatika. Operasinya pada bilangan fuzzy antara lain adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Pada saat ini, perkembangan teori himpunan kabur mengalami kemajuan yang sangat cepat. Tetapi terdapat kesulitan dalam menempatkan fungsi keanggotaan dalam setiap kasus tertentu. Kesulitan ini terjadi karena kurangnya alat parameter pada teori. Untuk menghindari kesulitan tersebut, haruslah menggunakan parameter yang memadai. Teori himpunan lunak adalah generalisasi dari teori himpunan kabur. Teori himpunan lunak diperkenalkan oleh Molodtsov pada tahun 1999. Himpunan lunak tidak membutuhkan parameter yang spesifik. Himpunan lunak dapat menggunakan deskripsi hampiran dari suatu objek sebagai titik awal. Sehingga masalah penempatan fungsi keanggotaan tidak terjadi di himpunan lunak. Teori himpunan lunak memiliki potensial yang kaya akan aplikasi dalam beberapa arah, beberapa di antaranya ditunjukkan oleh Molodtsov dalam pelopor kerjanya yaitu mengaplikasikan teori himpunan lunak ke dalam beberapa arah, seperti integrasi Riemann, integrasi Perron, Teori Probabilitas, Teori Pengukuran dan banyak lagi Kharal, 2009. P.K. Maji, R. Biswas, dan A.R. Roy mengajukan konsep himpunan lunak kabur. Himpunan lunak kabur merupakan gabungan dari himpunan kabur dan himpunan lunak. Himpunan lunak kabur adalah kasus khusus