Stres Sosiokultural Stres Psikologis

dewasa lanjut Untuk mengembangkan hubungan social yang positif, diharapkan setiap tahapan perkembangan dapat dilalui dengan sukses. System keluarga yang terganggu dapat menunjng perkembangan respon social yang maladaftif.

b. Faktor Biologis

Faktor genetic dapat berperan dalam respon sosial maladaftif.

c. Faktor Sosio-kultural

Isolasi sosial merupakan factor utama dalam gangguan berhubungan atau interaksi dengan orang lain, hal ini diakibatkan oleh norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain. Tidak mempunyai anggota masyarakat yang kurang produktif seperti lanjut usia, orang cacat dan penderitaan penyakit kronis. Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan system nilai yang berbeda dari yang dimiliki budaya mayoritas.

d. Faktor dalam Keluarga

Pada komunikasi dalam keluarga dapat mengantar seseorang kedalam gangguan sosialisasi, bila keluarga hanya menginformasikan hal-hal yang negative maka anak akan mempunyai harga diri yang rendah.

2. Faktor Prespitasi

a. Stres Sosiokultural

Stres dapat ditimbulkan oleh karena menurunnya stabilitas unit keluarga perceraian dan berpisah dari orang yang berarti.

b. Stres Psikologis

Ansietas berat yang berkepanjangan dapat terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhan, ketergantungan dapat menimbulkan ansietas tingkat tinggi. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya dengan orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain. Adapun gejala klinis sebagai berikut : 1 Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap Penyakit. 2 Rasa bersalah terhadap diri sendiri. 3 Gangguan hubungan social. 4 Percaya diri kurang. 5 Menciderai diri

C. Proses Terjadinya Masalah

Pattern of parenting pola asuh keluarga Ineffective coping koping individu tidak efektif Lack of development task gangguan tugas perkembangan Stressor internal and external stress internal dan eksternal Misalnya : pada anak yang kelahirannya tidak di kehendaki unwanted child akibat kegagalan KB, hamil di luar nikah, jenis kelamin yangtidak diinginkan, bentuk fisik kurang menawan menyebabkan keluarga mengeluarkan komentar negative, merendahkan dan menyalahkan anak Misalnya : saat individu menghadapi kegagalan, menyalahkan orang lain, ketidaberdayaan, menyangkal tidak mampu menghadapi kenyataan dan menarik diri dari lingkungan, terlalu tingginya self ideal dan tidak mampu menerima realitas dengan rasa syukur. Misal : kegagalan menjalin hubungan intim dengan sesama jenis atau lawan jenis, tidak mampu mandiri dan menyelesaikan tugas, bergaul, bekerja,sekolah, menyebabkan ketergantungan pada orang tua, rendahnya ketahanan terhadap berbagai kegagalan. Misal : stress terjadi akibat ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya, ansietas terjadi akibat berpisah dengan orang terdekat, hilangnya pekerjaan, atau orang yang di cintai. Menurut Stuart Sundeen tentang repon klien di tinjau dari interaksinya dengan lingkungan social merupakan suatu kontinum yang terbantang antara respon adaptif dengan maladaptive sebagai berikut : Responadaptif Respon maladaftif Harga diri rendah kronis Isolasi sosial

Dokumen yang terkait

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.E DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI asuhan keperawatan jiwa pada tn.e dengan gangguan isolasi sosial : menarik diri di ruang arjuna rsjd surakarta.

0 2 15

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.E DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI asuhan keperawatan jiwa pada tn.e dengan gangguan isolasi sosial : menarik diri di ruang arjuna rsjd surakarta.

0 2 14

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGANGANGGUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.S Dengan Gangguan Isolasi Sosial: Menarik Diri Di Ruang Arjuna RSJ Daerah Surakarta.

0 3 39

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DI RUANG Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.S Dengan Gangguan Isolasi Sosial: Menarik Diri Di Ruang Arjuna RSJ Daerah Surakarta.

0 3 16

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.S Dengan Gangguan Isolasi Sosial Menarik Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 3 16

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.S Dengan Gangguan Isolasi Sosial Menarik Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 2 13

PENDAHULUAN Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.S Dengan Gangguan Isolasi Sosial Menarik Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 3 6

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn.S Dengan Gangguan Isolasi Sosial: Menarik Diri Di Ruang Arjuna RSJ Daerah Surakarta.

0 1 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI DI RUANG SUMBODRO Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Isolasi Sosial Menarik Diri Di Ruang Sumbodro Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

0 1 16

ASUHAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL. doc

0 0 23