100
Bangsa Arab pada masa-masa awal turunnya al-Quran telah mempunyai kemampuan untuk memahami maksud dalam ayat-ayat al-quran. Mereka tidak perlu
menanyakan makna-makna al-Quran maupun tafsirnya kepada Nabi SAW. Mereka sudah merasa cukup dengan kemampuan bahasa yang mereka miliki. Aspek-aspek
sastra arab telah mereka kenal sebelum mereka menerima al-Quran.
74
Dalam kondisi seperti ini, belum dirasakan perlunya ilmu tafsir. Demikian pula untuk membentuk kelompok-kelompok studi, kecuali untuk sebagian ayat yang
memang dirasa sulit bagi para sahabat.
75
Untuk kasus seperti ini mereka akan menanyakan kepada Nabi. Pada masanya, dalam menafsirkan al-Quran sahabat
bergantung kepada:
a. Alquran al-Karim.
Ayat-ayat yang global di satu tempat disajikan secara jelas di bagian yang lain. Misalnya kita temukan dalam surat al-Maidah:
ditafsiri dengan ayat 3 dalam surat ini yaitu
74
Abdul Hayy Al-Farmawi. Metode Tafsir Maudhu’i dan Penerapannya. Bandung: Pustaka Setia,
2002, 239.
75
Ibid, 240
101
Artinya: Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, terpukul,
jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas kecuali yang kalian sempat menyembelihnya, dan diharamkan bagimu yang disembelih
untuk berhala, dan diharamkan juga mengundi nasib dengan anak panah.
b. Nabi Muhammad SAW
Beliau sebagai penjelas mubayyin al-Quran. Ketika para sahabat kesulitan dalam memahami sebuah ayat maka mereka kembali bertanya kepada Nabi
SAW.
76
Berikut ini adalah contoh pertanyaan yang diajukan sahabat dan jawaban yang diberikan Nabi SAW. kepada mereka:
1. Para sahabat bertanya kepada Nabi SAW tentang makna
yang terdapat pada akhir surat al-Fatihah. Nabi SAW menjawab: “
” adalah orang-orang Yahudi sedangkan “ ” adalah
orang- orang Nasrani”. Jawaban Nabi SAW ini sebagaimana diriwayatkan
oleh Ibn Hiban dan ia menshahihkannya. 2.
Ketika turun firman Allah al-Maidah: 6
76
Ibid, 242.
102
Artinya:“Orang-orang yang beriman dan tidak mencamperadukkan keimanan merka dengan kedzaliman, mereka itulah orang-orang
yang mendapat keamanan dan mereka ini orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Para sahabat merasa sulit untuk melakukan apa yang dikemukakan dalam ayat di atas. Mereka bertanya: ”Siapakah diantara kami yang tidak berbuat dzalim
ke pada dirinya sendiri?” Nabi SAW menjawab: ”Maksud dari ayat diatas tidaklah
seperti yang kalian duga, apakah kalian tidak ingat mendengar apa yang dikatakan oleh seorang hamba yang shalih Luqman hakim
yang dimaksud disini adalah syirik.
1. Abdullah Ibn Umar berkata: ”Ada seseorang datang kepada Nabi SAW,