Tinjauan tentang bakteri Staphylococcus aureus

12 magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan tidak kurang dari 6,8 dan tidak lebih dari 8,3 MgO. Magnesium stearat merupakan serbuk halus, putih, berbau lemak, khas mudah melekat dikulit, bebas dari butiran. Kelarutan tidak mudah larut dalam air, dalam etanol, dalam eter Anonim, 1995. Magnesium stearat digunakan sebagai bahan pelicin pada konsentrasi 0,25-5,0 Luner dan Allen, 2006.

3. Tinjauan tentang bakteri Staphylococcus aureus

a. Bakteri Staphylococcus aureus Klasifikasi Staphylococcus aureus Salle, 1991. Kingdom : Protophyta Diviso : Schyzomycetes Ordo : Eubacteriales Famili : Micrococcaceae Genus : Staphylococcus Species : Staphylococcus aureus Stafilokokus berasal dari perkataan staphyle yang berarti kelompok buah anggur dan kokus yang berarti benih bulat. Bakteri ini ini sering ditemukan sebagai bakteri flora normal pada kulit dan selaput lendir pada manusia. Bakteri ini dapat menjadi penyebab infeksi baik pada manusia maupun pada hewan Anonim, 1994. Bakteri ini berbentuk sferis, bila menggerombol dalam susunan yang tidak teratur mungkin sisinya agak rata karena tertekan. Diameter bakteri antara 0,8-1,0 mikron Anonim, 1994. Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif dan dapat tumbuh dalam udara yang hanya mengandung hidrogen dan pH optimum untuk pertumbuhan ialah 7,4 pada lempeng agar, koloni berbentuk bulat, diameter 1-2 mm, cembung, buram, mengkilat, 13 dan konsistensinya lunak. Warna khas ialah kuning kemasan, hanya intesitas warnanya dapat bervariasi. Pada lempeng agar darah umumnya koloni lebih besar pada varietas tertentu koloninya dikelilingi oleh zona hemolisis Anonim, 1994. b. Uji aktivitas antibakteri Pengujian terhadap aktivitas antibakteri dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : 1. Agar difusi Media yang dipakai adalah agar Mueller Hinton. Pada metode difusi ini ada beberapa cara, yaitu: a. Cara Kirby Bauer Suspensi bakteri yang telah ditambahkan akuades hingga konsentrasi 10 8 CFU per mL dioleskan pada media agar hingga rata, kemudian kertas samir disk diletakkan di atasnya. Dibaca hasilnya: 1 Radical zone yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana sama sekali tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri. Potensi antibakteri diukur dengan mengukur diameter dari zona radikal. 2 Irradical zone yaitu suatu daerah di sekitar disk dimana pertumbuhan bakteri dihambat oleh antibakteri, tetapi tidak dimatikan Jawetz et al., 2001. b. Cara Sumuran Suspensi bakteri yang telah ditambahkan akuades hingga konsentrasi 10 8 CFU per mL dioleskan pada media agar hingga rata, media agar dibuat sumuran kemudian diteteskan larutan antibakteri, diinkubasikan pada 37ÂșC selama 18-24 jam. Hasilnya dibaca seperti cara Kirby Bauer. 14 c. Cara Pour Plate Suspensi bakteri yang telah ditambahkan dengan akuades dan agar base, dituang pada media agar Mueller Hinton, disk diletakkan di atas media. Hasilnya dibaca sesuai standar masing-masing antibakteri Jawetz et al., 2001. 2. Dilusi CairDilusi Padat Metode dilusi cair adalah metode untuk menentukan konsentrasi minimal dari suatu antibakteri yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme. Pada prinsipnya antibakteri diencerkan sampai diperoleh beberapa konsentrasi. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi obat ditambah suspensi kuman dalam media. Sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi obat dicampur dengan media agar, kemudian ditanami bakteri. Konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan disebut Konsentrasi Hambat Minimal KHM atau Minimum Inhibitory Concentration MIC Anonim, 1994.

E. Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Ceremai (Phyllanthus Acidus (L.) Skeels)

11 168 80

Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Buah Ceremai (Phyllanthus acidus (L) Skeels) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 2 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAN EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) SKEELS) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli

1 3 10

PENGARUH BAHAN PENGIKAT GELATIN TERHADAP FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus) SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus.

4 17 22

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus) DENGAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococus aureus.

4 9 22

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.

2 5 17

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus dan Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 1 21

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 1 22

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli DAN BIOAUTOGRAFINYA.

0 3 23

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL BUAH CEREMAI (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa DAN Klebsiella pneumoniae SERTA BIOAUTO

0 0 17