1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Staphyllococcus aureus merupakan bakteri Gram positif yang merupakan salah satu bakteri yang banyak menyebabkan penyakit. Bakteri Staphylococcus
umumnya tumbuh pada bagian tubuh manusia termasuk hidung, tenggorokan, kulit. Organisme ini dapat berasal dari orang yang mengolah makanan yang merupakan
penular atau penderita infeksi paling umum, dan lamanya terinfeksi hanya sebentar 24 jam sampai 48 jam maka hampir pada kasus ini terjadi kesembuhan total
Irianto, 2006. Sekarang ini masih dikembangkan uji antibakteri menggunakan tanaman. Salah satu contoh tanaman yang terbukti aktivitas sebagai antibakteri
terhadap Staphylococcus aureus adalah Phyllanthus acidus ceremai Jagessar dkk., 2008.
Ceremai banyak digunakan dalam masyarakat, kegunaan pada daun yaitu untuk urus-urus dan obat mual. Akarnya untuk obat asma dan daun muda untuk obat
sariawan. Daun, kulit batang dan kayu ceremai mengandung polifenol, saponin, flavonoid, dan tannin, disamping itu kayunya juga mengandung alkaloid Hutapea,
1991. Polifenol dari tanaman ceremai merupakan senyawa yang aktif sebagai antibakteri Staphylococcus aureus Budiyanti, 2009.
Umumnya masyarakat menggunakan daun ceremai masih dalam bentuk sederhana seperti seduhan atau rebusan. Cara penyajian itu kurang disukai oleh
masyarakat karena kurang praktis dan nyaman, salah satu upaya untuk meningkatkan
2
kenyamanan dan kemudahan dalam penggunaan daun ceremai dapat dibuat dalam bentuk tablet hisap. Daun ceremai dibuat tablet hisap karena akan digunakan sebagai
obat sariawan dimana tablet hisap bekerja secara lokal di mulut. Metode dalam pembuatan tablet hisap ada 2 cara yaitu peleburan Lozenges
dan pengempaan atau kompresi troches Lachman dkk., 1994. Salah satu bahan pengikat dalam pembuatan tablet hisap adalah natrium karboksimetilsellulosa CMC-
Na. Natrium karboksimetilsellulosa merupakan termasuk kelompok bahan pengikat polimer, berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk, serta menambah daya
kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Natrium karboksimetilsellulosa digunakan sebagai bahan pengikat dapat meningkatkan kekerasan tablet, karena CMC-Na itu
sendiri memiliki kecenderungan untuk mengeras pada penyimpanan Lachman dkk., 1994. Natrium karboksimetilsellulosa mempunyai sifat alir jelek namun dapat
diperbaiki dengan metode granulasi basah Rowe dkk., 2006. Penambahan bahan pengikat dalam pembuatan tablet hisap dimaksudkan untuk meningkatkan kekerasan
tablet, karena tablet hisap harus lebih keras dibanding tablet biasa. Pada pembuatan tablet hisap ekstrak daun saga dengan menggunakan konsentrasi 1,5, 3, 4,5, dan
6 bahan pengikat CMC-Na menaikkan kekerasan tablet hisap yaitu 8,67kg, 9,45kg, 10,57kg, dan 11,12kg Dewi, 2009.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi CMC-Na sebagai bahan pengikat terhadap sifat fisik tablet hisap ekstrak etanol daun
ceremai Phyllanthus acidus yang memenuhi uji sifat fisik granul dan uji sifat fisik tablet serta efeknya terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
3
B. Perumusan Masalah