Metode Penelitian Pertanggungjawaban Hukum Pihak Bank atas Hilangnya Dokumen Agunan Nasabah Ditinjau dari Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

Universitas Kristen Maranatha b. Tori fautes de services, yaitu teori yang menyatakan bahwa kerugian terhadap pihak ketiga dibebankan pada instansi dari pejabat yang bersangkutan. Menurut teori ini tanggungjawab dibebankan kepada jabatan. Dalam penerapannya, kerugian yang timbul itu disesuaikan pula apakah kesalahan yang dilakukan itu merupakan kesalahan berat atau kesalahan ringan, dimana berat dan ringannya suatu kesalahan berimplikasi pada tanggungjawab yang harus ditanggung. Hans Kelsen mengatakan, tanggungjawab mutlak yaitu suatu perbuatan menimbulkan akibat yang dianggap merugikan oleh pembuat undang-undang dan ada suatu hubungan antara perbuatan dengan akibatnya. Tiada hubungan antara keadaan jiwa si pelaku dengan akibat dari perbuatannya. 16 Sedangkan menurut Austin, tidak dikenalnya pembeda antara kewajiban dan pertanggungjawaban sehingga menurut Austin konsep kewajiban hukum yakni: 17 “Diwajibkan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, atau ditempatkan dibawah kewajiban atau keharusan melakukan atau tidak melakukan, adalah menjadi dapat dimintai pertanggungjawaban untuk suatu sanksi dalam hal tidak mematuhi suatu perintah”

F. Metode Penelitian

Penelitian Hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu 16 Lihat Hans Kelsen dalam Jimly Assidiqie dan M. Ali Syafaat, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum, Jakarta: Konstitusi Press, 2006, hlm. 61. 17 Hans Kelsen, General theory Of Law and State, New York: Russell Russel, 1961, hlm. 98. Universitas Kristen Maranatha hukum yang dihadapi. 18 Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian Yurudis-Normatif, untuk menganalisis data yang mengacu kepada norma- norma hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian Hukum secara yuridis yang berarti penelitian mengacu pada studi kepustakaan yang ada ataupun terhadap data sekunder yang digunakan, sedangkan bersifat normatif berarti penelitian hukum bertujuan untuk memperoleh pengetahuan normatif tentang hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lain dan penerapan dalam prakteknya. 19 Penelitian hukum normatif disebut juga sebagai penelitian hukum teoritis, dimana fokus kajian dalam penelitian ini menurut Bambang Sunggono adalah inventarisasi hukum positif, asas-asas dan doktrin hukum, penemuan hukum dalam perkara inconcreto, sistematik hukum, taraf sinkronisasi hukum, perbandingan hukum dan sejarah hukum. 20 Dasar petimbangan dipilihnya jenis penelitian ini karena penulis akan mengkaji mengenai pertanggungjawaban hukum bank atas hilangnya dokumen agunan nasabah yang dirasa pengaturannya belum dijabarkan lebih rinci. 18 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum: Edisi Revisi, Jakarta: Kencara Prenada Media Group, 2010, hlm. 35. 19 LP3M ADIL INDONESIA, “Tentang Metode Penelitian”, 2011, http:lp3madilindonesia.blogspot.com, 12 Oktober 2014. 20 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hlm. 81-99. Universitas Kristen Maranatha 2. Pendekatan dalam Penelitian Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya. 21 Salah satunya adalah yang digunakan dalam penulisan ini yakni pendekatan peraturan perundang-undangan statute approach, di mana pendekatan dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang diteliti 22 serta nantinya analisis dalam penulisan ini didasarkan pada norma hukum positif tertulis yang berupa peraturan perundang-undangan maupun peraturan-peraturan lain terkait sebagai bahan hukum primer. 3. Data dan Sumber Bahan Penelitian Dalam suatu penelitian, data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari masyarakat, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder, yang ditunjang dengan bahan pustaka yang menjadi litelatur dalam penulisan. Sedangkan bahan hukum dalam penelitian hukum normatif terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, sehingga sumber bahan hukum yang digunakan dalam penulisan ini adalah: 21 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum: Edisi Revisi, Jakarta: Kencara Prenada Media Group, 2010, hlm. 133. 22 Ibid hal. 7. Universitas Kristen Maranatha a. Bahan hukum primer, yakni bahan hukum yang memiliki kekuatan hukum mengikat, terdiri atas UUD 1945, peraturan perundang- undangan terkait, catatan resmi dalam pembuatan undang-undang, peraturan lain diluar undang-undang. 23 Bahan hukum yang digunakan oleh Penulis yang berkaitan dengan penelitian ini khususnya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Peraturan OJK No. 01POJK.072013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keungan dan peraturan perundang-undangan lainnya yang relevan dengan isu hukum atau permasalahan yang diteliti. b. Bahan hukum sekunder, yakni bahan hukum yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis memahami bahan hukum primer, yaitu rancangan peraturan perundang-undangan, buku, kamus hukum, litelatur, artikel dalam internet, makalah, serta jurnal dan publikasi hukum. 24 Bahan hukum sekunder merupakan komponen pendukung dari data yang digunakan serta memberikan penjelasan mengenai permasalahan yang diteliti. c. Bahan hukum tersier, yakni bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti buku, kamus, laporan penelitian, ensiklopedi hukum, 23 Ronny Hanitijo Soemitro,Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimentri, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998, hlm. 53. 24 Ibid. hlm. 18. Universitas Kristen Maranatha maupun indeks kumulatif dan lain sebagainya. 25 Bahan hukum tersier yang digunakan oleh Penulis dalam penelitian ini dapat berupa kamus, ensiklopedi hukum, maupun laporan penelitian yang berkaitan dengan masalah perbankan, khususnya mengenai pertanggungjawaban hukum bank atas hilangnya dokumen agunan nasabah. 4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan Studi Kepustakaan, yang dilakukan di Perpustakaan Universitas Kristen Maranatha dan Perpustakaan Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha dengan cara, mengumpulkan, mempelajari dan mendalami bahan-bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang terkait dengan penulisan ini secara sistematis, terarah, kemudian diolah dan dianalisis secara normatif yakni dengan menggunakan logika berpikir secara deduksi yaitu dari hal-hal yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, yang didasarkan pada aspek hukum normatif pada permasalahan yang diteliti yakni terkait pertanggungjawaban bank atas hilangnya dokumen agunan nasabah. 5. Teknik Analisis Bahan Hukum Data sekunder dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif, yaitu data sekunder yang berupa teori, definisi dan substansinya dari berbagai litelatur dan peraturan perundang-undangan kemudian dianalisis dengan 25 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: Rajawali, 1985, hlm. 15. Universitas Kristen Maranatha undang-undang, teori dan pendapat pakar yang relevan, 26 sehingga didapat kesimpulan tentang Pertanggungjawaban hukum bank atas hilangnya dokumen agunan nasabah.

G. Sistematika Penulisan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Penerapan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor: 1/Pojk.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Terhadap Perlindungan Konsumen Perbankan Di Indonesia

10 154 121

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999.

0 84 124

Tinjauan Hukum Perlindungan Nasabah KPR Yang Terhenti Pembangunanya Dihubungkan Dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan no.1/Pojk.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

0 0 1

Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Perlindungan Nasabah Bank Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/POJK.07/2013 Tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.

0 0 16

peraturan otoritas jasa keuangan tentang perlindungan konsumen sektor jasa keuangan

0 0 19

peraturan otoritas jasa keuangan tentang perlindungan konsumen sektor jasa keuangan

0 1 19

peraturan otoritas jasa keuangan tentang perlindungan konsumen sektor jasa keuangan 1

0 0 19

B AB I PENDAHULUAN - PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN LEMBAGA JASA KEUANGAN ATAS PELANGGARAN DALAM TRANSAKSI MELALUI TELEPON BERDASARKAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR. 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN - repo u

0 0 21

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN LEMBAGA JASA KEUANGAN ATAS PELANGGARAN DALAM TRANSAKSI MELALUI TELEPON BERDASARKAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR. 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN - repo unpas

0 0 36

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN LEMBAGA JASA KEUANGAN ATAS PELANGGARAN DALAM TRANSAKSI MELALUI TELEPON BERDASARKAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR. 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN - repo unpas

0 1 27