1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari harapan hidup penduduknya. Data dari profil Kesehatan Indonesia pada tahun
2013 jumlah penduduk menurut jenis kelaminnya setiap tahun mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai 2013. Pada tahun 2010 terdapat
118.010.413 penduduk perempuan, tahun 2011 sebesar 119.768.768 penduduk perempuan, tahun 2012 sebesar 121.553.332 penduduk perempuan
dan padatahun 2013 sebesar 123.364.472 Depkes, 2013. Menurut Direktur Bina kesehatan Jiwa kementerian Kesehatan, Eka
Viora dalam majalah Tempo 2013 usia harapan hidup masyarakat Indonesia pada tahun 2014 rata-rata akan mencapai 72 tahun, pada perempuan angka
harapan hidup ini lebih besar, bisa lima tahun lebih tinggi. Peningkatan angka harapan hidup ini menyebabkan bertambahnya populasi penduduk wanita
Sufa, 2013. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BPS tahun 2000 jumlah
wanita Indonesia mencapai 14,4 juta jiwa dan pada tahun 2020 diprediksi meningkat mencapai 28.822.879 jiwa Nugroho, 2008. Meningkatnya jumlah
penduduk wanita tersebut berpengaruh terhadap jumlah dan proporsi penduduk perempuan yang memasuki usia menopause dimana setiap
tahunnya mengalami peningkatanyang sangat signifikan. Setiap tahunnya
sekitar 25 juta wanita diseluruh dunia mengalami menopause dan diperkirakan meningkat dari 500 juta pada tahun 2015 menjadi lebih dari 1
milyar pada tahun 2030. Berdasarkan data yang diperoleh dari WHO, pada tahun 2000, total
populasi wanita yang mengalami menopause di seluruh dunia mencapai 645 juta orang, tahun 2010 mencapai 894 juta orang dan diperkirakan pada tahun
2030 akan mencapai 1,2 milyar orang Aso, 2008. Sedangkan data dari Badan Pusat Statistik BPS menyebutkan proyeksi penduduk pada tahun
2008 sebanyak 5.320.000 wanita Indonesia memasuki masa menopause pertahunnya BKKBN, 2006.
Menopause merupakan hal yang alami bagi kaum wanita dan tidak dapat dipungkiri ataupun dihindari, menopause terjadi karena pengaruh
hormon esterogen dan progesterone yang menurun. Penurunan drastis kadar kedua hormon ini akan diikuti berbagai perubahan pada fisik dan psikis.
Beberapa wanita menganggap menopause merupakan momok yang menakutkan, kekhawatiran ini berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan
menjadi tidak sehat, tidak bugar dan tidak cantik lagi ketika menopause itu datang. Banyak wanita yang mengeluh dengan datangnya menopause mereka
akan menjadi cemas. Kecemasan yang muncul pada wanita menopause sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang
sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan Proverawati, 2010. Berdasarkan penelitian tentang kecemasan wanita yang menghadapi
menopause, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasaan tersebut
antara lain seperti pikiran, kesalahan proses kognisi yang membuat subjek merasa takut akan tua, merasa lebih gemuk, mudah lelah dan sudah tua
Rostiana dan Kurniati, 2009. Tingkat kecemasan yang dialami wanita dalam menghadapi
menopause berhubungan dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di Pemukiman Bebesan
Kecamatan Bebesan Kabupaten Aceh Tengah bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kecemasan menghadapi menopause
pada ibu usia 45-50 tahun Zasri, 2012 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Karang Kepoh II
Salatiga terdapat ibu usia 40-55 tahun yang memiliki pengetahuan dengan kategori baik tentang menopause sebesar 10, berpengetahuan cukup 77,5
dan berpengetahuan kurang sebesar 12,5 Ningtyas, 2011. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Desa Ponowaren Tawangsari Sukoharjo
yang menyimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 25 ibu 54,30, 17 ibu 37,00 memiliki
pengetahuan baik dan sebanyak 4 ibu 8,70 pengetahuan kurang Hastutik, 2010. Dari kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
ibu-ibu tentang menopause sebagian besar masuk dalam kategori berpengetahuan cukup.
Pengetahuan seseorang akan mempengaruhi sikap terhadap perilaku hidup sehat dan dalam menanggulangi masalah yang kurang dimengerti
mengenai sikap dalam menghadapi menopause. Begitu juga dalam kehidupan
sehari-hari banyak wanita yang belum memahami bagaimana harus bersikap dalam menghadapi menopause Notoatmodjo, 2007.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang, karena apabila suatu perilaku didasari
dengan pengetahuan yang baik maka ibu akan semakin siap dalam menghadapi menopause dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan yang
kurang. Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti media massa, media cetak, media elektronik, buku petunjuk,
petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya Dewi, 2010. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan
melakukan wawancara terhadap 10 ibu di Posyandu Aisiyah Ranting Pucangan Kartasura didapatkan hasil 7 dari sepuluh orang yang diwawancarai
mengatakan sudah tahu apa itu menopause tetapi mereka masih belum tahu tentang perubahan-perubahan apa saja yang akan terjadi pada masa
menopause, dan beberapa dari mereka mengatakan bahwa mereka bingung dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Begitu pula
dengan hasil wawancara yang dilakukan di Posyandu Mawar Indah Pabelan, sebagian dari mereka masih mempercayai mitos-mitos yang berkembang
dikalangan wanita pada saat menopause, selain itu petugas di Posyandu tersebut mengatakan bahwa belum pernah diadakan penyuluhan tentang
menopause, maka penulis menyadari perlu dilakukan serangkaian upaya untuk memperbaiki pengetahuan masyarakat tentang menopause, dan
diharapkan para wanita dapat mengetahui perubahan-perubahan apa saja yang
akan terjadi ketika menopause, sehingga seorang wanita dapat menjalani masa tersebut dengan sikap yang positif dan lebih obyektif serta dapat
menerima setiap perubahan yang terjadi pada dirinya dengan lebih baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pendidikan kesehatan dengan
metode ceramah menggunakan alat bantu visual slide power point sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan responden.
Berdasarkan latar belakangt ersebut di atas, maka peneliti ingin mengetahui sejauh mana “Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan dan sikap wanita dalam menghadapi menopause di Posyandu Aisiyah Ranting Pucangan Kartasura dan Posyandu Mawar Indah Pabelan
Kartasura”.
B. Perumusan Masalah