Latar Belakang PENDAHULUAN Evaluasi Tingkat Pengetahuan Tentang Swamedikasi Nyeri Haid (Dismenore) Pada Siswi Sma Negeri 3 Magetan Dan Smk Farmasi Berlian Nusantara Setelah Mendapat Edukasi.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu upaya dalam mengobati dirinya sendiri atas keluhan yang dirasakan dikenal dengan istilah swamedikasi atau self medication. Swamedikasi merupakan tindakan pemeliharaan kesehatan yang meliputi peningkatan, pengambilan keputusan, pencegahan dan penyembuhan penyakit yang sepenuhnya dikelola oleh diri sendiri Djunarko dan Hendrawati, 2011. Pengobatan sendiri dapat dilakukan jika seseorang mengalami gangguan kesehatan yang relatif ringan, seperti nyeri haid dismenore. Dismenore adalah suatu gangguan kesehatan yang sering terjadi pada wanita subur berupa rasa tidak nyaman yang menekan ke bawah, terasa pegal atau kram di daerah abdomen bawah sampai panggul terjadi sebelum atau selama haid Bickley, 2009. Swamedikasi dapat dilakukan dengan mengetahui gejala atau keluhan penyakit yang dirasakan. Pengobatan sendiri yang dilakukan dengan baik dan benar dapat meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang jauh dari pelayanan kesehatan. Pada dasarnya kesehatan reproduksi merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian terutama pada remaja Qomaruddin, 2005. Remaja yang mengalami masalah menstruasi seperti dismenore tidak jarang disertai rasa sakit yang begitu hebat sehingga memaksa penderita untuk meninggalkan pekerjaan atau terganggunya aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat menyebabkan ketidaknyamanan fisik dan psikologis Prawiroharjo, 2007. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMK Batik Surakarta dari 85 siswi yang diteliti diperoleh 60 siswi pernah mengalami nyeri haid dan terkadang ada yang meminta izin pulang karena tidak tahan terhadap nyeri haid yang dirasakan Kurniawati, 2011. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang pemilihan dan tindakan yang dapat digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri haid yang dirasakan Mukhoirotin dan Zuliani, 2010. 1 Pengetahuan tentang obat bagi wanita sangat penting untuk dimiliki, karena pada umumnya dalam lingkup keluarga wanita adalah faktor yang penting dalam mewariskan status kesehatan sehingga wanita berperan dalam memlilihkan dan menetukan obat mana yang akan digunakan untuk memelihara kesehatan keluarga atau mengatasi penyakit ringan dalam keluarga Notoatmodjo,2007. Pengetahuan kesehatan dapat ditingkatkan dengan cara memberikan edukasi tentang kesehatan melalui penyuluhan atau promosi kesehatan. Penyuluhan merupakan salah satu upaya pendekatan edukatif untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan perilaku yang lebih baik pada masyarakat, diantaranya melaui metode ceramah dan media cetak leaflet. Metode ceramah adalah cara penyajian melalui penuturan secara lisan dan langsung serta tidak memerlukan persiapan yang rumit dan murah. Sedangkan leaflet adalah media penyampaian informasi melalui lembaran yang dilipat-lipat dan dibuat semenarik mungkin sehingga mudah disimpan, ekonomis, dan bisa dibawa kemana-mana. Kedua metode dipilih sebagai media edukasi yang efektif diharapkan dapat memberi informasi yang mudah diterima oleh masyarakat sehingga mampu meningkatkan pengetahuan Pulungan, 2008. Penelitian dilakukan dalam dua sekolah yang berbeda yaitu, SMA Negeri 3 Magetan dan SMK Farmasi Berlian Nusantara. SMA Negeri 3 Magetan adalah sekolah umum yang menerima pendidikan secara formal dan umum, sedangkan SMK Farmasi Berlian Nusantara adalah sekolah yang berbasis sekolah kejuruan kesehatan. Berdasarkan data awal dilakukan melalui wawancara di SMA Negeri 3 Magetan dan SMK Farmasi Berlian Nusantara dari 10 siswi yang sudah mengalami menstruasi 7 siswi pernah mengalami nyeri haid dan 2 diantaranya mengalami nyeri haid setiap kali menstruasi. Dari hasil wawancara diketahui bahwa dismenore sangat mengganggu, bahkan siswi yang mengalami nyeri haid ada yang meminta izin untuk ke Unit Kesehatan Sekolah UKS atau meminta izin pulang sehingga hal tersebut dapat menganggu aktivitas dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, diperlukan adanya edukasi kesehatan mengenai nyeri haid pada siswi. Diharapkan melalui edukasi tersebut dapat memiliki pengetahuan dan dapat melakukan penatalaksanaan tentang swamedikasi nyeri haid secara tepat.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Siswi SMA Negeri 1 Medan Tentang Haid

0 33 49

EVANY Evaluasi Tingkat Pengetahuan Tentang Swamedikasi Nyeri Haid (Dismenore) Pada Siswi Sma Negeri 3 Magetan Dan Smk Farmasi Berlian Nusantara Setelah Mendapat Edukasi.

0 1 17

EVSW Evaluasi Tingkat Pengetahuan Tentang Swamedikasi Nyeri Haid (Dismenore) Pada Siswi Sma Negeri 3 Magetan Dan Smk Farmasi Berlian Nusantara Setelah Mendapat Edukasi.

0 2 13

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 2 SRAGEN DAN SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA TENTANG Perbedaan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 2 Sragen Dan SMK Farmasi Nasional Surakarta Tentang Penatalaksanaan Swamedikasi Jerawat Sebelum Dan Sesudah Mendapat Edukasi

0 2 11

PENDAHULUAN Perbedaan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 2 Sragen Dan SMK Farmasi Nasional Surakarta Tentang Penatalaksanaan Swamedikasi Jerawat Sebelum Dan Sesudah Mendapat Edukasi.

2 3 8

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA “X” SRAGEN DAN SMK FARMASI “X” SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN Perbedaan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 2 Sragen Dan SMK Farmasi Nasional Surakarta Tentang Penatalaksanaan Swamedikasi Jerawat Sebelum Dan Sesudah Mendapat

1 4 16

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI INFLUENZA SETELAH DIBERI EDUKASI.

1 1 14

PENDAHULUAN PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI INFLUENZA SETELAH DIBERI EDUKASI.

1 1 14

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 5 SURAKARTA DALAM PENATALAKSANAAN PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 5 SURAKARTA DALAM PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI DISMENOREA SETELAH DIBERI EDUKASI.

0 1 13

PENDAHULUAN PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 5 SURAKARTA DALAM PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI DISMENOREA SETELAH DIBERI EDUKASI.

0 1 15