Pengertian Klasifikasi Dismenore Etiologi Dismenore

b. Fase Sekresi Pengaruh Progresteron Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai dengan fase premenstruasi. Pada fase ini, progresteron berpengaruh ke reseptor-reseptornya yang telah dipersiapkan oleh estrogen sehingga ditangkap oleh reseptor menjadi progesterone-reseptor complex menyebabkan penurunan produksi molekul reseptor estradiol-17-beta yang akan menghilangkan pengaruh esterogen. Fase ini menyebabkan korpus luteum dalam keadaan aktif dan berlangsung dari hari ke 14- 28. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus sehingga menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar Sudarmo, 1992. c. Fase Premenstruasi Fase ini berlangsung kurang lebih 2-3 hari sebelum menstruasi, sehingga pada keadaan ini: 1 Korpus luteum berdegenerasi sehingga sekresi progresteron dan esterogen menurun 2 Adanya perubahan vascular yang mengakibatkan pengerutan lapisan fungsional endometrium. Setelah beberapa waktu lapisan mengerut mengalami dilatasi sehingga bagian-bagian nekrosis terlepas berupa darah menstruasi Sudarmo, 1992. d. Fase Menstruasi Proses endometrium dilepaskan dari dinding uterus yang disertai pendarahan yang berlangsung 3-5 hari. Fase ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma korpus luteum akan menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron sehingga menyebabkan kadar hormon tersebut turun Prawiroharjo, 2007

4. Dismenore

a. Pengertian

Dismenore ialah suatu keadaan atau kondisi medis yang terjadi pada saat menstruasi yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun panggul yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan Judha et al., 2012. Hampir setiap perempuan pernah mengalami rasa tidak nyaman selama haid seperti rasa tidak nyaman diperut bagian bawah dan biasanya juga disertai mual, pusing bahkan pingsan Prawiroharjo, 2007.

b. Klasifikasi Dismenore

Menurut jenisnya, dismenore terdiri dari: 1 Dismenore Primer Dismenore primer adalah nyeri haid yang ditemukan tanpa adanya kelainan pada alat genital yang nyata. Dismenore primer biasanya terjadi sekitar 6-12 bulan pertama setelah haid pertama saat setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelum atau bersamaan dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat nyeri biasanya dirasakan pada perut bawah menyebar ke daerah pinggang dan paha, terkadang dapat disertai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, dan sebagainya Prawirohardjo, 2007 2 Dismenore Sekunder Nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan kongenital atau organik di pelvis yang terjadi pada masa remaja. Rasa nyeri disebabkan adanya kelainan pelvis, seperti endometriosis, mioma uteri tumor jinak kandungan, stenosis serviks alat kontrasepsi dalam rahim dan penyakit radang panggul kronis Prawirohardjo, 2007. Menurut Badziad 2003 dismenore sekunder lebih sering ditemukan pada usia lanjut, onset terjadi pada usia sekitar 20-30 tahun, nyeri perut bawah terjadi selain waktu haid dan sering ditemukan kelainan ginekologis.

c. Etiologi Dismenore

1 Dismenore Primer Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab dismenore primer antara lain: a Faktor Kejiwaan Terjadi pada remaja yang secara emosional yang tidak stabil, seperti rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, dan belum mencapai kematangan imaturitas apalagi mereka yang belum pernah mendapat pengetahuan yang baik dan benar tentang proses haid mudah terjadi dismenore. b Faktor Konstitusi Faktor yang dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi timbulnya dismenore. c Faktor Endokrin Faktor ini dikarenakan endometrium memproduksi hormon prostaglandin yang menyebabkan pergerakan otot-otot polos sehingga hormon prostaglandin yang berlebihan dilepaskan ke dalam peredaran darah sehingga akan menimbulkan nyeri saat mentruasi. 2 Dismenore Sekunder Beberapa penyebab dismenore sekunder antara lain: a Adenomyosis adanya endometrium selain dirahim b Intrauterine contraceptive devices, stenosis serviks alat kontrasepsi dalam rahim c Uterine myoma tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot d Endometriosis Pelvis jaringan endometrium yang berada dipanggul e Penyakit radang panggul kronis Prawiroharjo, 2007. Tabel 1. Perbedaan Gejala Dismenore Primer dan Dismenore Sekunder Dismenore Primer Dismenore Sekunder Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik Nyeri terus-menerus Nyeri perut atau panggul bawah biasanya berhubungan dengan onset aliran menstruasi dan berlangsung selama 8-72 jam Wanita dapat mengeluh mengalami perubahan waktu serangan pertama nyeri selama siklus haid atau dapat intensitas nyeri Dapat terjadi nyeri pada paha dan punggung, sakitnyeri kepala, diare mencret, nausea mual dan vomiting muntah Gejala ginekologis kelainan kandungan lainnya dapat terjadi, misalnya nyeri saat bersenggama dyspareunia dan siklus haid memanjang menorrhagia Tidak dijumpai kelainan pada pemeriksaan fisik Ada kelainan panggul pelvic pada pemeriksaan fisik Widya et al., 2001

d. Patofisiologi

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Siswi SMA Negeri 1 Medan Tentang Haid

0 33 49

EVANY Evaluasi Tingkat Pengetahuan Tentang Swamedikasi Nyeri Haid (Dismenore) Pada Siswi Sma Negeri 3 Magetan Dan Smk Farmasi Berlian Nusantara Setelah Mendapat Edukasi.

0 1 17

EVSW Evaluasi Tingkat Pengetahuan Tentang Swamedikasi Nyeri Haid (Dismenore) Pada Siswi Sma Negeri 3 Magetan Dan Smk Farmasi Berlian Nusantara Setelah Mendapat Edukasi.

0 2 13

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 2 SRAGEN DAN SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA TENTANG Perbedaan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 2 Sragen Dan SMK Farmasi Nasional Surakarta Tentang Penatalaksanaan Swamedikasi Jerawat Sebelum Dan Sesudah Mendapat Edukasi

0 2 11

PENDAHULUAN Perbedaan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 2 Sragen Dan SMK Farmasi Nasional Surakarta Tentang Penatalaksanaan Swamedikasi Jerawat Sebelum Dan Sesudah Mendapat Edukasi.

2 3 8

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA “X” SRAGEN DAN SMK FARMASI “X” SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN Perbedaan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 2 Sragen Dan SMK Farmasi Nasional Surakarta Tentang Penatalaksanaan Swamedikasi Jerawat Sebelum Dan Sesudah Mendapat

1 4 16

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI INFLUENZA SETELAH DIBERI EDUKASI.

1 1 14

PENDAHULUAN PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI INFLUENZA SETELAH DIBERI EDUKASI.

1 1 14

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 5 SURAKARTA DALAM PENATALAKSANAAN PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 5 SURAKARTA DALAM PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI DISMENOREA SETELAH DIBERI EDUKASI.

0 1 13

PENDAHULUAN PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 5 SURAKARTA DALAM PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI DISMENOREA SETELAH DIBERI EDUKASI.

0 1 15