Menstruasi Siklus Menstruasi Tinjauan Pustaka

2. Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodik dari uterus, disertai proses pelepasan endometrium dan terjadi secara rutin setiap bulan selama masa subur. Usia remaja pada waktu pertama kali mendapat menstruasi menarche biasanya dimulai antara 10-16 tahun yang akan berlanjut sampai umur 45-50 tahun menoupause Prawiroharjo, 2007. Haid yang normal dialami setiap perempuan biasanya adalah 3-7 hari Sogi dan Harliyanti, 2011. Pada saat haid beberapa wanita mengalami keluhan atau gangguan yang terjadi, terutama remaja yang sering mengalami nyeri perut saat menstruasi Lestari, 2013. Endometrium adalah organ yang unik, tak kurang dari 400 kali dalam hidup seorang wanita yang mengalami pengelupasan dan regenerasi. Darah yang keluar melalui menstruasi seluruhnya mengeluarkan tidak kurang dari tiga jumlah total besi dalam darah yang ada pada orang dewasa Suhartatik, 2003.

3. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi adalah lamanya atau jarak waktu mulai haid sampai mulai haid berikutnya. Siklus menstruasi biasanya berlangsung selama 28 hari, tetapi variasi panjang siklus dapat berkisar antara 21-40 hari Dipiro, 2008. Siklus menstruasi dibagi menjadi empat fase berdasarkan perubahan fungsional dan morfologis di dalam ovarium dan endometrium. Empat fase tersebut sebagai berikut: a. Fase Proliferase Pengaruh Estrogen Fase ini dinamakan fase folikuler, yaitu fase yang menunjukkan waktu masa ketika ovarium beraktivitas membentuk dan mematangkan folikel- folikelnya serta uterus beraktivitas menumbuhkan lapisan endometriumnya yang mulai pulih dan dibentuk pada fase regenerasi atau pasca haid. Ini dipengaruhi karena adanya esterogen saat endometrium mengalami proliferase Estrogen alami paling berperan adalah estradiol-17-beta. Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal kurang lebih 3,5 mm. Fase prolifease berlangsung setelah pendarahan haid berakhir, dimulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14 dimana terjadinya proses ovulasi Sudarmo, 1992 b. Fase Sekresi Pengaruh Progresteron Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai dengan fase premenstruasi. Pada fase ini, progresteron berpengaruh ke reseptor-reseptornya yang telah dipersiapkan oleh estrogen sehingga ditangkap oleh reseptor menjadi progesterone-reseptor complex menyebabkan penurunan produksi molekul reseptor estradiol-17-beta yang akan menghilangkan pengaruh esterogen. Fase ini menyebabkan korpus luteum dalam keadaan aktif dan berlangsung dari hari ke 14- 28. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus sehingga menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar Sudarmo, 1992. c. Fase Premenstruasi Fase ini berlangsung kurang lebih 2-3 hari sebelum menstruasi, sehingga pada keadaan ini: 1 Korpus luteum berdegenerasi sehingga sekresi progresteron dan esterogen menurun 2 Adanya perubahan vascular yang mengakibatkan pengerutan lapisan fungsional endometrium. Setelah beberapa waktu lapisan mengerut mengalami dilatasi sehingga bagian-bagian nekrosis terlepas berupa darah menstruasi Sudarmo, 1992. d. Fase Menstruasi Proses endometrium dilepaskan dari dinding uterus yang disertai pendarahan yang berlangsung 3-5 hari. Fase ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma korpus luteum akan menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron sehingga menyebabkan kadar hormon tersebut turun Prawiroharjo, 2007

4. Dismenore

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Siswi SMA Negeri 1 Medan Tentang Haid

0 33 49

EVANY Evaluasi Tingkat Pengetahuan Tentang Swamedikasi Nyeri Haid (Dismenore) Pada Siswi Sma Negeri 3 Magetan Dan Smk Farmasi Berlian Nusantara Setelah Mendapat Edukasi.

0 1 17

EVSW Evaluasi Tingkat Pengetahuan Tentang Swamedikasi Nyeri Haid (Dismenore) Pada Siswi Sma Negeri 3 Magetan Dan Smk Farmasi Berlian Nusantara Setelah Mendapat Edukasi.

0 2 13

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 2 SRAGEN DAN SMK FARMASI NASIONAL SURAKARTA TENTANG Perbedaan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 2 Sragen Dan SMK Farmasi Nasional Surakarta Tentang Penatalaksanaan Swamedikasi Jerawat Sebelum Dan Sesudah Mendapat Edukasi

0 2 11

PENDAHULUAN Perbedaan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 2 Sragen Dan SMK Farmasi Nasional Surakarta Tentang Penatalaksanaan Swamedikasi Jerawat Sebelum Dan Sesudah Mendapat Edukasi.

2 3 8

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA “X” SRAGEN DAN SMK FARMASI “X” SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN Perbedaan Pengetahuan Siswa SMA Negeri 2 Sragen Dan SMK Farmasi Nasional Surakarta Tentang Penatalaksanaan Swamedikasi Jerawat Sebelum Dan Sesudah Mendapat

1 4 16

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI INFLUENZA SETELAH DIBERI EDUKASI.

1 1 14

PENDAHULUAN PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA TENTANG PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI INFLUENZA SETELAH DIBERI EDUKASI.

1 1 14

PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 5 SURAKARTA DALAM PENATALAKSANAAN PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 5 SURAKARTA DALAM PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI DISMENOREA SETELAH DIBERI EDUKASI.

0 1 13

PENDAHULUAN PERBEDAAN PENGETAHUAN SISWI SMA NEGERI 5 SURAKARTA DALAM PENATALAKSANAAN SWAMEDIKASI DISMENOREA SETELAH DIBERI EDUKASI.

0 1 15