Peningkatan aspek positif. HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN RESILIENSI REMAJA PADA KELUARGA ORANG TUA TUNGGAL Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Resiliensi Remaja Pada Keluarga Orang Tua Tunggal.

5 tidak akan menyerah ketika menemukan bahwa strategi yang sedang digunakan itu tidak berhasil. Individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu karena memiliki kepercayaan yang penuh dengan kemampuan dirinya. Individu ini akan cepat menghadapi masalah dan mampu bangkit dari kegagalan yang dialami.

g. Peningkatan aspek positif.

Resiliensi merupakan kemampuan yang meliputi peningkatan aspek positif dalam hidup. Individu yang meningkatkan aspek positif dalam hidup, mampu melakukan dua aspek ini dengan baik, yaitu: 1 mampu membedakan risiko yang realistis dan tidak realistis, 2 memiliki makna dan tujuan hidup serta mampu melihat gambaran besar dari kehidupan. Individu yang selalu meningkatkan aspek positifnya akan lebih mudah dalam mengatasi permasalahan hidup, serta berperan dalam meningkatkan kemampuan interpersonal dan pengendalian emosi. Selain itu Everall 2006 mengemukakan ada tiga faktor yang mempengaruhi resiliensi, yaitu: a. Faktor individual, faktor individual meliputi kemampuan kognitif individu, konsep diri, harga diri, dan kompetensi sosial yang dimiliki individu. b. Faktor keluarga, faktor keluarga meliputi dukungan yang bersumber dari orang tua, yaitu bagaimana cara orang tua untuk memperlakukan dan melayani anak. Selain dukungan dari orang tua struktur keluarga juga berperan penting bagi individu. c. Faktor komunitas, faktor komunitas meliputi kemiskinan dan keterbatasan kesempatan kerja. Menurut Rakhmat dalam Hidayati, 2014, konsep diri adalah pandangan dan perasaaan kita tentang diri sendiri. Persepsi tentang diri ini bersifat psikologi, sosial, dan fisik. Untuk mengetahui konsep diri kita positif atau negatif, secara sederhana terangkum dalam tiga pertanyaan berikut, “bagaimana watak saya sebenarnya?”, “bagaimana orang lain memandang saya?’ dan “bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya?”. Jawaban pada pertanyaan pertama menunjukkan persepsi psikologis, jawaban kedua menunjukkan persepsi sosial, dan jawaban pada pertanyaan ketiga menunjukkan persepsi fisik tentang diri kita. Konsep diri dalam perspektif islam Sandiah 2014 adalah rasa iman dan taqwa kepada kekuatan eksternal, Allah SWT yang dapat dimanifestasikan secara sederhana maupun kompleks dalam bentuk 6 gagasan, ide, atau tindakan. Konsep diri perspektif islam dapat disebut dengan konsep diri muslim ideal. Taqwa menurut Riyadhus Shalihin 2005 adalah istilah yang diambil dari kata wiqayah yang berarti menjadikan sesuatu yang dapat menjaga dari azab Allah dan sesuatu yang dapat menjaga dari azab dengan car melkanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya ketaqwaan diiringi dengan kebajikan, seperti yang difirmankan Allah dalam Al- Qur’an surat Al-Ahzaab: 70          Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar Al- Ahzaab 33 : 70” Menurut Calhoun Acocella dalam Manik, 2007 konsep diri terbagi menjadi dua jenis, yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif. 1 Konsep diri yang positif, yaitu peneriman diri bukan sebagai suatu kebangaan yang besar tentang dirinya, dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang bermacam- macam tentang dirinya sendiri, evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain, seagaimana firman Allah Qs. At-taghabun ayat 16:                   Artinya: “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu dan Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang beruntung Qs. At-taghabun 64 16 ”. Individu yang memiliki konsep diri positif akan merancang tujuan-tujuan yang sesuai dengan realiatas, yaitu tujuan yang memiliki kemungkinan besar untuk dapat dicapai, mampu menghadapi kehidupan didepannya serta menganggap bahwa hidup adalah suatu proses penemuan. 2 Konsep diri negatif, terdapat dua tipe yaitu: a. Pandangan individu tentang dirinya sendiri benar-benar tidak teratur, tidak memiliki perasaaan kestabilan dan keutuhan diri, individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahan atau yang dihargai dalam kehidupannya. b. Pandangan tentang dirinya sendiri terlalu stabil dan teratur. Biasa terjadi karena individu dididik dengan cara yang sangat keras, sehingga menciptakan 7 citra diri yang tidak mengizinkan adanya penyimpangan dari seperangkat hukum yang didalam pikirannya merupakan cara hidup yang tepat. Bronzky dalam Fatimah, 2012 mengemukakan aspek-aspek konsep diri meliputi: a. Aspek fisik, yaitu pandangan, pikiran, perasaan dan pemikiran individu terhadap fisiknya sendiri. Individu memiliki konsep diri yang positif bila memandang secara positif penampilanya, kondisi kesehatan kulitnya, ketampanan atau kecantikan serta ukuran tubuh ideal. Individu dipandang memililki konsep diri negatif bila memandang secara negatif mengenai penampilannya, kondisi kesehatan kulitnya, ketampanan atau kecantikan serta ukuran tubuh idealnya.

b. Aspek psikis, yaitu pandangan,